Shigeru Ban
University of Arts untuk memfokuskan dirinya mencapai mimpinya ini. Suatu hari ia membaca sebuah paper arsitektur
dari dekan Cooper Unions School of Architecture di New York. Kedekatannya dengan maket dan rencananya membangun
bangunan yang benar-benar terbangun menjadi revolusi baginya untuk memutuskan kuliah di Cooper Unions School of
Architecture, US. Namun Cooper Unions School of Architecture tidak menerima mahasiswa yang berasal dari luar negri,
mereka hanya menerima mahasiswa pindahan dari universitas-universitas lain di US saja. Ban akhirnya berkuliah di
Southern California Institute of Architecture (SCI-Arc), baru setelah itu ia bisa pindah ke Cooper Unions School of
Architecture. Di tahun 1985, Ban memulai prakteknya di Tokyo dengan banyak pengalaman.
Ban adalah seorang arsitek yang memiliki dedikasi tinggi pada lingkungan. Sudah sejak 3 dekade lalu Ban sudah
memikirkan hal ini, disaat isu-isu lingkungan belum semarak sekarang. Ban melakukan berbagai riset untuk mencari
material masa depan, yang dapat digunakan secara sustainable, murah, daur ulang, dan ramah lingkungan. Ban memakai
paper tube sebagai objek penelitiannya, setelah diteliti ia yakin jika material temuannya ini sesuai dengan kriteria yang ia
harapkan, dan ia mulai memakai material barunya ini saat merancang. Material inilah yang membuatnya begitu terkenal
hingga sekarang.
Selain untuk merancang bangunan-bangunan hebat Ban menggunakan material ini untuk menolong korban bencana alam
dan bencana perang, Ia menyusun paper tube temuannya menjadi shelter-shelter perlindungan untuk mereka. Karyanya ini
begitu cerdas, paper tube mampu menjadi elemen-elemen structural yang kuat, murah, mudah dibawa kemana-mana
termasuk di medan yang berat. Beliau mampu menolong korban-korban bencana, meskipun beliau bukan seorang dokter.
Ia adalah seorang arsitek, ia menolong orang dengan kemampuannya, kreatifitasnya, caranya berpikir diluar kotak, dan ia
mampu menggunakan seluruh potensinya itu menjadi pemecah masalah dari keterbatasan-keterbatasan mereka. Berikut ini
beberapa karya Ban dengan Paper Tubenya:
1.
Paper Emergency Shelters for UNHCR Byumba Refugee Camp, Rwanda, 1999
Lebih dari 2 juta orang menjadi tunawisma setelah perang di Ruwanda. Ini
adalah karya pertama Ban yang ia gunakan untuk menolong korban-korban
bencana. Melalui karya ini, Ban menguji keberhasilan dari paper tube temuannya.
Ternyata benar, selain kuat, paper tube mampu menghemat biaya transportasi
yang begitu besar ditimbang material-material lain.
2.
3.
Proyek kolaborasi antara unversitas Jepang dan China berpadu dengan desain dan konstruksi dari struktur paper tube, kelas
temporer pada sebuah SD yang baru hancur karena gempa bumi di Sichuan tahun 2008. Kelas yang dapat digunakan
sebagai ruang publik setelah jam belajar mengajar ini didesain temporer menggunakan konstruksi paper tubes.