Makalah Tke
Makalah Tke
MAKALAH
TEKNIK KONVERSI ENERGI
Oleh:
Kelompok 10
1. Muh Hendra Pebrianto 2406 100 069
2. Illa Rizianiza 2406 100 074
3. Adzym Maulana Aji 2406 100 076
4. Jabar Al Hakim 2406 100 078
5. Rahman 2406 100 081
6. Asadul Murtadlo 2406 100 095
ABSTRAK
Krisis energi telah diprediksikan akan melanda dunia pada tahun 2015. Hal
ini dikarenakan semakin langkanya minyak bumi dan semakin meningkatnya
permintaan energi. Untuk itu diperlukan sebuah terobosan untuk memanfaatkan
energi lain, selain energi yang tidak terbarukan. Karena kalau kita tergantung pada
energi tidak terbarukan, maka di masa depan kita juga akan kesulitan untuk
memanfaatkan energi ini karena keterbatasan populasi dari energi tersebut. Untuk
itu akan dicoba untuk menggali informasi tentang tenaga ombak yang sebenarnya
sudah dimanfaatkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan survei
yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan
Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, terlihat bahwa banyak daerah-daerah
pantai yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga ombak. Ombak di
sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas Kepala Burung Irian Jaya, dan
sebelah barat Pulau Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik.
Kondisi ombak seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab tinggi ombak yang
bisa dianggap potensial untuk membangkitkan energi listrik adalah sekitar 1,5
hingga 2 meter, dan gelombang ini tidak pecah hingga sampai di pantai.
DAFTAR ISI
Abstrak....
2Daftar Isi...
......3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..4
1.2 Permasalahan .....4
1.3 Tujuan....5
1.4 Manfaat .....5
BAB II DASAR TEORI
2.1 Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik...6
2.2 Teknik Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik...6
2.3 Kelebihan dan Kekurangan..12
2.4 Konversi Energi Gelombang di Indonesia...13
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia..16
3.2 Teknik Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik.16
3.3 Peluang Indonesia Menerapkan Sistem...18
Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik
3.4 Kelebihan dan Kekurangan..18
BAB IV KESIMPULAN.....20
DAFTAR PUSTAKA ..21
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sabagai
berikut:
1. Bagaimana potensi sumber energi gelombang laut di dunia
2. Bagaimana teknik konversi energi gelombang laut menjadi listrik
3. Bagaimana jika Indonesia memanfaatkan konversi energi gelombang
menjadi listrik
4. Bagaimana kekurangan dan kelebihan teknik konversi energi gelombang
menjadi listrik
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sabagai berikut:
1. Memahami potensi sumber energi gelombang laut di dunia
2. Memahami teknik konversi energi gelombang laut menjadi listrik
3. Dapat menganalisis apakah Indonesia dapat memanfaatkan konversi energi
gelombang menjadi listrik
4. Memahami kekurangan dan kelebihan teknik konversi energi gelombang
menjadi listrik
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang teknik konversi energi khususnya
mengenai konversi energi gelombang laut menjadi listrik.
BAB II
DASAR TEORI
turun melalui saluran yang berada di bawah ponton dan turbin yang terhubung
dengan generator. Gerakan air naik dan turun yang seiring dengan gelombang
laut menyebabkan udara mengalir melalui saluran menuju turbin. Turbin
tersebut didesain untuk bisa bekerja dengan generator putaran dua arah.
Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi listrik terletak
di atas permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan meletakkannya di
dalam ruang khusus kedap air, sehingga bisa dipastikan tidak bersentuhan
dengan air laut.
Dengan sistem yang dimilikinya, pembangkit listrik tersebut bisa
memanfaatkan efisiensi optimal dari energi gelombang dengan meminimalisir
gelombang-gelombang yang ekstrim. Efisiensi optimal bisa didapat ketika
gelombang dalam kondisi normal. Hal tersebut bisa dicapai dengan
digunakannya katup khusus yang menghindarkan turbin tersebut dari
overspeed.
Seperti di negara
Australia, Pusat stasiun
pembangkit listrik
gelombang laut komersial
yang pertama di Australia
mengapung persis di lepas
pantai Australia. Stasiun
pembangkit tersebut siap
untuk menyalurkan tenaga listrik dan air minum ke sekitar 500 rumah di
selatan Sydney, Australia. Listrik dihasilkan ketika muncul gelombang yang
menerpa corong yang menghadap ke lautan; gerakan ini mengalirkan udara
melalui pipa dan masuk ke putaran roda air (turbin) yang mampu memompa
500 kw daya listrik setiap harinya ke jaringan kota. Stasiun ini merupakan
proyek pencontohan untuk pemasangan dalam skala yang lebih besar yang
akan dibangun di pantai selatan Australia. Minat untuk membangun tempat
yang sama telah berdatangan dari Hawai, Spanyol, Afrika Selatan, Meksiko,
Cili, dan Amerika Serikat. John Bell, Direktur Keuangan Energetech yang
mengembangkan stasiun tersebut, mengatakan bahwa Energi gelombang
merupakan sumber energi yang tiada habisnya dibandingkan sumber energi
alam lainnya. Gelombang selalu ada dan tidak hilang seperti matahari dan
angin.
PENELITI
Universitas Oregon
memuplikasikan temuan
teknologi terbarunya
yang diberi nama Perma-
nent Magnet Linear
Buoy. Diberi nama buoy
karena memang pada
prinsip dasarnya, teknologi terbaru tersebut dipasang untuk memanfaatkan
gelombang laut di permukaan. Berbeda dengan buoy yang digunakan untuk
mendeteksi gelombang laut yang menyimpan potensi tsunami. Peneliti Oregon
menjelaskan prinsip dasar buoy penghasil listrik tersebut yaitu dengan
mengapungkannya di permukaan. Gelombang laut yang terus mengalun dan
berirama bolak-balik dalam buoy ini akan diubah menjadi gerakan harmonis
listrik. Sekilas bila dilihat dari bentuknya, buoy ini mirip dengan dlinamo
sepeda.
Bentuknya silindris dengan perangkat penghasil listrik pada bagian
dalamnya. Buoy diapungkan di permukaan laut dengan posisi sebagian
tenggelam dan sebagian lagi mengapung. Kuncinya, terdapat pada perangkat
elektrik yang berupa koil (kumparan yang mengelilingi batang magnet di
dalam buoy). Saat ombak mencapai pelampung, maka pelampung akan
bergerak naik dan turun secara relatif terhadap batang magnet sehingga bisa
menimbukan beda potensial dan listrik dibangkitkan.Tentu saja agar dapat ber-
gerak koil tersebut ditempelkan pada pelampung yang dikaitkan ke dasar laut,
kata Annette von Jouanne, teknisi dari Oregon State University (OSU).
Jouanne menuturkan dalam percobaan sistem ini diletakkan kurang lebih satu
atau dua mil laut dari pantai. Kondisi ombak yang cukup kuat dan mengayun
dengan gelombang yang lebih besar akan menghasilkan listrik dengan
tegangan yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Universitas Oregon,
setiap pelampung mampu menghasilkan daya sebesar 250 kilowatt.
Ada beberapa pilihan untuk menghasilkan daya tersebut, ujar Jouanne.
Penjelasan di atas menggunakan teknik koil yang bergerak naik turun, tetapi
bisa juga dengan teknik batang magnet yang bergerak naik turun. Pilihan
kedua dengan menggunakan pelampung, penempatan koil dan batang magnet
bisa juga ditempatkan di dasar atau di permukaan laut. Jouanne menuturkan,
teknologi yang ditawarkannya tersebut memiliki banyak keuntungan di-
bandingkan dengan teknologi laut.
Ketersediaan teknologi ini mencapai 90 persen dan kerapatan energi
yang dihasilkannya lebih tinggi,katanya. Mesin sendiri juga dapat dirakit dan
digunakan dalam skala kecil maupun besar tergantung pada energi yang
dibutuhkan. Potensi penggunaan energi pun bisa diterapkan di banyak negara
terutama yang memiliki kawasan pantai. Dibandingkan dengan energi angin
atau matahari, energi gelombang laut kerapatannya jauh lebih tinggi. Peneliti
yang sama dari OSU, Alan Wallace menyebutkan penyediaan energi ge-
lombang ini dengan hanya 200 buoy yang diapungkan, satu buah pelabuhan
atau kota besar seperti Portland sudah dapat memanfaatkan energinya dengan
sangat melimpah tanpa harus menarik bayaran. Peneliti percaya jika hasil
penelitian tersebut benar-benar dioptimalkan di sepanjang pantai, seluruh
energi listrik di dunia sudah bisa terpenuhi. Jumlah ini ditaksir hanya
mengambil 0,2 persen energi pantai, kata Alan. Keyakinanya semakin lebih
diperkuat dengan efisiensi penghasilan energi yang tinggi dan besar, energi
gelombang laut ini bisa menjadi energi utama pengganti energi sekarang.
Di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain
yang dapat memberikan keuntungan di bidang lingkungan hidup. Energi ini
lebih ramah Iingkungan, tidak menimbulkan polusi suara, emisi C02, maupun
polusi visual dan sekaligus mampu memberikan ruang kepada kehidupan laut
yakni sumber energi alternatif yang berasal dari daratan dan sumber energi
yang berasal dari laut. Untuk Jawa yang padat penduduknya, pembangunan
fasilitas pembangkit listrik dengan energi alternatif yang berasal dari daratan
kemungkinan Dari penelitian PL Fraenkel (J Power and Energy Vol 216 A,
2002) lokasi yang ideal untuk instalasi pembangkit listrik tenaga arus
mempunyai kecepatan arus dua arah (bidirectional) minimum 2 meter per
detik. Yang ideal adalah 2.5 m/s atau lebih. Kalau satu arah (sungai/arus
geostropik) minimum 1.2-1.5 m/s. Kedalaman tidak kurang dari 15 meter dan
tidak lebih dari 40 atau 50 meter. Relatif dekat dengan pantai agar energi dapat
disalurkan dengan biaya rendah. Cukup luas sehingga dapat dipasang lebih
dari satu turbin dan bukan daerah pelayaran atau penangkapan ikan.
Gelombang laut sangat potensial dikonversikan menjadi energi listrik,
khususnya karena Indonesia memiliki pantai yang sangat panjang yang bisa
diberdayakan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil.
Balai Pengkajian Dinamika Pantai BPPT saat ini sedang melakukan kajian
Hybrid Power Energy dengan mendisain dan membangun sistem energi
gelombang laut dengan peralatan Oscilating Water Column (OWC), kata
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Said Djauharsyah
Jenie seperti dilansir Antara, di Jakarta, Rabu (11/4).
OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah
energi gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom
osilasi. Alat OWC ini akan menangkap energi gelombang yang mengenai
lubang pintu OWC, sehingga terjadi fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam
ruang OWC, kemudian tekanan udara ini akan menggerakkan baling-baling
turbin yang dihubungkan dengan generator listrik sehingga menghasilkan
listrik. Sistem ini diakuinya belum pernah dibangun di Indonesia sehingga
pelaksanaan disain dan pembangunan prototipe sistem OWC ini adalah yang
pertama kali dilaksanakan. Rencananya pada 2007 akan dilaksanakan
pengembangan rancang bangun Pembangkit Listrik Energi Gelombang untuk
menghasilkan listrik 2,5 KVA hingga 500 kVA yang disesuaikan dengan
pendanaan yang tersedia, pemerintah ataupun swasta. Prototipe yang telah
diujicobakan adalah dengan struktur baja yang untuk output 1KVA dicapai
efisiensi 30 persen dan dengan struktur beton yang untuk output 1KVA dicapai
efisiensi 45 persen. Jika didayagunakan secara optimal maka energi konversi
gelombang laut akan menjamin ketersediaan energi listrik sepanjang tahun
sehingga suplai listrik tidak akan tergantung pada pergantian dan perubahan
musim, ujarnya. Fenomena fisik laut seperti pergerakan pasang surut,
gelombang, panas laut, angin laut dan perubahan salinitas seluruhnya bisa
dikonversikan menjadi
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu
ruangan tertentu (khusus) dapat menyebabkan terdorongnya udara keluar dan
masuk melalui sebuah saluran di atas ruang khusus tersebut. Apabila
diletakkan sebuah turbin di ujung saluran tersebut, maka aliran udara yang
keluar masuk akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Kelemahan
dari model ini adalah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan
kebisingan, akan tetapi karena aliran ombak sudah cukup bising umumnya ini
tidak menjadi masalah besar.
paling kecil, dan dirancang untuk bekerja secara terus-menerus tanpa reparasi
selama lima tahun, maka kekurangan ini dapat diminimalkan dan keuntungan
ekonomisnya sangat besar. Hal yang terakhir ini merupakan tantangan teknis
tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin, sistem roda gigi,
dan sistem generator yang dapat bekerja secara terus-menerus selama lebih
kurang lima tahun.
Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah
lingkungan, energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar
dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas
air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga dengan kapasitas yang sama,
turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan turbin angin.
Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang
kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan
memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman
tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan. Energi ombak adalah energi
yang bisa didapat setiap hari, tidak akan pernah habis dan tidak menimbulkan
polusi karena tidak ada limbahnya. Di samping nilai ekonomis yang cukup
menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat memberikan keuntungan di bidang
lingkungan hidup. Energi ini lebih ramah Iingkungan, tidak menimbulkan
polusi suara, emisi C02, maupun polusi visual dan sekaligus mampu
memberikan ruang kepada kehidupan laut untuk membentuk koloni terumbu
karang di sepanjang jangkar yang ditanam di dasar laut. Pada kasus-kasus
seperti ini biasanya lebih menguntungkan karena ikan dan binatang laut selalu
lebih banyak berkumpul.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://www.beritanet.com/Technology/ombak-pembangkit-tenaga-listrik.html
http://kontaktuhan.org/news/news182/ga_41.htm
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1125749769
http://agusset.wordpress.com/2006/01/05/energi-dari-laut/
http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=2232
http://geton.nedw.org/pembangkit-listrik-tenaga-ombak/gerakan-tolak-nuklir/
http://portal.djlpe.esdm.go.id/modules/news/index.php?_act=detail&sub=news_m
edia&news_id=839
http://www.indomedia.com/intisari/2001/Sept/khas_infotekno_pompa.htm
http://www.energiterbarukan.net/index.php?
option=com_content&task=view&id=79&Itemid=80
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1103304274&8
http://www.energiportal.com/mod.php?
mod=publisher&op=viewarticle&cid=37&artid=731
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1994/11/16/0008.html
http://www.hupelita.com/baca.php?id=28372