3.7 RIMPULL
Rimpull adalah tenaga yang disediakan mesin kepada roda, dinyatakan dalam kg atau lb.
Sebagai contoh di bawah ini disajikan grafik Rimpull Wheel Traktor model 814-CAT yang datanya
diambil dari pabrik pembuat CATERPILLAR
3.8 GRADEABILITY
Kemampuan mendaki tanjakan (gradeability) yang dapat ditempuh oleh kendaraan pada umumnya
dinyatakan dalam %
Gradeability ini juga tergantung dari:
a. Keadaan kendaraan (kosong atau dimuati)
b. Cara menarik muatan
c. Kecepatan pada gear yang dipilih.
Gerak traktor sebagai prime-mover dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Daya tarik
b. Tahan gelinding (Rolling Resistance)
c. Berat total kendaraan
d. Landai permukaan.
Crawler tractor:
a. Tenaga tarik yang
besar;
b. Kecepatan relatif
kecil;
c. Ground contact (luas
bidang singgung antara roda dengan tanah lebih besar.
d. Dapat bekerja pada
kondisi tanah yang buruk, karena daya apungnya lebih besar.
e. Kemungkinan slip
kecil
Wheel tractor:
Pada proyek-proyek konstruksi, terutama proyek yang ada hubungannya dengan pemindahan tanah tentunya,
Bulldozer digunakan pada pelaksanaan pekerjaan seperti tersebut di bawah ini:
1. Pembersihan medan dari kayu-kayuan, pokok-pokok/tonggak-tonggak pohon dan batu-
batuan;
2. Pembukaan jalan kerja dipegunungan maupun di daerah berbatu-batu;
3. Memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300 feet, atau 90 m;
4. Menarik scraper;
5. Menghampar tanah isian/urugan (fills);
6. Menimbun kembali trencher;
7. Pembersihan sites/medan;
8. Pemeliharaan jalan kerja;
9. Menyiapkan material-material dari soil borrow pit dan quarry pit/tempat pengambilan
material.
C. Macam Blade:
Pada umumnya blade yang dipakai pada bulldozer dan/atau angle dozer ada beberapa jenis:
C.1. Universal Blade (U-Blade)
.
C.3. Angling Blade (A Blade)
C.5. Bowldozer
Blade demikian ini dibuat untuk membawa/mendorong material, agar jumlah kehilangan tanah selama
penggusuran sesedikit mungkin, hal ini terjadi akibat adanya dinding-dinding besi yang ada di samping blade, juga untuk
jarak yang cukup jauh.
C.6. Universal Blade (U Blade for Light Material)
D.1. Perbandingan Cable controlled dan Hydraulic Controlled. (Kendali kabel dan kendali hidrolis).
Cable Controlled (kendali kabel)
4.3 R I P P ER (BAJAK)
A. U m u m:
Jika dalam pekerjaan pembersihan lapangan dijumpai tanah yang keras (misalnya: lempung keras), seringkali
pekerjaan dengan memakai blade bulldozer kurang berhasil, dengan demikian efektivitas produksi akan berkurang,
disamping hal itu juga blade akan cepat rusak (aus).
Jika volume pekerjaan tanah keras ini cukup banyak, maka pekerjaan yang paling efektif adalah dengan cara
menggemburkan dulu tanah tersebut, alat yang digunakan untuk pekerjaan ini disebut Ripper (Bajak)
Alat ini pada hakikatnya sebuah bajak yang gigi-giginya terbuat dari baja yang keras, sehingga kepadanya dapat
diberikan tekanan yang cukup besar untuk lebih memaksakannya masuk ke dalam tanah.
B. Jenis-jenis Ripper/bajak.
C. Fungsi Ripper:
A. Umum: Menghitung
Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk penggalian tebing yang letaknya lebih tinggi Produksi
7 dari pada tempat kedudukan alat. Umumnya power shovel ini crawler mounted (beroda kelabang) mengingat shovel
bahwa untuk alat ini diperlukan floating (daya apung) dan stabilitas yang besar.
Seperti Backhoe shovel pada umumnya maka Power shovel pun dibedakan menjadi 2 macam:
1. Dengan cable controlled (kendali kabel)
2. Dengan hydraulic (kendali hidrolis)
Bagian-bagian dari Power shovel dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
karena cara kerja maupun faktor-faktor yang berpengaruh tidak begitu berbeda.
5.3 DRAGLINE.
A. Umum
Kelompok lain dari excavator, yang akan dibahas pada bagian ini adalah Dragline, alat ini didapat
dengan menggunakan menambahkan attachment boom crane dan drag bucket pada excavator.
Pada kenyataannya dragline ini mempunyai jangkauan lebih besar dari pada jenis shovel, tetapi dalam tenaga
penggali lebih kecil, mengingat dragline mempunyai tenaga penggali (digging power) hanya dengan
mengandalkan kekuatan dari pada berat sendiri digging bucket.
Dragline dapat dibedakan dalam 3 tipe yaitu:
1. Dragline dengan roda kelabang
2. Dragline dengan roda ban
3. Dragline yang dipasang diatas truck
Produksi dragline tergantung dari hal-hal berikut:
1. Jenis tanah/material yang digali
8
2. Kedalaman menggali
3. Sudut swing dari boom
4. Ukuran dan tipe bucket
5. Panjang boom
6. Kondisi lapangan-lapangan kerja
7. Kondisi manajemen
8. Metoda/cara memuat tanah/material ke dalam truck
9. Ukuran pengangkut tanah/material (misalnya dump truck)
10. Kemahiran operator
11. Kondisi alat
Untuk mendapatkan hasil produksi yang baik dari dragline ini, diperlukan keahlian yang mantap dari
operator-operator dalam operasinya.
Akan sedikit diterangkan disini, bahwa prinsip kerja dari dragline adalah sebagai berikut:
a. Mengisi bucket dengan cara menarik drag cable (kabel tarik) sepanjang lapisan material kearah
mesin;
b. Setelah bucket terisi, kemudian diangkat dan kabel ditarik dikendorkan tetapi senantiasa tegang;
c. Karena tegangnya drag cable ini berakibat bahwa tumpahnya material sedikit;
d. Membongkar muatan, posisinya bisa beberapa feet di muka atau di belakang titik puncak boom;
e. Bucket yang telah kosong, diayun dengan mengendorkan kabel angkat (hoist line) dan bucket
diajukan pada posisi yang lebih baik untuk mendapatkan muatan baru.
B. Bucket Dragline
C. Penggunaan Dragline.
D. Hal-hal yang mempengaruhi Produksi Dragline
E. Perhitungan Produksi Dragline:
5.4. CLAMSHELL
A. Umum
Clamshell didapat dengan menggantikandrag bucket pada dragline dengan suatu clamshell. Clamshell ini
sangat cocok dikerjakan terutama untuk bahan-bahan yang lepas seperti pasir, kerikil, batu pecah, lumpur,
batu bara dan sebagainya.
Clamshell bekerja dengan cara menjatuhkan bucket secara vertical dan mengangkatnya secara vertikal
pula, dengan swing sebagaimana pada excavator, membongkar material ke tempat yang dikehendaki.
Gerakan-gerakan vertikal tadi tergantung dari boom dan sudut yang akan digunakan
Bucket clamshell yang digunakan terdapat dalam berbagai ukuran, mempunyai dua macam bucket yakni:
1. Heavy duty bucket, yang dilengkapi dengan gigi yang dapat dilepas, digunakan untuk penggalian
2. Light duty bucket untuk mengangkat bahan ringan, tanpa dilengkapi oleh gigi-gigi.
Kapasitas bucket dihitung dalam 3 macam ukuran yaitu:
1. Water level capacity adalah kapasitas bucket dimana terendam air (digantungkan setinggi
permukaan air)
2. Plate line capacity, adalah kapasitas, dimana bucket terisi rata mengikuti garis sepanjang puncak
clamshell
3. Heaped capacity, adalah kapasitas bucket munjung.
B. Contoh Perhitungan Clamshell:
5.5 LOADER
A. Umum
Loader adalah alat yang digunakan untuk pemuatan material kepada dump truck dan sebagainya. Sebagai prime
Disini dikenal dua macam loader (ditinjau dari prime movernya), yakni:
1. Loader dengan penggeraknya crawler tractor atau disebut traxcavator.
2. Loader dengan penggerak wheel tractor.
.
Produksi Loader:
Produktivitas dari loader dinyatakan dalam cuyd atau m 3 per jam ini dapat ditentukan dengan perhitungan
secara teoritis.
9
MID TEST 30%
Syarat yang penting, agar truck dapat bekerja secara efektif adalah jalan kerja yang keras dan rata, tetapi ada
kalanya truck di desain agar mempunyai cross country ability yaitu suatu kemampuan berjalan di luar jalan
biasa.
B. Memilih Truck
Kapasitas truck yang dipilih harus berimbang dengan alat pemuatnya (loader/excavator), jika
perbandingan ini kurang proporsional, maka ada kemungkinan alat pemuat ini banyak menunggu/idle atau
sebaliknya. Perbandingan dimaksudkan yaitu antara kapasitas truck dan kapasitas alat pemuat adalah 4 s/d
5 : 1 atau dengan perkataan lain, kapasitas truck 4 - 5 kali kapasitas alat pemuat.
Pembandingan tersebut juga akan berpengaruh terhadap waktu pemuatan.
Beberapa perhitungan yang harus kita perhatikan dalam memilih ukuran truck:
Dump wagon.
Dilihat dari cara pembuangannya, maka Dump wagon dapat dibagi menjadi 3 macam:
1. Rear dump (pembuangan ke belakang)
2. Side dump (pembuangan ke samping)
3. Bottom dump (pembuangan ke bawah)
Masing-masing ketiga macam tadi penggunaannya disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan di
lapangan. Beberapa keuntungan yang didapat dari penggunaan Dump wagon antara lain:
1. Material yang diangkut cukup besar
2. Bisa digunakan penarik tersendiri, sehingga bisa menghemat penggunaan alat berat.
B. Trailler
Untuk kepentingan pengangkutan alat berat ke lapangan diperlukan alat pengangkut khusus yang
disebut dengan trailer.
Pada pokoknya jenis trailer dibagi menjadi 2: Semi trailer dan Full trailer.
Suatu alasan diperlukannya jenis trailer ini adalah karena tidak memungkinkannya (traktor dan excavator
terutama jenis crawler) untuk berjalan dengan kekuatan sendiri dalam jarak yang cukup jauh.
B. Gyratory Crusher:
Crusher ini masih jenis primary juga secondary, nama gyratory crusher menunjukkan kepada kita,
bahwa crusher ini beroperasi dengan kisaran. Bagian crusher pemecah berbentuk konus; karenanya juga
kadang-kadang disebut cone crusher. Cone ini dipasang pada sumbu excentric yang berdiri tegak, sehingga
apabila cone ini berputar akan memberikan gerakan kisaran.
Bagian crusher yang lain berbentuk bowl merupakan crusher plate cekung yang berdiri vertical.
Ketika bekerja. Cone berputar excentric (membuat kisaran) sehingga celah antara cone dan bagian bowl akan
melebar dan menyempit pada setiap putaran, pelebaran dan penyempitan inilah yang dipakai untuk
memecahkan batu.
Kalau melihat cara pemecahan batunya, maka gyratory crusher hampir sama dengan jaw crusher,
perbedaannya terletak kepada cara pemberian tekanan, untuk gyratory crusher tekanan diberikan dari arah
samping. Jika crusher ini akan dipergunakan sebagai secondary crusher maka terlebih dahulu harus diadakan
perubahan-perubahan seperlunya agar dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan.
Hasil pemecahan crusher ini rata-rata berbentuk kubus dan agak uniform, hal ini karena bentuk
lengkung dari cone dan bowl yang mempunyai permukaan cekung (concave).
Setting dapat dilakukan dengan menyetel baut adjustment (baut yang dapat diatur) sedemikian
rupa, sehingga hasil-hasil pekerjaan pemecahan batu mempunyai gradasi seperti yang diharapkan.
Produksi dari gyratory crusher dapat dilihat pad tabel 8.2 berikut:
C. Impact Crusher
Sering kita melihat pemecahan batu secara manual dengan memakai suatu palu besi besar, tetapi cara
ini tidak terkontrol ditinjau dari hasil pemecahannya (gradasinya), juga mungkin produksinya sangat kecil.
Suatu cara yang prinsipnya sama dengan cara pukulan tadi, tetapi secara mekanis adalah dengan
memakai impact crusher
Screen ini bergetar dalam arah lingkaran (circular) pada sumbu vertikal, karena gerakan ini maka material
lolos ke bawah atau melewati saja.
Tipe ini sama dengan inclined vibating screen, tetapi improved horizontal screen tidak memerlukan
headroom (ruang yang ada di bagian atas).
3. Revolving Screen:
Konstruksi screen ini berupa sebuah silinder yang diperforasi, silinder ini dipasang agak miring dan
Material hasil pemecah dilewatkan melalui screen ini dari bagian atas ke bagian bawah akibat
kemiringan putaran silinder dan juga akibat miringnya.
Jumlah material yang dapat dilewatkan melalui screen ini tergantung dari kecepatan silinder dan
derajat kemiringan, biasanya kecepatan silinder antara 10 hingga 20 RPM dengan kemiringan 5 7 o
Perforasi yang ada sepanjang silinder mempunyai ukuran yang berbeda, makin ke bawah semakin
membesar.
Luas efektif screen untuk menentukan kapasitasnya dinyatakan sebagai 1/3 Diameter silinder x panjang
silinder = (1/3 x D) x L
Gate ini memberikan pengaruh positif terhadap mixer karena jumlah material yang akan
dimasukkan kedalam mixer teratur.
Batcher ada dua jenis, yaitu:
1. Single material batcher
2. Multiple atau cumulative batcher.
Perlu diketahui bahwa pemilihan peralatan untuk dipakai pada pengangkutan bahan cor beton,
dari mixer ke bidang yang akan di cor, memerlukan tiga pertimbangan pokok yakni:
1. Jarak antara mixer dan bidang pengecoran;
2. Volume pengecoran;
3. Metoda yang dipakai dalam pencampuran beton dan cara pengecoran beton.
Metoda pengangkutan yang mutakhir seperti handling dan placing bahan beton, dimaksudkan
untuk meminimalisir pemisahan material beton yang terjadi antara final mixing dan pengecoran.
Untuk mobile crane yang dikendalikan dengan sistem hidrolis (hydraulic controlled), pemanjangan masing-masing
UAS 30%