net/publication/277985157
CITATIONS READS
0 4,831
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Nina Marlini Ahmad on 26 October 2016.
Dara Aisyah¹, Ibrahim Mamat¹, M. Sontang², Zuha Rosufila³, Nina Marlini Ahmad4
Email msontang@umt.edu.my
ABSTRAK
Pemanfaatan sisa tulang ikan sudah lama dilakukan kalangan peneliti di laboratorium,
tetapi masih banyak masyarakat yang tidak memahaminya. Oleh sebab itu, perlu transfer
pengetahuan (transfer knowledge) melalui penyeliaan masyarakat untuk meningkatkan ilmu dan
pemanfaatannya. Program transfer pengetahuan pengolahan (pabrik) kerupuk lekor adalah satu
program penelitian UMT yang melibatkan masyarakat untuk memanfaatkan sisa tulang ikan
menjadi berbagai produk keperluan masyarakat. Program ini dilihat sebagai upaya untuk
memperbaiki lingkungan masyarakat dan menyumbang kepada pembangunan kebijakan,
pelaksanaan, dan kajian dalam social engineering. Tulang ikan merupakan salah satu bentuk sisa
yang dihasilkan dari industri pengolahanan ikan yang memiliki kandungan kalsium terbanyak
dalam tubuh ikan. Dari aspek keperluan makanan dan gizi, tulang ikan sangat kaya akan kalsium
yang diperlukan manusia karena unsur utama dari tulang ikan adalah kalsium, fosfor, dan
karbonat. Pelibatan atau partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan sisa tulang ikan secara
langsung dalam setiap proses yang dijalankan di kawasan mereka adalah untuk mencapai usaha
pembangunan masyarakat. Pembangunan masyarakat menekankan pelibatan individu dalam
masyarakat untuk belajar dan bekerjasama demi tujuan pembangunan masa depan melalui
pemanfaatan sisa tulang ikan yang dapat dimanfaatkan menjadi hidroksiapatit untuk mengatasi
pencemaran lingkungan dalam pembuangan logam berat. Selain itu, tulang ikan juga boleh
dimanfaatkan sebagai bahan implan dalam penggantian tulang (bone substitution), katup jantung,
sambungan pinggul, dan juga bahan implan lain di dalam badan/tubuh manusia serta sebagai
pengganti gigi manusia. Hal ini disebabkan oleh ciri-cirinya yang sama dengan tulang dan gigi
manusia dari segi struktur kimia.
Kata Kunci: transfer pengetahuan, sisa tulang ikan, pemanfaatan, hidroksiapatit, pembangunan
masyarakat pesisir, penglibatan, pengolahan kerupuk lekor.
ABSTRACT
The fishbone waste has long been utilized among laboratory researches and it is
unfortunate that still many communities fail to understand its importance that makes it necessary
for a transfer of knowledge through the community supervision to enhance the knowledge and
use. Knowledge transfer program to the community of fish crackers processors is a UMT
research program involving the community to utilize their fishbone waste into a wide range of
community needs. The program is seen as having the capability to improve the community
environment and contribute to policy development, implementation, and research in social
engineering. Fishbone is a form of waste produced from the fish crackers processing industries
that contains the highest content of calcium in a fish. From the aspect of food and nutrition,
fishbone is rich in calcium, phosphorus and carbonate that are needed by man. Community
involvement to utilize fishbone waste into hydroxyapatite is a way to enhance community
development and reduce pollution. In addition, it can also be used as implant materials in bone
replacement, heart valves, hip extension and other implants in human body.
tulang ikan menjadi produk yang bermanfaat mengatasi pencemaran lingkungan, menyelia
untuk keperluan masyarakat agar mampu masyarakat dengan menekankan cara
menciptakan lingkungan yang lestari serta pembuatan yang tidak memerlukan alat
menciptakan laju pertumbuhan ekonomi canggih, serta penggunaan hidroksiapatit yang
masyarakat. mudah. Pelaksanaan penyuluhan dilakukan
selama dua minggu, aktivitas pendampingan
selama satu minggu, evaluasi dan laporan
Model Pelaksanaan Program Transfer akhir selama lima minggu. Aktivitas
Pengetahuan Pada Masyarakat Pengolah pendampingan merupakan bentuk evaluasi
Kerupuk Lekor pelaksanaan program.
menyediakan berbagai kemudahan yang SEM dengan pelarut air serbuknya terlihat
diperlukan ketika program berlangsung seperti gumpalan, akan tetapi dengan semakin
kursi, lampu, dan sound system. Masyarakat naiknya suhu pembuatan, luas permukaan
sasaran yang dianggap lebih tepat atau sesuai butir mengecil sehingga gumpalan yang
dengan tujuan program ini adalah yang terbentuk semakin kecil. Ini menunjukan
memiliki potensi sisa tulang ikan yang besar pembentukan kristal semakin meningkat.
yaitu sebagian besar masyarakat bermata Sementara itu, pengotor utama dalam
pencaharian sebagai pengolah kerupuk lekor. hidroksiapatit adalah karbonat yang
diidentifikasi dari hasil FTIR. Fasa sekunder
dalam hidroksiapatit adalah Calcium Oxide
Pembuatan Sampel yang merupakan hasil degradasi termal
perlakuan panas pada hidroksiapatit. Dari
Pembuatan sampel merupakan tindak hasil analisis data dengan menggunakan
lanjut dari kajian teori yang bertujuan metode karakterisasi X-Ray Diffraction
membuat strategi yang tepat untuk (XRD), Scanning Electron Microscopy
menjelaskan cara pembuatan hidroksiapatit (SEM), dan Spektroskopi Fourier Transform
sehingga diharapkan masyarakat boleh Infrared (FTIR) adalah untuk memperoleh
memahami dengan mudah. Pembuatan sampel hidroksiapatit yang optimum. Hidroksiapatit
dilakukan pada pertemuan selanjutnya yaitu di itu bersifat kristalin dan mempunyai kekuatan
laboratorium Jabatan Sains Fizik-Fakulti mekanik yang tinggi.
Sains dan Teknologi-Universiti Malaysia Dari hasil data dan dianalisis selepas
Terengganu (UMT). dilakukan pengujian terhadap FTIR-XRD dan
Hidroksiapatit (HA) dihasilkan TM dan dibandingkan dengan hasil kajian
melalui proses pembakaran tulang-tulang ikan lepas para peneliti lain sebelumnya
yang diambil dari sisa pengolahan kerupuk membuktikan bahwa HA tulang ikan yang
lekor yang ada di kawasan masyarakat paling sesuai dihasilkan adalah HA tulang
Mengabang Telipot Kuala Terengganu. Proses ikan dengan ukuran partikel 25 μm yang telah
penghasilan HA mencakup pembersihan dibakar pada suhu 1100 °C selama 2 jam.
tulang ikan mentah dan pemrosesan tulang
ikan manjadi serbuk. Serbuk tersebut diayak
hingga ukuran yang berbeda yaitu 25 μm, 53 Penayangan Video Cara Pembuatan
μm, and 150 μm. Ini diikuti oleh pembakaran Hidroksiapatit Tulang Ikan
dengan suhu yang berbeda yaitu dari 900 °C
sampai 1200 °C selama 2 jam. Warna tulang Pada pelaksanaan penyuluhan akan
ikan mentah serta yang telah dibakar juga diputarkan video tentang cara pembuatan
dikenal pasti. Serbuk-serbuk tulang ikan ini hidroksiapatit agar masyarakat mempunyai
dikaji dengan menggunakan Fourier gambaran mengenai pembuatan hidroksiapatit
Transform Infra Red Spectrometer (FTIR), X- sehingga lebih mudah dalam menjelaskan cara
Ray Powder Diffraction (XRD), and Tabletop pembuatan hidroksiapatit. Oleh karena itu,
Microscope (TM). sebelum penyuluhan dilakukan perlu dibuat
video cara pembuatan hidroksiapatit yang
dilakukan pada pertemuan di laboratorium
Analisis Morfologi Hidroksiapatit dengan tersebut. Dalam proses pembuatan video ini
SEM, FTIR, dan X-RD cara-cara membuat hidroksiapatit dari tulang
ikan dilakukan secara terperinci dan bertahap.
SEM dapat memberikan informasi Hasil yang diperoleh adalah sebuah video cara
tentang struktur mikro permukaan sampel dan pembuatan hidroksiapatit yang disimpan
melihat morfologi serbuk HA. Hasil analisis dalam bentuk CD.
Brunner & Ernst .1986. Alternative methods for Mohd.Nasir & Rakmi.1996.Municipal Solid
the analysis of municipal solidwaste. Waste Waste Management.In Environmental
Management & Research. Volume 4, Issue Management – Malaysian
2, June 1986, Pages 147–160. Perspectives.Bangi. Universiti Kebangsaan
Cascio, W. F. (2003). Managing Human Malaysia
Resources 6 th edition: Productivity, Mohd.Nasir .1991.The criteria for economic
Quality of Work Life, Profits. New York: evaluation of waste disposal projects in
Mc-Graw Hill. Malaysia.Paper presented at the Seminar
Euro-American Experience & Malaysian
Clarke. M. J. 1993. Integrated municipal solid
Requirement in Solid Waste
waste planning and decision-making in
Management.Kuala Lumpur
New York City: The citizen‟s alternative
plan. Journal Air and Waste Management. Mohd.Nasir, Nurlaily,Rakmi,Saifulah
43 (4) : 453-462 .1995.Existing Solid Waste Management &
Problem in Malaysia.Dalam Privatisation of
Cooper. J. 1995. Integrated waste management
Solid Waste Management in
option takes shape. Journal Materials
Malaysia.Kuala Lumpur :Tabung Haji
Cycling Week. 165 (4). 10-11, 13.
Technologies.
Cooper. J. 1996. Integrated waste management in
Mohd.Zanuddin.1987.Pengurusan sampah sarap di
Vienna. Journal Waste Management., 16-
kawasan perbandaran kota Bharu. Latihan
17.
Ilmiah.Bangi:Universiti Kebangsaan
Habitat Conference. 1999. Integrated solid waste Malaysia
collection system in the City of Olongapo,
Noe, R. A. [et al.] Suntingan: Abu Bakar Ibrahim
Philipines.
dan Aminuddin Hj. Mohammad (2002).
(http://www.hsd.ait.ac.th/bestprac/olongapo
Pengurusan Sumber Manusia- Memperoleh
.htm).
Kelebihan Bersaing. Malaysia : McGraw-
Hill Malaysia Sdn.Bhd
Isaacs.1998.Advancement in municipal waste
management policy & programs: Canadian Perea et al., 1993. Preparation and characterization
experience.Roundtable on Urban Solid of whey protein hydrolysates: Applications
Waste Management.Held on Bolivia,Brazil in industrial whey bioconversion processes.
27-28 September 1998. Enzyme and Microbial Technology.
Volume 15, Issue 5, May 1993, Pages 418–
Ishizuka, Hijasima dan Macer.1995.
423.
Environmental analysis and solid waste in
Taiwan –Roc.Proceeding of the UNESCO- Reschovsky & Stone .1994.Market incentives to
University of Tsukuba International encourage household waste recyling:Paying
Seminar on Traditional Technology for for what you throw away‟ Journal of Policy
Environmental Conservation and Analysis and Management, Vol. 13, Iss. 1,
Sustainable Development in the Asia pp.120-139.
Pacific Region, held in Tsukuba Science Sarabia et al., 2000. Extraction and
City, Japan, 11-14 December 1995 :139- characterization of gelatin from different
144 marine fish species in Malaysia.
Laufenberg et al..2003. Transformation vegetable Scobby, F. M. (2001). Barriers to Transfer of
waste into value added products. Training to the Workplace.
Biotechnol. 22, 67–71 http://www.wed.siu.edu/public/grad/respap%20re
Mohd. Nasir, Rakmi, Mohd.Kamil & Wan Nor viewdsynt.pdf
Azmin .1995.Issues & problems of solid Sharul Piazal .2000.Peranan dan keberkesanan
waste management in Malaysia.National alam flora menguruskan sisa pepejal di
Review of Environmental Quality Bandar Klang.Latihan
Management in Malaysia.Bangi.Universiti Ilmiah.Bangi:Universiti Kebangsaan
Kebangsaan Malaysia Malaysia