Disusun Oleh :
NIM : 16650065
Kelas :D
MALANG
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
3.1Kesimpulan 15
3.2Saran 15
DAFTAR RESENSI 16
LAMPIRAN
1|Mutazilah
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1|Mutazilah
2.1 Latar Belakang Kemunculan Mutazilah
Menurut buku Teologi Islam Kaum Mutazilah adalah golongan yang
membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat
filosofis daripada persoalan-persoaln yang dibawa kaum Khawarij dan
Murjiah. Dalam pembahasan, mereka banyak memakai akal sehingga
mereka mendapat nama kaum rasionalis Islam.1 Pada saat itu Wasil Ibn
Atha serta temannya Amr Ibn Ubaid selalu mengikuti pelajaran-pelajaran
yang diberikan Hasan al-Basri di Masjid Basrah. Pada suatu hari datang
seorang bertanya mengenai pendapatnya tentang orang yang berdosa besar.
Sebagaimana kaum Khawarij memandang mereka kafir sedang kaum
Murjiah memandang mereka mukmin. Ketika Hasan al-Basri berfikir Wasil
mengeluarkan pendapatnya sendiri dengan mengatakan: Saya berpendapat
bahwa orang yang berdosa besar bukanlah mumin dan bukan pula kafir,
tetapi mengambl posisi diantara keduanya, tidak mukmin dan tidak kafir.
Kemudian ia berdiri dan menjauhkan diri dari Hasan al-Basri pergi ke tempat
lain di masjid, disana ia mengulangi pendapatnya kembali. Atas peristiwa itu
Hasan al-Basri mengatakan : Wasil menjauhkan diri dari kita (Itazala
anna). Dengan demikian ia serta teman-temannya, kata al-Syahrastani,
disebut kaum Mutazilah.2
2 al-Milal, 148
2|Mutazilah
menerima hukuman atas perbuatan dosanya, tetapi sesudah menjalankan
hukuman ia dikeluarkan dari dalam neraka dan dimasukkan ke dalam surga
sebagai seseorang Mumin dan Muslim. Washil bin Atha tidak sesuai
dengan pendapat gurunya itu, lantas ia membentak, lalu keluar dari majelis
gurunya dan kemudian mengadakan majelis lain di suatu pojok dari Masjid
Basrah itu. Oleh karena ini maka Washil bin Atha dinamai kaum Mutazilah
karena ia mengasingkan diri dari gurunya. Dalam mengasingkan diri ini maka
Washil bin Atha diikuti oleh seorang kawannya namanya Umar bin Ubeid
(meninggal 145H). Sejarah tidak mencatat tanggal, hari dan bulan lahirnya
Mutazilah, tetapi kalau umpamanya usia Washil ketika itu 40 tahun, yaitu
usia seseorang yang sudah bertanggung jawab, maka gerakan ini dimulai
tahun 120H, karena lahirnya Washil bin Atha pada tahun 80H. Jadi dapat
disimpulkan bahwa permulaan munculnya faham Mutazilah pada permulaan
abad ke -2 H , dengan guru besarnya Washl bin Atha dan Umar bin Ubeid.
Kekuasaan ketika itu berada di Khalifah Hisyam bin Abdul Muluk dari Bani
Umaiyah, yaitu dari tahun 100H. Sampai tahun 125H.3
3|Mutazilah
dari siasah (politik) dan hanya mengadakan kegiatan pada bidang ilmu
pengetahuan. 5
Versi lain yang diberikan oleh Tasy Kubra Zadah, menyebut bahwa
Qatadah Ibn Daamah pada suatu hari masuk ke Masjid Basrah dan menuju
ke majelis Amr ibn Ubaid yang disangkanya adalah majelis Hasan al-Basri.
Setelah mengetahui bahwa itu bukan majelis Hasan al-Basri ia berdiri dan
meninggalkan tempat itu, sambil berkata: Ini kaum Mutazilah.6
Wasil Ibn Atha dan Amr Ibn Ubaid disebut kaum Mutazilah karena
mereka berpendapat bahwa orang orang yang berdosa besar bukan mukmin
dan bukan kafir, tetapi mengambil posisi diantara dua posisi (al-manzilah
bain al-manzilatain)8
Ada juga yang tidak menerima semua itu begitu saja. Persoalan kaum
Mutazilah bukan hanya sekedar menyisihkan diri dari majlis guru, bukan
sekedar menyisihkan diri dari masyarakat atau sekedar tidak suka memakai
8 Ibid,76.
4|Mutazilah
pakaian mewah, tetapi lebih mendalam dari itu. Mereka menyisihkan
fahamnya dan iitiqadnya dari faham dan iitiqad umat Islam kebanyakan.9
Pendapat ini dikuatkan oleh pengarang kitab al Farqu bainal Firaq, yang
menyatakan bahwa Syeikh Hasan Bashri mengatakan kedua orang itu
menyisihkan diri mereka telah menjauhkan diri dari pendapat umum.
Pendapat ini memang dekat dengan kebenaran, karena dari zamn dahulu
sampai sekarang fatwa-fatwa kaum Mutazilah banyak yang ganjil-ganjil,
banyak yang diluar dari faham Nabi dan sahabat-sahabat beliau. Jadi mereka
itu benar-benar Mutazilah, (tergelincir) dalam arti kata yang sebenarnya. 10
5|Mutazilah
tidak sependapat dengan gurunya Hasan al-Basri mengenai dosa besar. Jadi
awal dari munculnya Mutazilah adalah al-Manzil bainal Manzilatain, tempat
diantara dua tempat bagi orang Islam yang berbuat dosa besar.
2.2 Doktrin-doktrin Mutazilah
Menurut buku Teologi Islam lima ajaran dasar pegangan Mutazilah
yaitu, al-Tawhid (Kemahaesaan Tuhan), al- Adl, al- Wad wa al-Waid, al-
Manzilah bain al-Manzilatain, al-Amr bi al-Maruf wa al-Nahy an al-
Munkar. Tuhan dalam paham mereka, akan betul-betul Maha Esa hanya kalau
Tuhan merupakan suatu zat yang unik, tidak ada yang serupa dengan dia.
Oleh karena itu mereka menolak paham anthropomorphisme.
Antropomorphisme diketahui menggambarkan Tuhan dekat menyurupai
Makhluk-Nya. Satu-satunya sifat Allah yang mereka percayai adalah qadim.11
Dalam arti tidak mempunyai permulaan dan karena sifat ini yang betul-betul
ada hanya pada Tuhan dan tidak pada selain Tuhan. Sebab itu tidak ada
sesuatu yang qadim kecuali Tuhan. Hanya zat Tuhan yang boleh qadim.12 Hal
ini yang membuat kaum Mutazilah meniadakan sifat Tuhan. Menurut mereka
Tuhan tetap Maha tahu, Maha kuasa, Maha hidup, Maha mendengar, Maha
melihat dan sebagainya, tetapi semua itu tidak dapat dipisahkan oleh zat
Tuhan. Dengan kata lain sifat-sifat itu adalah esensi Tuhan. Kaum Mutazilah
membagi sifat-sifat Tuhan kedalam dua golongan: Pertama, Sifat-sifat yang
merupakan esensi Tuhan dan disebut sifat zatiah. Kedua, Sifat-sifat yang
merupakan perbuatan-perbuatan Tuhan, yang disebut sifat filiyah.13
6|Mutazilah
4. Manzilah bainal manzilatein (temapt diantara dua tempat).
5. Amar maruf dan nahi munkar.
Tauhid kaum Mutazilah tidak mengakui adanya sifat-sifat Tuhan,
tetapi tuhan adalah Zat yang tunggal tanpa sifat. Tuhan mendengar dengan
Zat-Nya, Tuhan melihat dengan Zat-Nya, Tuhan berkata dengan Zat-Nya.
Sifat Tuhan tidak ada berdasarkan kaum Mutazilah. Karena itu mereka
memfatwakan dan bahkan pernah memaksa orang supaya meyakini bahwa
Al-Quran itu makhluk, bahwa AL-Quran itu hadits, bukan kata Allah yang
qadim sebagai iitiqad kaum Ahlussunnah Wal-Jamaah. Fatwa ini telah
menghebohkan dunia Islam dan membunuh beribu-ribu ulama Islam pada
abad ke-2H dalam peristiwa yang dinamai Quran makhluk.14
Menurut buku pertama al- Adl disini menyucikan perbuatan Tuhan
dari persamaan dengan makhluknya. Hanya Tuhanlah yang berbuat adil,
Tuhan tidak bisa berbuat zalim. Pada makhluk terdapat perbuatan zalim.
Dengan kata lain, at-tawhid membahas keunikan diri Tuhan, al- adl
membahas keunikan perbuatan Tuhan.15
Meurut buku kedua Doktrin kedua adalah keadilan, Tuhan Allah itu
adil kata mereka. Manusia dihukum oleh Tuhan karena mereka mengerjakan
dosa dan diberi pahala jika mnegerjakan amal ibadah yang baik. Oleh karena
itu kaum Mutazilah berpedapat sekalipun perbuatan manusia di muka bumi
ini adalah kehendak manusia itu sendiri. Semua itu tidak ada sangkut pautnya
dengan Tuhan dan bahkan Tuhan tidak tahu apa yang dikerjakan oleh
manusia.16
Doktrin yang ketiga, Janji dan ancaman merupakan lanjutan dari
ajaran sebelumnya. Tuhan tidak akan dapat disebut adil, jika Ia tidak memberi
pahala kepada orang yang berbuat baik dan jika tidak menghukum orang yang
berbuat buruk. Keadilan menghendaki supaya orang yang bersalah diberi
7|Mutazilah
hukuman dan orang yang berbuat baik diberi upah, sebagiamana dijanjikan
Tuhan.17
Doktrin ketiga tentang janji baik dan janji buruk. Tuhan telah berjanji
kata kaum Mutazilah, bahwa siapa yang durhaka akan dihukum-Nya dan
siapa yang mengerjakan kebaikan akan diberi-Nya upah. Oleh karena itu
orang yang berbuat dosa tidak akan diampuni-Nya lagi kalau ia wafat
sebelum taubat, dan akan terus masuk neraka tak keluar lagi. Ini sesuai
dengan janji-Nya. 18
Doktrin keempat, Posisi menengah bagi yang berbuat dosa besar, juga
erat hubungannya dengan keadilan Tuhan. Pembat dosa besar bukanlah kafir,
karena ia masih percaya kepada Tuhan dan Nabi Muhammad, tetapi bukanlah
mukmin, karena imannya tidak lagi sempura. Karena bukan mukmin, ia tidak
dapat masuk surga, dan karena bukan kafir pula, ia sebenarnya tak mesti
masuk neraka. Ia seharusnya ditempatkan di luar surga dan di luar neraka.
Inilah sebenarnya keadilan. Tetapi karena di akhirat tidak ada tempat selain
surga dan neraka, maka pembuat dosa besar harus dimasukkan ke dalam salah
satu tempat ini. Penentuan teampat itu banyak hubungannya dengan paham
Mutazilah tentang iman. Iman bagi mereka digambarkan bukan hanya
pengakuan dan ucapan lisan, tetapi juga perbuatan-perbuatan. Dengan
demikian pembuat dosa besar tidak beriman dan oleh karena itu tidak dapat
masuk surga, tempat satu-satunya adalah neraka. Tetapi tidak adil kalau di
dalam neraka mendapatkan siksaan yang sama berat dengan orang kafir. Oleh
karena itu pembuat dosa besar masuk neraka, tetapi mendapat siksaan yang
lebih ringan . Inilah menurut Mutazilah, posisi menengah anatara mukmin
dan kafir, dan itulah pula keadilan.19
Doktrin keempat dari pengajian Mutaziah tempat diantara dua
tempat. Jika orang Mumin berbuat dosa maka ia dihukum dalam neraka
8|Mutazilah
D
B
M
T
A
k
to
id
h
u
l-
n
a
m
r
e
'f
W
s
z
p
b
w
c
N
y
g
j,.Q
H
disuatu tempat, lain dari tempat orang kafir. Nerakanya agak dingin, mereka
tinggal diantara dua tempat, yaitu antara surga dan neraka.20
Doktrin kelima, Perintah berbuat baik dan larangan berbuat jahat,
dianggap sebagai kewajiban bukan oleh kaum Mutazilah saja, tetapi juga
oleh golongan umat Islam lainnya. Perbedaan yang terdapat antara golongan-
golongan itu adalah tentang pelaksanaanya saja.21
Doktrin yang kelima adalah amar maruf nahi munkar. Maruf disini
adalah maruf bagi kaum Mutazilah yaitu berdasarkan pemikiran mereka ,
bukan maruf yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadits. Berdasarka kelima
doktrin tersebut munculah fatwa-fatwa kaum Mutazilah yang bertentangan
dengan fatwa dunia Islam. Di dalam kitab Usuluddin terdapat banyak sekali
perkataan Khilafan lil Mutazilah yang berarti berbeda dengan paham
kuam Mutazilah.22
9|Mutazilah
dari itu kaum Mutazilah tidak mempercayai sifat Tuhan. Mutazilah
mempercayai zat Allah yang tunggal tanpa sifat. Dokrin yang kedua al-Adl
kaum Mutazilah berpendapat bahwa apa yang dilakukan oleh manusia diluar
kehendak Tuhan. Sehingga Tuhan tidak menghendaki apa yang dilakukan
oleh manusia. Jadi semua perbuatan yang dilakukan manusia adalah
kehendaknya sendiri bahkan Tuhan tidak mengetahui apa yang akan
dilakukan oleh manusia. Dokrin yang ketiga al wadu wal waid kaum
Mutazilah berpendapat bahwa manusia akan mendapatkan balasan sesuai
dengan apa yang telah dijanjikan-Nya. Apabila manusia melakukan perbuatan
baik akan mendapatkan pahala. Sebaliknya jika melakukan dosa maka tidak
akan diampuni dosanya sebelum ia bertaubat dan apabila sampai wafatanya
belum bertaubat maka ia akan masuk neraka dan tidak akan keluar kembali.
Doktrin yang keempat Manzilah bainal Manzilatain kaum Mutazilah
berpendapat orang yang berdosa besar itu bukan mukmin dan juga bukan pula
kafir. Pelakunya juga tidak dijatuhi hukuman yang sama dengan kafir. Karena
meskipun melakukan dosa besar pelaku dosa itu muslim . Jadi Mutazilah
berpendapat orang yang melakukan dosa besar adalah fasiq, fasiq itu diantara
mukmin dan kafir. Jadi hukuman yang diberikan lebih ringan daripada kafir.
Doktrin yang kelima Amr maruf nahi munkar, sebenarnya ajaran ini dianut
oleh semua umat Islam, tetapi dalam konteks ini Maruf menurut Mutazilah
adalah Maruf yang masuk diakal. Apabila Maruf itu sudah ada dasarnya Al-
Quran dan Hadist tetapi tidak masuk dalam akal rasional kaum Mutazilah,
maka Mutazilah menganggap itu bukanlah hal yang Maruf.
2.3 Perkebangan Mutazilah
Menurut buku Teologi Islam kaum Mutazilah mempunyai wujud,
kecuali dalam sejarah. Aliran Mutazilah masih dipandang sebagai aliran
yang menyimpang dari Islam dengan demikian tidak disenangi oleh sebagian
umat Islam, terutama di Indonesia. Pandangan demikian timbul karena kaum
Mutazilah dianggap tidak percaya kepada wahyu dan hanya mengakui
kebenaran yang diperoleh dengan rasional. Sebagaimana diketahui kaum
Mutazilah tidak hanya memakai argumen rasional, tetapi juga memakai ayat-
ayat Al-Quran dan hadits nabi untuk mempertahankan pendirian mereka.
Kaum Mutazilah tidak disukai karena sikap mereka memakai kekerasan dan
10 | M u t a z i l a h
menyiarkan ajaran-ajaran mereka di permulaan abad ke-9 M.
Kesalahpahaaman terhadap aliran Mutazilah timbul, karena buku-buku
mereka tidak dibaca dan dipelajari lagi di dalam perguruan-perguruan Islam,
kecuali mulai dari permulaan abad ke-20 ini, dan itupun hanya di perguruan-
perguruan tinggi tertentu seperti al-azhar Kairo. Buku yang dibaca selama ini
hanyalah buku-buku teologi yang dikarang oleh pengikut al-Asyri dan al-
Maturidi. Bahkan dari salah satu engarang buku tidak segan-segan menyebut
Mutazilah sebagai golongan tersesat (firaq al-dalal)23, dan selalu memakai
kata-kata bidah, fadihah (perbuatan yang memalukan) dan dalalah
(kesesatan) yang menggambarkan ajaran Mutazilah.24 Kata takfir
(memandang kafir) juga selalu dipakai.25
Tetapi atas pengaruh Jamaludin Afgani dan Syekh Muhammad
Abduh sebagai dua pemimpin modernisme yang utama dalam Islam,
keadaan diatas sudah mulai berubah. Datanglah pengarang-pengarang ,
bahakan alim ulama yang mulai membela kaum Mutazilah. 26
23 al-Farq, 144.
24 Ibid., 122dst.
11 | M u t a z i l a h
Sesuatu ditimbang terlebih dahulu dengan aqalnya, jika tidak sesuai
maka akan dibuang walaupun ada hadits dan ayat Al-Quran yang
berhubungan dengan masalah itu tetapi berlawanan dengan aqalnya. Oleh
karena itu kaum Mutazilah dalam kitab-kitab tafsirnya mencoba menafsirkan
Al-Quran dengan aqal dan memutar ayat-ayat suci itu sesuai dengan
aqalnya.28
30 Ibid., 74.
31 Maqalat, I./245.
12 | M u t a z i l a h
Murjiah, tetapi fasiq yang menduduki posisis diantara kafir dan mukmin.
Menurt Wasil mukmin merupakan sifat baik dan nama pujian yang tidak bisa
diberikan kepada orang yang fasiq, dengan dosa besarnya. Tetapi predikat
kafir juga tidak bisa diberikan kepadanya, karena dibalik dosa besar itu, ia
masih mengucapkan syahadat dan mnegerjakan perbuartan-perbuatan baik.
Orang yang serupa ini pabila sebelum meninggal tidak bertaubat maka akan
kekal di neraka, hanya siksaan yang diterimanya lebih ringan dari siksaan
yang diterima kafir.33
Di zaman modern dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknik
sekarang, ajaran-ajaran kaum Mutazilah yang bersifat rasional itu telah mulai
timbul kembali di kalangan umat Islam terutama di kalangan kaum terpelajar.
Secara tak sadar mereka telah mempunyai paham-paham yang sama atau
dekat dengan ajaran-ajaran Mutazilah. Mempunyai paham-paham yang
demikian tidaklah membuat mereka keluar dari Islam.34
33 Al-Milal, I/48.
13 | M u t a z i l a h
P
K
e
a
r
h
m
u
k
M
'p
b
t
i
z
n
l
g
s
d
-
o
y
.j
c
w
H
f
A
(
Q
)
9. Surga dan neraka kekal atau tidak.
10. Arwah itu pindah-pindah atau tidak.
36 Ibid.
14 | M u t a z i l a h
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kaum Muazilah adalah kaum yang membuat heboh dunia Islam pada
abad-abad permulaan Islam. Dalam sejarahnya kaum Mutazilah
membunuh ribuan ulama Islam dalam suatu peristiwa yang dinamai
Quran makhluk.
2. Jelasnya orang Mutazilah menghukumi orang mukmin yang berbuat
dosa besar adalah mengambil jalan tengah antara mukmin dan kafir .
(Prinsip Rasionalis ethis philosophis). Jalan tengah yang diambil
Mutazilah berdasarakan pada:
a. Ayat-ayat al-Quran dan hadits yang menganjurkan mengambil
pada jalan tengah dalam segala sesuatu.
b. Pikiran Aristoteles yang mengatakan bahwa keutamaan sesuatu
adalah jalan tengah antara dua jalan yang berlebih-lebihan.
15 | M u t a z i l a h
c. Pendapat Plato yang mengatakan bahwa ada suatu tempat diantara
baik dan buruk.
Faham Mutazilah sudah selayaknya mendapat sorotan yang sedalam-
dalamnya dan analisa sebaik-baiknya, agar ummat Islam tidak
terperosok kedalam iitiqad yang sesat lagi menyesatkan (dhalun-
mudhilun).
3. Di zaman modern dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknik
sekarang, ajaran-ajaran kaum Mutazilah yang bersifat rasional itu
telah mulai timbul kembali di kalangan umat Islam terutama di
kalangan kaum terpelajar.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa memahami materi yang dipresentasikan
sebelum presentasi dimulai. Agar komunikasi tanya jawab antara pemateri
presentasi dan mahasiswa berjalan dengan lancar dan memuaskan.
DAFTAR RESENSI
16 | M u t a z i l a h