REVIEW CHAPTER
ANALISIS KORESPONDENSI
Nama Kelompok :
Ni Made Pratiwi Wiadnyana ( 041611233235 )
Putu Parama Cinthya Dewi ( 041611233295 )
Fadhillah Ariana Ramadhani ( 041611233308 )
Nabilah Nur Azizah ( 041611233325 )
Dynoviar Nirbita Muhammad ( 041611233326 )
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Statistika Bisnis dengan judul
Analisis Korespondensi
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan
saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu mendatang.
Penulis
1
Daftar isi
Kata Pengantari
Daftar Isi.ii
BAB I Pendahuluan1
1.3 Tujuan...2
1.4 Manfaat.2
BAB II Pembahasan...4
3.1 Kesimpulan.18
3.2 Saran...18
Daftar Pustaka..19
2
BAB I
Pendahuluan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
1.4.3. Agar pembaca dapat mengetahui langkah-langkah melakukan Analisis
Korespondensi
3
BAB II
Pembahasan
Analisis korespondensi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara dua atau
lebih peubah kualitatif, yaitu dengan teknik multivariate secara grafik yang digunakan untuk
eksplorasi data dari sebuah tabel kontingensi. Analisis korespondensi ini memproyeksikan
baris-baris dan kolom-kolom dari matriks data sebagai titk-titik ke dalam sebuah grafik
berdimensi rendah dalam sebuah jarak Euclid. Analisis korespondensi seringkali digunakan
untuk menetapkan kategori-kategori yang mirip dalam satu peubah, sehingga kategori-
kategori tersebut dapat digabungkan menjadi satu kategori. Analisis ini juga bisa digunakan
untuk menentukan kemungkinan hubungan antara dua gugus peubah. Berdasarkan
kegunaannya, analisis korespondensi dan analisis komponen utama memiliki kesamaan, yaitu
suatu metode yang digunakan untuk mereduksi dimensi data menjadi dimensi yang lebih
kecil dan sederhana. Sedangkan letak perbedaannya adalah bahwa analisis komponen utama
lebih tepat untuk data dengan skala pengukuran kontinu sedangkan analisis korespondensi
lebih tepat digunakan untuk data kategori.
4
Menyajikan setiap kategori variabel baris dan kolom dari tabel kontingensi
Analisis korespondensi hanya membutuhkan data matrik rectangular dari data non
negatif.
Baris dan kolom tidak memiliki makna standar, namun merupakan tanggapan
terhadap variabel kategori.
Kategori-kategori untuk baris atau kolom dapat menjadi variabel tunggal atau satu
set variabel.
Tidak seperti teknik multivariat lainnya, analisis korespondensi tidak memiliki satu
set ketat asumsi. Peneliti hanya perlu peduli terhadap semua atribut yang relevan.
Analisis korespondensi berasal representasi tunggal dari kategori (baik baris dan
kolom) dalam ruang multidimensi yang sama.
Peneliti harus mengidentifikasi jumlah dan pentingnya dimensi.
5
Nilai Eigen disediakan untuk membantu peneliti dalam menentukan jumlah dimensi
yang sesuai untuk memilih dan dalam mengevaluasi kepentingan relatif dari
setiap dimensi.
Pada menu SPSS pilih Data lalu pilih Weight Case..., pada kotak dialog
Weight cases tandai Weight case by, dan pindahkan variabel Nilai ke kotak
Frequency Variable seperti pada gambar berikut
6
Untuk melakukan uji kebebasan, pada menu SPSS pilih Analyze pilih
Descriptive Statistics Pilih Crosstabs, lalu pada kotak Dialog Crosstabs,
pindahkan usia pada kotak Dialog Row(s) dan bisnis pada kotak
dialog Column(s), seperti pada Gambar berikut,
Selanjutnya Klik Statistics... untuk memilih jenis analisis, maka akan muncul
kotak dialog Crosstabs: Statistics dan Tandai Chisquare dan Klik Continue
untuk kembali ke menu utama Gambar 3.
7
Lalu Klik Cells... untuk memilih jenis analisis, maka akan muncul kotak
dialog Crosstabs: Cell Display dan Tandai Observed dan Expected dan Klik
Continue untuk kembali ke menu utama Gambar 4.
SPSS adalah sebagai berikut: Pada menu utama SPSS pilih Analyze pilih Data
Define Range, Klik Continue. Pindahkan Bisnis ke kotak Dialog Column dan
8
Lalu klik Model... untuk memilih jenis analisis, maka akan muncul kotak
Selanjutnya klik Statistics... untuk memilih jenis analisis, maka akan muncul
9
Lalu klik Plots... untuk memilih jenis analisis, maka akan muncul kotak
Selanjutnya klik OK pada menu utama (Gambar 5), dan hasil analisis bisa
Interpretasi output
Cases
10
Interpretasi :
Pada case processing summary, terlihat 113 buah data yang dianalisa tidak terdapat missing
valuenya sehingga tingkat kevalidan datanya adalah 100%.
BISNIS Total
MAKEUP
KULINER FASHION PROPERTI ARTIST
21-30 Count 0 9 6 9 24
31-40 Count 0 0 11 0 11
41-50 Count 0 0 16 0 16
Interpretasi :
Pada crosstabulation terlihat table silang yang memuat hubungan antara 4 variabel. Dari
beberapa output tersebut dapat dilihat beberapa hal berikut.
- Pada rentang usia 10 sampai 20 tahun, terdapat 25 orang yang memiliki usaha kuliner,
11 orang memiliki usaha fashion, tidak ada yang memiliki usaha bisnis properti, dan
26 orang memiliki usaha make up artist.
- Pada rentang usia 21 sampai 30 tahun, tidak ada yang memiliki usaha kuliner, 9 orang
memiliki usaha fashion, 6 orang memiliki usaha property, dan 9 orang memiliki usaha
make up artist
- Pada rentang usia 31 sampai 40 tahun, tidak ada yang memiliki usaha kuliner, fashion,
maupun make up artist, hanya ada 11 orang yang memiliki usaha property
- Pada rentang usia 41 sampai 50 tahun, tidak ada yang memiliki usaha kuliner, fashion
maupun make up artist, hanya ada 16 orang yang memiliki usaha property
- Terdapat total keseluruhan 25 orang yang memiliki usaha kuliner, 20 orang yang
memiliki usaha fashion, 33 orang yang memiliki usaha property, dan 35 orang yang
memiliki usaha make up artist
11
- Dari total 113 responden yang ada, terdapat 62 orang yang memiliki rentang usia 10
sampai 20 tahun, 24 orang yang memiliki rentang usia 21 sampai 30 tahun, 11 orang
yang memiliki rentang usia 31 sampai 40 tahun, dan 16 orang yang memiliki rentang
usia 41 sampai 50 tahun.
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Interpretasi :
Berdasarkan table chi-square tests, dapat dilihat nilai asymptotic significancenya sebesar
0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan terdapat
pengaruh rentang usia terhadap jenis usaha yang dimiliki.
Correspondence Table
BISNIS
MAKEUP
USIA KULINER FASHION PROPERTI ARTIST Active Margin
10-20 25 11 0 26 62
21-30 0 9 6 9 24
31-40 0 0 11 0 11
41-50 0 0 16 0 16
Active Margin 25 20 33 35 113
Interpretasi :
Tabel korespondensi menunjukan data asli yang digunakan tidak terdapat kesalahan.
12
Row Profiles
BISNIS
MAKEUP
USIA KULINER FASHION PROPERTI ARTIST Active Margin
Interpretasi :
Berdasarkan table row profile yang ada, diketahui bahwa orang yang memiliki rentang usia
10 sampai 20 tahun yang memiliki usaha kuliner sebesar 0,403; proporsi yang memiliki usaha
fashion sebesar 0,177; proporsi yang memiliki usaha property sebesar 0,000; dan proporsi
yang memiliki usaha make up artist sebesar 0,419. Pada rentang usia 21 sampai 30 tahun,
proporsi yang memiliki usaha kuliner sebesar 0,000; proporsi yang memiliki usaha fashion
sebesar 0,375; proporsi yang memiliki usaha property sebesar 0,250; dan proporsi orang yang
memiliki usaha make up artist sebesar 0,375. Pada rentang usia 31 samapi 40 tahun, proporsi
orang yang memiliki usaha kuliner, fashion maupun make up artist masing-masing sebesar
0,000 dan proporsi orang yang memiliki usaha property sebesar 1,000. Pada rentang usia 41
sampai 50 tahun, proporsi yang memiliki usaha kuliner, fashion, dan make up artist masing-
masing sebesar 0,000 dan proporsi yang memiliki usaha property sebesar 1,000.
Column Profiles
BISNIS
MAKEUP
USIA KULINER FASHION PROPERTI ARTIST Mass
13
Interpretasi :
Berdasarkan table column profiles, diketahui bahwa proporsi sebesar 1,000 pada kolom
kuliner berasal dari orang yang memiliki rentang usia 10 sampai 20 tahun. Pada kolom
fashion, dapat diketahui bahwa proporsi sebesar 0,550 mewakili orang yang memiliki rentang
usia 10 sampai 20 tahun dan proporsi 0,450 mewakili orang yang memiliki rentang usia 21
sampai 30 tahun. Pada table property, dapat diketahui bahwa proporsi 0,182 mewakili orang
yang memiliki rentang usia 21 sampai 30 tahun, proporsi sebesar 0,333 mewakili yang
memiliki rentang usia 31 sampai 40 tahun, dan proporsi sebesar 0,485 meakili yang memiliki
rentang usia 41 sampai 50 tahun. Pada kolom make up artist, proporsi sebesar 0,743 yang
mewakili orang yang memiliki rentang usia 10 sampai 20 tahun dan proporsi 0,257 yang
mewakili rentang usia 21 sampai 30 tahun.
Interpretasi :
Berdasarkan table di atas, dapat diketahui bahwa persentasi nilai eigen value pertama sebesar
86,8% yang menunjukan bahwa kedua vector baris maupun kolom yang ada mampu
menjelaskan 86,8% keragaman data yang ada. Dilihat dari nilai kumulatif eigen value
dimensi 1 dan 2 diketahui bahwa sebesar 100% vector baris dan kolom yang ada telah
mampu menjelaskan keseluruhan keragaman data yang ada.
14
Confidence Row Points
USIA 1 2 1-2
Interpretasi :
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kontribusi korelasi kumulatif dimensi 1 dan
2 pada baris pertama (rentang usia 10-20 tahun) sebesar 0,363, kontribusi kumulatif dimensi
1 dan 2 pada baris kedua (rentang usia 21-30 tahun) sebesar 0,309, kontribusi kumulatif
dimensi 1 dan 2 pada baris ketiga (rentang usia 31-40 tahun) sebesar -0,316, kontribusi
kumulatif dimensi 1 dan 2 pada baris keempat (rentang usia 41-50 tahun) sebesar -0,316.
15
Confidence Column Points
BISNIS 1 2 1-2
Interpretasi :
Berdasarkan table di atas, dapat diketahui bahwa pada dimensi 1 (kolom 1) nilai standar
deviasi kuliner sebesar 0,115; nilai standar deviasi usaha fashion sebesar 0,159; nilai standar
deviasi usaha property sebesar 0,154; dan nilai standar deviasi usaha make up artist sebesar
0,75. Pada dimensi 2 (kolom 2) nilai standar deviasi kuliner sebesar 0,101; nilai standar
deviasi usaha fashion sebesar 0,126; nilai standar deviasi usaha property sebesar 0,066; dan
nilai standar deviasi usaha make up artist sebesar 0.068. Niai korelasi dimensi 1 dan 2 pada
usaha kuliner sebesar 0,356, pada usaha fashion sebesar -0,411, pada usaha property sebesar
-0,221, dan pada usaha make up artist sebesar -0,260.
16
Interpretasi :
Dari row and column point dapat diketahui bahwa bisnis kuliner dan makeup artist digemari
oleh orang dengan sia 10-20 tahun, bisnis fashion digemari oleh orang dengan usia 20-30
tahun dan bisnsi property digemari oleh orang dengan usia 31-40 dan 41-50
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis korespondensi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara dua atau lebih
peubah kualitatif, yaitu dengan teknik multivariate secara grafik yang digunakan untuk
eksplorasi data dari sebuah tabel kontingensi. Analisis korespondensi ini memproyeksikan
baris-baris dan kolom-kolom dari matriks data sebagai titk-titik ke dalam sebuah grafik
berdimensi rendah dalam sebuah jarak Euclid.
3.2 Saran
18
Daftar Pustaka
19