Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 2 KELOMPOK

 
 
 
METODE RISET BISNIS KUANTITATIF DAN KUALITATIF
Prof. Bambang Juanda
 
 

 
 

  Oleh:

Andi Reski Almaida Dg Macenning         (K1601222054)


Hyangnawang Dhumaranang                   (K1601222052)
Meyjerd Rombebunga (K1601222053)
Poltak Simanullang      (K1601222056)
 
 

 DMB 20
SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2023
1. PENJELASAN VIDEO

Simulasi Komputer Eksperimen Transaksi Pasar

Dalam File Unit_Cost.Txt Terdapat 1 Orang Yang Memainkan 2 Pelaku Ekonomi.


Penjual Dengan 2 Unit Cost Yang Berbeda Begitu Juga Dengan Pembeli Memanikan 2 Unit
Value Yang Berbeda. Dengan Komputer, Bisa Menggunakan 1 Pelaku Hanya Dengan 1 Unit
Cost Sebagai Penjual Dan 1 Unit Value Sebagai Pembeli Dan Tidak Terbatas Jumlahnya.
Begitu Juga Pada Monopoli Dimana 1 Pelaku Bisa Dengan 10 Unit Cost Dengan 1 Penjual
Saja.
Dalam Bahasa Program Phyton Ini Bisa Dengan Bebas Mengisi Unit Cost Dan Unit
Value Begitupun Dengan Jumlah Penjual Dan Pembelinya. Hal Ini Sejalan Dengan Ulangan
dalam file config.txt, Dimana bebas menentukan jumlah ulangan dan satuan uang (rupiah
atau dollar) tergantung RAM komputer.
Setelah menjalankan program, akan menampilkan bagaimana keseimbangan teoritis
dalam file theoretical_equilibrium.png yang terdapat grafik supply, demand, dan
keseimbangan psar. Kemudian dalam file log.txt akan menampilkan harga antara buyer dan
seller yang rinci dengan ID pelaku. Selain itu, grafik historis tawar menawar harga tiap
ulangan akan ditampilkan dalam file auction_history.png, namun ID pelaku tidak ditampilkan
karena terlalu banyak sesuai dengan berapa kali ulangan.
Dalam transactio_history.png akan terlihat grafik historis harga transaksi tiap ulangan.
Hal ini sejalan dengan average_transaction_price.png dimana akan terlihat grafik rataan
harga transaksi tiap ulangan. Begitu juga dengan jumlag transaksi tiap ulangan yang akan
terlihat pada average_number_of_transaction_price.png. Seperti contoh, historis tawar
menawar harga dalam PPS dan pasar monopoli terlihat bahwa kuantitas pada PPS relatif
lebih banyak dibandingkan pasar monopoli pada double option. Sementara untuk 50 ulangan
bebas, harga yang disepakati relatif lebih tinggi pada pasar monopoli dibandingkan PPS. Hal
ini sejalan dengan teori mikro ekononomi. Kemudian pada rataan harga transaksi untuk 50
ulangan bebas, pasar monopoli memiliki harga kesepakatan lebih tinggi dibandingkan PPS.
Untuk jumlah transaksi pada 50 ulangan bebas, pada pasar monopoli terlihat memiliki
kuantitas lebih sedikit dengan modus= 7, sementara PPS memiliki kuantitas banyak dengan
modus= 8.
Untuk profit bisa dilihat pada tital_profit.png dimana grafik ini memperlihatkan profit
penjual dan pembeli dan rupiah tiap ulangan. Begitupun dengan surplus.png dimana akan
memperlihatkan grafik pesentase surplus penjual dan pembeli tiap ulangan. Pada
market_efficiency.png akan menampilkan grafik efisiensi pasar tiap ulangan. Untuk profit
penjual dan pembeli dengan 50 ulangan, terlihat pada grafik bahwa profit penjual lebih tinggi
di pasar monopoli. Hal ini sejalan dengan teori mikro ekonomi. Sementara di PPS profit
buyer sedikit lebih tinggi dibandingkan seller, meskipun relatif agak sama dengan seller. Hal
ini sejalan dengan gambaran pada persentase surplus penjual dan pembeli. Kemudian
efisiensi pasar untuk 50 ulangan bebas sedikit menarik, dimana dalam teori mikro ekonomi
PPS memiliki efisiensi yang lebih besar dibandingkan pasar monopoli. Sementara pada hasil
simulasi eksperimen terlihat bahwa pasar monopoli memiliki efisiensi pasar lebih besar
dibandingkan PPS. Hal ini dikarenakan dalam simulasi komputer surplus pasar lebih banyak
dimana dominan diambil penjual. Hal ini bisa terjadi karena penjual 1 orang dan komputer
akan menggunakan bagaimana agar keuntungannya maksimal serta melihat willingness to
pay masing-masing pembeli sehingga sebagian besar surplus konsumen diambil. Lebih
lanjut, berbeda dengan teori ekonomi mikro dimana dalam teori diajarkan bahwa dalam
monopoli terdapat deadweight loss bagi masyarakat.
Beberapa pengembangan eksperimen yang dapat terjadi antara lain:
- Jumlah penjual “sedikit vs banyak”
- Kondisi informasi tidak simetris (asymmetric information), dimana penjual jauh lebih tau
dibandingkan pembeli.
- Pengaruh signaling
- Kesepakatan atau konspirasi harga
- Mata uang rupiah (redenominasi)
Hal ini dapat dikaji untuk dikembangkan yang mungkin bisa berbeda dengan teori
ekonomi konvensional. Sehingga saat ini berkembang behavioral economic, dimana di
dalamnya tidak membuat berbagai asumsi namun mengembangkan atau melakukan
eksperimen dan melihat bagaimana hasilnya karena asumsinya berbeda dengan ekonomi
konvensional. Hasil eksperimen ini kadang berbeda antara behavioral economic dan ekonomi
konvensional.
2. HASIL ANALISIS STATA

Description

Deskrpsi Hal 67 (Tulis di bawah)

Deskrpsi Hal 68 (Tulis di bawah)


Deskrpsi Hal 69 (Tulis di bawah)

Hasil Simulasi Komputer Eksperimen

Theoretical-equilibrium.png

Deskrpsi sambal lihat video


Log.txt (SKIP)

Auction-history.png

Deskrpsi sambal lihat video

Transaction-history.png

Deskrpsi sambal lihat video


Average-transaction-price.pic

Deskrpsi sambal lihat video

Average-number-of-transaction.png

Deskrpsi sambal lihat video

Anda mungkin juga menyukai