Anda di halaman 1dari 92

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Dengan

Penerapan Metode Every one is Teacher Pada Siswa Kelas X ...........

Tahun Pelajaran 2016/2017

LAPORAN TINDAKAN KELAS

Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Sertifikasi Guru

OLEH :

..

NIP. ..

DINAS PENDIDIKAN KOTA ....

i
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil

penelitian yang dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan..... Kabupaten

Madiun hasil karya dari:

1. Identitas Peneliti :
Nama :
NIP : ..
Unit Kerja :
2. Lokasi Penelitian :
3. Lama Penelitian :
4. Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggris
Dengan Penerapan Metode Every one is Teacher Pada Siswa
Kelas X ........... Tahun Pelajaran 2016/2017

20
Kepala Sekolah


NIP. ..

ii
HALAMAN PUBLIKASI

Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil penelitian
yang dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan.... hasil karya dari:
1. Identitas Peneliti :
Nama :
NIP : ..
Unit Kerja :
2. Lokasi Penelitian :
3. Lama Penelitian :
4. Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggris
Dengan Penerapan Metode Every one is Teacher Pada Siswa
Kelas X ........... Tahun Pelajaran 2016/2017

Karya Ilmiah ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi syarat Sertifikasi Guru. Karya

ilmiah ini dipublikasikan dan didokumentasikan didokumentasikan di perpustakaan .....

20.
Pustakawan


NIP. .

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya

dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas

penyusunan karya ilmiah dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa

Inggris Dengan Penerapan Metode Every one is Teacher Pada Siswa Kelas X ...........

Tahun Pelajaran 2016/2017, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam

bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam

pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah

dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya

kepada:

1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kota

2. Yth. Ketua PD II PGRI Kota ..

3. Yth. Rekan-rekan Guru ..

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk itu

segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis

harapkan.

Penulis

iv
ABSTRAK
, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Dengan Penerapan
Metode Every one is Teacher Pada Siswa Kelas X ........... Tahun Pelajaran
2016/2017

Kata Kunci: bahasa inggris


Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelmpok tersebut
seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan
perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang
diperkanalkan dalam metode Pembelajaran Metode Every one is Teacher bukan sekedar
kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Apakah Pembelajaran Metode Every
one is Teacher berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa inggris? (b) Seberapa tinggi
tingkat penguasaan materi pelajaran Bahasa inggris dengan diterapkannya metode
Pembelajaran Metode Every one is Teacher ?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh Pembelajaran
Metode Every one is Teacher terhadap hasil belajar Bahasa inggris . (b) Ingin
mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran Bahasa inggris
setelah diterapkannya Pembelajaran Metode Every one is Teacher
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga
putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas X . Data yang
diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan
dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (57%), siklus II (71%), siklus III (88%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode Every one is Teachert dapat
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa kelas X, serta model pembelajaran
ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative Bahasa inggris.

v
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ..............................................................................................
Halaman Pengesahan .......................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................
Abstrak .............................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................

B. Perumusan Masalah............................................................

C. Tujuan Penelitian ...............................................................

D. Pentingnya Penelitian ........................................................

E. Definisi Operasional Variabel ...........................................

F. Batasan Masalah ................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pembahasan Tentang Penguatan (Every one is Teachert) . .

B. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar ....................................

C. Materi Bahasa Inggris.........................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Bentuk Penelitian Tindakan ...............................................

B. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian .............................

C. Rancangan Penelitian ........................................................

D. Instrumen Penelitian ..........................................................

E. Metode Pengumpulan Data ................................................

F. Teknik Analisis Data ..........................................................

vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisi Item Butir Soal .....................................................

B. Analisis Data Penelitian Persiklus ....................................

C. Pembahasan ......................................................................

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................

B. Saran-saran ........................................................................

DAFTAR PUSTAKA

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang mempunyai kemampuan untuk

beragama. dalam perkembangannya ia memerlukan bimbingan agar bisa

mengembangkan dirinya secara optimal. Salah satu bantuan dan bimbingan yang

dibutuhkan adalah melalui proses Bahasa Inggris.

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan,

karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan generasi mendatang yaitu

peserta didik untuk memenuhi kebutuhan manusia. Hal ini sejalan dengan apa yang

diamanatkan oleh pemerintah yang tertulis di tujuan Pendidikan Nasional yaitu

mengembangkan manusia Indonesia sesuai dengan fitrahnya untuk menjadi pribadi

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

demokratis, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menguasai ilmu pengetahuan

teknologi dan seni, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki keterampilan

hidup yang berharkat dan bermanfaat, memiliki kepribadian yang mantap dan

mandiri serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan agar

mampu mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas.

Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan adalah usaha

manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan,

baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat

dan kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan

1
norma-norma tersebut, serta mewariskannya kepada generasi berikutnya untuk

dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses

pendidikan. Karena itu, bagaimana pun peradaban suatu masyarakat, didalamnya

berlangsung dan terjadi suatu proses pendidikan sebagai usaha manusia untuk

melestarikan hidupnya.

Dengan pendidikan akan mampu mengembangkan diri anak kearah kedewasaan.

Karena pendidikan itu sendiri adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa (orang

tua atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukanya mempunyai kewajiban untuk

mendidik, seperti guru, kiai, dan pendeta dalam lingkup keagamaan dan lain-lain)

dengan pengaruhnya meningkatkan si anak kearah kedewasaan yang selalu

diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari perbuatan anak.

Melalui pendidikan, manusia juga bisa belajar melalui pengalaman dan latihan

untuk mengembangkan dirinya menjadi mahluk yang semakin dewasa, baik secara

kognitif, afektif maupun psikomotorik, sebagaimana dikemukakan oleh Chaplin

dalam dictionary of psychology. Bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang

relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.

Untuk mencapai tujuan tersebut guru juga perlu memahami latar belakang yang

mempengaruhi belajar siswa sehingga guru dapat memberikan motivasi yang tepat

kepada peserta didik. Apabila motivasi dapat ditimbulkan dalam proses belajar

mengajar, maka hasil belajar akan menjadi optimal, makin tepat motivasi yang

diberikan makin tinggi pula keberhasilan pembelajaran itu, motivasi senantiasa

menentukan intensitas usaha belajar siswa, sehubungan dengan hal tersebut,

motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam belajar. Namun ada cara lain

2
yang bisa diterapkan selain memberikan motivasi yaitu dengan memberikan

penguatan (Every one is Teachert) kepada siswa, karena dengan memberikan

penguatan siswa merasa dihargai segala prestasi dan juga usahanya.

Penguatan (Every one is Teachert) yang merupakan bagian dari modivikasi tingkah

laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (Feet

back) bagi si penerima (siswa) atas pembuatannya sebagai suatu tindakan dorongan

ataupun koreksi.

Penguatan (Every one is Teachert) adalah respon terhadap sesuatu prilaku yang

dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali prilaku tersebut. Penguatan

dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal, dengan prinsip kehangatan,

keantusiasan, kebermaknaan dan menghindari respon yang negatif. Penguatan dapat

ditujukan kepada pribadi tertentu, dan kepada kelas secara keseluruhan. Dalam

pelaksanaannya penguatan harus dilakukan dengan segera dan juga bervariasi.

Penguatan merupakan salah satu sarana motivasi yang sangat pokok, dalam proses

belajar mengajar pemberian penguatan Every one is Teachert (seperti pemberian

penghargaan, atau pujian terhadap perbuatan yang baik dari siswa) merupakan hal

yang sangat diperlukan sehingga dengan penguatan tersebut diharapkan siswa akan

terus berusaha berbuat yang lebih baik. Misalnya guru tersenyum atau

mengucapkan kata-kata Bagus kepada siswa yang dapat mengerjakan pekerjaan

rumah yang baik akan besar pengaruhnya terhadap siswa, siswa tersebut akan

merasa puas dan merasa diterimah atas hasil yang telah dicapainya dan siswa lain

diharapkan akan berbuat seperti itu.

3
Untuk itu dengan diberikannya penguatan (Every one is Teachert) kepada siswa

dapat meningkat motivasi belajar, karena motivasi dan penguatan merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebab berhasil tidaknya suatu proses

pembelajaran sangat dipengaruhi oleh adanya motivasi belajar siswa .

Dari latar belakang terbsebut akhirnya penulis mengambil sebuah judul penelitian

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Dengan Penerapan Metode

Every one is Teacher Pada Siswa Kelas X ........... Tahun Pelajaran 2016/2017

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa

permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Pembelajaran Metode Every one is Teacher berpengaruh terhadap hasil

belajar Bahasa inggris Kelas X tahun pelajaran 2016/2017?

2. Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran Bahasa inggris dengan

diterapkannya metode Every one is Teacher pada siswa Sekolah. Kelas

X tahun pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Berdasar atas rumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengungkap pengaruh metode Every one is Teacher terhadap kreatifitas

siswa dalam pelajaran Bahasa inggris pada materi Bangun datar Sekolah

Kelas X tahun pelajaran 2016/2017.

4
2. Ingin mengetahui seberapa jauh kreatifitas siswa dalam mata pelajaran Bahasa

inggris pada materi Bangun datar setelah diterapkannya metode Every one is

Teacher pada siswa sekolah .. Kelas X

D. Pentingnya Penelitian

1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang Every one is

Teachert dalam pembelajaran Bahasa inggris oleh guru Kelas X tahun

pelajaran 2016/2017.

2. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar

siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa inggris.

3. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang

dapat memberikan manfaat bagi siswa.

4. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling

peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

5. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru Bahasa

inggris dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa inggris.

6. Sumbangan pemikiran bagi guru Bahasa inggris dalam mengajar dan

meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa inggris.

E. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:

5
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Sekolah. Kelas X tahun

pelajaran 2016/2017.

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran

2016/2017.

6
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

Strategi Pembelajaran Aktif yaitu, Strategi Belajar mengajar yang bertujuan

untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dan untuk mencapai keterlibatan siswa

agar efektif dan efesien dalam belajar membutuhkan berbagai pendukung dalam

proses belajar mengajar. Misalnya dari sifat siswa, guru, situasi belajar, program

belajar, dan dari sarana belajar.

Agar proses belajar aktif bisa berjalan dengan baik, maka pendidik sebagai

penggerak belajar peserta didik dituntut untuk menggunakan dan menguasai

strategi pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran aktif sangat diperlukan

karena peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada yang

senang belajar dengan membaca. Berdiskusi ada yang juga senang dengan cara

langsung praktik. Inilah yang sering disebut dengan gaya belajar atau learning

style. Disamping itu penggunaan strategi pembelajaran aktif bagi pendidik

adalah sangat membantu atau memudahkan dalam mengajar. Bagi pendidik

yang memiliki banyak jam mengajar.

Bertitik tolak dari uraian di atas maka dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa

yang dimaksud strategi pembelajaran aktif adalah salah satu strategi belajar

mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa seoptimal mungkin

7
sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan

efesien.

2. Perbedaan antara Strategi Pembelajaran Aktif (Active learning strategy) dengan

Cara Belajar Siswa Aktif (student Active learning)

Strategi pembelajaran secara khusus adalah suatu strategi yang menjelaskan

tentang komponen-komponen umum dari suatu bahan pelajaran dan prosedur-

prosedur akan digunakan bersama-sama untuk mencapai tujuan belajar yang

telah ditetapkan secara efektif dan efesien.

Strategi merupakan suatu langkah yang harus diambil dalam sebuah lembaga

organisasi pendidikan untuk memastikan tujuan yang ingin dicapainya. Dengan

strategi ini lembaga organisasi pendidikan menemukan arah yang akan dicapai

dalam menjalankan fisi dan misinya. Strategi Pembelajaran Aktif (Active

Learning Srategi) adalah istilah di dalam dunia pendidikan yaitu sebagai strategi

belajar mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan

untuk mencapai keterlibatan siswa secara efektif dan efesien dalam belajar.

Menurut Zuhairini pembelajaran aktif dapat diartikan sebagai proses belajar

mengajar yang menggunakan berbagai metode, yang menitik beratkan kepada

keaktifan siswa dan melibatkan berbagai potensi siswa, baik yang bersifat fisik,

mental, emosional, maupun intelektual untuk mencapai tujuan pendidikan yang

berhubungan dengan wawasan kognitif, efektif, dan psikomotorik secara

optimal.

Strategi pembelajaran aktif (Active Learning Srategi) adalah belajar dengan

menggunakan otak, mempelajari gagasan, memecahkan berbagai masalah, dan

8
menerapkan apa yang dipelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat,

menyenangkan, mendukung dan secara pribadi menarik hati. Karena seringkali

siswa tidak hanya terpaku di tempat duduk mereka tetapi berpindah-pindah dan

dituntut untuk berfikir keras.

Srategi pembelajaran aktif (Active Learning Srategi) merupakan sebuah

kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi belajar yang komprehensif.

Pembelajaran aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak

awal melalui aktifitas-aktifitas yang membangun kerja kelompok dan dalam

waktu singkat membuat mereka berfikir tentang materi pelajaran. Juga terdapat

teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, lagi kelompok kecil,

merangsang diskusi dan debat, mempraktekan ketrampila-ketrampilan,

mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan bahkan membuat siswa dapat saling

mengajar satu sama lain.

Srtategi pembelajaran aktif adalah sebuah strategi yang dirancang untuk

membuat siswa belajar secara aktif, baik itu melalui tim building (Pembentukan

Tim). Untuk membuat siswa aktif secara dini, independent learning (belajar

mandiri) sangat membantu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dann

perilaku secara aktif, dan reviuw (pengulangan) untuk membantu agar tidak

lupa.

Prosedur dalam proses pengajaran dikatakan sebagai strategi belajar mengajar

dengan istilah lain, srategi belajar mengajar dapat ditempuh dengan pendekatan

kelompok. Namun demikian, oleh sebab belajar itu sendiri bersifat individual

9
maka guru harus memikirkan bagaimana siswa dapat belajar secara optimal,

dalam arti sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing.

Dalam berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Active Learning

Strategi adalah startegi pembelajaran yang dirancang agar siswa aktif dalam

proses belajar mengajar. Sedangkan CBSA dapat diartikan dari dua segi, yaitu

dari segi siswa yang berarti bahwa CBSA merupakan proses kegiatan yang

dilakukan siswa dalam rangka belajar. Aktifitas ini dapat berupa aktifitas fisik,

mental, maupun keduanya. Ada juga yang lebih menekankan pada keaktifan

mental, meskipun untuk mencapai maksud ini dipersyaratkan keterlibatan

langsung dalam berbagai keaktifan fisik.

CBSA dilihat dari segi Guru merupakan suatu strategi yang dipilih guru agar

keaktifan siswa dalam kegiatan belajar berlangsung secara optimal. CBSA

bukan merupakan metode dan juga bukan merupakan sasaran, melainkan suatu

sistem yang mendasari belajar mengajar.

Untuk mencapai maksud ini Guru sebelumnya telah mendesain kegiatan belajar

mengajar yang meletakkan aktifitas pada subyek didik. Dalam prakteknya,

CBSA tidak hanya menghendaki adanya siswa yang aktif, tetapi Guru juga

harus aktif dan kreatif. Seorang Guru di tuntut untuk mampu mencari dan

menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan kepada siswa. Dia juga

harus memberikan bimbingan secara intensif kepada siswa tentang tugas-tugas

yang harus dikerjakan dan memberikan penilaian terhadap hasil kerja siswa

sebagai umpan balik terhadap hasil pekerjaan siswa.

10
CBSA merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar, dimana siswa

mengalami keterlibatan intelektual emosional, disamping keterlibatan fisik di

dalam proses belajar mengajar. Dari keaftifan siswa dalam poses balajar

mengajar ini maka hakikat CBSA merupakan proses keterlibatan intelektuak,

emosional, dalam kegiatan belajar mengajar.

Dari buku-buku yang mejelaskan tentang kedua pendekatan strategi tersebut

dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara CBSA dan srategi pembelajaran

aktif dari aspek definisi ada kesamaan, namun yang membedakan kedua

pendekatan strategi tersebut adalah dari segi metode-metode yang dipakai.

Pedekatan CBSA tidak memakai metode secara khusus, metode yang dipakai

tergantung pada Guru yang memberikan mata pelajaran, disini Guru dituntut

untuk kreatif dalam mendesain metode yang akan dipakai. Akan tetapi dalam

srategi dalam belajar aktif mempunyai metode-metode yang khusus seperti:

Jiksaw Learning, Everyone Is Teacher Here, Snwboling dll. Karena srategi

belajaran aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan srategi-strategi

belajar yang komprehensif.

3. Dasar filosofi pelaksanaan strategi pembelajaran Aktif (Active learning Strategi)

Ketika dunia pendidikan mengalami krisis yang cukup serius, konsep

pendidikan telah tereduksi menjadi pengajaran, dan pengajaran lalu menyempit

menjadi kegiatan dikelas. Sementara yang berlangsung dikelas tidak lebih dari

kegiatan guru mengajar siswa supaya mendapat nilai yang memuaskan. Hal

11
tersebut kurang memberikan tekanan pada pembentukan watak atau karakter,

tetapi lebih pada hafalan dan pemahaman kognitif saja.

Akibatnya ketika siswa masuk kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, mental

akademik dan kemandirian belum terbentuk.

Melihat kenyataan seperti itu, dunia pendidikn harus memberi perhatian yang

lebih khususnya pada sistem pengajaran pendidikan. Lebih dari 2004 tahun

silam, Konfusius menyatakan :

Yang saya dengar, saya lupa.

Yang saya lihat, saya ingat.

Yang saya kerjakan, saya pahami.

Tiga pernyataan sederhana ini berbicara banyak tentang perlunya cara belajar

aktif. Dari tiga pernyataan, kemudian dimodifikasikan oleh Silberman menjadi

paham belajar aktif.

Yang saya dengar, saya lupa.

Yang saya lihat, saya sedikit ingat.

Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain,

saya mulai pahami.

Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan

dan keterampilan. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai. Ada

sejumlah alasan mengapa sebagian besar orang cenderung lupa tentang apa yang

mereka dengar, salah satu alasan yang paling menarik ada kaitanya dengan

tingkat kecakapan bicara guru dan tingkat kecakapan pendengaran siswa.

Karena jika siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru mereka akan merasa

12
bosan dan tidak bersemangat dalam menjalani proses belajar mengajar. Menurut

McKeachie, bahwasannya siswa dapat mengingat 70 persen dalam sepuluh

menit pelajaran pertama pelajaran, sedangkan dalam sepuluh menit terakhir

pelajaran mereka hanya dapat mengingat 20 persen materi pelajaran.

Strategi belajar aktif merupakan sebuah strategi yang dirancang untuk membuat

siswa belajar secara aktif, baik itu melalui Team building (pembentukan tim),

untuk membuat aktif sejak dini, Independent learning (belajar mandiri) sangat

membantu siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan perilaku secara

aktif, dan review (pengulangan) untuk membantu agar tidak lupa.

4. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif (Active learning Strategi) pada mata

pelejaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu strategi. Dimana dengan

strategi tersebut siswa bisa lebih aktif di dalam kelas, dan nantinya dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Seorang guru yang bersifat sebagai

fasilitator harus pandai mamilih strategi yang cocok dengan karakteristik

siswanya. Penerapan strategi pembelajaran aktif bukanlah hal yang baru dalam

teori pembelajaran. Sebab merupakan konsekuensi logis dari proses belajar

mengajar di sekolah. Hampir tidak terjadi adanya proses belajar mengajar tanpa

adanya keaktifan belajar siswa, ada yang kadar keaktifannya rendah, ada juga

yang kadar keaktifannya tinggi.

Pendekatan pembelajaran aktif menuntut adanya kadar keaktifan belajar siswa

yang optimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal pula. Ditinjau

13
dari proses belajar mengajar, pendekatan belajar aktif dapat diartikan sebagai

suatu cara strategi mengajar yang menuntut keaktifan siswa dan partisipasi

siswa secara optimal sehingga mampu mengubah tingkah laku siswa lebih

efektif dan efisien khususya pada mata pelajaran pendidikan ilmu pengetahuan

sosial.

Pembelajaran pendidikan ilmu pengethun sosial, sebagai salah satu mata

pelajaran yang mengandung muatan ajaran-ajaran sosial dan tatanan hidup

secara sosial. Perlu sekali diupayakan melalui perencanaan pembelajaran sosial

yang baik agar dapat mempengaruhi perkembangan hidup siswa. Karena itu,

salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah

kemampuan merencanakan untuk mengembangkan strategi belajar secara

professional.

Tugas perencanaan guru pendidikan ilmu pengetahuan sosial adalah berupaya

dan mengatur bagaimana agar belajar yang direncanakan itu dapat membuat

siswa lebih aktif di dalam kelas, butuh belajar, mau belajar, terdorong untuk

belajar, memudahkan belajar, dan tertarik secara terus menerus untuk belajar

sesuai dengan yang diharapkan.

Pembelajaran yang direncanakan, untuk mempermudah proses belajar mengajar

agar lebih bermakna. Guru harus mempertimbangkan, dari pelajaran yang

diberikan pada siswa seberapa banyak masih bisa dingat seberapa jauh dapat

diamalkan, atau digunakan siswa dalam situasi yang berbeda setelah seminggu,

sebulan, setahun, atau selama hidupnya. Karena tujuan belajar adalah untuk

14
membentuk kepribadian siswa dengan cara membekalinya melalui seperangkat

meteri pelajaran.

Begitu pula dengan perencanaan belajar, yang di rencanakan harus sesuai

dengan target pendidikan. Guru dalam membuat rencana belajar dituntut harus

dapat menyusun berbagai program pengajaran sesuai dengan pendekatan dan

strategi yang akan digunakan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya guru harus mempersiapkan perangkat

yang harus dilaksanakan dalam merencanakan program, perangkat yang harus

dipersiapkan disini adalah: memahami kurikulum, menguasai bahan pengajaran,

menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran.

Program pengajaran itu sendiri berarti suatu rencana atau kerangka pengajaran

yang akan disampaikan kepada siswa dalam situasi interaksi belajar mengajar di

kelas. Adapun fungsi dari perencanaan tersebut adalah agar program pengajaran

hendaknya agar program pengajaran hendaknya dapat menjadikan guru lebih

siap dalam mengajar dengan perencanaan yang matang. Komponen-komponen

yang harus dipersiapkan diantaranya adalah: tujuan, bahan pelajaran, kegiatan

belajar mengajar, metode, media dan sumber, evaluasi. Dari komponen di atas,

guru dituntut untuk dapat mempersiapkan atau membuat perencanaan

pengajaran dengan mempertimbangkan dan memperhatikan kebutuhan siswa

serta perkembangan intelektual.

Langkah selanjutnya adalah menentukan kegiatan siswa. Dalam prsedur

pengajaran siswa secara aktif, ini sangat membantu untuk menentukan apa

15
yang harus dilakukan siswa dalam mempelajari bahan ajar, dan bagaimana

siswa melakukan kegiatan tersebut.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwasannya dalam belajar aktif

dapat mengefektifkan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan yang

direncanakan. Dan seorang guru hendaknya mampu memilih strategi pengajaran

yang sesuai dengan karakteristik siswa, dan mampu merancang kegiatan belajar

sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan tujuan

pendidikan.

5. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Aktif (Active learning Strategi)

Beberapa ciri-ciri dalam proses pembelajaran aktif adalah sebagai berikut:

a) Situasi kelas menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara

bebas tapi terkendali.

b) Guru tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak memberikan

rangsangan berpikir pada siswa untuk memecahkan masalah.

c) Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa, bisa

sumber tertulis, sumber manusia, misalnya murid itu sendiri yang

menjelaskan permasalahan pada murid lainnya, berbagai media yang

dilakukan, alat bantu pengajaran, termasuk guru sendiri sebagai sumber

belajar.

d) Kegiatan belajar siswa bervariasi, ada kegiatan yang sifatnya bersama-

sama dilakukan oleh semua siswa, ada kegiatan belajar yang dilakukan

secara kelompok dalam bentuk diskusi dan ada pula kegiatan belajar yang

16
harus dilakukan oleh masing-masing siswa secara mandiri. Penetapan

kegiatan belajar tersebut diatur oleh guru secara sistematis dan terencana.

e) Hubungan guru dengan siswa sifatnya harus mencerminkan hubungan

manusiawi bagaikan hubungan bapak anak, bukannya hubungan pimpinan

dengan bawahan. Guru menempatkan diri sebagai pembimbing semua siswa

yang memerlukan bantuan manakala menghadapi persoalan belajar.

f) Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan susunan yang mati,

tapi sewaktu-waktu diubah sesuai dengan kebutuhan siswa.

g) Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil yang dicapai siswa

tapi juga dilihat dan diukur dari segi proses belajar yang dilakukan siswa.

h) Adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya melalui pertanyaan

atau pernyataan gagasannya, baik yang di ajukan kepada guru maupun pada

siswa lainnya dalam pemecahan masalah belajar.

i) Guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari benar atau

salah dan tidak diperkenankan membunuh atau mengurangi atau menekan

pendapat siswa didepan siswa lainnya, Guru bahkan harus mendorong

siswa agar selalu mengajukan pendapatnya secara bebas.

6. Factor pendukung dan penghambat pelaksanaan Strategi Pembelajaran Aktif

(Active learning Strategi) dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan social.

a. Factor pendukung

Menurut zuhairini ada beberapa factor pendukung dalam penerapan belajar

aktif, di antaranya yaitu:

1) Sikap mental guru

17
Guru hendaknya menyadari tentang perlunya pembaharuan strategi

belajar mengajar. Hendaknya para konsentratif dharapkan mengikuti

tentang pembaharuan tersebut. Sehimgga mempuyai kesiapan mental

untuk melaksanakan pendekatan belajar aktif sebagai hasil dari adanya

pembaharuan pendidikan.

2) Kemampuan guru

Guru hendaknya mempunyai beberapa kemampuan yang dapat

menunjang keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar. Seoang guru dituntut untuk mampu menguasai isi pokok

pelajaran pendidikan yang akan disampaikan dalam mengajar. Guru

harus mampu mengatur siswa dengan baik, mengembangkan metode

mengajar yang diterapkan, mengadakan evaluasi dan membimbing siswa

nya dengan baik.

3) Media

Dalam kegiatan belajar mengajar media sangat diperlukan agar dapat

menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Meda harus diupayakan

selengkap mungkin agar segala aktifitas mengajar dapat dibantu dengan

media tersebut. Sehingga guru tidak terlalu banyak mengeluarkan

tenaga dalam menyampaikan materi atau bahan pelajaran yang akan

disampaikan.

4) Kelengkapan kepustakaan

kepustakaan sebagai kelengkapan dalam menunjang keberhasilan

pengajaran, hendakna diisi dengan berbbagai buku yang relevan

18
sehingga upaya untuk pengayaan terhadap pengetahuan dan pengalaman

siswa.

5) Menyediakan Koran di sekolah

Agar siswa kaya akan informasi yang menarik. Hendaknya sekolah

menyediakan Koran yang dapat dinikmti atau di baca siswa dalam

menerapkan informasi-informasi baru yang sedang berkembang di

masyarakat.

b. Faktor penghambat

Menurut Zuhairini ada beberapa faktor penghambat dalam penerapan belajar

aktif, di antaranya yaitu:

1) Kesulitan dalam menghadapi perbedaan karakteristik siswa.

2) Perbedaan individu meliputi intelijensi, watak, dan latar belakang.

Dalam mengatasi hal seperti ini guru sebaiknya tidak terlalu terikat

kepada perbedaan individu siswa, tetapi guru harus melihat siswa dalam

kesamaannya secara klasikal, walaupun kedua individu anakpun harus

mendapat perhatian.

3) Kesulitan dalam menentukan materi yang cocok dengan siswa.

4) Materi yang diberikan kepada siswa haruslah disesuaiakan dengan

kondisi kejiwaan dan jenjang pendidikan mereka.

5) Kesulitan dalam memilih metode yang sesuai dengan materi pelajaran.

6) Metode mengajar haruslah disesuaikan dengan materi pelajaran dan

juga dengan tingkat kejiwaan siswa, sehingga dalam proses belajar

19
mengajar hendaknya digunakan dengan berbagai macam metode agar

siswa tidak cepat bosen dalam belajar.

7) Kesulitan dalam memperoleh sumber dan alat pembelajaran.

8) Sumber dan alat yang digunakan dalam pembelajaran haruslah

disesuaikan dengan materi pelajaran, dan seorang guru hendaknya pintar

dalam memilih alat-alat dan sumber belajar yang sesuai dengan materi

yang akan diajarkan.

9) Kesulitan dalam mengadakan evaluasi dan pengaturan waktu.

10) Kelebihan waktu atau kekurangan waktu dapat menyebabkan kegagalan

dalam melaksanakan rencana-rencana yang telah ditentukan

sebelumnya. Hal ini dapat teratasi apabila seorang guru telah

berpengalaman dalam mengajar.

7. Teknik belajar yang efektif.

Teknik belajar yang efektif merupakan cara belajar yang tepat, praktis, terarah,

sesuai dengan situasi dan tuntutan yang ada untuk mencapai tujuan belajar.

Agar dapat belajar secara efektif ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Bimbingan

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang agar

mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri,

mengatasi persoalan-persoalan sehingga dapat menentukan sendiri jalan

20
hidupnya secara bertanggung jawab tanpa menggantungkan kepada orang

lain.

Binbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun

wanita yang secara pribadi bermutu tinggi dan terlatih dengan baik, kepada

seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan arah

pandanganya sendiri, membuat pilihanya sendiri, memikul bebanya sendiri.

Guru sebagai pembimbing dalam tugas pokonya yaitu mendidik, hendaknya

guru dapat membantu agar siswanya dapat mencapai, mengembangkan

potensi-potensinya dan mencapai kedewasaan secara menyeluruh. Sebagai

pembimbing, guru merupakan tangan pertama dalam usaha membantu

kesulitan-kesulitan siswa.

Berhasil tidaknya suatu proses belajar-mengajar secara keseluruhan akan

sangat bergantung kepada guru. Dengan demikian seorang guru harus

mampu membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Oleh karena

itu seoarang guru harus terus-menerus mengembangkan pengetahuanya

sesuai dengan perkembangan ilmu yang dipelajari.

Demikian pula dalam hal belajar ada cara-cara yang efesien dan yang tidak

efesian. Dengan itu guru harus bias menentukan cara mana yang harus

dipakai, dan memberikan bimbngan pada saat proses belajar mengajar, agar

siswa bisa belajar secara efektif dan proaktif.

b. Kondisi-kondisi

21
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang di intruksikan oleh

lembaga yang bersangkutan, untuk meningkatkan belajar yang efektif, guru

perlu memperhatikan kondisis internal dan eksternal siswa, yaitu:

a. Kondisi Internal

Yang dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi yang ada dalam

diri siswa, misalnya kesehatan jasmani dan rohani, serta ketentraman

dan sebagainya, siswa dapat belajar denga baik apabila kebutuhan-

kebutuhan internal dapat dipahami.

b. Kondisi Eksternal

Yang dimaksud kondisi eksternal adalah kondisi yang ada pada sekitar

diri pribadi siswa, seperti kebiasaan penerangan serta keadaan

lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan

lingkungan fisik yang teratur dan baik. Lingkungan belajar sangat

penting pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya dalam belajar, yang

dimaksud dengan lingkungan belajar adalah sesuatu yang terdapat di

tempat belajar, seperti penerangan, meja kerja, kursi dan ruang tempat

belajar.

B. Tinjauan tentang metode Every One Is Teacher Here

1. Pengertian metode Every One Is Teacher Here

Menurut pendapatnya Sodiq (2001: 21), Metode Every One Is teacher Here

yaitu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran

22
siswa, dan dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh

pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian tujuan

yaitu meliputi aspek: kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan

menganalisa masalah, kemampuan menuliskan pendapat-pendapatnya

(kelompoknya) setelah melakukan pengamatan, kemampuan menyimpulkan,

dan lain-lain.

Tehnik pembelajaran Every One Is Teacher Here (semua orang adalah guru),

adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar

dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai

dengan tuntutan kompetensi, untuk mengembangkan Interaksi pembelajaran

siswa dilakukan dengan siswa menulis pertanyaan dikartu index dan

mempersiapkan jawabannya, dan berkomunikasi karena dengan

berkomunikasi pembelajaran dititik beratkan pada hubungan antar individu

dan sumber belajar yang lain dan berorientasi pada kemampuan individu

untuk berhubungan dengan sumber belajar tersebut. Tehnik pembelajaran ini

memotivasi semua siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada siswa

untuk mengajar temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu

yang sama, serta dapat membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat.

Dibawah ini merupakan salah satu teknik pembelajaran aktif model Every one

is teacher here dengan langkah penerapannya:

1) Every One Is Teacher Here (setiap siswa bisa menjadi guru)

Setiap siswa bisa menjadi guru, merupakan strategi yang mudah untuk

mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggung jawaban individu.

23
Strategi ini memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak

sebagai guru bagi siswa lain atau suatu strategi yang digunakan oleh

pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk semua berperan

menjadi nara sumber terhadap para temannya dikelas belajar.

Langkah-langkah penerapannya:

a) Berikan bahan bacaan dan meminta peserta untuk membaca bahan

tersebut.

b) Mintalah setiap peserta untuk membuat pertanyaan dari bahan tersebut

dan ditulis dikertas.

c) Kocoklah kertas pertanyaan tersebut, lalu bagikan kembali pada semua

peserta.

d) Mintalah peserta dalam hati sambil memikirakan jawabannya dari

pertanyaan tersebut.

e) Panggil secara bergantian untuk membaca prtanyaan dan jawaban

masing-masing.

f) Minta peserta lain untuk membei tanggapan.

2. Prinsip dan Tujuan Every One Is Teacher Here

Menurut pendapat Asy syaibany Metode Every One Is Teacher Here

menjelaskan bahwa terdapat tujuh prinsip pokok yang harus diterapkan

oleh seorang guru dalam hal metode pengajaran, yaitu:

1) mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak didiknya;

24
2) tujuan pendidikan yang sudah diterapkan sebelum pelaksanaan

pendidikan;

3) mengetahui tahap kematangan (maturity), perkembangan, serta

perubahan anak didik;

4) mengetahui perbedaan-perbedaan individu anak didik;

5) memperhatikan pemahaman dan mengetahui hubungan-hubungan, dan

kebebasan berfikir;

6) menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang

menggembirakan bagi anak didik; dan

7) menegakkan contoh yang baik.

Penjelasan tersebut diperkuat bahwa tujuan diadakannya metode adalah

menjadikan proses dan hasil belajar mengajar menjadi lebih baik berdaya

guna.

Sementara itu, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Uraian tersebut di atas, menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan

adalah mengarahkan keberhasilan belajar dan memberikan kemudahan

kepada anak didik. Sedangkan, tugas utamanya adalah mengadakan

aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan pedagogis agar anak didik dapat

menghayati, mengetahui, dan mengerti materi yang diajarkan. Selain itu,

tugas utama dalam metode tersebut adalah membuat perubahan tingkah

laku, sikap, minat anak didik kepada perubahan yang nyata.

25
3. Peran pembelajaran Aktif dengan metode Every One Is Teacher Here dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pembelajaran aktif model Every One Is Teacher Here mempunyai peran

yang sangat penting dalam pembelajaran. Menurut Sodiq (2001:21) bahwa

metode Every One Is Teacher Here dapat meningkatkan motivasi,

keaktifan dan prestasi belajar siswa.

Untuk itu dalam proses belajar mengajar guru harus mempunyai berbagai

macam metode yang diterapkan, karena dapat memacu siswa untuk giat

dalam belajar.

Apabila didalam diri peserta didik itu kurang giat dalam belajar itu

disebabkan karena motivasi yang dimiliki rendah, sehingga mengakibatkan

keaktifan kurang, dan prestasi yang rendah pula. Hal ini bias terjadi karena:

1. Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar antara

lain:

a) Metode mengajar yang mendasarkan diri pada latihan mekanis tidak

didasarkan pada pegertian.

b) Guru dalam mengajar tidak menggunakan alat peraga yang

memungkinkan semua alat inderanya sendiri.

c) Metode mengajar yang menyebabkan murid pasif, sehingga anak

tidak ada aktivitas. Hal ini bertentangan dengan dasar psikologi,

sebab pada dasarnya individu ini makhluk dinamis.

d) Metode mengajar tidak menarik, kemungkunan materinya tiggi, atau

tidak menguasai bahan.

26
e) Guru hanya menggunakan satu metode saja dan tidak bervariasi. Hal

ini menunjukkan guru yang sempit, tidak mempunyai kecakapan

diskusi, Tanya jawab, eksperimen, sehingga menimbulkan aktivitas

murid dan suasana menjadi tidak hidup.

2. Guru-guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak.

3. Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar.

Misalnya dalam bakat, minat, sifat, kebutuhan anak-anak dan

sebagainya.

4. Guru tak pandai menerangkan, sinis dan sombong, menjengkelkan tinggi

hati, pelit dalam memberi angka, tak adil dal lain-lain.

5. Guru kurang ahli, pada mata pelajaran yang dipegangnya. Hal ini bisa

terjadi, karena yang dipegagnya kurang sesuai, sehingga kurang

menguasi lebih-lebih kalau kurang persiapan, sehingga cara menerapkan

kurang jelas, sukar dimengerti oleh muridnya.

Sedangkan hal-hal yang menyebabkan keaktifan siswa kurang antara lain:

1. Siswa cenderung bosan dengan diskusi yang monoton.

2. Siswa kurang mendapat kebebasn untuk mengajukan permasalahan

sendiri.

3. Siswa yang kurang memperhatikan pelajaran tidak mendapat teguran

dari guru bidan studi.

4. Siswa ramai pada saat siswa lain menuliskan jawaban kedepan kelas.

27
5. Siswa hanya menulis jawaban yang mereka cari saja sedangkan jawaban

yang lain tidak, dengan kata lain mereka tidak mau tau dengan jawaban

dari teman lain.

6. Kurang ada kerjasama dalam menyelesaikan masalah.Sehingga

mengakibatkan proses belajar-mengajar kurang lancar dan hasil yang

dicapaipun kurang memuaskan.

C. Materi Bahasa Inggris

GOOD MORNING

In our daily life, we often need to greet someone, to introduce ourselves and other

person and to express thanking. Thats why you need to learn this unit. It will be

beneficial for you to get along well with people around you, either today or later

when you get into the world of work.

Greetings and Leave T akings

Activity 1 Look at the Picture and answer the questions.

1. What are the two people doing?


2. Where are they?
3. Do they know each other?

28
Activity 3 Keep your book closed. Listen to your teacher.

Then open your book. Listen to your teacher again and repeat after him.

1. Hello, Lusi!

29
2. Good morning, sir.
3. Good afternoon, Mr. Hermawan.
4. How are you?
5. Very well. Thank you.6. Im fine. Thanks.
6. How is Hendra?
7. Hes fine, thank you.
8. Good bye, Lusi.
9. See you at the meeting tomorrow.
Activity 4 Open your book. Listen to your teacher and repeat each expression

your teacher says. After that, practice speaking the dialogues with your partner.

1. Nick : Hello, Lusi. Nice to see you again.


Lusi : Nice to see you too, Nick.
Nick : How are you doing?
Lusi : Pretty well, thanks.
Nick : How is Hendra?
Lusi : Hes fine, thank you.

2. Lusi : Good morning, sir.


Teacher : Good morning, Lusi. How are you?
Lusi : Im very well, thank you.
Teacher : What are you doing here in the hospital?
Lusi : I am going to visit my neighbor. She has just delivered a baby.
Teacher : I see. Are you alone?
Lusi : No, Im with my Mom. There she comes. Im sorry, I have to

go now. Good bye, sir.


Teacher : Good bye, Lusi. See you at school tomorrow.

3. Mr. Iskandar : Good afternoon, Mr. Hermawan. How are you?


Mr. Hermawan : Very well. Thank you. How are you?

Mr. Iskandar : Im fine, too. How is your family?

Mr. Hermawan : They are fine. Thank you. Hows business?

Mr. Iskandar : Its going up this year. Thanks.

Mr. Hermawan : Glad to hear that. Oh, there comes

30
Mr. Bawono. Sorry, I have to see him before the meeting. Ill talk to you

later.

Mr. Hermawan : Sure. See you.

Activity 5 In pairs, practice reading the dialogues below.

The bold parts are stressed.

1. Mr. Iskandar : Good morning, Talita.

Talita : Good morning, Mr.Iskandar.

Mr. Iskandar : How are you?

31
Talita : Very well, thank you. And how areyou, sir?Mr. Iskandar :

Fine, thank you. id you have a good nights rest last night?

Talita : Yes, sir. Thank you.

2. Talita : Hi, Renata.

Renata : Hello, Lita. Hows everything?

Talita : Just fine, thanks, and how about you?

Renata : Good, thanks. How was your weekend, Lita?

Talita : It w as great. I went to Yogya. What about you?

Renata : Not too bad. I just stayed at home, we had a family gathering.

Activity 6 With your partner, complete these dialogues with the expressions you

have learned and practice speaking them out.

1. Situation : You meet a friend of yours, Baskara, in the street.


You : Hi, Baska. ..
Baskara :
You :
Baskara :
2. You meet your English teacher, Mr. Firdaus, in a book store. Its 4 pm.
You : ., Mr. Firdaus.
Mr. Firdaus : ., ?
You :
Mr. Firdaus : Are you going to buy some books?
You : ....................
Mr. Firdaus : .
You :

32
Activity 7 In pairs, practice reading these dialogues. The bold parts are stressed.

1. Boys : Bye, dad.

Father : Bye-bye, sons. Take care.

2. Talita : Good bye, Mrs. Iskandar.

Mrs. Iskandar : Good bye, Ms. Yuwono. Its been nice talking to you.

3. Talita : I have to go now. See you later.

Renata : Bye. See you.

4. Mr. Iskandar : Good bye, Talita. See you tomorrow.

Talita : Yes. Good bye, Mr. Iskandar.

33
Activity 8 With your partner, complete the dialogues below with the expressions

you have learned and practice speaking them out.

1. Mr. Iskandar : Good morning, Baskara. How are

you?

Baskara : , ..?

Mr. Iskandar : .. How is your family?

Baskara : .., thank you.

Mr. Iskandar : Im sorry, but I really have to go now.

Its been nice talking to you

Baskara : See you some time.

Mr. Iskandar :

2. Renata : Hi, Lita.

Talita : , .?

Renata : . And you?

Talita : . Hows work?

34
Renata : Would you like to

have a cup of tea?

Talita : Id love to but .. I have

a lot work to do.

Ill call you this afternoon.

Renata : . Take care.

Talita : Thanks. You too.

Activity 9 Match the situations in column A, with the proper expressions in

column B.

Activity 10 Work with your partner to discuss about the answers for the

questions below.

35
1. How do you feel on the first day in your new school?

2. Do you know what to do?

3. How do you know about where to go or who to ask if you have problems?

Activity 12 Answer these questions based on the text above.

1. Where do you likely read this kind of text?

2. What is the purpose of publishing this text?

3. How long has this institution got the new status?

4. What are the characteristics of this school?

5. How do you get the information about the schoolregulations?

36
Activity 13

A. Find the words in the text which has similar meaning with

the words below.


1. friendly : __________________________
2. society : __________________________
3. surrounding : __________________________
4. refer to : __________________________
5. beneficial : __________________________

B. Open your dictionary. Find the synonym of the following words.

1. fostering : __________________________

2. regarding : __________________________

3. concept : __________________________

4. encourage : __________________________

5. look forward : __________________________

Activity 14 Work with your partner. Compose a dialogue based on the situation

below. Then, act it out before the class.

You are at the bus stop, waiting for a bus to take you home from school. You

meet an old friend of yours, Rima. Yousay hello to her and ask her about her

school. In the middle of the conversation you see the bus coming. You say good

bye to Rima and wish that you will see her again soon.

Activity 15

37
Look at the greeting card below and observe what is written on it. Then, make a

similar greeting card yourself on the computer. Insert a clip art or down load a

picture from the internet and write down the message as you wish. Print it out

and submit it to your teacher.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

38
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian

dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga

termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik

pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai..

Penelitian tindakan telah mulai berkembang sejak perang dunia kedua. Oleh sebab

itu, terdapat banyak pengertian tentang PTK. Istilah PTK dideferensiasi dari

pengertianpengertian berikut.

Kemmis (1992): Action research as a form of self-reflective inquiry undertaken

by participants in a social (including educational) situation in order to improve the

rationality and justice of (a) their on social or educational practices, (b) their

understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out.

McNeiff (2002): action research is a term which refer to a practical way of looking at

your own work to sheck that it is you would like it to be. Because action researchis done

by you, the practitioner, it is often referred to as practitioner based research; and because

it involves you thinking about and reflecting on your work, it can also be called a form of

self-reflective practice.

Berdasarkan penjelasan Kemmis dan McNeiff tersebut, dapat dicermati

pengertian PTK secara lebih rinci dan lengkap. PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk

kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Tindakan tersebut dilakukan untuk

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan

tugas sehari-hari, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan,

serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilaksanakan dalam proses berdaur

39
(cyclical) yang terdiri dari empat tahapan, planing, action, observation/evaluation, dan

reflection.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian

tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara

penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran

peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga

siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang

seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian

untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

. tahun pelajaran 2016/2017.

2. Waktu Penelitian

40
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September

s/d Nopember semester ganjil 2016/2017.

No September Oktober Nopember


Jadwal kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan awal sampai penyusunan
proposal
2 Persiapan instrument dan alat
3 Pegumpulan data
penulis mengadakan
penelitian dengan metode
dokumentasi yaitu dengan
mencari nilai raport dan nilai
ulangan harian siswa.
penulis mengadakan
penelitian dengan menggunakan
Every one is Teachert yaitu siklus
I
penulis mengadakan
penelitian dengan menggunakan
Every one is Teachert yaitu siklus
II
penulis mengadakan
penelitian dengan menggunakan
Every one is Teachert yaitu siklus
III
4 Analisis data
5 Penyusunan Laporan

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas X tahun pelajaran 2016/2017

41
B. Rancangan Penelitian

Menurut Hopkins (1993: 57-61), terdapat 6 prinsip penelitian tindakan

kelas. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut. 1. Sebagai seorang guru yang

pekerjaan utamanya adalah mengajar, seyogyanya PTK yang dilakukan tidak

mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Ada dua hal penting terkait dengan

prinsip ini. Pertama, mungkin metode pembelajaran yang diterapkannya dalam

PTK tidak segera dapat memperbaiki pembelajarannya, atau hasilnya tidak jauh

berbeda dengan metode yang digunakan sebelumnya. Sebagai

pertanggungjawaban profesional, Guru hendaknya selalu secara konsisten

menemukan sebabnya, mencari jalan keluar terbaik, atau menggantinya agar

mampu memfasilitasi para siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar

secara lebih optimal. Kedua, banyaknya siklus yang diterapkan hendaknya

mengutamakan pada ketercapaian kriteria keberhasilan, misalnya pembentukan

pemahaman yang mendalam (deep understanding) ketimbang Sesuai dengan jenis

penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini

menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti,

1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya.

Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation

(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah

perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum

masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi

permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat

pada gambar berikut.

42
Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan

Pengamatan

LAPORAN

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya

instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai

upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak

dari diterapkannya metode pembelajaran model Groub Investigation.

43
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak

dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh

pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing

putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub

pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam

tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran

pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing

RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan

pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses

pengumpulan data hasil eksperimen.

44
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model

Groub Investigation, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas

siswa dan guru selama proses pembelajaran.

5. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep Bahasa Inggris pada

Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah

pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 soal yang telah

diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji

validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal

yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-

langkah analisi butir soal adalah sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui

tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir

soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini dapat dihitung

dengan korelasi Product Moment:

N XY X Y
rxy
N X 2
X
2
N Y 2
Y
2
(Suharsimi Arikunto, 2001:

72)

45
Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment

N : Jumlah peserta tes

Y : Jumlah skor total

X : Jumlah skor butir soal

X2 : Jumlah kuadrat skor butir soal

XY : Jumlah hasil kali skor butir soal

b. Reliabilitas

Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus belah

dua sebagai berikut:

2r1 / 21 / 2
r11 (Suharsimi Arikunto, 2001: 93)
(1 r1 / 21 / 2 )

Dengan: r11 : Koefisien reliabilatas yang sudah disesuaikan

r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari

harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.

c. Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah

indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf kesukaran

adalah:

B
P (Suharsimi Arikunto, 2001: 208)
Js

46
Dengan: P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:

- Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar

- Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang

- Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda desebut indeks

diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks diskriminasi

adalah sebagai berikut:

B A BB
D PA PB (Suharsimi Arikunto, 2001: 211)
JA JB

Dimana:

D : Indeks diskriminasi

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

BA
PA Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA

47
BB
PB Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB

Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir soal

sebagai berikut:

- Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek

- Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup

- Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik

- Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi

pengolahan metode pembelajaran kooperatif model Groub Investigation, observasi

aktivitas siswa dan guru dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa

terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

48
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa

setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan

evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata

X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara

klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994

(Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai

skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut

terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

berikut:

P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
3. Untuk lembar observasi

49
a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif model Groub

Investigation.

Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran

kooperatif model Groub Investigation digunakan rumus sebagai berikut :

P1 P 2
X=
2

Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2

b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan rumus

sebagai berikut :

x
%= x 100 % dengan
x

Jumah.hasil . pengama tan P1 P 2


X= Jumlah. pengama tan
=
2

Dimana : % = Presentase pengamatan

X = Rata-rata

x = Jumlah rata-rata

P1 = Pengamat 1

P2 = Pengamat 2

50
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran metode Every one is Teachert

dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif

siswa pada setiap siklus.

Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-

betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas,

reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan

pengelolaan pembelajaran metode Every one is Teachert yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran metode Every one is Teachert

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkan pembelajaran metode Every one is Teachert.

A. Analisis Item Butir Soal

Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument penelitian

berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis.

Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan

meliputi:

1. Validitas

51
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga

dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari perhitungan 46 soal

diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari validits soal-soal

dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa

Soal Valid Soal Tidak Valid


1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 5, 6, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24,
27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45 31, 32, 33, 34, 35, 40, 46

2. Reliabilitas

Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari

hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0, 554. Harga ini lebih

besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 28) dengan r (95%)

= 0,374. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat

reliabilitas.

3. Taraf Kesukaran (P)

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal.

Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat:

- 20 soal mudah

- 15 soal sedang

- 11 soal sukar

52
4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal

dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah.

Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkteriteria jelek

sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 20 soal, berkriteria baik 10 soal. Dengan

demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas,

reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

B. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran

yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 7 September 2016 di Kelas X dengan jumlah siswa 35 siswa.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar

mengajar

53
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aspek yang diamati Penilaian Rata-


P1 P2 rata
I Pengamatan KBM
A.Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 2 2 2
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 2 2
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 2 2 3
4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok 2 2 2
belajar
B. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif 3 3 3
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3 3 3
3. Melatih keterampilan kooperatif 3 3 3
4. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran 3 3 3
5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa antusias 2 2 2
2. Guru antisias 3 3 3
Jumlah 33 32 33

Keterangan : Nilai : Kriteria


1) : Tidak Baik
2) : Kurang Baik
3) : Cukup Baik
4) : Baik

54
Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria

kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajran,

pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat nilai

kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan

akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan

pada siklus II.

Table 4.2. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

Nama Keterangan
No. Nilai
Siswa T TT
1. 60
2. 70
3. 90
4. 50
5. 70
6. 70
7. 80
8. 60
9. 70
10. 80
11. 80
12. 60
13. 70
14. 60
15. 70
16. 60
17. 80
18. 60
19. 70
20. 60
21. 60
22. 75
23. 85
24. 60
25. 60
26. 76
27. 84

55
Nama Keterangan
No. Nilai
Siswa T TT
28. 60
29. 80
30. 74
31. 70
32. 60
33. 60
34. 72
35. 60
Jmlah 2406 20 15

Jumlah Skor Maksimal Ideal 3500


Jumlah Skor Tercapai 2406
Rata-Rata Skor Tercapai 68
Prosesntase ketuntasan 57
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 20
Jumlah siswa yang belum tuntas : 15
Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I


1 Nilai rata-rata tes formatif 68
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 23
3 Persentase ketuntasan belajar 57

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

pembelajaran metode Every one is Teachert diperoleh nilai rata-rata prestasi

belajar siswa adalah 67dan ketuntasan belajar mencapai 57% atau ada 20

siswa dari 35 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa

yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 57% lebih kecil dari persentase

56
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena

siswa masih baru dan asing terhadap metode baru yang diterapkan dalam

proses belajar mengajar.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat

langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus II

57
a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran

yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 14 September 2001 di Kelas X dengan jumlah siswa 40 siswa.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada

siklus I, sehingga kesalah atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi

pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes

formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III

Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 4 4 4
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4
3. Menghubungkan dengan pelajaran 4 4 4
sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok- 4 4 4
kelompok belajar

B. Kegiatan inti

58
1. Mempresentasikan langkah-langkah 4 4 4
pembelajaran kooperatif
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
3. Melatih keterampilan kooperatif 4 4 4
4. Mengawasi setiap kelompok secara
bergiliran 4 3 4
5. Memberikan bantuan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan 3 4 4
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat 4 4 4
rangkuman 4 4 4
2. Memberikan evaluasi
II Pengelolaan Waktu 4 4 4
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusia 4 4 4
2. Guru antisias 4 4 4
Jumlah 55 55 56

Keterangan : Nilai : Kriteria


1 : Tidak Baik
2. : Kurang Baik
3. : Cukup Baik
4. : Baik

Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada

kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif model Non-directive mendapatkan

penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing

siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan pembelajaran

kooperatif model Groub Investigation diharapkan dapat berhasil semaksimal

mungkin.

Table 4.4. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

59
Nama Keterangan
No. Nilai
Siswa T TT
1. 70
2. 70
3. 90
4. 70
5. 70
6. 70
7. 80
8. 60
9. 70
10. 80
11. 80
12. 60
13. 70
14. 75
15. 70
16. 70
17. 80
18. 60
19. 70
20. 60
21. 60
22. 75
23. 85
24. 60
25. 60
26. 76
27. 84
28. 53
29. 80
30. 74
31. 70
32. 60
33. 70
34. 72
35. 60
Jmlah 2464 71 10

Jumlah Skor Maksimal Ideal 4000


Jumlah Skor Tercapai 2830
Rata-Rata Skor Tercapai 70
Prosesntase ketuntasan 71

60
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 25
Jumlah siswa yang belum tuntas : 10
Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.5. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II


1 Nilai rata-rata tes formatif 70
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 30
3 Persentase ketuntasan belajar 75

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah

70 dan ketuntasan belajar mencapai 75% atau ada 25 siswa dari 35 siswa

sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini

ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih

baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa

mambantu siswa yang kurang mampu dalam mata pelajaran yang mereka

pelajari. Disamping itu adanya kemampuan guru yang mulai meningkat

dalam prose belajar mengajar.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

61
3) Pengelolaan waktu

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada

siklus II antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih

termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut

dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-

soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar

mengajar.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran

yang mendukung.

62
b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan

pada tanggal 21 September 2016 di Kelas X dengan jumlah siswa 35 siswa.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada

siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang

lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif

III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III


Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
I Pengamatan KBM
D. Pendahuluan
5. Memotivasi siswa 4 4 4
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4
7. Menghubungkan dengan pelajaran 4 4 4
sebelumnya
8. Mengatur siswa dalam kelompok- 4 4 4
kelompok belajar

E. Kegiatan inti
6. Mempresentasikan langkah-langkah 4 4 4
pembelajaran kooperatif
7. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
8. Melatih keterampilan kooperatif 4 4 4
9. Mengawasi setiap kelompok secara

63
bergiliran 4 3 4
10. Memberikan bantuan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan 3 4 4
F. Penutup
3. Membimbing siswa membuat 4 4 4
rangkuman 4 4 4
4. Memberikan evaluasi
II Pengelolaan Waktu 4 4 4
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusia 4 4 4
2. Guru antisias 4 4 4
Jumlah 55 55 56

Keterangan : Nilai : Kriteria


1 : Tidak Baik
2. : Kurang Baik
3. : Cukup Baik
4. : Baik

Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada

kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif model Non-directive mendapatkan

penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing

siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan pembelajaran

kooperatif model Goub Investigation diharapkan dapat berhasil semaksimal

mungkin.

Table 4.6. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III

Nama Keterangan
No. Nilai
Siswa T TT
1. 70
2. 70
3. 90
4. 70

64
Nama Keterangan
No. Nilai
Siswa T TT
5. 70
6. 70
7. 80
8. 80
9. 70
10. 80
11. 80
12. 80
13. 70
14. 75
15. 70
16. 70
17. 85
18. 60
19. 75
20. 75
21. 60
22. 90
23. 85
24. 50
25. 60
26. 76
27. 84
28. 70
29. 80
30. 80
31. 80
32. 80
33. 70
34. 72
35. 80
Jmlah 2607 31 4

Jumlah Skor Maksimal Ideal 3500


Jumlah Skor Tercapai 2607
Rata-Rata Skor Tercapai 74
Prosesntase ketuntasan 88

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 36
65
Jumlah siswa yang belum tuntas :4
Klasikal : Tuntas

Tabel 4.7. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III


1 Nilai rata-rata tes formatif 74
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 31
3 Persentase ketuntasan belajar 88

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar

74 dan dari 35 siswa yang telah tuntas sebanyak 31 siswa dan 4 siswa belum

mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang

telah tercapai sebesar 88% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III

ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil

belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan

siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini

serta ada tanggung jawab kelompok dari siswa yang lebih mampu untuk

mengajari temannya kurang mampu.

c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan pembelajaran metode Every one is Teachert. Dari data-data yang

telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:

66
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek

cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama

proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan

dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran kooperatif

modelEvery one is Teachertdengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta

hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan

dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu

diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan

mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan

proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran kooperatif

model Every one is Teachert dapat meningkatkan proses belajar mengajar

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan

67
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran metode

Every one is Teachert memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan

penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini

(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 57%,

71%, dan 88%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah

tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran metode Every one is Teachert dalam setiap siklus mengalami

peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar

siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat

ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang

terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran Matematika dengan pembelajaran metode Every one is Teachert

yang paling dominan adalah, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan

diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa

aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan

langkah-langkah pembelajaran metode Every one is Teachert dengan baik. Hal ini

68
terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan

mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan materi yang tidak

dimengerti siswa, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase

untuk aktivitas di atas cukup besar.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan

berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran metode Every one is Teachert memiliki dampak positif dalam

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi di ........ dalam

69
pelajaran Bahasa Inggris, yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar

siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (57%), siklus II (71%), siklus III (88%).

2. Penerapan pembelajaran metode Every one is Teachert mempunyai pengaruh

positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar

matematika, hal ini ditunjukan dengan antusias siswa yang menyatakan bahwa

siswa tertarik dan berminat dengan pembelajaran metode Every one is Teachert

sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

3. Pembelajaran metode Every one is Teachert memiliki dampak positif terhadap

kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab dalam

kelompok dimana siswa yang lebih mampu mengajari temannya yang kurang

mampu.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal

bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan model

Every one is Teachert memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru

harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan

dengan pembelajaran metode Every one is Teachert dalam proses belajar

mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

70
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Bahasa Inggris,

guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran

yang sesuai, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat

menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga

siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan tahun pelajaran 2016/2017.

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar

diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Ali, Muhammad. 2004. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensind

Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi

Mahastya.

71
Djumransyah. 2004. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayumedia Publishing.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.

Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Rosdakarya.

J, Lexy. Moleong. 2002. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Kusrini, Siti, Sutiah, Marno. 2007. Keterampilan Dasar Mengajar (PPl 1)

Berorientasi Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi. Fakultas Tarbiyah UIN

Malang.

Muhaimin, Sutiah, Listiyo probowo, Sugeng. 2008 Pengembangan Model pada

Sekolah & . Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.

Mulyasa. 2008. Menjadi guru Profesional (Menciptakan pembelajaran kreatif dan

72
menyenangkan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 1988. Metodologi Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung:

Tarsito.

Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarata: PT

RajaGrafindo Persada.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan (Suatu Pendekatan Baru). Bandung:

PT Rosdakarya.

Sugiyono, 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Anas, 2002. Metode Statistika Bandung: Tarsito.

Soemanto,Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Santrock, Jhon W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

Sukandarrumi. 2004. Metode Penelitian (petunjuk praktis untuk peneliti pemula)

Yogyakarta: Gadja Mada University Press.

73
Margono, S. 2006. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional, Dasar Metode Teknik,

Bandung: Tarsito.

Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Bandung: Citra Umbara, 2003

Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pebelajaran, Bandung: Alfabeta.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


No. ..........................

Nama Sekolah : SMK .


Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Program Keahlian :
Kelas/Semester : X/ 1
Pertemuan ke- : 7- 13
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Inggris
setara level Novice
Kompetensi dasar : Menyebutkan benda-benda, orang,
ciri-ciri, waktu, hari, bulan, dan
tahun
Indikator :
1. Nama-nama benda dan kata yang
mendeskripsikan benda yang
terkait dengan warna, bentuk, asal
(origin), ukuran, bahan, jumlah
dan kualitas disebutkan dengan
tepat.

74
2. Kata-kata yang mendeskripsikan
orang yang terkait dengan profesi,
kebangsaan, ciri-ciri fisik, kualitas,
dan aktifitasnya disebutkan
dengan tepat.
3. Waktu (time of the day), nama-
nama hari/tanggal, bulan, tahun
disebutkan dengan tepat.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui cara mendeskripsikan benda yang terkait dengan warna,
bentuk, asal (origin), ukuran, bahan, jumlah dan kualitas dengan
tepat.
2. Mengetahui cara mendeskripsikan orang yang terkait dengan profesi,
kebangsaan, ciri-ciri fisik, kualitas, dan aktifitasnya dengan tepat.
Karakter yang diharapkan:
Bersahabat
Komunikatif
Peduli sosial
Rasa ingin tahu
Demokratis
Mandiri
Kerja Keras
Disiplin
Senang membaca
B. Materi ajar
1. Adjectives showing colours, quality, size, shape, age, origin, material
a) green, good, big, old,Indonesian, wooden, dsb.
2. Profession, nationality
b) dentist, teacher, Indonesian, British
3. Adjectives showing physical (appearance), non-physical
(characteristic)
- beautiful, humorous dsb
4. Numbers
a) Ordinal numbers
Ordinal numbers are used to :
1. Show dates
2. Show ranks/ positions
b) Cardinal numbers
Cardinal numbers are used to:
3. Show prices
4. Show time
5. Show physical appearance
6. Show speed
5. Days
a) Sunday
b) Monday
6. Months
Dates and Years

75
7. Description of Event
Events In The Present Time
e.g. a. The students in our school wear the scout uniform on Fridays and
Saturdays.
b. I dont go anywhere this month.
Event In The Past
e.g. a. The accident happened at none p.m. on Monday, the 26th July 2006.
b. She didnt pass his examination in 1999.
Event In The Future
e.g. our school will be rebuilt in 2009

8. Mathematical expressions
1/2 = a half
1/4 = a quarter
3/4 = three fourth
52 = five squared
73 = seven cubed
84 = eight four powered
3
9 = nine cubed root
C. Metode Pembelajaran
1. Question and answer
2. Dictation
3. Lecture
4. Role play

D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan 7
No Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1.1Pendahuluan:
1) Guru mengucapkan salam
2) Memeriksa kehadiran siswa
3) Apersepsi
Mengulang atau mengingat kembali pelajaran
sebelumnya
Menyatakan topik pembahasan pertemuan ini
Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran dalam
pertemuan ini
4) Orientasi
Guru menjelaskan tentang pentingnya description things
dalam kehidupan nyata
5) Motivasi
Menjelaskan kepada siswa tentang manfaat mempelajari
description things.
Kegiatan Inti

76
2.1 Eksplorasi
a. Siswa melihat model gambar yang ditampilkan melalui
slide powerpoint tentang beberapa benda yang
mempunyai ciri- ciri khusus
b. Siswa diberikan clue atau arahan tentang maksud dari
tampilan tersebut
2.2 Elaborasi
a. Siswa mempelajari cara menyebutkan beberapa adjective
secara urut untuk mendeskripsikan sebuah benda
b. Siswa berlatih untuk menyusun adjective secara baik dan
benar
c. Siswa berlatih melengkapi kalimat dengan adjective yang
tepat
d. Siswa berlatih mendeskripsikan satu benda terkait dengan
warna, bentuk, asal (origin), ukuran, bahan, jumlah dan
kualitas dengan tepat.
2.3. Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik berupa koreksi dan
masukan kepada siswa
b. Guru melakukan pengamatan terhadap siswa tentang
penerimaan materi
c. Guru memberi motivasi bagi siswa yang berpartisipasi
aktif
Kegiatan Akhir
Penutup
a. Mengulas kembali pelajaran pada pertemuan ini
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
pelajaran yang telah diberikan.
c. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
d. Menutup pelajaran

2. Pertemuan 8
No Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1.2Pendahuluan:
1) Guru mengucapkan salam
2) Memeriksa kehadiran siswa
3) Apersepsi
Mengulang atau mengingat kembali pelajaran
sebelumnya
Menyatakan topik pembahasan pertemuan ini
Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran dalam
pertemuan ini
4) Orientasi
Guru menjelaskan tentang pentingnya Adjective showing
profession and nationality dalam kehidupan nyata
5) Motivasi

77
Menjelaskan kepada siswa tentang manfaat mempelajari
Adjective showing profession and nationality
Kegiatan Inti
2.2 Eksplorasi
a. Siswa melihat model gambar yang ditampilkan melalui
slide powerpoint tentang profesi
b. Siswa diberikan clue atau arahan tentang maksud dari
tampilan tersebut
2.3 Elaborasi
a. Siswa mempelajari cara menyebutkan beberapa adjective
showing profesionand nationality secara urut untuk
mendeskripsikan profesi seseorang
b. Siswa berlatih untuk menyusun adjectiveshowing
profession and nationality secara baik dan benar
c. Siswa berlatih melengkapi kalimat dengan adjectiveand
nationality yang tepat
d. Siswa berlatih mendeskripsikan seseorang terkait dengan
profesinya dan juga kebangsaannya.
2.3. Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik berupa koreksi dan
masukan kepada siswa
b. Guru melakukan pengamatan terhadap siswa tentang
penerimaan materi
c. Guru memberi motivasi bagi siswa yang berpartisipasi
aktif
Kegiatan Akhir
Penutup
a. Mengulas kembali pelajaran pada pertemuan ini
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
pelajaran yang telah diberikan.
c. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
d. Menutup pelajaran

3. Pertemuan 9
No Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1.1Pendahuluan:
1) Guru mengucapkan salam
2) Memeriksa kehadiran siswa
3) Apersepsi
Mengulang atau mengingat kembali pelajaran
sebelumnya
Menyatakan topik pembahasan pertemuan ini
Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran dalam
pertemuan ini
4) Orientasi
Guru menjelaskan tentang pentingnya Adjective showing

78
Characteristic dalam kehidupan nyata
5) Motivasi
Menjelaskan kepada siswa tentang manfaat mempelajari
Adjective showing characteristic
Kegiatan Inti
2.1 Eksplorasi
a. Siswa melihat model gambar yang ditampilkan melalui
slide powerpoint tentang seseorang yang terdapat dalam
gambar
b. Siswa diberikan clue atau arahan tentang maksud dari
tampilan tersebut
c. Siswa mencocokkan gambar seseorang berdasarkan
deskripsi yang disampaikan oleh guru
2.2 Elaborasi
a. Siswa mempelajari cara menyebutkan beberapa
adjectiveshowing physical characteristics
b. Siswa berlatih untuk menyusun adjectiveshowing physical
characteristics secara baik dan benar
c. Siswa berlatih melengkapi kalimat dengan
adjectiveshowing physical characteristics yang tepat
d. Siswa berlatih mendeskripsikan seseorang terkait dengan
ciri karakteristik baik fisik atau non fisik.
2.3. Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik berupa koreksi dan
masukan kepada siswa
b. Guru melakukan pengamatan terhadap siswa tentang
penerimaan materi
c. Guru memberi motivasi bagi siswa yang berpartisipasi
aktif
Kegiatan Akhir
Penutup
a. Mengulas kembali pelajaran pada pertemuan ini
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
pelajaran yang telah diberikan.
c. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
d. Menutup pelajaran

Pertemuan ke-10
No Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1.1Pendahuluan:
a. Guru mengucapkan salam
b. Memeriksa kehadiran siswa
c. Apersepsi
Mengulang atau mengingat kembali pelajaran
sebelumnya
Menyatakan topik pembahasan pertemuan ini

79
Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran dalam
pertemuan ini
d. Orientasi
Guru menjelaskan tentang pentingnya Materi Telling Time,
Date,and Years dalam kehidupan nyata
e. Motivasi
Menjelaskan kepada siswa tentang manfaat mempelajari Materi
Telling Time, Date,and Years
Kegiatan Inti
2.1Eksplorasi
a. Siswa ditanya tentang waktu, hari, dan tanggal.
b. Siswa diajak berdialog tentang keadaan waktu, hari, dan
tanggal
c. Siswa diberikan stimulus bagaimana menyatakan waktu,
hari dan tanggal
2.2 Elaborasi
a. Siswa berlatih membuat dialog dengan menyatakan
waktu, hari dan tanggal.
b. Siswa dilibatkan dalam latihan ekspresi menyatakan
waktu, hari dan tanggal
2.3. Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik berupa koreksi dan
masukan kepada siswa
b. Guru melakukan pengamatan terhadap siswa tentang
penerimaan materi
c. Guru memberi motivasi bagi siswa yang berpartisipasi aktif
Kegiatan Akhir
Penutup
a. Mengulas kembali pelajaran pada pertemuan ini
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
pelajaran yang telah diberikan.
c. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
d. Menutup pelajaran

Pertemuan ke 11
No Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1.2Pendahuluan:
a. Guru mengucapkan salam
b. Memeriksa kehadiran siswa
c. Apersepsi
Mengulang atau mengingat kembali pelajaran
sebelumnya
Menyatakan topik pembahasan pertemuan ini
Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran dalam
pertemuan ini

80
d. Orientasi
Guru menanyakan jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun saat
ini kepada siswa
e. Motivasi
Menjelaskan kepada siswa tentang manfaat mempelajari Materi
ini
Kegiatan Inti
2.2Eksplorasi
a. Siswa diberi penjelasan tentang penulisan dan cara
menyebutkan jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun secara
tepat
b. Siswa diajak berdialog tentang keadaan waktu, hari, dan
tanggal
c. Siswa diberikan stimulus bagaimana menyatakan waktu,
hari dan tanggal secara tepat
d. Siswa mendapat penjelasan tentang mendeskripsikan
suatu kejadian (describing events) dalam berbagai
keterangan waktu
2.2 Elaborasi
a. Siswa berlatih bagaimana menuliskan dan menyebutkan
jam, hai, tanggal, bulan dan waktu secara tepat.
b. Siswa dilibatkan dalam latihan tentang mendeskripsikan
suatu kejadian ( describing events) dalam berbagai
keterangan waktu
2.3. Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik berupa koreksi dan
masukan kepada siswa
b. Guru melakukan pengamatan terhadap siswa tentang
penerimaan materi
c. Guru memberi motivasi bagi siswa yang berpartisipasi aktif
Kegiatan Akhir
Penutup
a. Mengulas kembali pelajaran pada pertemuan ini
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
pelajaran yang telah diberikan.
c. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
d. Menutup pelajaran

Pertemuan ke-12
No Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1.3Pendahuluan:
a. Guru mengucapkan salam
b. Memeriksa kehadiran siswa
c. Apersepsi
Mengulang atau mengingat kembali pelajaran
sebelumnya
Menyatakan topik pembahasan pertemuan ini

81
Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran dalam
pertemuan ini
d. Orientasi
Guru menanyakan jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun saat
ini kepada siswa
e. Motivasi
Menjelaskan kepada siswa tentang manfaat mempelajari Materi
ini
Kegiatan Inti
2.3Eksplorasi
a. Siswa diberi penjelasan tentang penulisan penulisan dan
cara menyebutkan beberapa istilah Matematika
(mathematical expressions) dalam bahasa Inggris
2.2 Elaborasi
a. Siswa berlatih menggunakan penomoran dan istilah
matematika secara tertulis
b. Siswa menghafalkan istilah matematika dalam bahasa
inggris kemudian berlatih mengucapkannya secara lisan
2.3. Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik berupa koreksi dan
masukan kepada siswa
b. Guru melakukan pengamatan terhadap siswa tentang
penerimaan materi
c. Guru memberi motivasi bagi siswa yang berpartisipasi aktif
Kegiatan Akhir
Penutup
a. Mengulas kembali pelajaran pada pertemuan ini
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
pelajaran yang telah diberikan.
c. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
d. Menutup pelajaran

Pertemuan ke-13
No Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1.1Pendahuluan:
a. Guru mengucapkan salam
b. Memeriksa kehadiran siswa
c. Apersepsi
Mengulang atau mengingat kembali pelajaran
sebelumnya
Menyatakan topik pembahasan pertemuan ini
Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran dalam
pertemuan ini
d. Orientasi
Guru menanyakan jumlah benda disekitar kepada siswa
e. Motivasi

82
Menjelaskan kepada siswa tentang manfaat mempelajari Materi
ini
Kegiatan Inti
2.1Eksplorasi
a. Siswa diberikan model gambar benda- benda disekitar
melalui slide powerpoint
b. Siswa diberikan penjelasan tentang bagaimana
membedakan jumlah benda yang berjumlah tunggal
ataupun banyak dalam ekspresi bahasa inggris.
2.2 Elaborasi
a. Siswa berlatih menggunakan
b. Siswa diberi penjelasan tentang perbedaan singular nouns
dan plural nouns.
c. Siswa diberi penjelasan tentang fungsi dan penempatan
singular nouns dan plural nouns dalam kalimat.
d. Siswa berlatih untuk membuat kalimat dengan
menggunakan singular nouns dan plural nouns
2.3. Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik berupa koreksi dan
masukan kepada siswa
b. Guru melakukan pengamatan terhadap siswa tentang
penerimaan materi
c. Guru memberi motivasi bagi siswa yang berpartisipasi aktif
Kegiatan Akhir
Penutup
a. Mengulas kembali pelajaran pada pertemuan ini
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
pelajaran yang telah diberikan.
c. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
d. Menutup pelajaran

E. Alat/bahan/sumber belajar
1. Alat/Bahan:
Laptop
LCD
Slide Powerpoint
2. Sumber Belajar:
Modul dan kompilasi berbagai sumber (Handouts)

F. Buku pegangan siswa/ Guru


English for SMK
Modul SMK

G. Tugas
1. Tugas terstruktur
2. Tugas Non terstruktur/ Tugas mandiri
H. Penilaian

83
1. Proses: Penilaian dilakukan melalui pengamatan kinerja siswa
(performance)
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Contoh Format Penilaian:

Aspek Penilaian

No Accuracy Kompeten/belu
Nama Siswa Fluency Total
. Pron. Into. Gram. m kompeten

(4) (2) (2) (2) (10)

Keterangan:
A. Fluency: Kelancaran berbicara dan kemampuan membedakan tingkat
formalitas
1. Very good (4) = jelas dan lancar
2. Good (3) = jelas, diselingi sedikit keraguan
3. Fair (2) = jelas tapi tersendat
4. Poor (1) = tidak jelas dan tersendat

B. Accuracy: Pronunciation, Intonation, dan Grammar


1. Very good (2) = jelas dan lancar
2. Good (1,5) = jelas, diselingi sedikit keraguan
3. Fair (1) = jelas tapi tersendat
4. Poor (0,5) = tidak jelas dan tersendat

2. Bentuk instrumen
3. Soal/ Instrumen

Evaluasi
Task 1
Rearrange these jumbled words below!
1. stone tall building a white
2. red lovely a old bicycle
3. nice some easy question quiz
4. a food delicious new Indonesian
5. sculpture big a cheap antique

Kunci Jawaban
1. A tall white stone building
2. A lovely old red bicycle
3. Some nice easy quiz questions

84
4. A delicious new Indonesian food
5. A big cheap antique sculpture
Pedoman Penilaian
N = Benar x 2
= 10

Mranggen , Juli 2015

Ka. KOMP.KEAHLIAN GURU MAPEL

. ..

85

Anda mungkin juga menyukai