Anda di halaman 1dari 3

-Mini-Case-

Toyotas European Operating Exposure

Toyota Motor Company adalah perusahaan manufaktur otomatis terbesar di Jepang


dan merupakan yang terbesar ketiga di dunia dengan penjualan sebanyak 5,5 juta
unit atau satu kendaraan terjual setiap 6 detiknya!). Namun, penjualan Toyota di
benua Eropa hanya berada di nomor delapan. Perusahaan otomotif global
menghadapi tantangan ketatnya marjin keuntungan, skala ekonomi dan
memperluas scoup sementara penjualan secara global mengalami perlambatan. Hal
yang sama terjadi pada Toyota. Toyota melakukan rasionalisasi pada proses
produksinya dengan meningkatkan kompononen lokal. Pada tahun 2001, lebih dari
60% dari penjualan Toyota di Amerika Utara diproduksi secara lokal. Di tempat lain
seperti di Eropa, hanya 26% kendaraan yang dijual adalah produksi lokal dan
sisanya diimpor langsung dari Jepang.

Toyota Motor Europe menjual sebanyak 634.000 kendaraan pada tahun 2000. Eropa
adalah pasar luar negeri terbesar Toyota, setelah Amerika Utara. TMEM ingin
meningkatkan penjualan di Eropa dengan meningkatkan kapasitas produksinya
menjadi 800.000 unit pada tahun 2005.

Pada tahun fiscal 2001, TMEM mencatat kerugian sebesar $82,5 Juta dengan posisi
kurs 120 yen/$. TMEM memiliki tiga pabrik perakitan di United Kingdom, satu pabrik
di Turki dan satu di Portugal. TMEM mengumumkan bahwa mereka tidak akan
menghasilkan profit selama dua tahun kedepan karena melemahnya Euro. Sejak
tahun 1999 hingga 2000, yen terus menguat terhadap Euro. Biaya produksi TMEM
menggunakan basis yen sehingga hal ini meningkatkan biaya produksi karena
diukur dengan menggunakan Euro.

Toyota memperkenal produk Yaris pada awal tahun 2000 yang memang
diperuntukkan untuk pasar Eropa. Pada tahun 2000, Yaris telah terjual sebanyak
180.000 unit. Untuk mempertahankan harga yang kompetitif, TMEM harus
menanggung perubahan kurs dengan menurunnya marjin baik itu pada mobil jadi
ataupun subkomponen. Jika diproduksi di Jepang, maka itu hanya akan
memperparah keadaan.

Toyota tidak tinggal diam. Pada tahun 2001, Toyota memulai beberapa perakitan di
Valenciennes, Perancis. Kapasitas produksinya terus ditingkatkan dengan target
kapasitas sebanyak 25% dari total penjualan Eropa. Perakitan Yaris pun
direncanakan untuk dipindahkan ke pabrik ini. Masalah masih berlangsung karena
konten expensive value-added masih berbasis dari Jepang ataupun UK.

Mr Shuhei mengusulkan untuk melakukan local sourcing dan program pengadaan


untuk pabrik UK dengan maksud untuk mengurangi impor komponen dari Toyota
Jepang untuk mengurangi exposure kurs. Namun pergerakan kurs yen tetap
menguat dan solusi ini nyatanya belum cukup untuk mengurangi exposure kurs
tersebut.

Pertanyaan

1. Mengapa anda berpikir Toyota menunggu terlalu lama untuk memindahkan


sebagian besar proses produksinya ke Eropa (untuk pasar Eropa)?
2. Jika Britain bergabung dengan European Monetary Union, apakah masalahnya
akan terselesaikan? Bagaimana pemikiran anda, apakah Britain akan
bergabung?
3. Jika anda Mr. Shuhei, bagaimana anda akan mengkategorikan masalah dan
solusinya? Apa yang termasuk kedalam jangka pendek? Dan apa yang
termasuk dalam jangka panjang?
4. Pengukuran atau langkah-langlah apa yang anda rekomendasikan untuk
menyelesaikan kerugian operasional secara terus menerus?

Jawaban

1. Toyota melihat situasi saat itu dimana yen terus menguat terhadap Euro yang
mengakibatkan proses produksi menjadi mahal sehingga Toyota harus
memperkaya konten lokal untuk mengurangi biaya produksinya salah
satunya dengan mendirikan pabrik di Valenciennes, Perancis.
2. Poundsterling mengalami penguatan terhadap Euro, sama seperti yen yang
juga menguat terhadap Euro. Jika bergabung, maka akan meningkatkan
kepercayaan (sentimen positif) terhadap mata uang Euro. Dari perspektif
Toyota, tentu ini akan memudahkan strategi hedging karena fokus nya hanya
pada satu mata uang, yaitu Euro. Sulit bagi Britania untuk bergabung dengan
EMU karena pemerintah Inggris mengajukan syarat-syarat yang sulit dipenuhi
seperti 5 uji ekonomi yang harus dipenuhi baik oleh Inggris ataupun Zona
Eropa. Dan hingga hari ini, Poundsterling masih tetap eksis bersama dengan
Euro.
3. Jangka pendek : isu nilai tukar Euro yang terus melemah terhadap yen dan
poundsterling
Jangka Panjang : strategi manufaktur, saat ini hanya 26% dari total
keseluruhan penjualan mobil Toyota di Eropa yang secara penuh diproduksi di
pabrik Eropa.
Solusi : Menekan biaya yang berbasis yen secara berkala dan secara
bertahap meningkatkan konten lokal di pabrik eropa.
4. Proses produksi mobil untuk pasar eropa harus dipindahkan secara bertahap
ke pabrik Eropa. Angka 26% porsi penjualan (mobil yang diproduksi di Eropa)
harus ditingkatkan. Wilayah yang menjadi sasaran sebaiknya berada di
negara yang menjadi bagian EMU karena inggris sepertinya tidak akan
bergabung dengan EMU. Toyota perlu memilih prioritas, market share atau
profit oriented lalu kemudian menerapkan strategi yang sesuai.
Langkah proactive management :
Leads and lags : memajukan atau memundurkan periode pembayaran
kepada Toyota Jepang atau Toyota Amerika Utara dengan melihat
kondisi pergerakan kurs
Mencari counter part misalnya perusahaan Eropa yang memiliki
subsidiary di Jepang untuk melakukan perjanjian back-to-back loan
Currency swap / hedging.
Jika skala penjualan Toyota di Eropa semakin besar maka tidak
menutup kemungkinan untuk dibuat reinvoicing center.

Anda mungkin juga menyukai