Anda di halaman 1dari 6

bisa KIMIA ORGANIK

Friday, 13 May 2016


total synthesis of Epothilone B

Total sintesis senyawa Epotilon

Senyawa-senyawa bahan alam yang hampir tak terbatas jumlahnya


merupakan suatu tantangan bagi para ahli kimia yang bekerja baik dalam bidang
analitik maupun bidang sintesis. Sintesis senyawa bahan alam memiliki keuntungan,
yakni umumnya dengan biaya murah dan memberikan hasil yang dapat direproduksi
dengan baik. Selain itu, sintesis kimia menonjol karena derivatnya dapat diperoleh
dengan baik. Salah satu pengembangan baru dan paling penting pada sintesis
senyawa bahan alam dalam beberapa tahun terakhir ini adalah sintesis senyawa
bahan alam anti-tumor, misalnya Taksol, yang diperoleh melalui semi sintesis,
Tamoksifen dan Karboplatin sebagaimana juga epotilon (Gambar 1) yang baru-baru
ini ditemukan.

Nama epotilon tersusun dari unit-unit yang terdapat didalamnya, yaitu:


epoksida, tiazol, dan keton. Epotilon pertama kali ditemukan oleh ilmuan kelompok
penelitian bioteknologi (GBF) Braunschweig yang dipimpin oleh ahli mikrobiologi
Hans Reichenbach dan ahli kimia Gerhard Hfle. Epotilon diisolasi dari ekstrak
jaringan jenis Mycobakterium Sorangium Sellulosum So ce 90 yang pertama kali
ditemukan pada tahun 1985 di tepi dasar sungai Sambesi, Afrika Selatan. Ekstrak
jaringan dari Mycobakterium ini memperlihatkan aktivitas biologi dalam tes skrining
yang sesuai. Struktur-struktur molekul epotilon telah ditetapkan dengan metode
spektroskopi dan analisis kristalografi sinar-X (muharram.2009).

Pada Tubulin assays menunjukkan bahwa epotilon A (1) aktifitasnya sama


dengan paklitaksel, tetapi epotilon B (2) ternyata lebih aktif 2000-5000 kali [4,6].

Total sintesis Epothilone B (4), produk alam pertama (dengan Epothilone A)


menunjukkan aktivitas mikrotubulus-menstabilkan sama seperti paclitaxel (Taxol),
telah banyak menjadi perhatian dan pertama kali dilaporkan pada tahun 1995. total
sintesis dari 4 dirancang (J. Org Chem 2008, 73, 9675. DOI:.. 10.1021 / jo802215v)
oleh Gary E. Keck dari University of Utah didasarkan pada penambahan alil
stannane stereoselektif (misalnya 1 + 2 3.)

Allyl stanne 2 di preparasi dari asam klorida 5. Paparan dari 5 terhadap Et 3N


dihasilkan ketena, yang homolog dengan phosphorane 6 untuk memberikan Allene
ester 7. Konjugat Cu-dimediasi dari anion stannylmethyl 8 kemudian diberikan ke 2.

Benzyloxy aldehid 1 di preparasi dari ester 9 melalui reaksi reduksi Dibal. Felkin
dikendalikan dengan penambahan 1,2 dari alil stannane 2 dengan konfigurasi relatif
alkohol sekunder dari 3, yang kemudian digunakan untuk mengontrol konfigurasi
relatif dari alkohol 10. Penambahan crotyl borana 12 ke turunan aldehida 11 diproses
dengan diastereocontrol yang tinggi.

Komponen lain dari 4 dipreparasi dari aldehida 14. Dengan metode allylation
Enansioselektif, di berikan ke alkohol 16. Z trisubstituted alkena kemudian dirakit
oleh kondensasi aldehida 17 dengan pengurangan Dibal phosphorane 18. Dari
produk lakton 19 menghasilkan diol, alkohol alilik yang selektif dikonversi ke klorida
dengan reagen Corey-Kim. pengurangan hydride kemudian diberikan ke alkohol
homoallylic yang diinginkan, yang dikonversi ke fosfonium garam 21. Kondensasi 21
dengan 13 menghasilkan diena, yang dilakukan pada Epothilone B (4).

Sintesis Epothilone B (4) awalnya dipahami tergantung pada meta tesis cincin-
closing dari triene 22. Tetapi pada paparan katalis Grubbs generasi kedua itu diubah
hanya untuk 23. Disimpulkan bahwa trans acetonide disimpan 22 dalam konformasi
yang tidak memungkinkan terjadinya macrocyclization.

Sumber :
D. F. Taber, Org. Chem. Highlights 2009, July 6.

URL:http://www.organicchemistry.org/Highlights/2009/06July.shtm

Muharram. Strategi sintesis total senyawa epotilon: suatu senyawa aktif baru yang potensial
sebagai anti-kanker. Jurnal Chemka. Desember 2009. Vol. 10 Nomor 2. 48-65.
Posted by nur aini at 22:06 9 comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Thursday, 12 May 2016


total synthesis of Nuciferol

Total Sintesis Senyawa Nuciferol


Nuciferal (1) dan Nuciferol (2) merupakan konstituen dari
minyak atsiri alami yang dipisahkan dari kayu Torreya nucifera.
Struktur nuciferal dikenal sebagai aldehida seskuiterpen
aromatik, 2-metil-6- (p-tolil) -trans -2-heptenal, yang mirip dengan
sinensal (3) yang telah diisolasi dari minyak jeruk (citrus sinensis L) dimana
senyawa ini merupakan senyawa pemberi rasa khas jeruk.
Beberapa Prosedur dasar dalam sintetis nuciferal (1) telah
dilaporkan dalam literatur. Sintesis Vig et al. ()mulai -1 dari 4-
(p-tolil) -valeric acid, Buchi dan Wuest menggunakan p-tolyl
acetophenone, dan Evands et al. menggunakan 3- (p-tolil) -2-
butenoate ester sebagai awal bahan untuk sintesis dari
senyawa ini.
Laporan terakhir, yamamoto et al. menyelidiki metode
sintetis , yang tidak terlindungi oleh aldehida dengan reaksi
vinylsilanes menggunakan diklorometil eter dengan mensuplai
titanium tetraklorida, dan prosedur ini digunakan untuk sintesis
() -1. Dalam bahasan kali ini, telah diperoleh informasi baru
dalam memberikan prosedur sintetik () -1 dan () -2 mulai
dari p-tolualdehyde, seperti yang ditunjukkan dalam skema 1 di
bawah ini:
Sintesis nuciferal rasemat (1) dapat diperhitungkan karena
merupakan metode yang sederhana dengan menggunakan
bahan kimia yang murah. benzilik choloride 6 disiapkan dengan
mereaksikan p-toualdehyde (4) dengan metilmagnesium iodida
untuk memberikan alkohol benzilik 5, diikuti oleh konversi 5
berturut-turut dengan tionil choride yang sesuai dengan
choride. Bromodioxolane 7 disiapkan dengan melakukan
kondensasi akrolein dengan etilena glikol dengan adanya
hidrogen bromida anhidrat. Penggabungan dari dua halida, 6
dan 7, telah di buktikan dalam beberapa cara. Reaksi dengan
pereaksi Grignard, dibuat dari 6, dengan bromida 7
memunculkan produk cross-coupling, siklik asetal 8. Diketahui
bahwa cross-coupling dari reagen organometalice dengan
halida kadang-kadang disupport oleh tembaga iodida. Namun,
dengan adanya iodida tembaga, reaksi ini tidak memberikan
produk cross-coupling, tetapi meng-coupling dari choride
benzilik (6), memproduksi substitusi simetris 12 turunan etana
memberikan yield yang sangat baik (sekitar 80%).
Di sisi lain, telah dicoba reaksi kopling dengan bertukar
reagen Girdnard dari halida 6 menjadi halida 7. Reagen
Girdnard dibuat dari 7 direaksikan dengan 6 tanpa adanya
garam tembaga. Dalam hal ini cross-coupling atau produk self-
coupling diproduksi. Telah dicoba juga reaksi kopling dengan
menggantikan reagen organomagnesium untuk reagen
organolitium. Reaksi ini tidak berjalan dengan baik, dan tidak
ada hasil kopling yang diberikan.
Produk alami 11, ar-curcumene, bisa diperoleh secara
kuantitatif dengan reaksi Wittig dari pentanal 9 dan
isopropylide 10. Stereospesifik, oksidasi alilik dari olefin gem-
dimetil (11) dapat dicapai dengan mengikuti prosedur
Rapoport. Oksidasi 11 dengan selenium dioksida menghasilkan produk
tunggal yang tarns aldehida, rasemat nuceferal (1), yang
direduksi menggunakan LiAlH4 menjadi nuciferol (2).
Sumber :

https://www.researchgate.net/publicatio/264116257_A_Total_Sy
nthesis_of_Nucif eral_and_Nuciferol

Posted by nur aini at 07:45 8 comments:


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)

About Me

nur aini
View my complete profile

Blog Archive
2016 (6)

o May (3)

total synthesis of Epothilone B

total synthesis of Nuciferol

synthesis of CORTISONE

o April (3)

Simple template. Template images by Jason Morrow. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai