http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika
PENDAHULUAN
rumah-rumah kumuh dan tidak tertata. Menanggapi
Rumah dan sarana pemukiman saat ini adalah hal tersebut Kementrian Pekerjaan Umum dan
pusat perhatian utama negara – negara di dunia. Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan salah satu
Indonesia merupakan negara kepulauan yang upaya pemerintah mengatasinya adalah dengan
memiliki luas wilayah +1,905 juta km2 dengan jumlah menyediakan sarana pemukiman dan rumah,
penduduk mencapai 265 juta jiwa yang khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah.
membutuhkan tempat tinggal. Rata-rata penghasilan Namun dalam pelaksanaanya, penduduk menengah
yang didapatkan kurang lebih 4 juta/jiwa, dan masih ke bawah juga harus membayar cicilan rumah yang
banyak yang di bawah strandar tersebut. (BPS 2016) mahal, belum lagi cicilan sebagian besar
Menurut data, untuk membangun tempat tinggal menggunakan bunga. MUI mengeluarkan fatwa
dibutuhkan dana yang cukup besar. Mahalnya harga pengharaman bunga (riba) diantaranya Fatwa DSN-
perumahan juga membuat masyarakat di kalangan MUI no.1 tahun 2004. Di dalam Qur’an Surat Al-
menengah ke bawah membangun tempat tinggal Baqarah ayat 279 juga disebutkan “…… maka
kurang tertata dengan material seadanya. Bahkan ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
banyak masyarakat di Indonesia khususnya daerah memerangimu (disebabkan tidak meninggalkan sisa
perkotaan membangun tempat tinggal di atas tanah riba)”. Oleh karena itu, untuk mengindari hal-hal
yang ilegal. negatif di atas, penulis meneliti tentang Rumah
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun Scaffolding rancangan seorang arsitek dari Akanoma
2016, 74 % penduduk Indonesia tinggal di Kota dan Studio sebagai alternatif rumah tinggal hemat biaya
akan terus meningkat pada tahun mendatang. untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah
Akibatnya banyak masyarakat yang menempati atau dengan ekonomi syariah tanpa dibebani hutang,
membangun rumah di lahan yang ilegal, munculya
Rumah tinggal tunggal atau rumah terpisah Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang
adalah rumah tinggal yang berdiri sendiri. cukup. Pencahayaan dibedakan menjadi 2 yaitu
b. Rumah Tinggal Koppel (Semi Detached) pencahayaan alami (dari sinar matahari) dan
Rumah Tinggal kopel adalah Rumah Tinggal cahaya buatan (dari lampu).
Tunggal yang di sekat sama besar antara kiri e. Luas Bangunan Rumah
dan kanan. Luas lantai bangunan harus cukup untuk
c. Rumah Kota (Town House) penghuni di dalamnya, agar tidak terjadi
Sama seperti rumah gandeng dengan kesesakan (overcrowded).
penambahan tempat parkir di dalam f. Fasilitas di dalam Rumah
bangunannya. Di dalam rumah sehat harus terdapat fasilitas
d. Rumah Susun (Flat) sebagai berikut :
Rumah yang fleksibel, yaitu mampu Penyediaan air bersih yang cukup
menyesuaikan berbagai konfigurasi. Pembuangan tinja
e. Rumah Berpekarangan Dalam (Patio House) Pembuangan air limbah
Adalah suatu variasi pada rumah “ranch” Pembuangan sampah
berlantai satu tradisional. Fasilitas dapur
f. Maisonet (Maisonette) Ruang berkumpul keluarga
Adalah sebuah tipe standar dari bangunan
berkapasitas tinggi dan bertingkat rendah. Scaffolding
g. Rumah Teras Bertingkat (Terrace House) Pengertian Scaffolding
Rumah gandeng dan berpekarangan dalam Perancah merupakan alat bantu konstuksi pada
dapat saja dibuat menjenjang ke atas maupun pembangunan. Istilah “perancah” sering disamakan
ke bawah. dengan “scaffolding” sejak zaman Shakespeare ketika
h. Rumah Gandeng (Row Houses) mulai menggunakan kuda-kuda pada saat mendirikan
Rumah gandeng berasal dari rumah berlantai pelat. Perancah sudah digunakan selama 5000 tahun,
dua tradisional yang terletak di atas sebidang sejak manusia ingin membangun sesuatu yang lebih
petak yang sempit. tinggi daripada yang dapat mereka capai (Robert T.
Ratay, 1996).
Syarat Rumah Komponen-komponen yang ada dalam satu
Berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah Scaffolding antara lain:
sehat Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan a. Main Frame
Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007, syarat Main frame adalah bagian dari scaffolding yang
rumah sehat antara lain : berperan sebagai komponen utama. Fungsi
a. Lantai main frame untuk mengatur ketinggian dan
Lantai tidak bedebu pada musim kemarau dan lebar scaffolding yang akan dirangkai sesuai
tidak lembab pada musim hujan. Lantai yang dengan kebutuhan bangunan.
basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
b. Atap
Memilih material atap yang sesuai dengan iklim,
karena Indonesia masuk wilayah tropis maka
banyak menggunakan atap genteng, daun
kelapa atau yang lainnya dengan posisi miring
agar air hujan dapat mengalir ke bawah.
c. Ventilasi
Terdapat ventilasi yang cukup pada hunian. Ada
2 macam ventilasi yaitu ventilasi alami (aliran
udara di dalam ruangan terjadi secara alamiah
melalui jendela, pintu, lubang angin, dan lubang
pada dinding) dan ventilasi buatan
(menggunakan alat khusus untuk mengalirkan
udara seperti kipas angin dan Air Conditioner). Gambar 1. Main Frame
Walaupun ada alternatif ventilasi buatan, akan (Sumber : https://goo.gl/images/V1FLQU)
tetapi setiap hunian wajib membuat ventilasi
alami.
d. Pencahayaan
harus megubahnya. Artinya material yang ada kedua samping bangunan. Seluruh posisi kaca mobil
membentuk bangunan dengan kreatifitas yang pada bingkai aluminium terbuka di bagian bawah
harmoni. Potongan-potongan kayu ditempelkan apa dengan pot-pot tanaman berjejer di bagian itu. Dari
adanya hingga membentuk dinding yang artistik. sela itu sirkulasi udara mengalir.Rangka tulang untuk
Sementara lantai bagian atas yang dibentuk atap dari baja ringan. Rumpun bambu yang jangkung
mezzanine menggunakan alas bambu, kemudian membantu menaungi rumah itu dari terik matahari.
ditambahkan anyaman bamb dan Styrofoam atau Rumah mikro ini dinilai ekonomis dengan harga
polystyrene dengan finishing plester semen. Akhirnya membangunnya Rp15 juta.
sebagian besar sisa material bekas berubah menjadi
sebuah rumah yang penuh cita rasa seni, namun METODE PENELITIAN
bukan sebagai rumah huni melainkan bengkel kerja Metode Umum
untuk berbagai kegiatan kreatif dalam bidang Pada penelitian ini penulis menggunakan
kesenian maupun kebudayaan. metode kualitatif, yaitu penelitian yang merujuk pada
riset bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisa. Proses pengumpulan data lebih ditonjolkan
dalam metode kualitatif. Landasan teori digunakan
sebagai pemandu proses penelitian, memberikan
gambaran umum tentang latar penelitian agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta pada lapangan dan
sebagai bahan pembahasan dari hasil penelitian.
Anggapan yang mendasari penelitian dengan metode
Gambar 8. Rumah Rempah kualitatif adalah kenyataan atau fakta sebagai
(Sumber : dokumen pribadi, 2018) sesuatu yang berdimensi banyak, kesatuan dan
berubah-ubah (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001:7).
Rumah Scaffolding, Studio Akanoma - Bandung Oleh karenanya tidak mungkin bisa disusun hasil
Rumah mikro berukuran 2,5 kali tiga meter penelitian yang rinci.
karya arsitek Benyamin Narkan. Lokasinya berada di Selain metode yang dijelaskan di atas, pada
belakang Studio Akanoma, Padalarang, Bandung penelitian ini juga menggunkan metode wawancara
Barat, Jawa Barat.Arsitek Yu Sing mendesain rumah dengan narasumber. Wawancara dilakukan untuk
mikro. Ukuran yang ekstrem tapi ternyata cukup mendapatkan informasi yang lengkap untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebelumnya membuat laporan seminar penelitian ini.
rumah ini dibuat karena masalah-masalah yang
muncul saat klien meminta rumah standart huni Fokus Penelitian
dengan biaya yang minim (sekitar 200-300 juta).
Karena banyaknya permintaan tersebut, timbulah ide Fokus penelitian ini tentang rumah scaffolding
untuk membuat rumah yang low budget namun layak yang dijadikan hunian bagi masyarakat masyarakat
huni dan terciptalah rumah scaffolding ini. ekonomi rendah. Faktor kualitas yang dimiliki
material scaffolding yang diperkirakan bagus dan kuat
menjadi point utama yang dipertimbangkan mengapa
memilih menggunakan material ini. Kemudian
memfokuskan perkembangan yang dilakukan setelah
pembagunan rumah scaffolding dengan mendesain
lebih kreatif dengan material yang ekonomis.
Proses Penelitian
1. Tahap Persiapan
Dilakukan identifikasi terhadap data primer dan
Gambar 9. Rumah Scaffolding-Studio Akanoma Bandung data sekunder serta literatur yang diperlukan
(Sumber : dokumen penulis,2018) dalam penyusunan laporan. Untuk mendapatkan
data-data tersebut, maka perlu dipersiapkan:
Material utama yang digunakan adalah a. Perumusan masalah, tujuan dan sarana
scaffolding atau perancah, kemudian dindingnya penelitian. Penelitian bertujuan untuk
tembus pandang berbahan kaca dan pintu gesernya mengetahui cara pembangunan rumah
dengan tirai penutup di dalam. Selain memakai scaffolding sebagai hunian yang layak untuk
bingkai aluminum berkaca, Yu Sing memasang kaca- masyarakat berpenghasilani rendah.
kaca mobil bekas seukuran yang dibariskan vertikal di b. Inventaris data
Berupa kumpulan data temuan yang pernah melakukan eksperimen pembangunan rumah
dilakukan sebelumnya. Tahap ini berguna scaffolding di belakang Studio Akanoma, Padalarang,
sebagai gambaran penelitian yang akan diproses Bandung Barat, Jawa Barat.
sekaligus untuk menyusun strategi
pengumpulan data dan informasi untuk tujuan
penelitian studi ini.
Kualitas Material
Scaffolding sebagai bahan utama perancangan
rumah scaffolding sekaligus sebagai struktur
bangunan yang berfungsi melindungi suatu ruangan
terhadap iklim,bahaya yang ditimbulkan alam dan
untuk menyalurkan beban ke dalam tanah, harus
memiliki spesifikasi sebagai jaminan daya tahan.
Scaffolding merupakan sejenis besi sehingga harus
diberi cat (anti karat) agar dapat bertahan selama
bertahun-tahun.