diharapkan dapat:
Jawaban :
April 9, 2017 1
Ketentuan Jumlah modal tersebut dapat lebih besar untuk bidang usaha tertentu atau untuk bidang
dalam rangka penanaman modal asing (PMA) sesuai peraturan atau undang-undang yang
mengatur tentang pelaksanaan kegiatan usaha tersebut.
Karakteristik pemegang saham
Perseroan terbatas memiliki pemegang saham yang terdiri dari 2 (dua) atau lebih pemegang saham
baik atas nama peroangan atau atas nama badan usaha yang disebutkan dengan jelas didalam akta
pendirian atau perubahannya.
Kepemilikan saham perusahaan dapat dimiliki oleh;
Warga negara Indonesia
Warga negara asing
Badan usaha milik negara Indonesia
Negara asing
Badan usaha Indonesia
Badan usaha Asing
Karakteristik pengurus
Perseroan terbatas memilki minimal 2 (dua) orang pengurus yang terdiri dari Dewan Direksi dan
Komisaris yang diangkat dan ditetapkan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pengertian Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas. Dengan
memiliki saham suatu perusahaan, maka manfaat yang diperoleh diantaranya berikut ini:
Deviden, bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham.
Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dan harga belinya.
Manfaat non-finansial yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara
dalam menentukan jalannya perusahaan.
Dari berbagai jenis saham yang dikenal di bursa, yang diperdagangkan adalah saham biasa
(common stock) dan saham preferen (prefered stock).
Saham biasa merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal.
Bahkan saat ini dengan semakin banyaknya emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa efek,
perdagangan saham semakin marak dan menarik para investor untuk terjun dalam jual beli saham.
Saham biasa ada dua jenis yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Ciri-ciri dari saham atas
nama dan saham atas unjuk dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
April 9, 2017 2
Ciri-ciri saham atas unjuk dan saham atas nama
Mudah diperdagangkan
Tidak perlu daftar pemegang saham
Pemegang saham anonim (tidak diketahui nama pemilik saham) sehingga sukar untuk
diawasi
Bisa dipalsukan
Kalau hilang sukar diganti
Pembuatannya sukar karena syarat-syaratnya berat. Misalnya:
o Kertas harus linen/katun 80%
o Berat Kertas 1 m = 100 gram
o Warna minimum 4 macam
Sukar diawasi
Sahan preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden dan atau
bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa, disamping itu
mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pancalonan direksi/komisaris. Saham preferen
mempunyai ciri-ciri yang merupakan gabungan dari hutang dan modal sendiri (debt dan equity).
April 9, 2017 3
b. Hak utama atas aktiva perusahaan
Dalam likuidasi, pemegang saham preferen berkedudukan sesudah kreditur biasa tetapi
sebelum pemegang saham biasa. Mereka berhak menerima pembayaran maksimum
sebesar nilai nominal saham preferen, sesudah para kreditur perusahaan termasuk
pemegang obligasi dilunasi.
c. Penghasilan tetap
Penghasilan tetap para pemegang saham preferen biasanya berupa jumlah yang
tetap. Misalnya, saham preferen 15% memberikan hak kepada pemegang saham untuk
menerima deviden sebesar 15% dari nilai nominal tiap tahun. Kadang-kadang pemegang
saham preferen juga turut mendapat pembagian laba.
d. Jangka waktu yang tidak terbatas
Umumnya saham preferen dikeluarkan untuk jangka waktu yang terbatas. Akan tetapi
dapat juga pengeluaran saham preferen dilakukan dengan syarat bahwa perusahaan
mempunyai hak untuk membeli kembali saham preferen tersebut dengan suatu harga
tertentu.
e. Tidak mempunyai hak suara
Umumya para pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham. Kalaupun hak suara diberikan biasanya dibatasi pada hal-hal yang ada
sangkut pautnya dengan manajemen perusahaan.
Dari berbagai jenis saham yang dikenal di bursa, yang diperdagangkan adalah saham biasa
(common stock) dan saham preferen (prefered stock).
Saham biasa merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal.
Bahkan saat ini dengan semakin banyaknya emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa efek,
perdagangan saham semakin marak dan menarik para investor untuk terjun dalam jual beli saham.
Saham biasa ada dua jenis yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Ciri-ciri dari saham atas
nama dan saham atas unjuk dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Mudah diperdagangkan
Tidak perlu daftar pemegang saham
Pemegang saham anonim (tidak diketahui nama pemilik saham) sehingga sukar untuk
diawasi
Bisa dipalsukan
Kalau hilang sukar diganti
April 9, 2017 4
Pembuatannya sukar karena syarat-syaratnya berat. Misalnya:
o Kertas harus linen/katun 80%
o Berat Kertas 1 m = 100 gram
o Warna minimum 4 macam
Sukar diawasi
Sahan preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden dan atau
bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa, disamping itu
mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pancalonan direksi/komisaris. Saham preferen
mempunyai ciri-ciri yang merupakan gabungan dari hutang dan modal sendiri (debt dan equity).
April 9, 2017 5
d. Jangka waktu yang tidak terbatas
Umumnya saham preferen dikeluarkan untuk jangka waktu yang terbatas. Akan tetapi
dapat juga pengeluaran saham preferen dilakukan dengan syarat bahwa perusahaan
mempunyai hak untuk membeli kembali saham preferen tersebut dengan suatu harga
tertentu.
e. Tidak mempunyai hak suara
Umumya para pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham. Kalaupun hak suara diberikan biasanya dibatasi pada hal-hal yang ada
sangkut pautnya dengan manajemen perusahaan.
4. melaksanakan akuntansi terhadap penerbitan dan penjualan saham dan transaksi terkait
Misalkan PT. JLIANI menjual 1000 lembar saham biasa yang memiliki nilai pari Rp.1.000,-
per lembar, dengan harga sama dengan nilai parinya. Jurnal yang harus dibuat adalah sebagai
berikut :
Kas .. Rp. 1.000.000,-
Saham Biasa Rp. 1.000.000,-
Asumsikan dalam soal diatas saham diterbitkan dengan harga Rp. 2.500,- per lembar. Jurnal
yang harus dibuat adalah :
Kas (1000 x Rp. 2.500) .. Rp. 2.500.000,-
Saham Biasa (1000 x Rp. 1.000,-) . Rp. 1.000.000,-
Tambahan Modal Disetor ...................... 1.500.000,-
Dan asumsikan dalam soal diatas saham diterbitkan dengan harga Rp. 950,- per lembar,* maka
jurnal penerbitan saham adalah sebagai berikut :
Kas (Rp. 950 x 1000) Rp. 950.000,-
Tambahan Modal Disetor (50 x 1000) 50.000,-
Saham Biasa (Rp. 1.000 x 1000) .. Rp. 1.000.000,-
April 9, 2017 6
Catatan : * perusahaan jarang sekali, atau tidak pernah menerbitkan saham dengan nilai di
bawah harga pari. Jika menerbitkan saham di bawah harga pari, perusahaan mencatat disagio
itu sebagai debit pada Tambahan Modal Disetor.
Ada kalanya saham tanpa nilai pari memiliki nilai yang ditetapkan (stated value) maksudnya
saham tersebut tidak boleh dijual dibawah nilai yang ditetapkan. Dengan kata lain harga jual
minimum saham tersebut harus sama dengan nilai yang ditetapkan. Untuk penerbitan saham
dengan nilai yang ditetapkan ada dua alternatif yaitu :
Jika saham dijual dengan harga diatas state value.
Jika saham dijual dengan harga sama dengan stated value.
Misalkan 1000 lembar saham biasa dengan nilai yang ditetapkan Rp. 1.500,- per lembar
diterbitkan dengan harga Rp. 2.000,- maka jurnal penerbitannya adalah sebagai berikut :
Kas (2000 x 1000) Rp. 2.000.000,-
Saham Biasa (1500 x 1000) ................... Rp. 1.500.000,-
Modal Disetor Melebihi Nilai Ditetapkan (500 x 1000).. 500.000,-
Asumsikan dalam soal diatas saham dengan nilai ditetapkan dijual / diterbitkan dengan harga
Rp. 1.500,- per lembar, maka jurnalnya adalah sebagai berikut :
Kas (1500 x 1000) . . Rp. 1.500.000,-
Saham Biasa (1500 x 1000) . Rp. 1.500.000,-
April 9, 2017 7
Metode Proporsional. Jika nilai pasar atau dasar lainnya yang baik untuk
menentukan nilai relatif setiap kelompok sekuritas tersedia, maka nilai lump sum
yang diterima dialokasikan di antara kelompok-kelompok sekuritas atas dasar
proporsional. Sebagai contoh, asumsikan bahwa sebuah perusahaan menerbitkan
1.000 lembar saham biasa dengan nilai ditetapkan $10 yang memiliki harga pasar $20
per saham, dan 1.000 lembar saham preferen dengan nilai pari $10 yang memiliki harga
pasar $12 per saham diterbitkan dengan nilai lump sum sebesar $30.000.
Nilai pasar wajar saham biasa (1.000 x $20) = $20.000
$32.000
$32.000
Metode Inkremental. Jika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas tidak dapat
ditentukan, maka metode incremental dapat dipergunakan. Nilai pasar sekuritas itu
April 9, 2017 8
digunakan sebagai dasar untuk kelompok-kelompok yang telah diketahui dan sisa dari
nilai lump sum dialokasi ke kelompok di mana nilai pasar tidak diketahui. Sebagai
contoh, jika 1.000 lembar saham biasa dengan nilai ditetapkan $10 memiliki nilai pasar
$20 dan 1.000 lembar saham preferen dengan nilai pari $10 yang tidak memiliki nilai
pasar ditetapkan dan diterbitkan dengan nilai lump sum sebesar $30.000, maka alokasi
adalah sebagai berikut :
Penerimaan lump sum $30.000
April 9, 2017 9
Nilai pasar wajar paten belum dapat ditentukan PT.XYZ, tetapi nilai pasar wajar saham
diketahui sebesar $140.000
Paten $140.000
Nilai pasar wajar saham belum dapat ditentukan oleh PT.XYZ, tetapi nilai pasar wajar
paten ditetapkan sebesar $150.000
Paten $150.000
Nilai pasar wajar saham maupun nilai wajar paten belum diketahui oleh PT.XYZ.
Konsultan independen menetapkan nilai paten sebesar $125.000 berdasarkan pada
aliran kas diskonto yang diharapkan.
Paten $125.000
5. melaksanakan akuntansi terhadap perubahan bentuk badan usaha dari non PT menjadi PT
Untuk mengubah status Commanditair Venotschap (CV) menjadi Perseroan Terbatas (PT)
yaitu badan usaha yang berbadan hukum, CV tersebut harus disesuaikan/memenuhi persyaratan
pendirian PT sebagaimana diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas(UUPT).
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyesuaian CV menjadi PT:
a. Menyelesaikan terlebih dahulu perikatan yang telah terjadi antara para pengurus CV
dengan pihak ketiga;
b. Menyesuaikan Anggaran Dasar CV. Hal ini karena pada Anggaran Dasar CV tidak ada
ketentuan mengenai Modal Dasar, Modal Ditempatkan, dan Modal Disetor. Sedangkan
untuk menjadi PT harus memenuhi ketentuan mengenai Modal Dasar PT, yakni minimal
Rp. 50.000.000 (lihat Pasal 32 ayat [1] UUPT), dan 25% dari modal dasar harus
ditempatkan dan disetor penuh (lihat Pasal 33 ayat [1] UUPT). Dengan demikian,
Anggaran Dasar CV harus disesuaikan dengan ketentuan tersebut. Dan setiap pesero CV
yang akan menjadi pendiri PT harus mengambil bagian saham pada saat PT didirikan (lihat
Pasal 7 ayat [2] UUPT);
c. Membuat Akta pendirian (akta notaris) yang memuat Anggaran Dasar dan keterangan lain
berkaitan dengan pendirian PT (lihat Pasal 7 ayat [1] jo. Pasal 8 ayat [1] UUPT);
April 9, 2017 10
d. Para pendiri bersama-sama mengajukan permohonan pengesahan badan hukum melalui
jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada
Menteri Hukum dan HAM (lihat Pasal 1 angka 16 jo. Pasal 9 ayat [1] UUPT);
e. Setelah dilakukan pengesahan, Menteri akan melakukan pendaftaran PT (lihat Pasal 29
ayat [1] UUPT);
f. Pengumuman di Tambahan Berita Negara RI oleh Menteri (lihat Pasal 30 ayat [1] UUPT).
g. Dalam hal para pendiri hendak mengikutsertakan segala perbuatan hukum yang terjadi saat
badan usaha tersebut masih berbentuk CV ke dalam PT yang akan didirikan, sehingga
perbuatan hukum tersebut mengikat PT yang baru didirikan, Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) pertama harus secara tegas menyatakan menerima atau mengambil alih
semua hak dan kewajiban yang timbul dari perbuatan hukum yang dilakukan oleh calon
pendiri atau kuasanya (lihat Pasal 13 ayat [1] UUPT).
6. menjelaskan metode yang digunakan dalam mencatat treasury stock beserta konsekuensi
akuntansinya
7. menjelaskan asumsi yang melandasi metode yang digunakan
Treasury Stock adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran untuk sementara
waktu.
Perbedaan antara saham yang belum beredar dengan saham yang dibeli kembali dari peredaran
(treasury stock) adalah saham yang belum beredar merupakan modal saham yang belum dijual
atau belum diedarkan.
Sedangkan saham yang dibeli kembali dari peredaran adalah modal saham yang beredar yang
dibeli kembali.
Pembelian kembali saham yang beredar sebagai treasury stock bisa terjadi karena beberapa alasan,
yaitu :
Treasury stock yang dijual kembali akan dikelompokkan kembali dalam modal saham yang
beredar.
Terkadang treasury stock diperoleh dari hadiah (sumbangan) atau dari pelunasan uang.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pencatatan transaksi saham yang dibeli kembali.
April 9, 2017 11
Pendekatan-pendekatan tersebut merupakan dasar dari metode pencatatan saham yang dibeli
kembali, yaitu :
Metode ini menganggap pembelian kembali saham yang beredar merupakan pelunasan kembali
saham dari para pemegang saham.
Sehingga pemegang saham itu tidak lagi menjadi pemegang saham perusahaan.
Bila treasury stock ini dijual lagi maka penjualannya dianggap mencari pemegang saham baru.
Debit dalam rekening Modal Saham atau saham hasil pembelian kembali dilakukan dengan jumlah
sebesar nilai nominal saham-saham yang dibeli.
Selisih harga beli dengan nominal dicatat dalam rekening Agio, Disagio atau Laba Tidak Dibagi
tergantung dari harga jualnya dulu dan harga belinya sekarang.
Berikut ini contoh-contoh transaksi dan jurnal untuk mencatat perubahan saham yang dibeli
kembali untuk tiap-tiap cara :
Cara #1. Mendebit rekening Modal Saham dengan nilai nominal yang dibeli kembali
April 9, 2017 12
Keterangan:
Pada tahun 2015 saham yang beredar dibeli dengan harga Rp. 1.300. jika dibandingkan dengan
harga jualnya pada tahun 2014 (Rp. 1.200) maka terdapat selisih sebesar Rp. 100.
Selisih ini (Rp. 100 X 100 lembar) dianggap sebagai pembagian dividen dan dibebankan pada
rekening Laba Tidak Dibagi atau Laba Ditahan.
Rekening Modal Saham di-debit sebesar Rp. 1.000 (nominal) X 100 lembar dan rekening Agio
Saham dibatalkan dengan jumlah yang sebanding dengan agio yang diperoleh pada saat saham
tersebut dijual tahun 2014 yaitu sebesar Rp 200 per lembar.
Penjualan kembali saham yang telah dibeli kembali pada tahun 2015 dengan harga Rp. 1.500 per
lembar dicatat dengan cara biasa.
April 9, 2017 13
Cara #2. Rekening Saham treasury stock di-debit dan saldonya dikurangkan pada modal
saham
Keterangan :
Cara ini hampir sama dengan cara #1, hanya rekening yang dipakai mencatat pembelian saham
sendiri yang berbeda.
April 9, 2017 14
Pada cara #1, saham sendiri yang dibeli di-debitkan ke rekening Modal Saham sedangkan pada
cara #2 yang didebit adalah rekening Treasury Stock.
Demikian juga pada saat penjualan treasury stock pada cara #1 yang dikredit adalah rekening
Modal Saham, sedangkan pada cara #2 yang dikredit adalah rekening Treasury Stock.
Saldo Treasury Stock ini dikurangkan pada modal perusahaan (mengurangi jumlah modal).
Modal yang berdasarkan pada anggapan ini dibuat dengan tujuan untuk menunjukkan hal-hal
sebagai berikut :
Treasury stock yang dibeli dianggap sebagai elemen modal yang negatif dan tidak usah
diidentifikasi dengan elemen-elemen modal yang ada seperti modal saham atau laba tidak dibagi.
Bila treasury stock tadi dihentikan peredarannya dalam arti tidak dijual lagi maka saldo rekening
ini akan dialokasikan ke elemen-elemen modal seperti pada cara #1 di atas.
Bila treasury stock ini dijual lagi maka penjualan ini dianggap sebagai penyelesaian terakhir dari
saham-saham tersebut.
Jadi setelah diputuskan apakah treasury stock itu akan dihentikan peredarannya atau setelah
treasury stock itu dijual kembali, barulah dapat diketahui akibat dari transaksi treasury stock ini
terhadap elemen-elemen modal yang ada.
April 9, 2017 15
Keterangan :
Pada cara ini treasury stock/share yang dibeli dicatat dalam rekening Treasury Stock sebesar harga
beli atau harga perolehannya.
Jika sebelum ada penjualan treasury stock dibuat neraca maka treasury stock ini akan mengurangi
jumlah modal sebagai berikut :
April 9, 2017 16
Jika treasury stock dijual, ada 2 kemungkinan :
Harga jual treasury stock lebih tinggi daripada harga perolehannya. Selisihnya dicatat
dalam rekening Agio Saham atau rekening tersendiri yang akan dilaporkan menambah
modal yang disetor.
Harga jual treasury stock lebih rendah daripada harga perolehannya. Selisihnya
didebitkan ke rekening Laba Ditahan.
Salah satu alasan pembatasan terhadap laba ditahan adalah untuk pembelian treasury stock.
Agar modal yang disetor tidak menjadi lebih kecil maka pembelian treasury stock harus
mempertimbangkan saldo yang ada dalam rekening Laba Ditahan.
Untuk menjaga agar Laba Ditahan tidak diminta oleh pemegang saham (sebagai dividen) maka
bila perusahaan membeli sahamnya sebagai treasury stock laba tidak dibagi akan dibatasi sebesar
treasury stock yang dibeli.
Pembatasan laba tidak dibagi ini adalah untuk menjaga agar modal yang disetor tidak berkurang,
karena modal yang disetor ini adalah jaminan bagi kreditur.
Ada beberapa prosedur yang bisa digunakan untuk melaporkan pembatasan laba tidak dibagi
dalam neraca, yaitu :
Pembatasan Laba Ditahan ditunjukkan terpisah dari Laba Ditahan yang masih bebas.
Pembatasan Laba Ditahan dijelaskan dengan keterangan . Cara ini tidak ada jurnal yang
dibuat untuk membatasi Laba Ditahan.
Pembatasan Laba Ditahan dijelaskan dengan Footnote (catatan kaki). Melalui cara ini tidak
ada jurnal yang dibuat untuk membatasai Laba Ditahan.
April 9, 2017 17
Treasury Stock Diperoleh dari Sumbangan
Pemegang saham bisa menyumbangkan kembali saham kepada perusahaan. Sumbangan ini
memiliki beberapa alasan, antara lain :
Untuk menambah modal kerja yang dibutuhkan yaitu dengan cara perusahaan menjual
kembali saham yang disumbangkan tersebut.
Sebagai hadiah untuk perusahaan.
Menunjukkan pengembalian saham karena adanya penilaian yang terlalu tinggi terhadap
aktiva yang diserahkan untuk menukar saham tersebut.
Saham yang diterima sebagai sumbangan ini dikelompokan sebagai treasury stock.
Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk mencatat penerimaan sumbangan saham ini, yaitu :
Metode #1. Saham yang diterima dicatat dengan catatan memo (jika tidak ada biaya yang terjadi
ketika menerima sumbangan ini).
Catatan memo ini menunjukkan jenis saham, jumlah lembar saham, dan penyumbangnya.
Pada saat treasury stock ini dijual, penerimaan uangnya dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas XX
Modal sumbangan XX
Metode #2. Treasury stock didebit dengan harga pasar saham pada saat penerimaan dan
dikreditkan ke rekening Modal Sumbangan.
Bila treasury stock dijual, rekening Treasury Stock dikredit. Jika harga jualnya berbeda dengan
harga pasar pada saat harga saham tersebut diterima maka selisihnya dibebankan atau dikreditkan
ke rekening Moda Sumbangan.
Metode #3. Rekening Treasury Stock didebit dengan jumlah nominal atau nilai yang dinyatakan.
Agio / Disagionya (sejumlah lembar yang diterima) juga dibatalkan dan kreditnya adalah rekening
Modal Sumbangan.
Jika saham dijual maka selisih harga jual dengan nominal ditambah atau dikurangi dengan agio
atau disagio didebitkan atau dikreditkan ke rekening Modal Sumbangan.
Bila saham yang disumbangkan ini karena adanya penilaian terlalu tinggi terhadap aktiva yang
diterima untuk menukar saham, maka sumbangan ini akan dicatat mengurangi nilai buku aktiva.
Pada saat diterima saham dibuat catatan memo dan pada saat saham itu dijual, kreditnya adalah
Aktiva.
April 9, 2017 18
8. melakukan pencatatan terhadap pembelian treasury stock serta penjualannya sesuai PABU
9. melakukan pelaporan terhadap treasury stock sesuai dengan PABU
10. melaksanakan akuntansi terhadap pelunasan saham sesuai dengan PABU dan konsekuensi
akuntansinya
11. melaksanakan akuntansi terhadap perubahan nilai nominal saham sesuai dengan PABU dan
mengetahui konsekuensi akuntansinya.
Treasury Stock adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran untuk sementara
waktu. Pembelian kembali saham yang beredar sebagai treasury stock bisa terjadi karena
berbagai alasan sebagai berikut:
Treasury stock yang dijual kembali akan dikelompokkan kembali dalam modal saham yang
beredar.
April 9, 2017 19
Rekening modal saham didebit dengan nilai nominal yang dibeli kembali
Transaksi Jurnal
2005
Penjualan 1.000 lembar Kas Rp. 1.200.000,00
saham, nominal @Rp. Modal Saham Rp. 1.000.000,00
1.000,00 dengan harga Rp. Agio Saham Rp. 200.000,00
1.200,00 per lembar
Laba tahun 2005 sebesar Rp. Laba rugi Rp. 150.000,00
150.000,00 Laba tidak dibagi Rp.150.000,00
2006 Modal saham Rp. 100.000,00
Pembelian kembali 100 Agio Saham Rp. 20.000,00
lembar saham dengan harga Laba tidak dibagi Rp. 10.000,00
@Rp. 1.300,00 Kas Rp.130.000,00
2006
Penjualan kembali 100 Kas Rp. 150.000,00
lembar saham yang dibeli Modal saham Rp. 100.000,00
dengan harga jual @Rp. Agio saham Rp. 50.000,00
1.500.00
Sesudah penjualan treasury stock, Modal
modal saham dalam neraca nampak Modal saham Rp. 1.000.000,00
sebagai berikut: Agio saham Rp. 230.000,00
Laba tidak dibagi Rp. 140.000,00
Rp. 1.370.000,00
Rekening treasury stock didebet dan saldonya dikurangkan pada modal saham
Transaksi Jurnal
2005 Kas Rp. 1.200.000
Penjualan 1.000 lembar Modal saham Rp. 1.000.000
saham, nominal @Rp. Agio saham Rp. 200.000
1.000 dengan harga Rp.
1.200 per lembar
Laba tahun 2005 sebesar Rp. Laba rugi Rp. 150.000
150.000 Laba tidak dibagi Rp.150.000
2006 Treasury stock Rp.100.000
Pembelian kembali 100 Agio saham Rp. 20.000
lembar saham dengan harga Laba tidak dibagi Rp. 10.000
@Rp. 1.300 Kas Rp.130.000
2006 Kas Rp.150.000
Penjualan treasury stock Treasury stock Rp.100.000
dengan harga @Rp. 1.500 Agio saham Rp. 50.000
April 9, 2017 20
Sesudah penjualan treasury stock, Modal
modal saham dalam neraca nampak Modal saham Rp.1.000.000
sebagai berikut: Agio saham Rp. 230.000
Laba tidak dibagi Rp. 140.000
Rp.1.370.000
Untuk menjelaskan penggunaan metode ini, di bawah ini akan diberikan contoh transaksi
treasury stock seperti dalam metode nominal diatas.
Transaksi Jurnal
2005 Kas Rp.1.200.000
Penjualan 1.000 lembar Modal saham Rp.1.000.000
saham, nominal Agio saham Rp. 200.000
@Rp.1.000 dengan
harga Rp.1.200 per
lembar
Laba tahun 2005 sebesar Laba rugi Rp.150.000
Rp.150.000 Laba tidak dibagi Rp.150.000
2006 Treasury stock Rp.130.000
Pembelian kembali 100 Kas Rp.130.000
lembar saham dengan
harga @Rp.1.300
2006 Kas Rp.150.000
Penjualan kembali 100 Treasury stock Rp.130.000
lembar saham yang Agio saham Rp. 20.000
dibeli dengan harga jual
@Rp.1.500
Sesudah penjualan treasury Modal
stock, modal saham dalam Modal saham Rp.1.000.000
neraca nampak sebagai berikut: Agio saham Rp. 220.000
Laba tidak dibagi Rp. 150.000
Rp.1.370.000
April 9, 2017 21
Keterangan:
Dalam cara ini, treasury stock yang dibeli dicatat dalam rekening treasury stock sebesar
harga beli atau harga perolehannya. Jika sebelum penjualan treasury stock dibuat neraca,
maka treasury stock ini akan mengurangi jumlah modal sebagai berikut:
Modal saham Rp.1.000.000
Agio saham Rp. 200.000
Laba tidak dibagi Rp. 150.000
Rp.1.350.000
Treasury stock Rp. 130.000
Rp.1.220.000
April 9, 2017 22
PT.XXXX
Neraca (Sebagian)
20XX
MODAL PEMENGANG SAHAM
Modal Disetor
Modal Saham:
Saham preferen XXXXX
CONTOH SOAL :
Berikut adalah bagian ekuitas dari neraca PT. Vongola Secondo pada tanggal 01 januari 2009 :
Keterangan Saldo
6%, Saham Preferen, Nilai Pari @Rp.100.000,- Rp. 50.000.000,-
(5.000 lembar di otorisasi, 500 lembar
diterbitkan dan beredar)
Kelebihan diatas Nilai Pari-Saham Preferen Rp. 5.000.000,-
Saham Biasa, Nilai Pari-Saham Biasa Rp. 250.000.000,-
@Rp.5000,-(200.000 lembar diotorisasi,
50.000 lembar diterbitkan dan beredar)
Kelebihan Diatas Nilai Pari-Saham Biasa Rp. 150.000.000,-
Laba Ditahan yang Tidak Dicadangkan Rp. 400.000.000,-
April 9, 2017 23
Transaksi-transaksi yang telah terjadi sepanjang tahun 2009 berkaitan dengan Ekuitas pemegang
saham adalah sebagai berikut:
Tanggal Transaksi-transaksi
10 Januari 2009 Membeli kembali 1.000 lembar saham biasa yang
beredar dengan harga Rp. 10.000.000,-
28 Febuari 2009 Mengumumkan deviden tunai untuk pemegang
saham preferen
31 Maret 2009 Membayar deviden yang telah diumumkan pada
tanggal 28 Febuari 2009
30 April 2009 Mengumumkan deviden tunai untuk pemegang
saham biasa sebesar Rp. 1.000,- per lembar
31 mei 2009 Membayar deviden yang telah telah diumumkan
pada tanggal 30 april 2009 yang lalu
1 Juni 2009 Menerima pesana saham biasa sebanyak 5.000
lembar dengan harga Rp.8.000 per lembar.
Pembayaran dimuka sebesar 20% nya telah diterima
4 Juni 2009 Menjual saham treasury dengan harga Rp. 12.000,-
per lembar.
1 Juli 2009 Menerima pembayaran sebesar setengah dari sisa
harga pesanan saham biasa pada tanggal 1 juni 2009
yang lalu.
31 Juli 2009 Direksi menyetujui apropriasi (cadangan) laba
ditahan untu tidak kepastian sebesar Rp.
100.000.000,-
1 September Menerima pembayaran terakhir atas pesanan saham
2009 biasa pada tanggal 1 Juni 2009 yang lalu dan
diterbitkan sefertikat saham sejumlah yang telah
dipesan.
30 September Menerbitkan 5.000 Lembar saham biasa yang
2009 ditukarkan dengan sebidang tanah. Harga pasar
April 9, 2017 24
saham biasa pada waktu itu sebesar Rp. 11.000,- per
lembar.
15 Oktober 2009 Mengumukan 15% Deviden Saham kepada seluruh
pemegang Saham biasa. Sebanyak 9.000 lembar.
Harga Pasar Saham biasa pada saat ini adalah sebesar
Rp.12.000,- per lembar.
31 Desember Pekiraan Ikhtisar laba rugi dengan saldo kredit
2009 sebesar Rp. 166.000.000,- ditutup, demikian juga
dengan perkiraan deviden.
Diminta :
a. Buatlah ayat Jurnal yang diperlukan dalam Pembukuan PT. Vongola Secondo unutuk
mencatat Seluruh transaksi ekuitas pemegang saham yang Terjadi Sepanjang tahun 2009!
b. Menyusun Laporan laba rugi ditahan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2009!
c. Menyajikan bagian modal pemengang Saham di neraca per 31 Desember 2009!
Solusi :
a.
PT. Vongola Secondo
Jurnal
2009
Tanggal Akun Debit Kredit
10/01/2009 Saham yang diperoleh kembali Rp.10.000.000,-
Kas Rp.10.000.000,-
28/02/2009 Deviden Tunai Rp.3.000.000,-
Utang Deviden Tunai Rp.3.000.000,-
31/03/2009 Utang Deviden Tunai Rp.3.000.000,-
Kas Rp.3.000.000,-
30/04/2009 Deviden Tunai Rp. 49.000.000,-
Utang Deviden Tunai Rp.49.000.000,-
31/05/2009 Utang Deviden Rp.49.000.000,-
Kas Rp.49.000.000,-
01/06/2009 Piutang Pesanan Saham Biasa Rp. 40.000.000,-
Pesanan Saham Biasa Rp.25.000.000,-
April 9, 2017 25
Modal disetor dalam Rp. 15.000.000,-
Kelebihan diatas Nilai Pari-
Biasa
Kas Rp. 8.000.000,-
Piutang Pesanan Saham Biasa Rp. 8.000.000,-
04/06/2009 Kas Rp.12.000.000,-
Saham yang Diperoleh Rp.10.000.000,-
Kembali
Modal Disetor dari Saham Rp.2.000.000,-
yang Diperoleh Kembali
01/07/2009 Kas Rp. 16.000.000,-
Piutang Pesanan Saham Biasa Rp.16.000.000,-
31/07/2009 Laba ditahan yang tidak Rp.100.000.000,
Dicadangkan -
Laba yang yang ditahan yang Rp. 100.000.000,-
Dicadangkan Ketidakpastian
01/09/2009 Kas Rp.16.000.000,-
Piutang Pesanan Saham Biasa Rp.16.000.000,-
Pesanan Saham Biasa RP.25.000.000,-
Saham Biasa Rp.25.000.000,-
30/09/2009 Tanah Rp.55.000.000,-
Saham Biasa Rp. 25.000.000,-
Modal Disetor dalam Rp.30.000.000,-
Kelebihan di atas Nilai Pari-
Biasa
15/10/2009 Deviden Saham RP.108.000.000,
-
Deviden Saham yang Dapat Rp. 45.000.000,-
Dibagikan
April 9, 2017 26
Modal Disetor dalam Rp.63.000.000,-
Kelebihan di atas Nilai Pari-
Biasa
31/12/2009 Iktisar Laba Rugi Rp.
166.000.000,-
Laba yang ditahan yang Tidak Rp.166.000.000,-
Dicadangkan
Laba yang ditahan yang Tidak Rp.160.000.000,
Dicadangkan -
Deviden Tunai Rp.52.000.000,-
Deviden Saham Rp.108.000.000,-
b.
PT. Vongola Secondo
Laporan Laba Ditahan
Untuk
Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2009
Laba yang Ditahan yang Tidak Dicadangkan :
Saldo Awal Rp.400.000.000,-
Laba Bersih Rp.166.000.000,-
Deviden Tunai (Rp.52.000.000,-)
Deviden Saham (Rp.108.000.000,-)
Dicadang untuk Ketidakpastian (Rp.100.000.000,-) +
Saldo Akhir Rp.306.000.000,-
Laba Ditahan yang Dicadangkan :
Saldo Awal Rp. 0,-
Dicadangkan untuk Ketidakepastian Rp.100.000.000,- +
Saldo Akhir Rp.100.000.000,- +
Total Laba Ditaha, Akhir Rp.406.000.000,-
April 9, 2017 27
c.
PT. Vongola Secondo
Neraca (Partial)
31 Desember 2009
April 9, 2017 28