Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KORESPONDENSI DALAM RISET PASAR

“Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Riset Pasar”

Dosen Pengampu: Puspita Kartikasari S.Si., M.Si.

Disusun Oleh:
1. Bungan Tcania P. G. (24050119110032)
2. Ivana Kuswandari P. (24050119130112)

JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANALISIS
KORESPONDENSI DALAM RISET PASAR” ini dengan baik. Penulis
menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu penulis
menyusun makalah ini:

1. Dr. Tarno M.Si. selaku ketua Departemen Statistika Universitas Diponegoro


yang memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan makalah.
2. Ibu Puspita Kartikasari, S.Si., M.Si. selaku dosen mata kuliah Metode Riset
Pasar Jurusan Statistika. Fakultas Sains dan Matematika yang telah
membimbing penulis.
3. Teman-teman terkasih yang telah mendukung penulis dalam penyusunan
makalah.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis berharap makalah ini dapat menjadi wawasan baru bagi pembaca dan
mendapatkan manfaat dari makalah ini.

Semarang, 28 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………......................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….1
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………..1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Loyalitas Merek………………………………………….2
2.2 Fungsi Loyalitas Merek ……………………...………………………3
2.3 Aspek-aspek Loyalitas Merek ……………………………………….3
2.4 Faktor-faktor Loyalitas Merek………………………………………5
2.5 Tingkatan dalam Loyalitas Merek…………………………………..6
2.6 Strategi Meningkatkan Loyalitas Merek……………………………7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis multivariat banyak digunakan dalam riset pemasaran
(marketing research) karena banyak hal atau fenomena dalam marketing research
yang tidak dapat dijelaskan oleh satu atau dua variabel saja, namun dengan
banyak variabel yang harus dipakai bersama-sama. Ada banyak analisis riset
pemasaran, diantaranya perceptual mapping (pemetaan persepsi). Perceptual
mapping atau peta persepsi pada bidang marketing merupakan suatu alat yang
biasanya digunakan oleh pemasar untuk menggambarkan persepsi dan preferensi
konsumen terhadap atribut-atribut produk.
Salah satu analisis multivariat yang digunakan dalam menentukan peta
persepsi adalah analisis korespondensi (correspondence analysis). Analisis
korespondensi dapat digunakan untuk mencari pengelompokkan yang homogen
dari individu. Dalam aplikasinya analisis korespondensi juga dapat membantu
penentuan posisi kategori baris, sebagai contoh adalah bagaimana menduga inti
ketertarikan dalam persepsi pelanggan terhadap merk sebagai dasar untuk
penentuan posisi pemilihan merk. Analisis korespondensi yang dipakai dalam
analisis data kategori merk berdasarkan matriks atribut dapat memberikan
informasi dalam penentuan posisi dari setiap merk dengan atribut yang terpilih
untuk menggambarkan kategori baris tersebut..
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari analisis korespondensi?
2. Apa sifat-sifat dasar analisis korespondensi?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari analisis korespondensi?
4. Apa itu analisis korespondensi berganda?
5. Apa yang dimaksud dengan matriks data dan matriks korespondensi?
6. Apa yang dimaksud dengan massa kolom dan massa baris?
7. Apa itu nilai eigen, nilai singular dan koordinat profil?

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari
analisis korespondensi meliputi sifat-sifat dasar, kelebihan dan kekurangan,
matriks data dan matriks korespondensi, massa kolom dan massa baris, nilai
eigen, nilai singular, dan koordinat profil.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Korespondensi

Analisis korespondensi yang tergolong dalam analisis eksplorasi data


peubah ganda, merupakan analisis yang memperagakan baris dan kolom secara
serempak dari table kontingensi dwi arah (crosstab) yang berisi informasi
tentang frekuensi atau prosentase dari kategori-kategori penyusunnya. Data untuk
penyajian crosstab pada umumnya adalah data kualitatif, khususnya. Dari tabel
kontingensi dwi arah (crosstab) tersebut, salah satu informasi yang ingin
diketahui adalah ada tidaknya keterkaitan antar kategori. Untuk menguji
kebebasan ini statistic uji yang digunakan adalah Chi-square, bila antar kategori
tersebut tidak saling terkait (bebas), dapat diartikan bahwa besarnya frekuensi
(nilai) profil pada suatu kategori tidak dipengaruhi oleh profil pada kategori
lainnya. Akan tetapi bila kebebasan antar kategori tersebut tidak dapat
dibuktikan, maka hal yang selalu ingin diketahui adalah profil-profil mana yang
saling terkait tersebut.
Analisis korespondensi dapat digunakan untuk melihat secara visual
ada tidaknya ketergantungan antar kategori, juga sekaligus dapat membantu
melihat keterkaitan suatu profil dari suatu kategori terhadap profil dari
kontingensi, menjadi komponen baris dan kolom. Hasil dari analisis ini
kemudian ditampilkan dalam bentuk gambar dua dimensi dengan menumpang
tindihkan (overlay) antara profil-profil baris dan kolom. Berdasarkan banyaknya
variabel, analisis korespondensi dibagi menjadi dua, yakni:
1. Analisis korespondensi sederhana (Simple Correspondence Analysis),
merupakan analisis teknik multivariat secara grafis yang digunakan untuk
eksplorasi data dari sebuah table kontingensi dua arah.

3
2. Analisis korespondensi berganda (Multiple Correspondence Analysis),
merupakan perluasan dari analisis korespondensi sederhana, teknik
multivariat secara grafis yang digunakan untuk eksplorasi data dari sebuah
tabel kontingensi banyak arah.

2.2 Tujuan dan Sifat-sifat Dasar Analisis Korespondensi


Tujuan dari analisis korespondensi dua arah adalah
a) Membandingkan kemiripan similarity dua kategori dari variabel kualitatif
pertama baris berdasarkan sejumlah variabel kualitatif kedua kolom.
b) Membandingkan kemiripan similarity dua kategori dari variabel kualitatif
kedua kolom berdasarkan sejumlah variabel kualitatif pertama baris.
c) Mengetahui hubungan antara satu kategori variabel baris dengan satu kategori
variabel kolom.
d) Menyajikan setiap kategori variabel baris dan kolom dari tabel kontingensi
sedemikian rupa sehingga dapat ditampilkan secara bersama-sama pada satu
ruang vektor berdimensi kecil secara optimal.

Sifat-sifat Dasar Analisis Korespondensi adalah:


a) Dipergunakan untuk data non metrik dengan skala pengukuran nominal dan
ordinal
b) Tidak ada asumsi tentang distribusi
c) Merupakan salah satu teknik struktur pengelompokan atau reduksi data
d) Tidak ada model yang dihipotesiskan
e) Bisa digunakan untuk hubungan non-linier.
f) Sebagai salah satu metode dalam eksplorasi data yang hasil akhirnya dapat
berupa hipotesis yang perlu di uji lebih lanjut.

2.3 Aspek-aspek Loyalitas Merek

4
Menurut Schiffman (2010) aspek-aspek yang terdapat dalam loyalitas
merek adalah sebagai berikut:
a) Kognitif, merupakan representasi dari apa yang dipercaya oleh
konsumen. Komponen kognitif ini berisikan persepsi, kepercayaan dan
stereotype seorang konsumen mengenai suatu merek. Loyalitas berarti bahwa
konsumen akan setia terhadap semua informasi yang menyangkut harga, segi
keistimewaan merek dan atribut-atribut penting lainnya. Konsumen yang loyal

dari segi kognitif akan mudah dipengaruhi oleh strategi persaingan dari
merek-merek lain yang disampaikan lewat media komunikasi khususnya iklan

maupun pengalaman orang lain yang dikenalnya serta pengalaman pribadinya.


b) Afektif, merupakan komponen yang didasarkan pada perasaan dan
komitmen konsumen terhadap suatu merek. Konsumen memiliki kedekatan
emosi terhadap merek tersebut. Loyalitas afektif ini merupakan fungsi dari
perasaan (affect) dan sikap konsumen terhadap sebuah merek seperti rasa
suka, senang, gemar, dan kepuasan pada merek tersebut. Konsumen yang
loyal secara afektif dapat bertambah suka dengan merek-merek pesaing
apabila merek-merek pesaing tersebut mampu menyampaikan pesan melalui
asosiasi dan bayangan konsumen yang dapat mengarahkan mereka kepada
rasa tidak puas terhadap merek yang sebelumnya.
c) Konatif, merupakan batas antara dimensi loyalitas sikap dan
loyalitas perilaku yang direpresentasikan melalui kecenderungan perilaku
konsumen untuk menggunakan merek yang sama pada kesempatan yang akan
datang. Komponen ini juga berhubungan dengan kecenderungan konsumen
untuk membeli merek karena telah terbentuk komitmen dalam diri mereka.
Bahaya-bahaya yang mungkin muncul adalah jika para pemasar merek
pesaing berusaha membujuk konsumen melalui pesan yang menantang
keyakinan mereka akan merek yang telah mereka gunakan sebelumnya.

5
Umumnya pesan yang dimaksud dapat berupa pembagian kupon berhadiah
maupun promosi yang diajukan untuk membuat konsumen langsung membeli.
d) Tindakan, dapat berupa merekomendasi atau mempromosikan merek
tersebut kepada orang lain. Konsumen yang loyal serta tindakan akan mudah
beralih kepada merek lain jika merek yang selama ini ia konsumsi tidak
tersedia di pasaran. Loyal secara tindakan mengarah kepada tingkah laku
mempromosikan merek tersebut kepada orang lain. Ciri-ciri konsumen yang
loyal terhadap suatu merek sebagai berikut:
1. Memiliki komitmen pada merek tersebut
2. Berani membayar lebih pada merek tersebut dibandingkan dengan merek
lain
3. Tidak akan berpikir dua kali untuk melakukan pembelian kembali produk
tersebut
4. Akan merekomendasikan merek tersebut pada orang lain
5. Selalu mengikuti perkembangan informasi yang berkaitan dengan merek
tersebut
6. Mereka menjadi semacam juru bicara dari merek tersebut dan selalu
mengembangkan hubungan dengan merek tersebut

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Merek


Menurut Marconi (2005) keputusan konsumen untuk tetap loyal
terhadap merek tertentu didasari oleh hal-hal sebagai berikut:
a) Nilai (harga dan kualitas merek)
Pemakaian suatu merek dalam waktu yang lama akan mengarahkan pada
loyalitas, karena itu pihak perusahaan harus bertanggung jawab untuk
menjaga
kualitas merek tersebut. Jika terjadi penurunan standar kualitas dari
suatu

6
merek, maka akan menyebabkan konsumen menjadi kecewa, bahkan
pada
konsumen yang paling loyal, begitu pula jika terjadi perubahan pada
harga.
b) Reputasi merek
Merek yang memiliki citra yang baik akan menimbulkan loyalitas
konsumen pada merek tersebut. Merek yang memiliki reputasi yang diakui
secara nasional bahkan internasional, akan lebih dipercaya oleh banyak
konsumen.
c) Kenyamanan dan kemudahan dalam mendapatkan merek
Semua kelebihan dari merek tertentu tidak akan berarti jika merek tersebut
tidak
mudah untuk didapat. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk
menyediakan produk dari berbagai merek yang nyaman dan mudah untuk
didapatkan. Hal
ini perlu dilakukan oleh perusahaan agar konsumen menjadi loyal pada
mereknya.
d) Kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen merupakan perasaan senang yang dirasakan konsumen
yang berasal dari perbandingan antara harapan dengan hasil kinerja dari merek

tersebut. Menurut Mowen & Minor (2004) menyatakan bahwa loyalitas


merek mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen dimana
loyalitas merek dipengaruhi secara langsung oleh kepuasan atau
ketidakpuasan dengan merek yang telah diakumulasi dalam jangka waktu
tertentu sebagaimana persepsi kualitas produk.
e) Pelayanan
Jika konsumen mendapat pelayanan yang kurang baik dari merek tertentu,
maka konsumen akan merasa kecewa sehingga dapat membuat konsumen

7
tersebut akan beralih ke merek pesaing yang mampu memberikan pelayanan
yang baik.
f) Garansi/Jaminan
Dengan adanya penawaran garansi atau jaminan akan menambah nilai tambah
terhadap merek tersebut. Meskipun pada kenyataannya tidak semua konsumen
memanfaatkan garansi yang diberikan.

2.5 Tingkatan dalam Loyalitas Merek


Menurut Aaker (2004) tingkatan loyalitas merek adalah sebagai berikut:

a) Switcher/price buyer
Dapat disebut juga dengan pembeli yang berpindah-pindah. Semakin sering
pembelian konsumen berpindah dari suatu merek ke merek yang lain
mengindikasikan bahwa mereka tidak loyal, semua merek dianggap
memadahi dalam hal ini merek memegang peranan kecil dalam keputusan
pembelian.
b) Habitual buyer
Dapat disebut juga dengan pembeli yang bersifat kebiasaan, pembeli tidak
akan mengalami ketidakpuasan dalam mengonsumsi suatu merek produk.
Tidak ada alasan yang kuat baginya untuk membeli merek lain atau berpindah
merek, apalagi jika membutuhkan usaha dan pengorbanan lain.
c) Satisfied buyer
Dapat disebut juga dengan pembeli yang puas dengan biaya peralihan.
Pembeli pada tingkat ini puas dengan merek yang mereka konsumsi, namun
dapat saja berpindah merek dengan biaya peralihan seperti waktu biaya, atau
risiko yang timbul.
d) Likes the Brand

8
Merupakan kategori pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek yang
mereka konsumsi. Rasa suka didasari oleh asosiasi yang berkaitan dengan
symbol, rangkaian pengalaman merek itu sebelumnya, atau persepsi kualitas
yang tinggi.
e) Commited buyer
Pembeli pada tingkat ini mempunyai kebanggaan dalam menggunakan suatu
merek sehingga menyebabkan mereka setia. Merek tersebut bahkan menjadi
sangat penting baik dari fungsi maupun sebagai ekspresi penggunanya.

2.6 Strategi dalam Membangun Loyalitas Merek


Menurut Griffin (2005) strategi membangun loyalitas menurut tahapan
pelanggan, antara lain:
a) Suspect and Prospect
Pelanggan disebut sebagai tersangka karena penjual percaya, atau “meyangka
mereka akan membeli tetapi penjual belum cukup yakin. Sedangkan prospect
adalah orang yang membutuhkan produk atau jasa, dan memiliki kemampuan
untuk membeli. fokus utama pada pelanggan ini adalah mengatasi rasa takut
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memproyeksikan citra kepemimpinan
2. Mendengarkan atau mencari ketakutan pembeli
3. Mengatasi rasa takut pembeli baru dengan empati atau dorongan, tawaran
konsultasi gratis, dan garansi.
b) Pelanggan pertama kali
Merupakan orang yang telah membeli satu kali, bisa jadi merupakan
pelanggan sendiri dan sekaligus pelanggan pesaing. Untuk itu fokus utama
pada pelanggan pertama kali adalah memenuhi atau melampaui ekspetasi
pelanggan baru. Dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Melampaui ekspetasi pelanggan baru
2. Membangun visi untuk kunjungan ulang

9
3. Mengucapkan terima kasih atas bisnis dari pelanggan
4. Mengundang pelanggan untuk kembali
c) Pelanggan berulang
Merupakan orang yang telah membeli dua kali atau lebih. Mereka mungkin
telah membeli produk yang sama sebanyak dua kali atau membeli produk dan
jasa yang berbeda pada dua kesempatan atau lebih. Fokus utama pada
pelanggan ini adalah memberikan manfaat bernilai tambah atas masing-
masing pembelian ulang. Dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Menemukan atau memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menggunakan
kunjungan bernilai tambah perangkat cross-selling
2. Menjual produk dan jasa pembentuk loyalitas
3. Menganalisa pembelian kepada pesaing atas peralihan tetap atau
perpindahan sementara
4. Meminta umpan balik dari pelanggan secara teratur
d) Klien
Merupakan pelanggan yang membeli apapun yang dijual dan yang dapat ia
gunakan, serta membelinya secara teratur, memiliki hubungan yang kuat dan
berlanjut yang menjadikan kebal terhadap tarikan pesaing. Fokus utama pada
pelanggan ini adalah menyesuaikan jasa dengan kebutuhan klien. Dapat
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Mempraktikkan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
2. Jangan menganggap bisnis dari pelanggan akan terjadi dengan sendirinya
3. Membuat klien mengetahui bahwa berbisnis dengan pihak perusahaan
merupakan hal menguntungkan
4. Mencari input dan umpan balik secara berkesinambungan
e) Penganjur
Merupakan pelanggan yang membeli apapun yang dijual
dan dapat ia gunakan, serta membelinya secara teratur. Fokus

10
utama pada pelanggan ini adalah membuat banyak klien melakukan penjualan
pada produsen. Dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Membuat anjuran melalui surat anjuran atau persetujuan dari klien yang
dipublikasikan, pengakuan atas pemberian referensi, dan imbalan dari
merekomendasikan teman
2. Mengembangkan dan secara teratur berkomunikasi dengan jaringan klien,
serta memberi pengaruh bisnis lainnya
f) Pelanggan atau klien yang hilang
Pelanggan atau klien yang hilang adalah seseorang yang pernah menjadi
pelanggan atau klien tetapi belum membeli kembali sedikitnya dalam satu
siklus
pembelian yang normal. Fokus utama pada pelanggan ini
adalah mengembangkan rencana ”rebut kembali” berdasarkan diagnosis
keaktifan. Dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Mendeteksi keaktifan sedini mungkin dan memberitahukan pada pelanggan
bahwa ia dirindukan
2. Mengaktifkan kembali tawaran komunikasi pembelian khusus untuk
membujuk pelanggan agar bersedia kembali
3. Bersabar dengan pelanggan tidak aktif dan tetap mengadakan hubungan

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Loyalitas merek merupakan pilihan yang dilakukan konsumen untuk
membeli merek tertentu dibandingkan merek yang lain dalam satu kategori
produk. Loyalitas merek juga diartikan sebagai komitmen dan konsistensi
konsumen dalam melakukan pembelian ulang terhadap sebuah merek produk.
Ada beberapa manfaat yang dapat diberikan oleh loyalitas merek kepada
perusahaan antara lain, mengurangi biaya pemasaran, meningkatkan perdagangan,
dan menarik pelanggan baru. Terdapat empat aspek dalam loyalitas merek yaitu
kognitif, afektis, konatif, dan tindakan. Keempat aspek tersebut saling
berkesinambungan untuk memperkirakan bahwa konsumen menjadi loyal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek adalah nilai produk,
reputasi merek, kenyamanan dan kemudahan mendapatkan produk, kepuasan
konsumen, pelayanan, dan garansi. Semua faktor tersebut harus dilakukan secara
maksimal dengan strategi yang tepat sehingga konsumen dapat loyal terhadap
merek produk.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jayanti, Asteria. 2012. “PENGARUH PROMOSI PENJUALAN PADA


PERPINDAHAN MEREK DI YOGYAKARTA” dalam e-journal Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
Vidyawati, Pradana. 2009. “PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAO
LOYALITAS MEREK”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang

13

Anda mungkin juga menyukai