Anda di halaman 1dari 11

Yumina-Bumina Teknologi Budidaya

Hemat Lahan Dan Air


Kamis, 11 Juni 2015 11:45 WIB
Pewarta: Laily Rahmawati

Teknologi ini dirancang khusus untuk budi


daya ikan air tawar serta tanaman sayur
mayur dan buah-buahan.
Bogor, (Antara Megapolitan) - Yumina dan Bumina merupakan teknologi
aplikatif yang dikembangkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangkan
Kelautan Perikanan (Balitbang-KP) untuk budi daya ikan air tawar di
lahan yang sempit dan menghemat penggunaan air.

"Yumina singkatan dari sayur dan ikan (Mina-red), sedangkan Bumina,


buah dan ikan," Nuryadi, peneliti lingkungan Balai Penelitian dan
Pengembangan Budi Daya Air Tawar, Balitbang-KP Bogor, Kamis.

Nuryadi menjelaskan teknologi ini diciptakan tahun 2005, hingga kini


telah dimanfaatkan dan dikembangkan oleh masyarakat di sejumlah
daerah seperti Bogor, Jakarta, Pacitan, Bantul, dan Cirata.

Awalnya, teknologi Yumina dan Bumina dikenal dengan nama Akuaponik


yang diartikan sebagai sistem terpadu antara akuakultur (budi daya ikan)
dan hidroponik (budi daya tanaman nontanah), atau teknologi budi daya
yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman.

"Teknologi ini dirancang khusus untuk masyarakat perkotaan yang


memiliki keterbatasan lahan. Karena Yumina dan Bumina ini teknologi
yang hemat lahan dan air," katanya.

Dijelaskannya, dengan teknologi Yumina dan Bumina, pencemaran air


akibat limbah budi daya yang berasal dari sisa pakan dan metabolisme
ikan (penyebab tingginya N dan P dalam air) akan diserap dan
dimanfaatkan oleh akar tanaman sebagai sumber nutrien.

"Teknologi ini dirancang khusus untuk budi daya ikan air tawar serta
tanaman sayur mayur dan buah-buahan seperti tomat, strowberry, dan
bawang," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dari hasil penelitian, budi daya dengan


sistem Yumina dan Bumina mampu menghemat air sebesar 700 persen,
dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90 persen serta
menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/L menjadi 0,013-0,25 mg/L. Selain
itu, Yumina dan Bumina juga dapat dilakukan pada daerah dengan
ketinggian 7-1.000 mDPL.

"Artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari
pesisir hingga pegunungan," katanya.

Teknologi Yumina dan Bumina dapat dilakukan dalam berbagai skala,


baik skala rumah tangga, maupun skala industri. Akan tetapi bahan dan
cara pembuatannya relatif sama yakni membutuhkan kolam, wadah
media tanam, media tanam, pompa air dan pemipaan, jenis ikan, jenis
tanaman, cara perawatan, waktu budi daya, serta analisis ekonomi.

"Untuk kolam ada beragam bentuk dan ukuran kolam yang bisa
digunakan, disesuaikan dengan luas lahan atau ruang yang ada. Syarat
utamanya kolam tidak bocor, dapat dibuat dari tembok, fiber, atau tanah
berlapis terpal," katanya.

Wadah media tanam dapat menggunakan berbagai wadah seperti


ember plastik, bak kayu yang dilapisi plastik atau terpal, paralon,
maupun talang air. Wadah yang dipilih tergantung pada ukuran
kebutuhan, biaya serta kemudahan penggunaannya.

"Semua jenis wadah dipastikan tidak bocor serta dilengkapi dengan


saringan dan saluran pengeluaran air," katanya.
Penggunaan media tanam pada teknologi Yumina dan Bumina selain
sebagai substrat melekatkan akar tanaman juga berfungsi sebagai filter
biologis untuk air kolam dan tempat berlangsungnya proses nitrifikasi
oleh bakteri. Oleh karena itu materi substrat tidak boleh mudah busuk
atau hancur harus dipilih berongga yang cukup sehingga dapat
melewatkan air dengan baik.

"Pompa air dan pemipaan untuk kebutuhan distribusi air ke setiap


tanaman diperlukan pompa listrik serta pemipaaan. Untuk kolam ukuran
10 m2 dapat gunakan pompa celup kapasitas 70 L/menit dengan daya
listrik 35 watt," katanya.

Cara kerjanya, air kolam dipompa kemudian didistribusikan ke media


tanam dengan menggunakan pipa PVC berukuran 1/2 inci. Pada setiap
rumpun tanaman pipa PVC diberi lubang ukuran 5 mm sebagai tempat
keluarnya air menyirami tanaman. Selanjutnya air, dari wadah media
tanam akan kembali masuk ke dalam kolam ikan dengan kualitas yang
lebih baik.

"Perhatikan jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan dengan


sistem ini pilih yang efisien waktu dan nilai usaha yang komoditasnya
memiliki pertumbuhan cepat, dengan nilai ekonomis tinggi, seperti ikan
mas, nila, patin, dan lele dumbo," kata Nuryadi.

Sedangkan untuk jenis tanaman yang cocok dipelihara dengan sistem


Yumina dan Bumina umumnya jenis tanaman semusim yang tahan
hidup pada media berkadar air tinggi. Seperti, kangkung darat, caisin,
pakcoi, selada dan kailan. Atau tanaman buah seperti cabai rawit, cabai
keriting, terong, dan tomat.

"Dengan teknologi ini, pembudidaya mendapat keuntungan ganda,


karena bisa panen ikan dan juga panen buah dan sayur," katanya.

HOME

MANUFAKTUR

INFRASTRUKTUR

ENERGI

JASA

TEKNO

AGRI

TI & MEDIA

TELKO

TRANSPORTASI & LOGISTIK

MARKET

Bursa

Saham

Obligasi & Reksadana

Emas

Kurs

Komoditas

Rekomendasi
Korporasi

BOLA

Liga Inggris

Liga Spanyol

Liga Italia

Bola Eropa

Bola Dunia

Bola Indonesia

Free Kick

SPORT
OTOMOTIF
FINANSIAL

Ekonomi

Moneter

Perbankan

Asuransi

Multifinance

APBN & Pajak

BUMN Watch

Wealth & Finance

GADGET

Komputer & Laptop

Smartphone
Tablet

Electronics

MANAJEMEN
ENTREPRENEURSHIP
SYARIAH
INDUSTRI

Manufaktur

Infrastruktur

Energi

Jasa

Tekno

Agribisnis

TI & Media

Telko

PROPERTI

Rumah & Real Estat

Apartemen

Bisnis Properti

TRAVELING
INFO
INFORIAL
KABAR24

Nasional

Hukum
Internasional

Regional

Humaniora

Oh Dunia

Kriminalitas

Pendidikan

KORAN BISNIS

Halaman Muka

Market

Industri

Bisnis Weekend

FOTO
LIFE & STYLE

Gaya Hidup

Fashion

Infotaiment

Relationship

Inspirasi

Parenting

Health

Musik
BISNIS TV

Inspirasi Bisnis

Investasi Yuk!

Program Berita

Editor's View

Inspirasi & Kebijakan

Selebisnis

Streaming

REGIONAL

Jakarta Raya

Banten

Bandung

Semarang

Surabaya

Bali

Sumatra

Kalimantan

Sulawesi

Papua
SOLOPOS
HARIAN JOGJA
DATA BISNIS
INDEKS

AGRIBISNIS

BUDIDAYA TERPADU
Bumina dan Yumina
Direkomendasikan Secara
Nasional
Mei

31
/ 2014
05:03 WIB

Oleh :Fatkhul Maskur

Share this post :


Bisnis.com, DENPASAR Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan


Perikanan (Balitbang KP) merekomendasikan pemasyarakatan dua model
budidaya terpadu, yakni Bumina dan Yumina, secara nasional.

Bumina adalah budidaya secara terpadu antara tanaman buah dan ikan,
adapun Yumina adalah budidaya terpadu antara sayuran dan ikan.

Semua jenis ikan air


tawar dapat dibudidayakan pada sistem Bumina dan Yumina. -
justmyhobby.wordpress.com

Achmad Poernomo, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan


dan Perikanan (Balitbang KP), mengatakan teknik Yumina dan Bumina yang
telah diaplikasikan yaitu sistem pot dengan aliran atas atau aliran bawah,
batu split, sistem rakit dan sistem parit. Media yang digunakan meliputi batu
apung, batu split, akar pakis, dan air.
Kriteria tanaman sayur maupun buah yang dapat diaplikasikan dari dataran
tinggi sampai dengan dataran rendah, daerah kurang air, dan lahan
terbatas, katanya pada acara media tour di Loka Balai Penelitian dan
Pengembangan Perikanan di Benoa, Denpasar, Kamis (29/5/2014).

Sementara itu, lanjutnya, sistem akuaponik dapat diterapkan pada daerah


yang belum dialiri listrik, karena sistem pengoperasiannya tidak
menggunakan listrik.

Semua jenis ikan air tawar dapat dibudidayakan pada sistem Bumina dan
Yumina, namun yang menguntungkan adalah jenis ikan lele, patin, nila, dan
mas. Jenis ikan tersebut menguntungkan secara ekonomis karena
pertumbuhannya cepat, padat tebar tinggi, dan disukai masyarakat.

Menurut Poernomo, teknologi Bumina dan Yumina telah diaplikasikan di


Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Teknologi ini memiliki keunggulan yakni
meningkatkan produktivitas lahan, meningkatkan pendapatan pembudidaya,
ramah lingkungan (ekonomi biru), dan menjaga ketahanan pangan.

Dengan demikian Bumina, dan Yumina dapat direkomendasikan pada skala


nasional, untuk menjaga ketahanan pangan, ujar Pornomo.

Dia mengungkapkan alasan utama dikembangkan dua model ini adalah


kenyataan bahwa di Indonesia saat ini dan di masa mendatang luas lahaan
serta ketersediaan air untuk kegiataan budidaya akan semakin terbatas
karena harus bersaing dengan aktivitas lain, seperti rumah tangga,
perumahan, perhotelan, rumah sakit, dan industri.

Anda mungkin juga menyukai