Anda di halaman 1dari 10

SHIGERU BAN

AR2211 TEORI DESAIN ARSITEKTUR

Oleh:

KELOMPOK 6
Estu Putri Sejati
15213029
Cindy Mathilda
15213033
Syifa Khoirunissa
15213043
Safira
15213045
Dini Aghnia
15213057
Diah Fitria A
15213059
Eunike Elizabeth S 15213079
Ike Larasayu
15213085
Gabby Utchka
15213103

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015

AR 2211 | Shigeru Ban | Kelompok 6


A. Biografi
Shigeru Ban lahir di Tokyo, Jepang 5 Agustus 1957. Ia bersekolah di Tokyo University of Arts, Southern
California Institute of Architecture (1977), dan Cooper Unions School of Architecture (1980). Saat
bersekolah di Cooper Unions School of Architecture, Ban belajar di bawah John Hedjuk yang
merupakan arsitek Amerika yang terkenal akan bangunan yang sulit dikonstruksi. Dari John Hedjuk,
Ban tidak hanya belajar mengenai arsitektur dasar namun juga mengenai eksplorasi bentuk geometri
dasar. Lalu eksplorasi akan geometri ini membantu Ban merancang struktur yang unik.
Shigeru Ban banyak menerima penghargaan dan pada tahun 2014, Ia mendapatkan Pritzker
Architecture Price dari karyanya yaitu Centre Pompidou-Metz di Perancis. Bangunan ini merupakan
salah satu bangunan yang kompleks untuk dibangun dan memiliki struktur atap yang unik yang
memiliki bentuk menyerupai Chinese Hat.
Shigeru Ban mendapatkan Pritzker Architecture Prize karena Ia tidak hanya merupakan arsitek yang
inovatif dalam material dan struktur namun juga memiliki rasa kemanusiaan, Ban membuat tempat
pengungsian bagi korban gempa dengan menggunakan papertube, serta Ia pun menjadi inspirasi bagi
generasi muda.

B. Latar Belakang Desain


Bagi Shigeru Ban, salah satu tema yang paling penting dalam karyanya adalah "struktur tak terlihat ".
Artinya, dia tidak terang-terangan mengungkapkan elemen strukturnya, melainkan memilih untuk
menggabungkan mereka ke dalam konsep desainnya.
Ban tidak tertarik pada bahan atau material terbaru serta teknik-teknik yang ada, tetapi Ia lebih
menonjolkan ekspresi dari konsep di belakang gedung itu sendiri. Ia sengaja memilih bahan-bahan yang
bisa mengeksplorasi ekspresi dari setiap karyanya lebih jauh lagi.
Karya Ban mencakup beberapa sekolah arsitektur. Pertama ia adalah arsitek Jepang dan menggunakan
banyak tema serta metode yang ditemukan dalam arsitektur tradisional Jepang (seperti Shji) dan
gagasan tentang "lantai universal" untuk memungkinkan kontinuitas antara semua kamar di
rumah. Pada bangunannya, hal ini diterjemahkan sebagai lantai tanpa perubahan elevasi.
Dengan memilih untuk belajar di bawah Hejduk, Ban memilih untuk melakukan sesuatu yang berbeda.
Pandangan rasionalis Hejduk pada arsitektur memberikan Ban cara meninjau kembali modernisme
Barat dan mendapatkan apresiasi yang lebih kaya daripada visi reduktif sebagai versi rasionalisasi
ruang tradisionalis Jepang.
Dengan pengaruh pendidikan Barat, Ban telah menjadi salah satu arsitek Jepang forerunning yang
menganut kombinasi bentuk bangunan Barat dan Timur. Mungkin ajaran Hejduk yang paling
berpengaruh bagi Ban adalah studi tentang struktur sistem arsitektur.

AR 2211 | Shigeru Ban | Kelompok 6


Ban paling terkenal sekarang untuk bekerja inovatif dengan kertas dan kardus tabung sebagai bahan
untuk konstruksi bangunan. Beliau adalah arsitek pertama di Jepang untuk membangun sebuah
bangunan terutama dari kertas dengan rumah kertas, dan diperlukan persetujuan khusus untuk
membangun untuk melewati kode bangunan Jepang. Ban tertarik untuk menggunakan kertas karena
biaya rendah, dapat didaur ulang, berteknologi rendah dan mudah untuk diganti.
Aspek terakhir dari pengaruh Ban adalah kemanusiaan dan daya tariknya ke arah arsitektur
ekologi. Karya Ban dengan kertas dan bahan lainnya yang sangat didasarkan pada keberlanjutan
(sustainability) dan karena menghasilkan limbah yang sangat sedikit. Salah satu karyanya adalah
tempat penampungan pengungsi DIY Ban (digunakan di Jepang setelah gempa Kobe, di Turki, Rwanda
dan di seluruh dunia) sangat populer dan efektif untuk penerbangan murah bencana bantuan perumahan.
Ban menciptakan bangunan paviliun Jepang di Expo 2000 di Hanover , Jerman bekerja sama dengan
arsitek Frei Otto dan insinyur struktur Buro Happold . Struktur gridshell 72 meter panjang dibuat
dengan tabung kertas . Namun karena undang-undang bangunan yang ketat di Jerman, atap harus
diperkuat dengan sub-struktur tambahan. Setelah pameran struktur tersebut, kertas didaur ulang dan
dibentuk menjadi bubur kertas .
Ban dapat dikategorikan sebagai "Arsitek Ekologi", tetapi dia juga bisa membuat klaim yang kuat untuk
menjadi modernis, seorang eksperimentalis Jepang, serta seorang rasionalis. Ban sendiri mengutip
bahwa " Saya tidak menyukai sampah". Dapat disimpulkan secara filosofi dan praktek, metode ini yang
dikenal sebagai " Kertas Architecture " .

C. Karakteristik
Karakteristik utama yang dimiliki seorang Shigeru Ban dalam merancang bangunan adalah
1. Brdasarkan lingkungan dan sosial
Im not the architect to make a shape,
My designs are always problem solving.
When I started working this way, almost thirty years ago, nobody was talking about the
environment. But this way of working came naturally to me. I was always interested in low cost,
local, reusable materials," said Ban.
Shigeru Ban adalah seoreng arsitek yang Sangat memperhatikan keadaan sosial dan kondisi
lingkungan. Shigeru Ban membuat bangunan yang memcahkan masalah baik dari segi fungsi
ataupun dari segi material. Shigeru Ban tertarik pada bangunan yang berbiaya murah, berbahan
local, dan reusable material.

AR 2211 | Shigeru Ban | Kelompok 6


2. Mengedepankan Sustainability
When people try to do something new, they always think something stronger or more acrobatic,
he said. My development was using more humble material, or weaker material. The strength of
the material has nothing to do with the strength of the building, even nothing to do with durability.
I knew logically that even using a weaker material like a paper tube I could make a strong
building.
Karyanya memperhatikan aspek keberlanjutan. Ia banyak menggunakan bahan ramah lingkungan
dan daur ulang seprti kayu dan paper tube. Kayu dipilihnya karena kayu merupakan sumber daya
yang dapat diperbaharui. Kayu merupakan bahan yang ringan dan reusable. Sedangkan paper tube
digunakan karena bahannya yang mudah di dapat, mudah di daur ulang, ringan,ekonomis, dan
mudah digunakan.
Shigeru Ban berkata bahwa saat terjadi gempa, sesungguhnya yang membunuh manusia di dalam
bangunan adalah bangunan itu sendiri. Baja dan beton, bahan yang dominan digunakan pada
bangunan memiliki massa yang berat. Sehingga apabila terjadi gempa dan struktur tidak kokoh
maka beton dan baja bisa melukai orang di dalamnya. Menurutnya, bangunan yang kokoh adalah
bangunan yang berbahan material ringan. Dari material yang weak kita bisa membuat bangunan
yang lebih kokoh.

Gambar 1. Paper Tube

3. Proses desain diawali dengan menganalisis site


Ketika Shigeru Ban meracang bangunan, hal pertama yang ia lakukan adalah menganalisis site
secara mendalam. Ia biasanya berjalan dari imur ke barat merasakan suasana yang ada di sekitar
site, lalu mencari potensi pada site. Dari analisis tersebut, ia menentukan bangunan seperti apa yang
akan ia bangun.
D. Material
Shigeru Ban adalah arsitek yang dikenal dengan konsep paper architecture.Ia sangat sering
menggunakan material paper tube dalam desain-desainnya. Tetapi tidak hanya terbatas pada paper tube
saja, Ban juga banyak menggunakan material-material lain dalam desainnya dengan tetap

AR 2211 | Shigeru Ban | Kelompok 6


mengutamakan prinsip low budget dan kemampuan daur ulang dari materialnya. Berikut beberapa
material yang digunakan oleh Ban.
1. Paper tubes (long-span structure)
Shigeru Ban menggunakan paper tubes sebagai struktur utama dalam membangun cardboard
cathedral di New Zealand (pritzker 2014). Oleh Ban, paper tubes ini tidak digunakan secara mentah
begitu saja, tetapi ada treatment khusus agar membuat paper tubes ini kuat sebagai struktur. Paper
tubes diselimuti oleh lilin parafin dan kemudian diperkuat dengan lem untuk meningkatkan
kemampuan gaya tekan dan menjadikannya tahan air dan juga tahan api. Panjang paper tubes ini
bisa mencapai 35 meter dan tetap kuat.

Gambar 2 (Kiri). Cardboard Cathedral, Christchurch, di New Zealand. Gambar 3 (Kanan). Prose
konstruksi Cardboard Cathedral.

Paper tubes biasa digunakan sebagai elemen vertikal pada bangunan misalnya kolom dan dinding.
Tetapi di tangan Shigeru Ban, paper tubes ini bisa juga diaplikasikan menjadi bentuk arc yang indah
seperti pada bangunan Japanese Pavilion yang digunakan untuk expo pada tahun 2000 di Jepang.

Gambar 4. Japanese Pavilion, Japan.

Namun pada bangunan-bangunan berbentang lebar ini, prinsip paper tubes sebagai low budget
material tidak lagi berlaku karena perlakuan perlakuan khusus yang membuat harga per paper tubes
nya melebihi harga material baja.

AR 2211 | Shigeru Ban | Kelompok 6


2. Paper tubes (disaster relief)
Shigeru ban membuat 50 buah prototype paper emergency shelter untuk bantuan bencana gempa
yang melanda Haiti pada tahun 2010. Material dari shelter ini adalah paper tubes yang didapatkan
dari kawasan lokal yang disambungkan oleh beberapa konektor plastik dan kemudian diperkuat
menggunakan tali penguat. Kemudian ditutupi oleh terpal sebagai atap tendanya.

Gambar 5. Paper emergency shelter for Haiti,


2010.

Paper tubes juga diaplikasikan pada bangunan yang bernama paper log house. Disini, paper tubes
berdiri sebagai struktur utama sekaligus dinding penyokong yang berdiri di atas kotak kotak kosong
bekas kemasan beer yang diisi oleh kantong kantong pasir sebagai pondasinya.

Gambar 6. Paper log house.

4. Kayu
Desain shigeru ban tidak terbatas hanya pada 1 bahan saja, jadi sama seperti perumahan bantuan
bencana, dia memanfaatkan bahan yang tersedia secara lokal. Beliau banyak mendesain profil
bangunan tinggi akhir-akhir ini menggunakan bahan kayu.
Contoh :
a. Tamedia building : kolom ksyu dan baja bersatu tanpa adanya sambungan perekat?mekanik,
inovasi membangun lebih tinggi menggunakan struktur kayu.
b. Pompidou : struktur arao berombak-ombak bermaterialkan kayu laminasi diselimuti
teflon/fiberglass, ditutupi kain yang membentuk pola hexagonal apabila dilihat dari bawah.

AR 2211 | Shigeru Ban | Kelompok 6


5. Container
Ban telah mengeksploitasi potensi konstruksi prefabrikasi dalam berbagai cara. (Rumah
prefabrikasi (disingkat prefab) adalah rumah yang kontruksi pembangunannya cepat karena
menggunakan modul hasil fabrikasi industri (pabrik)).
Contohnya ada 1 bangunan yang dibuat dari tumpukan prefab/kontainer yang kemudian dibuat
memanjang.
6. Kaca
Shigeru ban menggunakan sliding dan dinding tarik. Ia banyak menjelajahi cara bagaimana dinding
kaca penuh tinggi bisa membuka keluar. Dinding-dinding kaca ini benar-benar membuka rumah
untuk memperlihatkan eksteriornya. (Bukaan kacanya di depan dan di belakang fasadenya bisa
diatur sehingga tercipta open street on the ground floor).

E. Konsep
1. Shigeru Ban dan keberlanjutan lingkungan
Dari Shigeru Ban kita belajar bahwa dia adalah orang yang tidak sekedar ikut-ikutan tren green
building saja, tapi bagaimana dia benar-benar mengeksplorasi material dan cara-cara membangun
yang ramah lingkungan. Sebagai contoh, banyak orang saat ini yang menerapkan konsep ramah
lingkungan dengan menggunakan panel surya, padahal menurut Shigeru Ban, menggunakan panel
surya bukan merupakan solusi utama, karena biaya operasional panel surya yang mahal.
Pemilihan material ramah lingkungan seperti paper tube dan container yang mudah dipindah dan
dipasang, bahkan bisa didaur ulang lagi. Dibandingkan penggunaan beton yang memang cepat juga
dipasang, tapi dapat meninggalkan bekas permanen nantinya pada lingkungan.Dalam membangun
di satu lingkungan tertentu, dia memilih material yang sebisa mungkin didapatkan dengan mudah
di daerah tersebut, sehingga tidak perlu energi tambahan untuk mendatangkan material tersebut.
Dari Shigeru Ban kita juga belajar cara dia memandang bangunannya di masa depan. Dia memiliki
pandangan bahwa tujuannya membangun tidak berhenti saat bangunannya selesai dibangun, tapi
bagaimana di kemudian hari bangunnanya berdampak pada lingkungan, apakah akan memberi
bekas permanen pada lingkungan, apakah membutuhkan biaya dan usaha lebih untuk
merombaknya, dan lain sebagainya.
2. Green Architecture
Green architecture itu lebih dari pada hemat energi atau menggunakan material daur ulang.
Bangunan akan tetap menjadi Green Architecture selama bangunan tersebut tidak menghabiskan
lebih banyak energy untuk menghancurkannya daripada untuk membangunyya. Shigeru Ban
memang terkenal dengan eksperimennya menggunakan bahan-bahan yang dianggap cukup ramah
lingkungan, mulai saat pengadaan sampai sesudah tak dipakai (recycling). Material yang dipilihnya
merupakan material yang mudah untuk di daur ulang seperti paper tube, plastik, dan kertas.
Material material ini dipilihnya untuk mewujudkan arsitektur yang berkelanjutan untuk menangani
permasalahan lingkungan.

AR 2211 | Shigeru Ban | Kelompok 6

3. Sustainable Development
Menurut Ban temporer atau permanennya sebuah bangunan bukan ditentukan oleh materialnya,
tapi oleh bagaimana bangunan tersebut dicintai. Sebuah bangunan baja atau beton bisa menjadi
bangunan yang sementara karena bangunan tersebut bisa hancur karena bencana alam atau gempa
bumi. Tetapi selongsongan dapat bertahan lama. Permasalahannya adalah bagaimana bangunan
tersebut dicintai. Apabila bangunan dicintai bangunan tersebut bisa menjadi permanen walaupun
bangunan tidak selalu harus menjadi permanen. Hal ini dikarenakan masyarakat sekarang menjadi
sangat nomaden.
4. Mottainai Kenchiku
Mottainai Kenchiku atau arsitektur yang (bahannya) tak sia-sia. Hal ini dibuktikannya dengan
menggunakan selongsongan kertas sebagai material pada bangunannya. Menjadikan bahan yang
digunakan tidak sia-sia menjadi tujuan dari desainnya. Menurut Ban, setiap bangunan dibuat untuk
dihancurkan karena perubahan masa dan kebiasaan. Oleh karenanya, apabila bangunan tersebut
dihancurkan, bahannya bisa digunakan kembali. Dengan kata lain, apabila semuanya telah selesai,
gedungnya didaur ulang.
F. Karya Arsitektural
1. Aspen Art Museum

Gambar 7. Aspen Art Museum

Aspen Art museum terletak di pojok Jalan South Spring dan East Hyman Avenue, Kota Aspen.
Merupakan museum U.S. pemanen pertama yang di bangun. Konsep Aspen Art museum didasari
oleh transparansi dan rencana open view, yaitu memadukan hal diluar bangunan dengan interior
bangunan, dan juga memberi kesempatan agar dari dalam bangunan bisa melihat lingkungan
sekitar.
Aspen Art museum merupakan bangunan yang bermaterial kayu.
Wood is the most ecological thing, he said. Steel, concretewe are just consuming from a
limited amount. Timber is the only renewable material. He continued, A concrete building

AR 2211 | Shigeru Ban | Kelompok 6


stays only a hundred years, and its very difficult to replace or repair, where timber is very easy
to repair. Also nicer. Such a nice material.

Gambar 8. Struktur Kayu

2. Pompidou Art Museum di Metz

Gambar 9. Pompidou Art Museum di Metz

Bentuk bangunan terinspirasi dari Chinese Hat. Struktur atap menggunakan kayu. Bangunan ini
adalah bangunan yang memenangkan Pritzker prize di tahun 2014. Shigeru Ban menilai bangunan
ini dari standar yang berbeda dri bisanya. Menurutnya, bangunan yang baik dan dapat bertahan
lama adalah bangunan yang dicintai oleh orang-orang. Jika sebuah bangunan sudah dicintai oleh
orang-rang maka bangunan tersebut terntu akan dirawat dan dipelihara. Bangunan yang di rancang
pun ekonomis karena menggunakan bahan daur ulang
Di sisi lain dirinya sebagai arsitek ternama, Ban merasakan kekecewaannya pada keprofesian
arsitek, dikarenakan tidak membantu, dan tidak bekerja untuk masyarakat, melainkan bekerja untuk
orang-orang istimewa, orang kaya, pemerintah, pengembang. Mereka yang memiliki uang dan
kekuasaan, menggunakan arsitek untuk memvisualisasikan kekayaan dan kekuasaan mereka
dengan membangun arsitektur monumental. Bahkan sejarah pun, menunjukan hal yang sama. Ban
sangat kecewa bahwa dirinya sebagai arsitek tidak bekerja untuk masyarakat, meski begitu banyak
orang yang kehilangan tempat tinggal mereka akibat bencana alam. Shigeru Ban juga berpendapat
bahwa bencana tersebut tidak lagi bencana alam semata. Misalnya, gempa bumi tidak pernah
membunuh manusia, tapi bangunan yang runtuhlah yang menimbulkan korban jiwa. Itu adalah
tanggung jawab seorang arsitek.

AR 2211 | Shigeru Ban | Kelompok 6


Pada saat terjadi bencana banyak orang yang membutuhkan perumahan sementara, tapi tidak ada
arsitek yang bekerja di sana karena terlalu sibuk bekerja untuk orang-orang penting. Hal ini
menjadi motivasi Ban sebagai seorang arsitek untuk mulai ikut terlibat membangun perumahan
sementara di daerah-daerah yang mengalami bencana, membuat keadaan menjadi lebih baik.
Kontribusinya atau karya humanitariannya di daerah-daerah yang mengalami bencana meliputi
Perkemahan pengungsi bencana perang di Rwanda, Afrika (1994); rekonstruksi gereja dengan
tabung kertas pada saat gempa bumi di Kobe, Jepang (1995); Penampungan korban gempa di Turki
(1999); penampungan di India Barat (2001); Rekonstruksi perkampungan nelayan Muslim di Sri
Lanka (2004); Gereja sementara di Chengdu, China (2008); Auditorium sementara di LAquila,
Italia (2009); Penampungan dari tabung kertas di Haiti (2010); Partisi kertas di korban gempa,
Jepang (2011); Perumahan sementara di Onagawa, Miyagi, Jepang (2011); Cardboard Cathedral
di Selandia Baru (2013).

Sumber:

http://www.archdaily.com/489209/shigeru-ban-named-pritzker-laureate-2014/
http://www.archdaily.com/tag/shigeru-ban/
http://www.archdaily.com/546446/aspen-art-museum-shigeru-ban-architects/
http://www.christchurchdailyphoto.com/2013/08/08/a-look-at-the-cardboard-cathedral/

Anda mungkin juga menyukai