Oleh :
IMAM NURALIF
13.12.2770
Diusulkan oleh:
IMAM NURALIF
13.12.2770
Hariyanto, ST MT
NIP. 197909212008011008
ii
DAFTAR ISI
iii
2.2.6.2 Arduino IDE (Integrated Development Enviroment) ..................... 26
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Spesifikasi sensor DS18B20 ................................................................ 14
Tabel 2. 2 Konfigurasi pin sensor DS18B20 ........................................................ 14
Tabel 2. 3 Perbandingan sensor suhu .................................................................... 14
Tabel 2. 4 Spesifikasi sensor SP Lite 2 ................................................................. 15
Tabel 2. 5 Deskripsi pin IC AD623 ..................................................................... 17
Tabel 2. 6 Spesifikasi mikrokontroler ATmega2560 ............................................ 18
Tabel 2. 7 Konfigurasi Pin LCD 20x4 .................................................................. 21
Tabel 3. 1 Koneksi pin sensor ke mikrokontroler ................................................. 33
Tabel 3. 2 Koneksi pin LCD ke mikrokontroler ................................................... 36
Tabel 3. 3 Koneksi pin modul RTC ke mikrokontroler ........................................ 36
Tabel 3. 4 Koneksi kabel pin modul SD card ke mikrokontroler ......................... 37
Tabel 3. 5 Koneksi kabel pin modul telemetri ke mikrokontroler ........................ 38
Tabel 3. 6 Rencana kegiatan penelitian................................................................. 43
Tabel 3. 7 Rancangan anggaran biaya penelitian .................................................. 44
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Bentuk fisik sensor DS18B20 .......................................................... 13
Gambar 2. 2 DS18B20 dalam Mode Normal Power dan Mode Parasite Power .. 13
Gambar 2. 3 Bentuk fisik dari sensor SP Lite 2 .................................................... 15
Gambar 2. 4 Pin konfigurasi IC AD623 ............................................................... 16
Gambar 2. 5 Mikrokontroler ATmega2560 .......................................................... 17
Gambar 2. 6 Diagram modul ATmega2560 ......................................................... 18
Gambar 2. 7 LCD (Liquid Crystal Display) 20x4 ................................................ 21
Gambar 2. 8 RTC DS3231 .................................................................................... 22
Gambar 2. 9 Modul SD card ................................................................................. 23
Gambar 2. 10 Modul radio telemetri 3DR 915Mhz .............................................. 24
Gambar 2. 11 Tampilan depan aplikasi LabView ................................................. 24
Gambar 2. 12 Tampilan front panel pada LabView .............................................. 25
Gambar 2. 13 Tampilan tool pada front panel LabView ...................................... 25
Gambar 2. 14 Tampilan function palette pada block diagram .............................. 26
Gambar 2. 15 Tampilan jendela block diagram pada Labview ............................. 26
Gambar 2. 16 Tampilan tool pada block diagram ................................................. 26
Gambar 2. 17 Tampilan Arduino IDE................................................................... 27
Gambar 3. 1 Blok diagram sistem ......................................................................... 28
Gambar 3. 2 Skema rangkaian sistem ................................................................... 30
Gambar 3. 3 Diagram alir sistem .......................................................................... 31
Gambar 3. 4 Rangkaian koneksi pin sensor DS18B20 ke mikrokontroler ........... 32
Gambar 3. 5 Rangkaian koneksi pin sensor SP Lite 2 ke mikrokontroler ............ 33
Gambar 3. 6 Desain rangkaian op-amp AD623 .................................................... 35
Gambar 3. 7 Rangkaian koneksi pin LCD 20x4 ke mikrokontroler ..................... 35
Gambar 3. 8 Rangkaian koneksi pin modul RTC ke mikrokontroler ................... 36
Gambar 3. 9 Rangkaian koneksi pin modul SD card ke mikrokontroler ............. 37
Gambar 3. 10 Rangkaian koneksi pin modul telemetri ke mikrokontroler ........... 38
Gambar 3. 11 Desain perancangan casing logger ................................................. 39
Gambar 3. 12 Desain perancangan casing sensor suhu tanah ............................... 40
Gambar 3. 13 Desain perancangan casing untuk sensor radiasi matahari ............ 40
Gambar 3. 14 Diagram alir pemrograman aplikasi LabView ............................... 41
Gambar 3. 15 Konsep tampilan antarmuka pada LabView .................................. 42
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
sehingga data dapat dengan mudah digunakan kembali jika suatu waktu dibutuhkan.
Diharapkan alat ini mampu melakukan pembacaan suhu dan kelembaban tanah dengan
baik dan nantinya dapat diintegrasikan dengan peralatan BMKG seperti AWS
(Automatic Weather Station).
4
5
dari penelitian ini adalah suhu tanah pada permukaan dangkal lebih bervariasi
dibanding dengan tanah dalam. Nilai heat fluks berpengaruh terhadap variasi
suhu tanah pada kedalaman berbeda yang diakibatkan radiasi sinar matahri
pada tanah. Nilai suhu pada siang hari mencapai maksimum, terutama pada
musim panas. Tanah tanpa vegetasi menghasilkan heat fluks tertinggi. Dengan
demikian, penulis bermaksud mengkaji korelasi antara suhu tanah dengan
radiasi matahari.
3. Prototipe Sistem Otomatisasi Pengukuran Suhu Tanah dan Kadar Air Tanah.
(Prasetyo, 2015), penelitian ini membahas prototipe pengukuran suhu dan
kadar air tanah pada kedalaman 5 cm menggunakan sensor suhu
RTD(Resistance Temperature Detector) PT100 untuk mengukur suhu dan
modul sensor SEN0114 untuk mengukur kadar air tanah. Data hasil
pengukuran ditampilkan pada LCD secara realtime dan setiap jam dikirim
melalui pesan singkat ke mobile phone, dan juga ditampilkan pada PC
menggunakan software Labview secara real time. Pengujian dilakukan dengan
metode komparasi alat yang buat dengan peralatan konvensional yang menjadi
standar. Data penelitian menunjukkan bahwa sensor suhu dapat bekerja pada
range pengukuran 10oC hingga 40oC dan sensor kadar air 0% hingga 100%
pada kedalaman 5 cm. Dengan demikian, peneliti bermaksud untuk
mengembangkan protipe dengan menambahkan sensor suhu dengan
kedalaman yang lebih variasi dan penambahan modul SD card agar sistem
dapat menyimpan data secara otomatis serta pengujian sensor yang langsung
di taman alat.
4. Rancang Bangun Thermometer Digital Berbasis Mikrokontroller ATmega16.
(Marpaung, 2015), penelitian dilakukan untuk mengukur suhu tanah pada 5
cm diatas permukaan tanah, 0 cm, kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 30 cm, 50
cm, dan 100 cm. Sensor yang digunakan untuk mengukur suhu tanah adalah
sensor Thermocouple yang ditanam didalam tanah pada kedalaman yang
ditentukan, kemudian ditampilkan pada PC(Personal Computer)
menggunakan aplikasi Labview dan data yang ditampilkan disimpan sebagai
database. Pengujian dilakukan dengan metode komparasi, dimana alat yang
dibuat akan dikomparasikan dengan termometer konvensional suhu di
6
pelapukan batuan dan bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan
hewan yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat
tertentu terjadi akibat gabungan dari faktor iklim, bahan induk, bentuk wilayah
dan lamanya waktu pembentukan. Didalam tanah memiliki unsur-unsur yang
membedakan satu dengan yang lain.
Tanah tersusun atas 5 komponen utama yaitu:
a. Partikel mineral (anorganik), hasil perombakan bahan bahan batuan yang
terdapat dipermukaan bumi
b. Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang dan
berbagai hasil kotoran binatang
c. Air
d. Udara tanah
e. Kehidupan jasad renik.
2.2.2 Suhu tanah
Suhu pada dasarnya merupakan derajat panas atau dingin suatu benda suatu
benda, semakin tinggi suhu benda maka semakin panas benda tersebut. Suhu
disebut juga temperatur. Dalam satuan internasional (SI) suhu adalah Kelvin
(K) menurut International Temperature Scale-1990 (ITS-90) standar acuan
fisika suhu adalah titik tiga fasa air TTPW (triple point of water) dengan nilai
TTPW= 273,16 K sehingga satuan Kelvin adalah :
1 (1)
1K = xT
273,16 TPW
Keterangan
K : Kelvin
TTPW : triple point of water (273,16)
Satuan lain suhu yang sering dipakai adalah derajat celcius (oC) simbol yang
dipakai adalah t. Hubungan antara T dan t adalah :
t = T 273,15 oC (2)
Dimana :
t : suhu dalam oC
T : suhu dalam oK
8
Pada tahun 1879 seorang ahli fisika dari Austria, Josef Stefan melakukan
eksperimen untuk mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam. Ia
menemukan bahwa daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua
10
frekuensi oleh suatu benda hitam panas (intensitas total) adalah sebanding dengan
pangkat empat dari suhu mutlaknya. Sehingga dapat dirumuskan :
= 4 (5)
Dimana
Untuk kasus benda panas yang bukan benda hitam, akan memenuhi hukum
yang sama, hanya diberi tambahan koefisien emisivitas yang lebih kecil daripada 1,
sehingga :
= . . 4 (6)
Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan diatas dapat ditulis
sebagai:
(7)
= 4
dengan:
P = daya radiasi (W)
A = luas permukaan benda (m2)
e = koefisien emisivitas
T = suhu mutlak (K)
Beberapa tahun kemudian, berdasarkan teori gelombang elektromagnetik cahaya,
Ludwig Boltzmann (1844 1906) secara teoritis menurunkan hukum yang
diungkapkan oleh Joseph Stefan (1853 1893) dari gabungan termodinamika dan
persamaan-persamaan Maxwell. Oleh karena itu, persamaan diatas dikenal juga
sebagai Hukum Stefan-Boltzmann, yang berbunyi:
b. Hukum Planck
Hukum radiasi Planck menunjukkan distribusi (penyebaran) energi yang
dipancarkan oleh sebuah benda hitam. Hukum ini memperkenalkan gagasan baru
dalam ilmu fisika, yaitu bahwa energi merupakan suatu besaran yang dipancarkan
oleh sebuah benda dalam bentuk paketpaket kecil terputus-putus, bukan dalam
bentuk pancaran molar.
2hc2 5 (8)
I = hc
exp( )1
KT
Dimana :
k = 1,38 x 10-16 erg K-1 disebut konstanta Boltzmann
T = temperatur mutlak (K)
c = kecepatan cahaya = 3 x 10-10 cms-1
= panjang gelombang radiasi, = c/
= frekuensi
2.2.4 Pengaruh radiasi matahari terhadap suhu tanah
Radiasi matahari merupakan unsur cuaca/iklim utama yang mempengaruhi
suhu dan kadar air didalam tanah karena energi panas yang dihasilkan daari
matahari akan menjalar ke bumi. Radiasi matahari yang diterima sebagian
dipantulkan (refleksi) kembali ke atmosfer dan sebagiannya diserap (absorbsi) ke
tanah. Perpindahan energi pada tanah dalam bentuk konduksi. Konduksi adalah
perambatan panas dalam bentuk benda oleh gerakan molekul didalam benda itu
sendiri. Oleh karena itu suhu digambarkan energi kinetik pada tanah, adanya
perbedaan suhu pada tanah menyebabkan perpindahan energi kinetik molekul-
molekul yang bergerak dari yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin.
Konduktivitas tanah tergantung pada komposisi tanah.
Panas yang diterima oleh permukaan tanah akan diteruskan ke lapisan tanah
yang lebih dalam melalui konduksi. Suhu pada permukaan tanah akan mencapai
nilai maksimum pada saat intensitas radiasi matahari mencapai maksimum, tetapi
untuk lapisan yang lebih dalam, suhu maksimum tercapai beberapa waktu
kemudian. Hal ini disebabkan karena aliran panas membutuhkan waktu untuk
perambatan dari permukaan tanah ke lapisan tanah dibawah. Suhu tanah umumnya
rata-rata lebih besar daripada suhu di atmosfer sekelilingnya. Hal ini disebabkan
12
oleh penyimpanan panas di tanah lebih lama daripada di udara. Konsep untuk
menghitung jumlah dan laju panas atau heat flux dari dalam tanah pada kedalaman
tertentu dituliskan sebagai berikut:
(9)
suhu vertikal. G bernilai positif jika temperatur turun seiring penurunan kedalaman
(divergen).
Panas dan air yang ada pada tanah akan hilang melalui proses evaporasi,
kembali ke atmosfer dalam gelombang panjang dan pemanasan udara oleh tanah.
Jika suhu pada tanah tinggi maka kadar air akan menurun.
2.2.5 Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sensor Suhu
DS18B20, Sensor Pyranometer SP Lite 2, Op-Amp, mikrokontroler ATmega2560,
LCD 20x4 sebagai perangkat display, Micro SD card sebagai media penyimpanan
dan Telemetri sebagai komunikasi mikrokontroler.
2.2.5.1 Sensor suhu DS18B20
Sensor suhu DS18B20 merupakan sensor pengukur suhu digital yang presisi
dengan kemampuan tahan air (waterproof).
a. Prinsip Kerja
DS18B20 memberikan keluaran data 9-12bit yang dapat dikonfigurasikan
sesuai dengan kebutuhan. Setiap sensor DS18B20 memiliki silicon serial number
yang unik, sehingga untuk pemasangan sensor dapat dilakukan secara pararel atau
1-wire bus, dimana hanya ada satu kabel (dan ground) yang harus terhubung dari
mikrokontroler ke sensor. Power yang digunakan untuk proses read, write, dan
konversi suhu berasal dari saluran datanya sendiri tanpa membutuhkan sumber
daya eksternal. Hal ini memungkinkan untuk menempatkan sensor di berbagai
tempat. Bentuk fisik sensor DS18B20 dapat dilihat pada Gambar 2.1.
13
Sensor dapat bekerja dalam dua mode, yaitu mode normal power (external
power supply) dan mode parasite power. Pada Mode Normal, GND akan terhubung
dengan ground, VDD akan terhubung dengan 5V dan DQ akan terhubung dengan
pin data, namun ditambahkan resistor pull-up sebesar 4,7k. Mode ini sangat
direkomendasikan pada aplikasi yang melibatkan banyak sensor dan membutuhkan
jarak yang panjang.
Mode Parasite, GND dan VDD disatukan dan terhubung dengan ground.
DQ akan terhubung dengan pin data melalui resistor pull-up sebesar 4,7k. Pada
mode ini, power diperoleh dari power data. Mode ini bisa digunakan untuk aplikasi
yang melibatkan sedikit sensor dalam jarak yang pendek. Gambar 2.2 menunjukkan
rangkaian DS18B20 dalam Mode Normal Power dan Mode Parasite Power.
Gambar 2. 2 DS18B20 dalam Mode Normal Power dan Mode Parasite Power
(Sumber: https://tutorkeren.com)
14
b. Spesifikasi
Berikut adalah Spesifikasi dari sensor DS18B20 produksi DFRobot.
Tabel 2. 1 Spesifikasi sensor DS18B20
Spesifikasi Keterangan
Tipe sensor DS18B20 waterproof (DFR0198)
Diameter 6 mm, panjang 50 mm, dan
Ukuran
panjang kabel 90 cm
Material stainless steel dengan case yang waterproof
Waktu data masuk 750 ms
Tegangan sensor 3,0-5,5 volt
Suhu operasi -55 sampai +125
Akurasi 0,5
Output Digital
Konfigurasi pin sensor dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2. 2 Konfigurasi pin sensor DS18B20
Pin Nama Fungsi
1 GND Ground
2 DQ Data input/output
Vdd (cadangan) saat menggunakan mode parasit
3 VDD
power Vdd harus dihubungkan ke ground
memilki nilai penyimpangan yang cukup besar dan belum stabil. Sensor DS18B20
memilki akurasi yang dengan harga yang relatif terjangkau, memilki kemampuan
tahan air karena casing sensor terbuat dari bahasn stainless steel, sehingga sensor
ini sangat cocok digunakan untuk pengukuran suhu ditempat yang basah dan sulit.
2.2.5.2 Sensor radiasi matahari SP Lite 2
SP Lite 2 merupakan pyranometer keluaran Kipp and Zonen yang dirancang
untuk pengukuran radiasi matahari secara kontinu.
a. Prinsip Kerja
Sensor SP Lite 2 menggunakan detektor dioda, yang mengeluarkan
tegangan output sebanding dengan radiasi yang datang dari matahari. Desain yang
unik dari diffuser sehingga cahaya dapat diukur dengan baik oleh permukaan
sensor, sensitivitas sebanding dengan cosinus dari sudut datangnya radiasi yang
memungkinkan untuk pengukuran yang akurat dan konsisten. Bentuk fisik dari
Sensor SP Lite 2 dapat dilihat pada Gambar2.3.
Impedansi 50
Rentang output yang diharapkan (0 sampai 0 to 150 mV
1500 VW/m)
Maksimum radiasi yang diukur 2000 W/m
Waktu Respon (95%) < 500 ns
Penyimpangan (perubahan/tahun) < 2%
Non-linearitas (0 sampai 1000 W/m) < 2,5%
Respon Suhu - 0.15 %/C
Sudut pengukuran 180
Akurasi bubble level < 0.2
Tipe sensor Photo-diode
Rentang suhu pengukuran -40C to + 80 C
Rentang tahanan pengukuran -40C to + 80 C
Rentang kelembaban 0 to 100% tanpa kondensasi
ini dapat dihubungkan dengan memasukkan 2.1mm jack DC ke port sirkuit. Baterai
dapat dimasukkan pada pin header Gnd dan Vin dari konektor daya. Board dapat
beroperasi pada pasokan eksternal dari 6 sampai 20 Volt. Namun jika tegangan
kurang dari 6 Volt kemungkinan tidak stabil pada perangkat sangat besar. Jika
menggunakan lebih dari 12 V regulator tegangan bisa panas dan merusak papan.
Rentang yang dianjurkan adalah 7 sampai 12 Volt. Pin listrik yang tersedia adalah
sebagai berikut :
1. VIN. Input tegangan ke papan ATmega2560 ketika menggunakan sumber
daya eksternal dapat disediakan melalui pin ini, atau jika menggunakan
sumber tegangan melalui colokan listrik
2. 5 V. Pin ini merupakan output 5 V yang telah diatur oleh regulator papan
Arduino. Papan dapat diaktifkan dengan daya, baik dari colokan listrik DC
(7-12 V), konektor USB (5 V), atau pin VIN board (7-12 V). Jika tegangan
dimasukan melalui pin 5 V atau 3.3 V secara langsung (tanpa melewati
regulator) dapat merusak papan Arduino
3. Tegangan pada pin 3.3 V dihasilkan oleh regulator on-board. Menyediakan
arus maksimum 50 mA
4. GND. Pin untuk ground
5. IOREF. Pin ini di papan ATmega memberikan tegangan referensi ketika
mikrokontroler beroperasi. Sebuah shield yang dikonfigurasi dengan benar
dapat membaca pin tegangan IOREF sehingga dapat memilih sumber daya
yang tepat agar dapat bekerja dengan 5 V atau 3.3 V.
b. Input dan Output
Input dan Output Masing-masing dari 54 digital pin pada ATmega2560
dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode() ,
digitalWrite() , dan digitalRead(). ATmega2560 beroperasi pada tegangan 5 volt.
Setiap pin dapat memberikan atau menerima arus maksimum 40 mA dan memiliki
resistor pull-up internal (yang terputus secara default) sebesar 20-50 KOhms.
Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus, antara lain[]:
1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX); Serial 1 : 19 (RX) dan 18 (TX); Serial 2 : 17
(RX) dan 16 (TX); Serial 3 : 15 (RX) dan 14 (TX). Digunakan untuk
20
menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data serial TTL. Pins 0 dan 1 juga
terhubung ke pin chip ATmega2560 Serial USB-toTTL
2. Eksternal Interupsi : Pin 2 (interrupt 0), pin 3 (interrupt 1), pin 18 (interrupt
5), pin 19 (interrupt 4), pin 20 (interrupt 3), dan pin 21 (interrupt 2). Pin ini
dapat dikonfigurasi untuk memicu sebuah interupsi pada nilai yang rendah,
meningkat atau menurun, atau perubah nilai
3. SPI : Pin 50 (MISO), pin 51 (MOSI), pin 52 (SCK), pin 53 (SS). Pin ini
mendukung komunikasi SPI menggunakan library SPI. Pin SPI juga
terhubung dengan header ICSP
4. LED : Pin 13. Tersedia secara built-in pada mikrokontroler ATmega2560.
LED terhubung ke pin digital 13
5. TWI : Pin 20 (SDA) dan pin 21 (SCL). Yang mendukung komunikasi TWI
menggunakan library Wire.
ATmega2560 memiliki 16 pin sebagai analog input, yang masing-masing
menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara default pin ini
dapat diukur/diatur dari mulai ground sampai dengan 5 Volt, juga memungkinkan
untuk mengubah titik jangkauan tertinggi atau terendah mereka menggunakan pin
AREF dan fungsi analogReference(). Ada beberapa pin lainnya yang tersedia,
antara lain:
1. AREF : Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan fungsi
analogReference()
2. RESET : Jalur LOW ini digunakan untuk me-reset (menghidupkan ulang)
mikrokontroler. Jalur ini biasanya digunakan untuk menambahkan tombol
reset pada papan sirkuit ATmega2560.
c. Komunikasi
ATmega2560 mempunyai fitur untuk berkomunikasi dengan komputer atau
mikrokontroler lainnya. Komunikasi serial UART TTL (5 Volt), diamana
komunikasi melalui serial USB dan muncul sebagai Port Virtual pada perangkat
PC. ATmega2560 juga mendukung komunikasi TWI dan juga SPI.
2.2.5.5 LCD (Liquid Crystal Display) 20x4
LCD (liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD terdiri dari lapisan-lapisan
21
cairan kristal diantara dua pelat kaca. Film transparan yang dapat menghantarkan
listrik atau back plane, diletakkan pada lembaran belakang kaca. Bagian trasparan
dari film yang dapat menghantarkan arus listrik pada bagian luar dari karakter yang
diinginkan dilapiskan pada pelat bagian depan. Pada saat terdapat tegangan antara
segmen dan back plane, bagian yang berarus listrik ini mengubah transmisi
cahaya melalui daerah di bawah segmen film.
tersebut ada dalam tampilan jendela blok diagram. LabView software terdiri dari 3
(tiga) komponen utama, yaitu front panel, block diagram dan tipe data.
a. Front Panel
Front panel merupakan penghubung (interface) dengan pengguna (user) pada
program aplikasi. Pada front panel terdapat kontrol (input) dan indikator (output)
sebagai masukan atau keluaran instrumen. Control adalah instrumen mekanisme
masukan yang menyuplai data dari block diagram yang mencakup knop, push
button, dial dan mekanisme masukan lainnya. Sedangkan indicator adalah
instrumen mekanisme keluaran yang menampilkan data dari block diagram,
mencakup grafik, 21 LED, tank dan tampilan keluaran lainnya. Gambar 2.12
dibawah ini menunjukkan tampilan jendela front panel LabView dan Gambar 2.13
menunjukkan tool LabView pada jendela front panel.
29
29
LCD 20x4
Pyranometer
IC AD623
pull-up. Untuk koneksi pin sensor dengan mikrokontroler dapat dilihat pada Tabel
3.1.
Tabel 3. 1 Koneksi pin sensor ke mikrokontroler
Warna Kabel Mikrokontroler Keterangan
AD623
Vin
Konversi_ADC = Vref x1023 (1)
34
Dimana :
Vin = tegangan masukan
1023 = resolusi bit dari ADC
Vref = tegangan referensi sebesar 5 volt
Resolusi merupakan tegangan masukan (vin) terkecil yang dapat dibaca oleh ADC
pada mikrokontroler sehingga nilai konversi_ADC dari resolusi bernilai 1.
Konversi_ADC
Vin = xVref (2)
1023
1
Resolusi = 1023 x 5
100 k
G =1+ (3)
RG
Dimana
G = gain
RG = resistor gain
Dari persamaan diatas maka penguatan 100 kali membutuhkan resistor gain (RG)
sebesar 1.010 1 k. Rangkaian amplifier dapat dilihat pada Gambar 3.6.
35
Gambar 3.15 berfungsi untuk menampilkan keluaran data suhu tanah radiasi
matahari secara real time dan data akan tersimpan secara otomatis. COM port,
baudrate dan connect berfungsi untuk menghubungkan aplikasi dengan hardware,
setelah itu mengisi kolom input data stasiun lalu pilih read, maka suhu dan radiasi
matahari akan tampil dalam bentuk animasi termometer dan indikator numerik,
untuk menghentikan pengukuran dapat diplih menu STOP maka sistem akan
otomatis berhenti.
3.4 Rencana Waktu dan Biaya Penelitian
Rencana penelitian dibuat agar semua kegiatan terjadwal dan mendapatkan hasil
yang sesuai dengan yang diharapakan.
3.4.1 Waktu penelitian
Rencana kegiatan penelitian yang menjadi acuan untuk melakukan penelitian agar
semua target dapat dipenuhi tepat waktu dapat dilihat pada Tabel 3.6.
DAFTAR PUSTAKA
Budhyatsoro, T.,dkk., 2006, Pengukuran Suhu Tanah, Kurnia, U.,dkk., Sifat Fisik
Tanah dan Metode Analisanya, Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pertanian, Jakarta.
Permana, Citra Agung, 2010, Rancang Bangun Sistem Telemetri Suhu dan
Kelembaban Menggunakan Mikrokontroler ATMega 8535 dengan
Antarmuka Komputer, Universitas Diponegoro, Semarang.
Prasetyo Hendro, 2015. Prototype Sistem Otomtisasi Pengukuran Suhu Tanah dan
Kadar Air Tanah Pada Kedalaman 5cm, Sekolah Tinggi Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika, Tangerang Selatan.
Sitter, N.J., 2011, Two-Wire, Low Component Count Soil Temperature Sensor,
Electrical and Computer Engineering, University of Iowa, Iowa.
46
http://www.kippzonen.com/Product/9/SP-Lite2-Pyranometer#.WKR8IDt95PY
diakses tanggal 15 februari 2017