Prosedur Pengelasan Dan Pembakaran
Prosedur Pengelasan Dan Pembakaran
Rambu Peringatan | Semua operasi pengelasan, pemotongan, pembakaran, pematrian dan penyolderan harus dilaksanakan pada kondisi yang memenuhi
prosedur ijin kerja, dan semua kondisi yang telah disebutkan dalam ijin tersebut beserta surat pendukung lainnya, harus diikuti antara lain:
Gas test harus dilaksanakan sebelum bekerja di seluruh area tempat kerja.
Semua peralatan proses dan peralatan lainnya harus sudah dilakukan penyekatan (isolated), sudah didrain, sudah
bebas gas, dibersihkan dan aman, memenuhi persyaratan sesuai ijin kerja panas.
Semua pengelasan, pemotongan dan pembakaran harus dilaksanakan oleh orang yang berpengalaman dan memiliki sertifikat yang cocok, dengan
menggunakan peralatan yang tipenya telah mendapat persetujuan dan kondisinya dapat digunakan.
Peralatan keselamatan kerja dan pakaian kerja harus dipakai sesuai dengan pekerjaan yang sedang ditangani.
Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa semua operasi pengelasan, pemotongan dan pembakaran dilaksanakan oleh orang yang mempunyai kualifikasi
yang tepat dengan cara yang aman dan dapat dikendalikan.
Risiko Asap
Pengelasan yang dilakukan di dalam area produksi merupakan pekerjaan yang membutuhkan perhatian besar dan prosedur yang sangat berhati-hati. Gas
beracun dan asap yang dihasilkan dalam operasi pengelasan menimbulkan bahaya yang besar.
Asap yang mengandung zat lemas dapat terjadi jika ada kemungkinan oksi-asetilin dibiarkan bertumburan mengenai logam yang massanya besar untuk jangka
waktu yang panjang selama proses pengelasan gas (gas welding). Kekurangan udara selama pekerjaan berlangsung juga dapat menghasilkan karbon
monooksida.
Pengelasan busur-listrik yang dilakukan pada besi atau baja akan dikuti oleh terjadinya evolusi sejumlah asap yang terdiri dari partikel-partikel oksida besi
yang sangat halus. Pengelasan pada kuningan, perunggu, dan baja campuran mangan akan menghasilkan karbon monooksida dalam jumlah besar dan gas
karbon dioksida yang membutuhkan ventilasi yang cukup atau penggunaan aparatus yang cocok untuk memberikan perlindungan yang efektif pada hidung dan
mulut.
Asap yang membahayakan dapat dihasilkan oleh busur api atau nyala api las karena adanya sejenis cat atau cat pelindung yang terbakar pada logam yang
sedang dilas. Pengelasan dan pemotongan material yang ada cat pelindungnya, hanya dapat dilaksanakan jika memiliki peralatan yang cukup untuk membuang
asap atau disediakan alat bantu pernafasan yang cukup.
Cat berbahan dasar timbal dan pelat dari timah akan mengeluarkan asap yang berbahaya pada waktu dilakukan pengelasan atau pemotongan. Mengisap asap
yang dihasilkan oleh pengelasan dan pemotongan logam berlapis galvanis seng mengakibatkan serangan demam akibat asap logam, yang ditandai dengan
naiknya suhu badan, peregangan otot, menggigil dan mengeluarkan keringat. Gejala ini akan timbul dalam beberapa jam setelah pemaparan asap dan akan
hilang setelah 24 jam.
Pengelasan material yang mengandung minyak gemuk dapat menghasilkan asap, oleh karena itu material tertentu harus dibersihkan dari minyak gemuk
sebelum dilas. Bagian-bagian yang sudah bersih dari minyak gemuk harus kering sebelum dilas.
Pelindung pernafasan yang cocok harus dipakai dalam hal ada pemakaian material yang memakai galvanis, cat, cat pelindung timbal atau kadmium.
Bila kedapatan ada deposit yang keras pada material, tidak boleh dimulai pengelasan atau pemotongan sampai dengan keadaan alami dari deposit tersebut
dapat diketahui. Batasan mengenai perlindungan yang efektif harus ditentukan, bila asap yang berbahaya diperkirakan akan timbul pada waktu dilaksanakan
pemotongan.
Pengelasan material yang digunakan pada servis freon dapat menghasilkan asap yang beracun, meskipun material kelihatannya bersih, dan kering. Pengelasan
dan pemanasan awal harus dilaksananakan dengan menggunakan masker yang memberikan udara masuk (air fed mask).
Kebakaran / Peledakan
Tukang las dan setiap pembantunya harus tanggap terhadap terjadinya bahaya kebakaran dan peledakan. Tidak boleh dilaksanakan pekerjaan pengelasan atau
pemotongan tanpa ijin kerja panasa dan kondisi yang ada dalam ijin tersebut harus benar-benar diperhatikan.
Pekerjaan harus menggunakan tirai (screen) untuk mencegah bunga api dan logam panas yang beterbangan di dekat area. Tutup lapis tahan api harus digunakan
untuk membatasi lokasi tempat kerja dengan peralatan.
Kamar (booth) untuk pengelasan dan tirai harus:
Semua material yang dapat terbakar harus dibuang atau diberi pelindung yang memadai jika kondisinya berbahaya karena dapat menyala.
Bila bekerja pada tempat yang tinggi, harus diambil tindakan pencegahan untuk melindungi kawat las dan puntungnya agar tidak jatuh.
Di semua operasi pengelasan, harus disediakan alat pemadam kebakaran portable yang selalu siap untuk dipakai, diletakkan dekat dengan pekerjaan.
Pemadam yang digunakan untuk pekerjaan tersebut, bukan pemadam yang diperuntukkan bagi penanggulangan keadaan darurat.
Kabel pentanahan harus dipasang di tempat kerja, jika hal ini tidak mungkin dilakukan, boleh dalam jarak 3 meter dan harus selalu dapat dilihat oleh pengamat
kebakaran.
Tukang las tidak boleh menggulung selang atau kabel melingkari badannya pada waktu mengerjakan pekerjaan las atau membakar.
Setiap peralatan untuk pengelasan, pemotongan atau pemanasan torch harus dimatikan pada waktu tidak digunakan, dan dinyalakan kembali jika akan
dipergunakan.
Torch dan selang tidak boleh ditinggal di dalam bejana atau ruang tertutup pada waktu tidak digunakan, misalnya setelah selesai dipakai, selama istirahat
makan siang atau malam. Setiap ada bocoran kecil gas khususnya dari torch asetilin dalam periode tertentu, dapat mengakibatkan udara di dalam bejana
menjadi sangat berbahaya.
Pengamat Kebakaran
Fungsi dari pengamat kebakaran secara rinci dijelaskan dibawah ini.
Dalam hal tidak ada yang perlu dipertanggung jawabkan pengamat kebakaran harus terlibat untuk melakukan pekerjaan apa saja.
Pengamat kebakaran harus selalu berada ditempat kerja dimana ada operasi pengelasan, pembakaran, dan penggerindaan sedang dilaksanakan.
Selanjutnya pengamat kebakaran harus ditempatkan di SEMUA tingkatan dibawah tempat kerja panas, dimana bunga api dapat jatuh mengenai tingkat
tersebut.
Setiap pengamat kebakaran harus mempunyai alat pemadam didekatnya.
Alat pemadam kebakaran tersedia dalam jumlah yang cukup untuk operasi pengelasan, pemotongan dan penggerindaan. Barang-barang ini harus dikembalikan
ke gudang setelah digunakan.
Tugas pengamat kebakaran adalah melakukan pengecekan nyala api kebakaran, atau material yang terbakar, termasuk mengamati perubahan cahaya
penerangan, memberikan peringatan kepada personil yang melewati bahaya bunga api, menghentikan pekerjaan panas yang memugkinkan terjadinya insiden.
Pengamat kebakaran harus melakukan pengecekan secara berkala di area pekerjaan terhadap kemungkinan adanya kebakaran dan material yang terbakar, dan
pengecekan secara menyeluruh terhadap adanya bahaya kebakaran, seperti benda-benda panas dan lain-lain, setelah pekerjaan selesai dilakukan, yang masih
ada di area pekerjaan sampai dapat diyakinkan dengan benar bahwa tidak ada lagi tertinggal sumber-sumber yang dapat menyala.
Kaca mata las (goggles), pelindung tirai las (screen), topi keselamatan (helmet), baju pelindung (protective
clothing) harus dipakai semua operasi pengelasan. Setiap orang yang berada di dekatnya, yang dapat terkena
paparan radiasi dan nyala api adri tipe pekerjaan ini juga harus terlindung.
Gunakan sarung tangan atau sarung tangan panjang yang terbuat dari kulit atau material lain yang tidak dapat
menyala untuk melindungi tangan dan lengan dari radiasi bunga api dan dari busur api istrik. Gunakan selubung
tangan dari bahan yang serupa sebagai tambahan sarung tangan jika tidak memakai sarung tangan panjang. Ingat
bahwa sarung tangan kulit dan sarung tangan panjang sedikit saja dapat membuat insulasi terhadap bahaya
listrik.
Keperluan untuk mengenakan baju pelindung untuk perlindungan terhadap bunga api dan benda kerja logam
panas, tergantung posisi dari busur listrik terhadap tubuh tukang las. Untuk beberapa kelas tukang las, berlaku
misalnya bila tukang las berdiri pada bangku, pelindung tirai untuk kepala dan sarung tangan panjang sudah
cukup baik untuk memberikan perlindungan.
Perlindungan pernafasan [Bagian PPE]
Apron tebal terbuat dari kulit atau terbuat dari material lain yang sesuai, diperlukan bila tukang las bekerja pada
posisi duduk, dimana logam yang mencair dapat jatuh pada pada bagian paha kakinya. Bila busur api listrik
berada diatas permukaan pundak atau di atas kepala, pelindung kepala yang lengkap, pelindung lengan dan
bagian atas badan perlu disediakan.
Penyebab cedera pada mata yang biasa terjadi, adalah karena terperciknya kotoran (slag) yang menutup lasan dan
membugkus elektroda yang dipakai. Di lingkungan pekerjaan seperti ini keselamatan dengan pelindung tirai las
ganda tidak perlu digunakan. Goggle grade 1 pada BS 2092 harus dipakai sesuai Bagian PPE Standar ini.
VENTILASI DAN PERLINDUNGAN PERNAFASAN UNTUK PENGELASAN DENGAN GAS (GAS WELDING)
Bila bejana tekan dan tangki sedang dilas atau dilakukan pembakaran pada bagian luarnya, ada bahaya gas beracun atau gas tidak terbakar yang dapat
mengumpul di dalamnya. Perhatian khusus dapat diberikan dengan meyakinkan ventilasi yang cukup untuk perlindungan pernafasan. Hal ini sangat berkaitan
erat dengan ruang terbatas atau adanya vapor beracun dan mengandung nox yang mungkin dapat ditimbulkan oleh operasi pekerjaan pemotongan, pembakaran
pipa dan lain-lain yang diberi cat pelindung khusus.
Bila mungkin, lakukan pembersihan terhadap cat pelindung, pada jarak 10 mm dari tempat yang dilas atau dipotong.
Penggunaan setiap nyala api oksi-asetilin terhadap lembaran material yang diberi cat pelindung dengan logam timbal, seng, cat dengan bahan dasar timbal, atau
bahan-bahan lain yang dapat menimbulkan cedera, dapat meningkatkan jumlah vapor yang sangat beracun, khususnya pada pekerjaan pemotongan dimana
sangat diperlukan jumlah oksigen yang berlebih. Untuk jenis pekerjaan ini harus memakai alat bantu pernafasan yang cocok.
Kalau tidak ada ventilasi yang baik, harus menggunakan alat masker pernafasan yang menggunakan saluran udara bila sedang melaksanakan pekerjaan
pemotongan dengan menggunakan oksi-asetilin atau pengelasan di ruang tertutup.
Oksigen bertekanan tidak boleh dipakai untuk tujuan ventilasi atau untuk ditiupkan kedalam pipa asetilin
Silinder gas bertekanan harus selalu dijaga berada di luar modul atau di luar ruang terbatas dimana ada pekerjaan pengelasan dan pemotongan.
Ketika dilakukan metal spraying, akan mengeluarkan debu logam yang sangat halus dan harus selalu memakai pelindung pernafasan yang cocok.
Bila torch terjadi flash back pada saat dinyalakan, bisa jadi disebabkan oleh regulator yang tidak diset pada tekanan yang benar atau korek api menyala
sebelum bahan bakar gas mengalir dengan tepat. Terjadinya flash back harus dilaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Bila nyala api tiba-tiba padam pada saat torch digunakan, mungkin disebabkan oleh:
tekanan regulator dan atau aliran gas tidak benar, mungkin terlalu tinggi atau terlalu rendah.
nozzle rusak
nozzle terlalu dekat dengan benda kerja
nozzle panas berlebihan
Bila terjadi nozzle panas berlebihan segera tutup kedua kerangan pada torch. Masukkan nozzle dan torch kedalam air. Yakinkan bahwa nozzlenya terpasang
kenceng sebelum torch dinyalakan kembali.
Periksa setting regulator dan tekanan silinder dan nyalakan lagi mengikuti prosedur diatas.
Persiapan
Persiapan dibawah ini harus dilakukan sebagai berikut:
Periksa seluruh tangki, bejana dan peralatannya dimana dilakkan pekerjaan pengelasan, pemotongan,
pembakaran, pematrian dan penyolderan, bahwa bebas dari adanya gas atau vapor yang dapat menyala, minyak
ataupun endapan. Jangan menggunakan sembarang lampu yang terbuka sebelum diterbitkan ijin kerja panas
sesuai dengan prosedur ini.
Dalam situasi apapun tidak dibenarkan menggunakan oksigen bertekanan untuk ventilasi atau untuk meniup
selang asetilin. Hal ini dapat menimbulkan kebakaran bila gas asetilin berada dalam udara yang mempunyai
perbandingan volume antara 2.5% and 80%.
Periksa ruang antara dua buah pelat atau dinding pelat, dimana kemungkinan terdapat material yang dapat
terbakar sebelum pekerjaan pengelasan atau pembakaran dimulai.
Sebelum pemotongan tangki atau pipa saluran dilakukan, buat lubang pengetesan dan ambil gas untuk diperiksa
dan yakinkan bahwa tangki atau pipa saluran dalam keadaan aman.
Periksa bahwa kedua sisi dari dinding yakin tidak ada bahaya sebelum melakukan pekerjaan.
Yakinkan bahwa peralatan las dan peralatan pembakaran terpelihara dengan baik dan ditaruh dengan pencahayaan
terang. Periksa bahwa ventilasinya cukup. Jaga kebersihan area di seluruh tempat kerja agar tetap bersih.
Jangan menggunakan barrel atau drum yang sudah tua untuk dipakai sebagai ganjel untuk bekerja, karena dapat
meledak atau posisinya tidak stabil.
Pergunakan hanya korek api yang telah disetujui saja yang digunakan untuk menyalakan oksi-asetilin atau
propan.
Metode berikut termasuk pekerjaan persiapan yang tidak memadai untuk perbaikan sebuah bejana tekan:
Pencucian dengan air panas atau dingin dalam air yang mengalir
Pembilasan dengan udara bertekanan
Pembersihan dengan menggunakan solvent seperti misalnya trichloroethylene.
Semua bejana tekan yang dikirimkan ke bengkel untuk diperbaiki harus dinyatakan dengan sertifikat bebas gas dan bebas dari material yang korosif.
PENGELASAN BUSUR LISTRIK DAN PEMBAKARAN (Electric ARC WELDING AND BURNING)
Bahaya dan Pencegahannya
Peraturan keselamatan secara umum dan pencegahan terhadap bahaya untuk semua pekerjaan las dapat dterapkan sebagai tambahan persyaratan dari Bagian
Manual Cara Kerja Aman ini.
Pegaruh yang dapat menimbulkan cedera dari adanya busur api pada pengelasan terhadap mata dan kulit adalah sama seperti terkena arus listrik searah atau
arus bolak-balik. Pengaruh dari melihat busur api tanpa memakai screen, meskipun pada jarak yang cukup atau hanya beberapa detik saja, dapat menyebabkan
cedera mata sementara atau permanen yang mungkin tidak jelas dalam waktu empat sampai delapan jam kemudian.
Pelindung mata harus digunakan sebagaimana ditulis pada Bagian PPE, pada manual ini.
Kulit tidak boleh terkena busur api las, dimana dapat mengakibatkan terbakar karena radiasi.
Pekerjaan pengelasan harus dibuatkan tirai (screen) yang secara efektif dapat melindungi para pekerja yang ada disekitarnya.
Dalam kondisi basah, tukang las harus berdiri diatas material insulasi yang kering seperti misalnya papan kayu.