Anda di halaman 1dari 29

METABOLISME KARBOHIDRAT

Disajikan sebagai Bahan Kuliah Biokimia bagi Mahasiswa D III Kebidanan

Penyusun:
Heru Santoso Wahito Nugroho, S.Kep, Ns, M.M.Kes

Kontak:
Telefon: 0352-752747 (rumah), 081335251726 (hp), 0351-895216 (kantor)
E-mail: heruswn@gmail.com website: www.heruswn.weebly.com

Referensi:

Anonim, 2000, Petunjuk Praktikum Biokimia Untuk PSIK (B) Fakultas


Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta: Lab. Biokimia FK
UGM

Guyton AC, Hall JE, 1996, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX, Penerjemah:
Setiawan I, Tengadi LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC

http://www.biology.arizona.edu\biochemistry, 2003, The Biology Project-


Biochemistry

http://www.bioweb.wku.edu\courses\BIOL115\Wyatt, 2008, WKU Bio 113


Biochemistry

http://www.en.wikipedia.org, 2008, Oxidative Phosphorylation

http://www.gwu.edu\_mpb, 1998, The Metabolic Pathways of Biochemistry, Karl


J. Miller

http://www.ull.chemistry.uakron.edu\genobc, 2008, General, Organic and


Biochemistry

http://www.wiley.com\legacy\college\boyer\0470003790\animations\electron_transp
ort, 2008, Interactive Concepts in Biochemistry: Oxidative
Phosphorylation

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV,
Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC

Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian
Biokimia FKUI), Jakarta: EGC

1 Metabolisme karbohidrat
PENDAHULUAN
Pengertian Karbohidrat
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan air (H2O). Secara sederhana
karbohidrat didefinisikan sebagai polimer sakar (polimer gula). Karbohidrat
adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil (-OH).
Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau
aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan
pengertian di atas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan
O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah:

(C.H2O)n atau CnH2nOn

Fungsi karbohidrat
Fungsi primer dari karbohidrat adalah sebagai cadangan energi jangka pendek
(gula merupakan sumber energi). Fungsi sekunder dari karbohidrat adalah sebagai
cadangan energi jangka menengah (pati untuk tumbuhan dan glikogen untuk
hewan dan manusia). Fungsi lainnya adalah sebagai komponen struktural sel.

Klasifikasi karbohidrat
Karbohidrat dapat dikelompokkan menurut jumlah unit gula, ukuran dari rantai
karbon, lokasi gugus karbonil (-C=O), serta stereokimia.

Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, karbohidrat digolongkan menjadi 4


golongan utama yaitu:
1. Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)
2. Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)
3. Oligosakarida (terdiri atas 3-10 unit gula)
4. Polisakarida (terdiri atas lebih dari 10 unit gula)
Pembentukan rantai karbohidrat menggunakan ikatan glikosida.

Berdasarkan lokasi gugus C=O, monosakarida digolongkan menjadi 2 yaitu:

1. Aldosa (berupa aldehid)


2. Ketosa (berupa keton)

Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil

Berdasarkan jumlah atom C pada rantai, monosakarida digolongkan menjadi:

1. Triosa (tersusun atas 3 atom C)


2. Tetrosa (tersusun atas 4 atom C)
3. Pentosa (tersusun atas 5 atom C)
4. Heksosa (tersusun atas 6 atom C)
5. Heptosa (tersusun atas 7 atom C)

2 Metabolisme karbohidrat
6. Oktosa (tersusun atas 8 atom C)

Klasifikasi karbohidrat menurut jumlah atom C

Contoh monosakarida

Contoh pertama di atas (sebelah kiri) menunjukkan sebuah monosakarida triosa


(memiliki 3 atom C), aldosa (berstruktur aldehid/-COH) sehingga dinamakan gula
aldotriosa. Sedangkan contoh kedua (sebelah kanan) menunjukkan sebuah
monosakarida heksosa (memiliki 6 atom C), ketosa (berstruktur keton/R-CO-R)
sehingga dinamakan gula ketoheksosa.

Berdasarkan stereokimia, monosakarida terbagi menjadi beberapa golongan.


Stereokimia adalah studi mengenai susunan spasial dari molekul. Salah satu bagian
dari stereokimia adalah stereoisomer. Stereoisomer mengandung pengertian:
1. memiliki kesamaan order dan jenis ikatan
2. memiliki perbedaan susunan spasial
3. memiliki perbedaan properti (sifat).
Enantiomer merupakan pasangan dari stereoisomer. Dalam hal ini terdapat aturan
yaitu:
1. Diberi awalan D dan L
2. Keduanya merupakan gambar cermin yang tak mungkin saling tumpang
tindih

Gambar-gambar berikut memberikan penjelasan mengenai perbedaan susunan


spasial dalam enantiomer.

3 Metabolisme karbohidrat
Ilustrasi untuk enantiomer (perhatikan perbedaan susunan spasial yang ada)

Contoh enantiomer dari gula triosa (perhatikan perbedaan susunan spasial yang
ada)

Monosakarida-monosakarida penting
Beberapa monosakarida penting bagi tubuh kita di antaranya adalah D-
gliseraldehid, D-glukosa, D-fruktosa, D-galaktosa serta D-ribosa.

1. D-gliseraldehid (karbohidrat paling sederhana)


Karbohidrat ini hanya memiliki 3 atom C (triosa), berupa aldehid (aldosa)
sehingga dinamakan aldotriosa.

4 Metabolisme karbohidrat
D-gliseraldehid (perhatikan bahwa gula ini paling sederhana karena memiliki 3 atom
C saja)

2. D-glukosa (karbohidrat terpenting dalam diet)


Glukosa merupakan aldoheksosa, yang sering kita sebut sebagai dekstrosa, gula
anggur ataupun gula darah. Gula ini terbanyak ditemukan di alam.

D-glukosa (perhatikan bahwa glukosa mengalami siklisasi membentuk struktur


cincin)

3. D-fruktosa (termanis dari semua gula)


Gula ini berbeda dengan gula yang lain karena merupakan ketoheksosa.

D-fruktosa (perhatikan bahwa fruktosa mengalami siklisasi membentuk struktur


cincin)

4. D-galaktosa (bagian dari susu)


Gula ini tidak ditemukan tersendiri pada sistem biologis, namun merupakan
bagian dari disakarida laktosa.

5 Metabolisme karbohidrat
D-galaktosa (perhatikan bahwa galaktosa mengalami siklisasi membentuk struktur
cincin)

Perbedaan pokok antara D-glukosa dan D-galaktosa (perhatikan daerah berarsis


lingkaran)

5. D-ribosa (digunakan dalam pembentukan RNA)


Karena merupakan penyusun kerangka RNA maka ribosa penting artinya bagi
genetika bukan merupakan sumber energi. Jika atom C nomor 2 dari ribosa
kehilangan atom O, maka akan menjadi deoksiribosa yang merupakan penyusuna
kerangka DNA.

D-ribosa (perhatikan gula ini memiliki 5 atom C)

Disakarida-disakarida penting
Beberapa disakarida penting bagi tubuh kita di antaranya adalah -maltosa, -
laktosa serta sukrosa.

6 Metabolisme karbohidrat
1. -maltosa
Disakarida ini tak ditemukan di alam kecuali pada kecambah padi-padian. Maltosa
merupakan gabungan dari 2 molekul glukosa.

-maltosa (ikatan antara kedua monosakarida merupakan ikatan C1-4. Atom C


nomor 1 yang tak berikatan dengan glukosa lain dalam posisi beta)

2. -laktosa
Laktosa sering disebut sebagai gula susu. Disakarida ini tersusun atas glukosa
dan galaktosa. Kita tidak dapat menggunakan galaktosa secara langsung, tetapi
harus diubah menjadi glukosa.

-laktosa (ikatan antara kedua monosakarida merupakan ikatan C1-4)

3. Sukrosa
Sukrosa merupakan gula terbanyak yang bisa didapatkan dari tumbuhan.
Tumbuhan yang banyak dimanfaatkan karena kandungan sukrosa adalah tebu
dan bit.

7 Metabolisme karbohidrat
Sukrosa (berbeda dengan maltosa dan laktosa, ikatan yang menghubungkan kedua
monosakarida adalah ikatan C1-2)

Polisakarida-polisakarida penting
Beberapa polisakarida penting bagi tubuh kita di antaranya adalah amilum (pati),
glikogen dan selulosa.

1. Amilum
Pati merupakan polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan energi bagi
tumbuhan. Pati merupakan polimer -D-glukosa dengan ikatan (1-4).
Kandungan glukosa pada pati bisa mencapai 4000 unit. Ada 2 macam amilum
yaitu amilosa (pati berpolimer lurus) dan amilopektin (pati berpolimer bercabang-
cabang). Sebagian besar pati merupakan amilopektin.

Struktur amilosa (perhatikan bahwa amilosa tidak bercabang)

Struktur amilopektin (bandingkan dengan amilosa)

2. Glikogen
8 Metabolisme karbohidrat
Glikogen merupakan polimer glukosa dengan ikatan (1-6). Polisakarida ini
merupakan cadangan energi pada hewan dan manusia yang disimpan di hati dan
otot sebagai granula. Glikogen serupa dengan amilopektin.

Struktur glikogen (bandingkan dengan amilum)

3. Selulosa

Selulosa tersusun atas rantai glukosa dengan ikatan (1-4). Selulosa lazim
disebut sebagai serat dan merupakan polisakarida terbanyak.

Struktur selulosa yang merupakan polimer dari glukosa (bandingkan dengan pati)

Karbohidrat-karbohidrat lain
Beberapa karbohidrat bergabung dengan komponen lain. Sebagai contoh adalah
mukopolisakarida, suatu materi tipis, kental, menyerupai jelly dan melapisi sel.

Stuktur dari mukopolisakarida

Contoh yang lain adalah glikoprotein, suatu protein yang mengikat unit karbohidrat
dengan ikatan kovalen. Struktur ini memainkan beberapa peran penting di
antaranya dalam proses proteksi imunologis, pembekuan darah, pengenalan sel-sel,
serta interaksi dengan bahan kimia lain.

9 Metabolisme karbohidrat
Glikoprotein

10 Metabolisme karbohidrat
PROSES METABOLISME KARBOHIDRAT
Sekilas tentang metabolisme
Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:

1. Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)


Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk
struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis
protein.

2. Lintasan katabolik (pemecahan)


Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas,
biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi,
seperti rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif.

3. Lintasan amfibolik (persimpangan)


Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan
metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan
lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat (Siklus Kreb).

Karbohidrat, lipid dan protein sebagai makanan sumber energi harus dicerna
menjadi molekul-molekul berukuran kecil agar dapat diserap. Berikut ini adalah hasil
akhir pencernaan nutrien tersebut:

Hasil pencernaan karbohidrat: monosakarida terutama glukosa


Hasil pencernaan lipid: asam lemak, gliserol dan gliserida
Hasil pencernaan protein: asam amino
Semua hasil pencernaan di atas diproses melalui lintasan metaboliknya masing-
masing menjadi Asetil KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara sempurna melalui
siklus asam sitrat dan dihasilkan energi berupa adenosin trifosfat (ATP) dengan
produk buangan karbondioksida (CO2).

ENERGI

SIKLUS
KREB

CO2

Ilustrasi skematis dari lintasan metabolik dasar

11 Metabolisme karbohidrat
Siklus asam sitrat sebagai lintasan amfibolik dalam metabolisme (perhatikan jalur
persimpangan jalur katabolisme dan anabolisme) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia
Harper)

Pentingnya glukosa
Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosalah massa
karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam bentuk
glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua bentuk
karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar
metabolik utama bagi manusia dan bahan bakar universal bagi janin. Glukosa
diubah menjadi karbohidrat lain misalnya glikogen untuk simpanan, ribose untuk

12 Metabolisme karbohidrat
membentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, bergabung dengan lipid
atau dengan protein, contohnya glikoprotein dan proteoglikan.

Jalur-jalur metabolisme karbohidrat


Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis, oksidasi piruvat,
siklus asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.

Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:

1. Glukosa sebagai bahan bakar utama metabolisme akan mengalami glikolisis


(dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan
energi berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam
tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa
tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut
glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka
pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat
harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen
dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan
oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini
dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid
dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami
katabolisme untuk memperoleh energi.

Beberapa jalur metabolisme karbohidrat

Glikolisis

13 Metabolisme karbohidrat
Glikolisis adalah katabolisme glukosa yang berlangsung di dalam sitosol semua sel,
menjadi:

1. asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)


2. asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)

14 Metabolisme karbohidrat
Lintasan detail glikolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

15 Metabolisme karbohidrat
Secara rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut (pada
setiap tahap, lihat dan hubungkan dengan Gambar Lintasan detail metabolisme
karbohidrat):

1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat dengan dikatalisir


oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel parenkim hati dan sel
Pulau Langerhans pancreas. ATP diperlukan sebagai donor fosfat dan bereaksi
sebagai kompleks Mg-ATP. Satu fosfat berenergi tinggi digunakan, sehingga
hasilnya adalah ADP. (-1P)

Mg2+
Glukosa + ATP glukosa 6-fosfat + ADP

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim


fosfoheksosa isomerase. Enzim ini hanya bekerja pada anomer -glukosa 6-
fosfat.

-D-glukosa 6-fosfat -D-fruktosa 6-fosfat

3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan


enzim fosfofruktokinase. ATP menjadi donor fosfat, sehingga hasilnya adalah
ADP.(-1P)

-D-fruktosa 6-fosfat + ATP D-fruktosa 1,6-bifosfat

4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi gliserahdehid 3-fosfat dan


dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa
1,6-bifosfat aldolase).

D-fruktosa 1,6-bifosfat D-gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat

5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan


sebaliknya (reaksi interkonversi). Reaksi bolak-balik ini mendapatkan
katalisator enzim fosfotriosa isomerase.

D-gliseraldehid 3-fosfat dihidroksiaseton fosfat

6. Gliseraldehid 3-fosfat dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat dengan


bantuan enzim gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase. Dihidroksi aseton
fosfat bisa diubah menjadi gliseraldehid 3-fosfat maka juga dioksidasi menjadi
1,3-bifosfogliserat.

D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + Pi 1,3-bifosfogliserat + NADH + H+

Atom-atom hidrogen yang dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan


kepada NAD+ yang terikat pada enzim. Pada rantai respirasi mitokondria akan
dihasilkan tiga fosfat berenergi tinggi. (+3P)

Catatan:

Karena fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki 6 atom C dipecah menjadi


Gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang masing-masing
memiliki 3 atom C, dengan demikian terbentuk 2 molekul gula yang masing-
masing beratom C tiga (triosa). Jika molekul dihidroksiaseton fosfat juga
berubah menjadi 1,3-bifosfogliserat, maka dari 1 molekul glukosa pada bagian
awal, sampai dengan tahap ini akan menghasilkan 2 x 3P = 6P. (+6P)

7. Pada 1,3 bifosfogliserat, fosfat posisi 1 bereaksi dengan ADP menjadi ATP
dibantu enzim fosfogliserat kinase. Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-
fosfogliserat.

16 Metabolisme karbohidrat
1,3-bifosfogliserat + ADP 3-fosfogliserat + ATP

Catatan:
Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah
2 x 1P = 2P. (+2P)

8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan bantuan enzim


fosfogliserat mutase.

3-fosfogliserat 2-fosfogliserat

9. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan


enzim enolase. Enolase dihambat oleh fluoride. Enzim ini bergantung pada
Mg2+ atau Mn2+.

2-fosfogliserat fosfoenol piruvat + H2O

10. Fosfat pada PEP bereaksi dengan ADP menjadi ATP dengan bantuan enzim
piruvat kinase. Enol piruvat yang terbentuk dikonversi spontan menjadi
keto piruvat.

Fosfoenol piruvat + ADP piruvat + ATP

Catatan:

Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga
total hasil energi pada tahap ini adalah 2 x 1P = 2P. (+2P)

11. Jika tak tersedia oksigen (anaerob), tak terjadi reoksidasi NADH melalui
pemindahan unsur ekuivalen pereduksi. Piruvat akan direduksi oleh NADH
menjadi laktat dengan bantuan enzim laktat dehidrogenase.

Piruvat + NADH + H+ L(+)-Laktat + NAD+

Dalam keadaan aerob, piruvat masuk mitokondria, lalu dikonversi menjadi


asetil-KoA, selanjutnya dioksidasi dalam siklus asam sitrat menjadi CO2.

Kesimpulan:

Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:

- hasil tingkat substrat :+ 4P


- hasil oksidasi respirasi :+ 6P
- jumlah :+10P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
+ 8P

Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:

- hasil tingkat substrat :+ 4P


- hasil oksidasi respirasi :+ 0P
- jumlah :+ 4P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
+ 2P

Oksidasi piruvat

Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA, yang
terjadi di dalam mitokondria sel. Jalur ini merupakan penghubung antara
glikolisis dengan siklus Krebs. Jalur ini juga merupakan konversi glukosa

17 Metabolisme karbohidrat
menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari senyawa non karbohidrat
menjadi karbohidrat.

Lintasan oksidasi piruvat (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai
berikut:

1. Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi menjadi


hidroksietil TDP terikat oleh komponen kompleks enzim piruvat
dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.
2. Hidroksietil TDP bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu kelompok
prostetik dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil lipoamid,
selanjutnya TDP lepas.
3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi
asetil KoA, dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.
4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein yang
mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase. Flavoprotein
tereduksi dioksidasi oleh NAD+, sehingga memindahkan ekuivalen pereduksi
kepada rantai respirasi.

Piruvat + NAD+ + KoA Asetil KoA + NADH + H+ + CO2

Siklus asam sitrat

Siklus asam sitrat juga sering disebut sebagai siklus Krebs atau siklus asam
trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan
18 Metabolisme karbohidrat
jalur akhir bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam sitrat
merupakan rangkaian reaksi katabolisme asetil KoA yang menghasilkan energi
dalam bentuk ATP.

Selama proses oksidasi asetil KoA, terbentuk ekuivalen pereduksi berbentuk


hidrogen atau elektron. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai
respirasi (proses fosforilasi oksidatif) menghasilkan ATP. Pada keadaan tanpa oksigen
(anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus
tersebut.

19 Metabolisme karbohidrat
Siklus asam sitrat sebagai jalur bersama metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
(dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

20 Metabolisme karbohidrat
Lintasan detail Siklus Krebs (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:

1. Kondensasi asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir


sitrat sintase.

Asetil KoA + Oksaloasetat + H2O Sitrat + KoA

2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase)


yang mengandung besi Fe2+. Konversi berlangsung dalam 2 tahap, yaitu:
dehidrasi menjadi sis-akonitat dan rehidrasi menjadi isositrat.

Sitrat Sis-akonitat Isositrat


(terikat enzim)

H 2O H2O

21 Metabolisme karbohidrat
3. Isositrat mengalami dehidrogenasi menjadi oksalosuksinat dibantu enzim
isositrat dehidrogenase, yang bergantung NAD+.

Isositrat + NAD+ Oksalosuksinat ketoglutarat + CO2 + NADH + H+


(terikat enzim)

Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi ketoglutarat yang juga dikatalisir


oleh enzim isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ berperan penting dalam
reaksi dekarboksilasi.

4. ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi suksinil


KoA dengan bantuan kompleks ketoglutarat dehidrogenase, dengan
kofaktor misalnya TDP, lipoat, NAD+, FAD serta KoA.

ketoglutarat + NAD+ + KoA Suksinil KoA + CO2 + NADH + H+

5. Suksinil KoA berubah menjadi suksinat dengan bantuan suksinat tiokinase


(suksinil KoA sintetase).
Suksinil KoA + Pi + ADP Suksinat + ATP + KoA

6. Suksinat mengalami dehidrogenasi menjadi fumarat dengan peran suksinat


dehidrogenase yang mengandung FAD.

Suksinat + FAD Fumarat + FADH2

7. Fumarat mendapatkan penambahan air menjadi malat dengan bantuan enzim


fumarase (fumarat hidratase)
Fumarat + H2O L-malat

8. Malat mengalami hidrogensi menjadi oksaloasetat dengan katalisator malat


dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+.

L-Malat + NAD+ oksaloasetat + NADH + H+

Energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat

Pada proses oksidasi asetil KoA, dihasilkan 3 molekul NADH dan 1 FADH 2. Sejumlah
ekuivalen pereduksi dipindahkan ke rantai respirasi dalam membran interna
mitokondria. Ekuivalen pereduksi NADH menghasilkan 3 ikatan fosfat berenergi
tinggi (esterifikasi ADP menjadi ATP). FADH2 menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi
tinggi. Fosfat berenergi tinggi juga dihasilkan pada tingkat siklus (tingkat substrat)
saat suksinil KoA diubah menjadi suksinat.

Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah:

1. Tiga molekul NADH, menghasilkan : 3 X 3P = 9P


2. Satu molekul FADH2, menghasilkan : 1 x 2P = 2P
3. Pada tingkat substrat = 1P
Jumlah = 12P

Satu siklus Krebs akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P = 12P.

Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Krebs, akan dapat
kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan
energi dengan rincian sebagai berikut:

1. Glikolisis : 8P
2. Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P
3. Siklus Krebs (2 x 12P) : 24P
Jumlah : 38P

22 Metabolisme karbohidrat
Glikogenesis

Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis)


menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil
KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.

Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi, misalnya untuk berpikir,
mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika jumlah glukosa melampaui
kebutuhan, maka dirangkai menjadi glikogen untuk cadangan makanan melalui
proses glikogenesis.

Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam tubuh dan analog dengan amilum
pada tumbuhan. Glikogen terdapat didalam hati (sampai 6%) dan otot jarang
melampaui jumlah 1%. Tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali
lebih banyak. Seperti amilum, glikogen merupakan polimer -D-Glukosa yang
bercabang.

Glikogen otot adalah sumber heksosa untuk proses glikolisis di dalam otot itu
sendiri. Sedangkan glikogen hati adalah simpanan sumber heksosa untuk dikirim
keluar guna mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya di antara waktu
makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras.
Tetapi glikogen otot hanya terkuras setelah seseorang melakukan olahraga yang
berat dan lama.

Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:

1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim


terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh
heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan


bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan
mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi
reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.

Enz-P + Glukosa 6-fosfat Enz + Glukosa 1,6-bifosfat Enz-P + Glukosa 1-fosfat

3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk


membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim
UDPGlc pirofosforilase.

UTP + Glukosa 1-fosfat UDPGlc + PPi

Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

23 Metabolisme karbohidrat
Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan


menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi

5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan


glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga
membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen
primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat
terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.

UDPGlc + (C6)n UDP + (C6)n+1


Glikogen Glikogen

24 Metabolisme karbohidrat
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk membentuk
rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin
tetap melekat pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah
molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.

6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa


tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk
cabang memindahkan bagian dari rantai 14 (panjang minimal 6 residu
glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 16
sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini
akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1glukosil dan pembentukan
cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif
bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga
akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.

Tahap-tahap perangkaian glukosa demi glukosa digambarkan pada bagan berikut.

Biosintesis glikogen (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim
glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari
glikogen induknya dan berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang
berperan dalam tahap ini adalah enzim pembentuk cabang (branching
enzyme).

Glikogenolisis

Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus
dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan
glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi
sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu
dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses
fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu
glukosil terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan
sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang
16.

25 Metabolisme karbohidrat
(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen Glikogen

Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit


trisakarida dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang
16 terpajan. Hidrolisis ikatan 16 memerlukan kerja enzim enzim pemutus
cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan pemutusan cabang
tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.

Tahap-tahap glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

Glukoneogenesis

Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka
tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak
tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein
berperan pokok sebagai pembangun tubuh.

Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan


glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun
protein.

Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan
sebagai berikut:

1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol.
Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk
dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus
Krebs.

26 Metabolisme karbohidrat
Ringkasan jalur glukoneogenesis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

27 Metabolisme karbohidrat
Lintasan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein. Perhatikan jalur
glukoneogenesis yaitu masuknya lipid dan asam amino ke dalam lintasan (dipetik
dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

28 Metabolisme karbohidrat
Glukoneogenesis dari bahan protein. Dalam hal ini protein telah dipecah menjadi
berbagai macam asam amino (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

29 Metabolisme karbohidrat

Anda mungkin juga menyukai