Anda di halaman 1dari 6

ISA 540

AUDITING ACCOUNTING ESTIMATES, INCLUDING FAIR VALUE


ACCOUNTING ESTIMATES, AND RELATED DISCLOSURES

DEFINISI
ISA 540 menguraikan tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan
estimasi akuntansi auditing, termasuk fair value accounting estimate
dan pengungkapan yang terkait
ISA 540 mendefinisikan estimasi akuntansi sebagai:
Perkiraan jumlah uang ketika tidak ada pengukuran yang benar-benar
tepat. Istilah ini digunakan untuk . Istilah ini digunakan untuk nilai yang
diukur pada nilai wajar di mana ada ketidakpastian estimasi dan nilai-
nilai lain yag membutuhkan estimasi.
Laporan keuangan tidak bisa 100% benar karena adanya estimasi
seperti:
o Depreciation provision
o Accrued expense
o Inventory provision
o Bad debt provision
o Warranty provision
o Deferred tax
o Losses on construction contracts in progress
Objektif dari ISA ini adalah untuk memastikan auditor mendapatkan
bukti audit yang cukup dan memadai tentang apakah estimasi
akuntansi dan estimasi akuntansi nilai waja sudah wajar dan catatan
pengungkapan pada laporan keuangan yang berkaitan dengan
estimasi tersebut sudah cukup
Beberapa estimasi akuntansi mudah untuk diestimasi, walau begitu
ada beberapa estimasi yang cukup rumit dan membutuhkan ahli untuk
menentukan ketepatannya. Contohnya,
o Estimasi untuk kasus litigasi yang sedang berlangsung
o Estimasi untuk instrumen keuangan kompleks
o Estimasi yang digunakan untuk valuasi defined benefit pension
scheme
o Share-based payments
o Transaksi yang terkait dengan pertukaran asset atau liabilitas
yang tidak mempunyai nilai moneter
Estimasi pada laporan keuangan meningkatkan risiko saah saji
material karena ketidakpastian yang terkaitdengan estimasi. Auditor
harus menggunakan judgementnya ketika mengaduitestimasi karena
bukti terkait dengan estimasi biasanya tidak konklusif.

TAHAP PERENCANAAN
Auditor harus menilai framework pelaporan keuangan dan menentukan
bagaimana manajemen mengidentifikasikan transaksi dan kejadian
yang dapat memerlukan estimasi
Auditor harus mempunyai pemahaman tentang bagaimana manajemen
mengestimasikan nilai dan data yang digunakan untuk membuat
estimasi
Auditor harus memahami sifat dari estimasi akuntansi tersebut dan
menilai kerentanan akan salah saji material
PROSES REVIU DAN PENGUJIAN
Auditor dapat menggunakan berbagai variasi untuk melakukan testing
dan review, walau begitu prosedur yang digunakan adalah sebagai
berikut:
o Perhatikan apakah datanya akurat, lengkap, andal
o Membandingkan estimasi sebelumnya dengan hasil aktual
o Menguji perhtitungan yang terkait dengan estimasi
o Mempertimbangkan apakah perlu ada ahli untuk estimasi terkait
o Mempertimbangkan apakah asumsi konsisten dengan estimasi
akuntansi lain dan rencana managemen
o Evaluasi apakah basis asumsi tepat
o Evaluasi apakah asumsi wajar, mengingat hasil tahun
sebelumnya
o Mempertimbangkan apakah formula yang digunakan tepat
dalam keadaan sekarang
o Mempertimbangkan prosedur persetujuan manajemen terkait
dengan estimasi
DEPRESIASI DAN AMORTISASI
Depresiasi dan amortisasi merupakan estmasi akuntansi karena
merupakan estimasi manajemen terkait dengan useful life asset
Auditor harus menguji risiko risiko salah saji dengan memahami
bagaimana estimasi akuntansi didapatkan dan apakah diaplikasikan
secara konsisten
Auditor harus menguji apakah perubahan estimasi akuntansi tepat
Auditor harus melakukan test of control dan melakukan prosedur
substantif untuk estimasi akuntansi manajemen.
Apabila auditor menilai estimasi akuntansi menimbulkan risiko
signfikan, auditor harus mendapat pemahaman mengenai kontrol
entitas
Auditor menilai perbedaan estimasi yang didukung dengan bukti dan
estimasi yang dihitung oleh manajemen. Apabila auditor merasa
perbedaan tidak wajar, penyesuaian harus dibuat. Apabila manajemen
tidak mau merevisi estimasi, perbedaan dianggap sebagai salah saji
material dan auditor harus menilai dampak salah saji material tersebut
pada opini auditor secara keseluruhan
BIAS
Manajemen bias terkait dengan dengan estimasi akuntansi susah
untuk dideteksi, terutama apabila butuh judgement yang substantif
untuk mendapatka estimasi akuntansi.
Auditor harus mempertimbangkan intensi manajemen terkait
dengan estimasi akuntansi karena mungkin saja estimasi tersebut
dapat mengarah ke fraud
Contoh dari bias:
o Perubahan estimasi akuntansi
o Penggunaan asumsi entitas sendiri untuk estimasi fair value
yang tidak konsisten dengan observable marketplace
assumption
SUBSEQUENT EVENT
Reviu atas kejadian yang terjadi setelah tanggal pelaporan
memungkinkan auditor untuk mendapatkan informasi yang terkait
dengan kewajaran estimasi akuntansi.
Contohnya adalah terakait dengan litigasi. Perusahaan mungkin
mempunyai tuntutan hukum pada tanggal pelaporan. Karena audit
dilakukan setelah tanggal pelaporan, bukti tambahan dapat muncul
yang dapat mendukung atau melemahkan estimasi.
EVALUASI PROSEDUR AUDIT
Pada evaluasi prosedur audit, auditor harus menilai kewajaran estmasi
akuntansi dengan menimbang bukti audit yang didapatkan. Auditor
juga harus memastikan bahwa estimasiakuntansi tersebut konsisten
dan mendokumentasikan kemungkinan bias manajemen untuk
membantu dalam menyimpulkan apakah penilaian risiko dan respons
terkait sudah tepat dan laporan keuangan bebas dari salah saji
material
AUDITING FAIR VALUE MEASUREMENT AND DISCLOSURES
Tanggung Jawab
Objektif utama auditor terkait dengan fair value adalah untuk
mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat untuk membuktkan
bahwa pengukuran dan penyajian nilai wajar sesuai dengan framework
pelaporan keuangan entitas
Pemahaman Auditor dan Risiko
Auditor harus mendapatkan pemahaman mengenai entitas dan proses
yang digunakan untuk menentukan pengukuran dan penyajian nilai
wajar dengan mempertimbangkan faktor seperti:
o Pengalaman dan keahlian yang menentukan nilai wajar
o Independence dari yang menentukan nilai wajar
o Aktivitas kontrol dan seggregation of duties
o Penggunaan ahli untuk menentukan fair value
o Signfiikasi asumsi
o Peran informasi tekonologi
Ketika auditor sudah mendapat pemahaman mengenai proses entitas
untuk menentukan nilai wajar, auditor harus melakukan penilaian risiko
dan menilai salah saji material terkait dengan niai wajar membantu
auditor dalam menentukan prosedur audit lebih lanjutnya

Evaluasi Nilai Wajar


Auditor harus mengevaluasi apakah pengukuran dan penyajian nilai
wajar dalam laporan keuangan sesuai dengan financial reporting
framework yang diadopsi oleh entitas memungkinkan auditor untuk
mengkonfirmasi bahwa akuntansi dan penyajian asset dan liabilitas
yang diukur pada nilai ajar sudah tepat
Prosedur Audit
Auditr harus mendesain dan melakukan prosedur audit lanjutan yang
responsif terhadap level risiko salah saji asersi yang terkait dengan
pengukuran dan penyajian nilai wajar
Contoh prosedur:
a) External Confirmation
Ketika auditor menggunakan konfirmasi eksternal sebagai bukti audit,
auditor harus mempertimbangkan keandalan konfirmasi (dengan
melihat kompetensi dan independensi pihak eksternal)
b) Fair Value Measurement
Terkadang valuasi dilakukan pada tanggal sebelum tanggal pelaporan,
untuk itu auditor harus mendapat bukti audit yang cukup bahwa
manajemen sudah mempertimbangkan efek transaksi dan kejadian
antara tanggal pengukuran dan tanggal pelaporan
c) Inspection
Dalam keadaan tertentu, auditor harus mendapatkan informasi
mengenai kondisi fisik suatu asset.
d) Price Quotation
Apabila auditor menggunakan kuotasi harga sebagai bukti audit, maka
auditor harus mendapatkan pemahaman mengenai keadaan di mana
kuotasi harga tersebut
e) Identification of Risk
Apabila auditor melihat bahwa ada risiko signifikan terkait dengan
pengukuran nilai wajar, auditor harus mengevaluasi asumsi tersebut
secara individu dan secara keseluruhan untuk menilai apakah asumsi
tersebut memberi basis yang wajar atas pengukuran dalam laporan
keuangan
f) Significant Assumption
Asumsi signfikan adalah asumsi yang sensitif terhadap variasi atau
ketidakpastian serta rentan terhadap bias.
Agar aumsi tersebut wajar pada level individu maupun level seluruhan,
asumsi tersebut harus realistis dan konsisten terhadap:
Kondisi ekonomi entitas
Asumsi pada periode sebelumnya
Rencana entitas
Risiko dan variabilitas cash flow

Subsequent Events
Auditor harus mengikuti provisi mengenai subsequent events (ISA 5650)
ketika mempertimbangkan dampak kejadian subsekuen terhadap pengukuran
dan penyajian nilai wajar

Fair Value Disclosure


Dalam menyajikan nilai wajar, auditor harus memastikan bahwa:
Prinsip valuasi sudah tepat menurut financial reporting framework
entitas
Prinsip valuasi diaplikasikan secara konsisten
Metode estimasi dan asumsi signifikan yang digunakan untuk
mendapat nilai wajar sudah disajikan secara cukup
Result of Audit Procedure
Auditor harus mengevaluasi hasil dari prosedur audit untuk menilai apakah
pengukuran nilai wajar dan penyajian sudah sesuai dengn framework dan
bukti audit cukupdan tepat. Auditor juga harus meendapat representasi dari
manajemen terkait dengan kewajaran asumsi signfikan.

Anda mungkin juga menyukai