Anda di halaman 1dari 4

Indian Ocean Rim Association

Indian Ocean Rim Association (IORA) adalah pelopor dan satu-satunya organisasi regional di
wilayah Samudera Hindia. Samudera Hindia berperan strategis terutama untuk ekonomi dunia dimana
terhubungnya perdagangan internasional dari Asia ke Eropa dan sebaliknya. Dasar dalam
pengembangan kerja sama yang saling menguntungkan melalui pendekatan konsensus antar negara
anggota. IORA berdiri berdasarkan pada pilar pilar ekonomi, keamanan dan keselamatan maritim,
dan pendidikan serta kebudayaan. Prioritas kerja sama dalam IORA adalah: (i) Keselamatan dan
Keamanan Maritim; (ii) Fasilitasi Perdagangan; (iii) Manajemen Perikanan; (iv) Manajemen Risiko
Bencana Alam; (v) Kerja Sama Akademis dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; (vi) Pertukaran
Kebudayaan dan Pariwisata. Di luar prioritas tersebut, IORA juga mengangkat dua buah cross cutting
issues yaitu Blue Economy dan Women Empowerment.

Indian Ocean Rim Association (IORA) berdiri secara resmi pada 6 7 Maret 1997. Pada
awalnya, organisasi ini bernama Indian Ocean Rim Association for Regional Cooperation (IOR-ARC).
Tetapi, pada Pertemuan Tingkat Menteri ke 13 di Perth, nama IOR ARC dirubah menjadi IORA
untuk meningkatkan kesadaran publik bahwa forum ini adalah pemersatu negara-negara Samudera
Hindia sebagai satu kawasan. Tujuan utama pendiriannya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan seimbang bagi seluruh negara anggota dan menciptakan landasan
yang kuat bagi kerja sama ekonomi regional melalui upaya-upaya fasilitasi perdagangan dan
menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan.

IORA beranggotakan 21 negara, diantaranya: Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia,


Thailand, India, Bangladesh, Sri Lanka, Oman, Yemen, Iran, UAE, Somalia, Seychelles, Mauritius,
Madagascar, Comoros, Tanzania, Kenya, Mozambique, dan Afrika Selatan. Sementara dua Negara
lainnya, yaitu Maldives dan Myanmar diharapkan dalam waktu dekat akan segera bergabung ke dalam
IORA. Disamping itu IORA memiliki enam Negara mitra dialog, yaitu: Jepang, AS, Perancis, Inggris,
Mesir, dan China.

IORA bertumbuh pesat pada beberapa tahun terakhir. Pencapaian yang diraih dapat dilihat pada
perkembangan organisasi yang menjadi lebih luas dan dalam serta perluasan keanggotaan. Performa
IORA makin aktif sejak keketuaan India pada 2011 2013 dan Australia pada 2013 2015.
Realisasi komitmen kerja sama berbagai bidang terwujud dalam sejumlah platformnyam,
yaitu Council of Minister (COM), Committee of Senior Officials (CSO), Indian Ocean Rim Academic
Group (IORAG), Indian Ocean Rim Business Forum (IORBF), Working Group on Trade and
Investment (WGTI), TROIKA (fora dengan format Ketua IORA, Wakil Ketua IORA dan Ketua IORA
sebelumnya) dan Working Group of Heads of Mission (WGHM). Program-program kerja IORA
didanai dari kewajiban kontribusi finansial tahunan (annual contribution) setiap negara anggota dan
dana khusus (special fund) berdasarkan komitmen suka rela negara anggota atau mitra dialog.

Potensi ekonomi:

Dilihat dari kepentingan ekonomi, Samudera Hindia memiliki potensi yang sangat prospektif,
diantaranya: pasar yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 2,5 milyar;sekitar 70% perdagangan
dunia melewati kawasan ini; menyimpan sekitar 55% cadangan minyak dunia dan 40% cadangan gas
dunia; memproduksi sekitar 1/3 produksi tuna dunia; serta menyimpan berbagai cadangan mineral
yang bernilai ekonomis tinggi.

Sebagai sebuah organisasi inter-governmental, IORA memiliki tujuan utama mengembangkan


kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan. Sampai saat ini, IORA tidak memiliki agenda
kerjasama di bidang politik. Untuk mencapai tujuan utama di atas, Pertemuan COM IORA 2012 telah
menetapkan enam prioritas kerjasama, yaitu: Maritime Safety and Security, dengan Flagship
project berupa Maritime Transport Council; Trade and Investment Facilitation, dengan Flagship
project berupa Preferential Trade Agreement (PTA); Fisheries Management, dengan Flagship
project berupa Fisheries Support Unit (FSU); Disaster Risk Management; Academic and Science
&Technology Cooperation, dengan Flagship project berupa University Student Mobility Program for
the Indian Ocean Region (UMIOR), dan IORA Virtual Open University; Tourism Promotion and
Cultural Exchanges, dengan Flagship project berupa IORA Travel Card. Selain itu, pada 2013
Australia menambahkan kerjasama Blue Economy & Women Empowerment sebagai cross-cutting
issue dalam prioritas kerjasama di atas.

Blue Economy:

Sebagai asosiasi kerjasama Negara-negara yang berbasiskan laut, Blue Economy adalah tema
proyek baru IORA yang disepakati dalam pertemuan COM di Perth bulan Nopember 2014 yang lalu.
Kerjasama ini intinya dimaksudkan bagaimana memanfaatkan laut sebagai sumber ekononomi bagi
Negara-negara anggota, IORA.

Sejatinya Blue Economy mencakup aspek yang sangat luas mulai dari keselamatan/keamanan
di laut, perdagangan, energy, pariwisata, explorasi mineral, perikanan, penelitian, dan lain-lain. Para
ahli mengatakan sedikitnya ada 24 sektor yang terkait di dalam aspek kerjasama blue economy ini.
Namun demikian, IORA telah menetapkan ada delapan (8) prioritas area kerjasama yang akan digarap,
yaitu: Fisheries and Aquaculture, Renewable Ocean Energy, Seaports & Shipping, Seabed Exploration
& Minerals, Marine Biotechnology, Research & Development, Tourism, Ocean Knowledge Clusters,
and SIDS & LDCs. SIDS adalah Small Islands Development States yang terdiri dari; Mauritius,
Seychelles, Madagascar, dan Comoros. Sedangkan LDCs adalah Least Developed Countriesyang
terdiri dari; Bangladesh, Yemen, Comoros, Madagascar, Mozambique, dan Tanzania.

Peranan Indonesia di IORA

Dilihat dari kepentingan ekonomi, Samudera Hindia memiliki potensi yang sangat prospektif,
diantaranya: pasar yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 2,5 milyar, sekitar 70% perdagangan
dunia melewati kawasan ini. Menyimpan sekitar 55% cadangan minyak dunia dan 40% cadangan gas
dunia, memproduksi sekitar 1/3 produksi tuna dunia, serta menyimpan berbagai cadangan mineral
yang bernilai ekonomis tinggi.

Indonesia secara resmi memegang keketuaan IORA periode 2015 2017 dengan Afrika
Selatan sebagai Wakil Ketua pada Pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) ke 15 di Padang.
Indonesia adalah satu-satunya ketua IORA yang menetapkan tema selama masa keketuaan, yaitu
"Strengthening Maritime Cooperation in a Peaceful and Stable Indian Ocean".

Gagasan dan prakarsa strategis Indonesia pada masa keketuaannya yang telah disetujui: (i)
membentuk IORA Concord sebagai outcome strategis 20 tahun IORA; dan (ii) penyelenggaraan KTT
IORA (one-off) pada Maret 2017. Dalam kapasitasnya tersebut, Indonesia menetapkan prioritas untuk
memperkuat regionalisme di kawasan Samudera Hindia melalui pembentukan IORA Concord,
pengarusutamaan gagasan Poros Maritim Dunia, memajukan kerja sama IORA dan isu lintas sektoral
dan melanjutkan penguatan institusi.

Selama masa keketuaanya, Indonesia berkomitmen untuk mengadakan program kegiatan


konkrit bekerja sama dengan Kementerian dan Lembaga RI terkait, yaitu: (i) The 3rd Indian Ocean
Dialogue; (ii) International Symposium "IORA 20thAnniversary: Learning from Past and Charting the
Future"; (iii) IORA Business Innovation Center (BIC); (iv) IORA Guide for Investment; (v) The
2nd Blue Economy Conference; (vi) Regional Workshop: "Interseksi Kebudayaan dan Peradaban di
Samudera Hindia"; dan (vii) IORAG Cultural Expo. Sebagai anggota G-20, Indonesia diyakini akan
dapat berperan besar memperkuat kerjasama IORA di masa datang. Negara-negara anggota IORA
lainya berharap pengalaman dan peran sentral Indonesia di ASEAN sebagai asosiasi kerjasama
Negara-negara berkembang tersukses di planet ini akan dapat membawa perubahan yang signifikan
dalam kerjasama IORA.

Laut adalah masa depan dan akan menjadi tulang punggung perekonomian di masa yang akan
datang. Semoga keketuaan Indonesia di IORA pada periode 2015 2017 akan sukses membawa
gerbong kerjasama yang semakin solid dan dirasakan manfaatnya oleh semua Negara anggota. Laut
telah menyediakan potensi besar, bagi siapapun yang bisa memanfaatkan untuk tujuan positif.
Tambahan, laut mengandungi banyak tersimpan kekayaan, seperti hidupan laut dan cadangan minyak,
maupun gas dan lain-lain. Bukan untuk dijadikan ajang perebutan SDA ataupun pertikaian wilayah,
tetapi untuk membangun pertahanan maritim juga berkepentingan untuk ikut masa depan Samudera
Hindia yang tetap aman dan damai bagi perdagangan dunia.

Selain itu, keselamatan dan keamanan maritim merupakan wilayah kunci untuk IORA, karena
Samudera Hindia yang mengikat negara-negara anggota (menghubungkan 3 benua seperti Australia,
Asia, Afrika dan termasuk Timur Tengah) dan merupakan jalur kehidupan untuk perdagangan yang
sangat penting bagi pembangunan ekonomi kawasan,

Anda mungkin juga menyukai