Anda di halaman 1dari 5

Pengertian

Masenterial adenitis merupakan peradangan peradangan pada


kelenjar getah bening mesenteric pada abdomen. Proses ini bisa
akut maupun kronik, tergantung agen penyebab. Penyakit ini sering
menimbulkan gejala klinis yang susah dibedakan dari Appendisitis
akut.

Patofisiologi

Agen microbial kelenjar getah bening melalui limfatik intestinal.


Organisme kemudian memperbanyak diri dan tergantung dari
kemampuan virulensi dari pathogen, menyebabkan berbagai
derajat peradangan dan kadang-kadang supurasi. Kelenjar getah
bening kemudian membesar. Mesentery sekitar bisa menjadi
bengkak, dengan atau tanpa eksudat. Secara mikroskopis pada
kelenjar getah bening tampak hyperplasia non spesifik dan pula
infeksi supuratif nekrosis dengan berbagai sel yang berisi nanah.

Masenterial adenitis secara umum merupakan penyakit yang jinak,


namun jika terjadi sepsis bisa menyebabkan keadaan yang fatal.
Penyakit ini mengenai laki-laki maupun wanita. Masenterial adenitis
bisa terjadi pada orang dewasa namun paling sering terjadi pada
anak-anak dan remaja yang berumur kurang dari 15 tahun.

Gejala klinis

Gejala dari masenterial adenitis nyeri perut terutama sering pada


kuadran kanan bawah perut namun bisa juga lebih difus, demam,
diare, malaise, anoreksia, infeksi saluran pernafasan atas, mual,
muntah. Berdasarkan pemeriksaan fisik bisa didapatkan pasien
dengan demam (38-38,5 C), nyeri tekan pada kuadran bawah
(ringan dengan atau tanpa rebound tendeness), rectal tendeness,
rhinorrhea, faring hiperemis, peripheral lymphadenopathy yang
berkaitan (biasanya cervical) pada 20% kasus.

Etiologi

Beberapa organisme dikultur dari kelenjar getah bening mesenteric


dan darah dan berikut organisme-organisme yang ditemukan
sebagai penyebab masenterial adenitis:

Beta-hemolythic streptococus, spesies staphylococus,


eschericia colli, streptococus viridians, spesies yersinia (saat
ini merupakan penyebab tersering), mycobacterium
tuberculosis, giardia lamblia, dan non salmonella typhoid.
Virus diantaranya coxsaekicviruses (A dan B), virus rubeola,
dan adenovirus serotype 1,2,3,5 dan 7. Virus lainnya yang
diduga sebagai penyebab masenterial adenitis diantaranya
Epstein-Barr virus (EBV), Acute human immunodeficiency
virus (HIV) dan cat scratch disease (CSD).
Kondisi yang sering diasosiakan adalah pasien dengan infeksi
saluran pernafasan atas, yang kemungkinan disebabkan
masuknya pathogen.
Transmisi fecal-oral terjadi pada infeksi Y enterucolitika dan
bisa menyebabkan wabah. Infeksi ini juga berkaitan dengan
daging, susu dan kontaminasi air. Yang lebih jarang terjadi
adalah penularan dari manusia ke manusia atau kontak
hewan dengan fecal carrier.

Diagnosa banding

Penyakit-penyakit lain yang sebaiknya dipertimbangkan dengan


gejala klinis yang mempunyai Masenterial Adenitis diantaranya
Meckel diverticulitis, duplikasi intestinal, enteritis regional,
intasusepsi, limfoma, intestinal, penyebab lain dari akut
abdomen (porphyria, sickell cell vasocclusive crises, tumor cecal)

Pemeriksaan penunjang

A. Pemeriksaan laboratorium:
Hitung darah lengkap : leukositosis dengan WBC
melebihi 10.000/mL terjadi pada kurang lebih 50%
kasus.
Kimia darah : hasil kimia darah biasanya dalm batas
normal kecuali pada pasien dengan mual dan
muntah parah yang bisa terjadi dengan metabolic
alkalosis dan azotemia.
Serologi bisa mendukung untuk diagnosis dari agen
etiologi yakni Y enterocolitica. Tes serologi sering
ditunda dan beberapa antigen mungkin harus dites.
Urinalisis berguna ketika diagnosis masih belum jelas
dan untuk mengeksklusi saluran kencing.
Pada pasien dengan gejala klinis diare, kultur feces
seharusnya dikerjakan.
Kultur darah dikerjakan untuk membantu
menentukan terapi yang tepat dan evaluasi lebih
lanjut terutama pada pasien dengan septicemia.
B. Pemeriksaan imaging
CT contract menunjukan pembesaran kelenjar getah
bening mesenteric dengan atau tanpa penebalan
dinding ileal atau ileocecal, dan appendik terlihat
normal. Rao et al menspesifikkan criteria dengan 3
atau lebih kelenjar dengan axis diameter pendek
setidaknya 5 kluster pada kuadran kanan bawah.
Abdominal ultrasound scanning dengan doppler
scanning berguna untuk mengeksklusi diagnosis
banding. Sebagai contoh, adanya penebalan mural
dari ileum terminal dan penebalan mesenteric
menunjukan adanya regional enteritis. Pemeriksaan
ultrasound sering disukai sebagai prosedur
pemeriksaan diagnosis awal khususnya pada anak-
anak dengan nyeri perut tanpa komplikasi.

Prosedur

Spesimen kelenjar getah bening: pada pasien


laparatomy, kelenjar getah bening menunjukan
inflamasi atau supurasi dan kultur diperlukan untuk
menentukan organisme penyebab.

Penatalaksanaan

Pasien dengan sakit sedang hingga berat bisa diberikan


antibiotic empiris spectrum luas dan sebaiknya juga
bisa menangani strain Yersinia sebagai penyebab
tersering dari Mesenteric adenitis antibiotik awal yang
bisa dipertimbangkan diantaranya trimethorim-
sulfamethoxazole (TMP-SMX), cephalosporin generasi
ketiga. Terapi antibiotic kemudian sebaiknya
disesuaikan dengan sensitivitas dari pathogen yang
diisolasi. Durasi terapi tergantung dari penyebab dan
derajat keparahan penyakit. Pada kasus tanpa
komplikasi, terapi antibiotic biasanya tidak diberikan.

Suportive care umum diantaranya hidrasi dan


penanganan nyeri setelah mengeksklusi surgical
abdomen akut.
Pasien dengan penurunan volume, ketidakseimbangan
elektrolityang signifikan, dan atau sepsis perlu masuk
rumah sakit.

Pembedahan biasanya diindikasikan pada kasus


superasi/abses, dengan tanda-tanda peritonitis atau jika
appendicitis akut tidak bisa dieksklusi dengan pasti.

Pada laparatomy, diaenosis secara umum jelas,


appendiktomi sebaiknya dikerjakan untuk mencegah
berulangnya lymph adenitis, prognosis dari masenterial
adenitis umumnya baik.

Anda mungkin juga menyukai