Anda di halaman 1dari 16

SAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

DI SDN NO. 7 PEDUNGAN, DESA PEDUNGAN, DENPASAR SELATAN

TANGGAL 4 DESEMBER 2011

I. LATAR BELAKANG

Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi dapat
mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-
hari. Salah satu faktor yang dapat merusak gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada
yang menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau
dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan
kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan
kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting,
padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).

Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari
itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting dari tubuh kita
dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit
umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya keadaan
kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang
menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila
anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak
yang mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).

Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi berlubang atau karies gigi
adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan gigi atau enamel menuju ke dalam
gigi atau dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah factor di dalam mulut yang berinteraksi
satu sama lain. Masyarakat umumnya cenderung beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu
dirawat karena akan diganti dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini menyebabkan keadaan gigi susu
saat diperiksakan di klinik sudah parah dan anak berisiko menderita sakit gigi dengan segala
macam komplikasi yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat secara dramatis di dunia.
Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang
dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin.
Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit
kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari penyakit asma.
Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak dan sekitar
29%-59% orang dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami karies.

Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi. Menurut data terbaru yang
dikeluarkan Departemen Kesehatan dari riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72
persen penduduk Indonesia mempunyai pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5 diantaranya
merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dalam hal kebiasaan menggosok gigi, sebanyak 91
persen penduduk usia 10 tahun ke atas telah melakukannya setiap hari, namun hanya tujuh
persen yang menggosok gigi dua kali di waktu yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan
sebelum tidur malam. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai telah
menggosok gigi dengan benar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 juga memperlihatkan
data memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun mengalami karies
atau gigi berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak Indonesia yang terbebas dari karies.
Secara rata-rata penduduk Indonesia memiliki angka PTI (besarnya keinginan seseorang untuk
menambal giginya dalam usaha mempertahankan gigi tetap) sangat rendah, yaitu hanya sebesar
1,6%

Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga
gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada
abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik
yang signifikan. Karies gigi masih perlu mendapat perhatian karena hingga dewasa ini penyakit
tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut termasuk
pada anak.

Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung dengan terjadinya proses
karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan dari gigi geligi di
rahang, derajat keasaman air ludah (saliva), kebersihan mulut dan frekuensi makan makanan
manis. Faktor tersebut berinteraksi, berkaitan dan mempunyai urutan besar peranan tertentu.
Selain itu ada beberapa faktor luar sebagai faktor penyebab dan penghambat yang berhubungan
tidak langsung dengan proses terjadinya gigi berlubang (karies), antara lain usia, jenis kelamin,
suku bangsa, letak geografis, tingkat ekonomi, kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan
perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi. Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi dan
mulut pada umumnya karena faktor perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
belum merata. Selain itu penyebab utama terjadinya kerusakan gigi berawal dari bagaimana pola
hidup manusia itu sendiri. Sebab, tanpa adanya perawatan dan perhatian khusus kepada gigi
memperbesar kemungkinan kerusakan gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat seperti sering
mengkonsumsi rokok, teh, atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab kerusakan gigi.

Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara yang tepat untuk
mengubah perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat membantu dalam masalah perawatan
gigi dan mulut pada anak usia sekolah. Dengan adanya penyuluhan ini dapat memberikan
edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut serta memberikan motivasi kepada masyarakat
tentang merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut. Disamping sebagai upaya promotif
dan preventif bagi masyarakat yang terkena maupun yang belum

II. TUJUAN

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami
tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan peserta mampu :

1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.

2. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.

3. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

4. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.

5. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.

6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

III. MATERI

Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah :

1. Pengertian kesehatan gigi dan mulut.

2. Fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.

3. Tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

4. Penyebab terjadinya kerusakan gigi.

5. Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat.

6. Langkah-langkah menggosok gigi yang benar.

(Materi terlampir)

IV. METODE
Metode
yang Waktu Kegiatan Uraian Kegiatan Proses Sasaran

5 menit Membuka 1. Memberikan salam


pembuka

2. Memperkenalkan diri

3. Apersepsi

4. Menyampaikan tujuan
penyuluhan

5. Membalas salam

digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Demonstrasi

1. Mendengarkan

2. Mendengarkan

3. Mendengarkan

35 menit

Inti

1. Menggali pengetahuan sasaran penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut

2. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.

3. Menjelaskan struktur gigi, fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi

4. Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

5. Menyebutkan penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar


6. Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.

7. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

1. Mengungkapkan hal hal yang diketahui peserta

2.Mendengarkan

3.Mendengarkan

4.Mendengarkan

5.Mendengarkan

6.Mendengarkan

7.Memperagakan

5 menit

Penutup

1. Menyimpulkan materi yang telah diberikan

2. Mengevaluasi pemahaman sasaran tentang materi yang diberikan

3. Mengucapkan permintaan maaf dan menyampaikan salam penutup

1. Mendengarkan

2.Menjawab pertanyaan yang diberikan.

3. Membalas salam

VI. ALAT / MEDIA / SUMBER

A. Alat

Alat yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:
1. LCD

2. Laptop

3. Layar

4. Mikrofon

5. Meja

6. Kursi

7. Speaker

8. Sikat gigi

9. Pantom gigi

10.Pasta gigi

B. Media

Media yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:

1. Leaflet

2. Slide

3. Poster

4. Lembar Balik

C. Sumber

Djuwita, I dan Sridadi. 1993.Pendidikan kesehatan gigi . Jakarta: Departemen

Kesehatan.

Herijulianti, dkk. 2002. Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: EGC.

Stoll, F. A, dkk. 1972 Dental health education.. Philadelphia: Lea & Febiger.

VII. SASARAN

Siswa Kelas 3 SD Negeri No. 7 Pedungan , Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan.
VIII. WAKTU

1. Hari, tanggal : Rabu, 17 Agustus 2011

2. Jam : 09.00-09.45 Wita

IX. TEMPAT

Penyuluhan dilaksanakan di aula SD Negeri No. 7 Pedungan , Desa Pedungan, Kecamatan


Denpasar Selatan.

setting tempat :

Layar Penyuluh dan moderator

MC

Notulen

audiens audiens audiens audiens audiens audiens

audiens audiens audiens audiens audiens audiens

XII. RENCANA EVALUASI

A. Struktur

1. Persiapan Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan bisa digunakan dengan baik dalam
penyuluhan yaitu :

1. Leaflet

2. Slide

3. Poster

4. Lembar Balik

2. Persiapan Alat

Alat yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dengan baik antara
lain :

1. LCD
2. Laptop

3. Layar

4. Mikrofon

5. Meja

6. Kursi

7. Speaker

8. Sikat gigi

9. Pantom gigi

10. Pasta gigi

3. Persiapan Materi

Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan di buatkan power point, leaflet, poster dan lembar
balik agar lebih mudah saat penyampaian kepada siswa.

4. Undangan

Dalam penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut ini kami mengundang 20 orang siswa
kelas III, 4 orang guru, 2 orang staf pegawai serta Kepala sekolah SD Negeri No.7 Pedungan ,
Desa Pedungan , Kecamatan Denpasar Selatan.

B. Proses Penyuluhan

1. Penyuluhan Kebersihan Gigi dan Mulut berlangsung lancar dan terjadi proses interaksi
antara penyuluh dengan para siswa yang menerima penyuluhan.

2. Kehadiran undangan diharapkan sekitar 90 % dan tidak ada yang meninggalkan tempat
saat penyuluhan berlangsung.

C. Hasil Penyuluhan

1. Jangka pendek

Setelah diberikan penyuluhan siswa mampu :

1.Memahami materi penyuluhan sebanyak 70% dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria
mampu menjawab pertanyaan yang akan diberikan oleh penyuluh.
2.Menjelaskan kembali pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut.

3.Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi

4.Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

5.Menyebutkan penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar

6.Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.

7.Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

2. Jangka panjang

Meningkatkan pengetahuan siswa sejak dini tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut serta
mampu menerapkan cara memelihara kesehatan gigi dan mulut dalam kehidupan sehari-hari.

Mengetahui,
Denpasar, 20 November 2011

Pembimbing
Penyuluh

LAMPIRAN 1

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

I. PENGERTIAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut pada anak. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu
proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan
untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan meningkatkan taraf hidup.

Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat secara jasmani
dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan
berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan gigi dan
mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi bebas dari adanya bau
mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan
putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan secara
berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan, jangan terlalu banyak
makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa
makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur
gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi,
serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke dokter gigi
hendaknya dilakukan teratur setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada
keluhan.. Dengan perawatan yang tepat pada gigi, maka akan dapat menghindari berbagai
masalah gigi dan gusi seperti gigi berlubang dan karang gigi serta masalah bau mulut

II. FUNGSI GIGI DAN MANFAAT MENGGOSOK GIGI

A. Fungsi Gigi

Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan ektoderm, yang memiliki 3
fungsi utama yaitu,

1. Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan melumat.

2. Keindahan (estetika)

3. Berbicara (phonetic).

Macam macam gigi beserta fungsinya

Gigi Seri (Incisivus)

Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong makanan (mastikasi).
Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas dan 4 berada di rahang bawah. Gigi
seri susu mulai tumbuh pada bayi usia 4 6 bulan, kemudian diganti dengan gigi seri permanen
pada usia 5 6 tahun pada rahang bawah dan pada usia 7 8 tahun pada rahang atas.

Gigi Taring (Caninus)

Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan merupakan gigi yang paling
panjang dalam rongga mulut. Fungsinya adalah untuk mengoyak makanan. Jumlahnya ada 4,
dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan
gigi caninus permanen pada usia 11 13 tahun.

Gigi Geraham Kecil (Premolar)

Gigi ini jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan 2 di kanan. Gigi ini hanya
ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada di belakang caninus. Tumbuh pada usia 10 11 tahun
dan menggantikan posisi dari gigi molar susu. Bersama gigi molar, gigi ini berfungsi untuk
melumatkan makanan.

Gigi Geraham (Molar)

Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10 11 tahun dan
digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen tumbuh di belakang gigi
premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar. Jumlah dari gigi molar
permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar
permanen inilah yang paling sering berlubang dan menyebabkan keluhan.

B. Manfaat Menggosok Gigi

1. Supaya gigi tetap bersih.

2. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum yang
sehat.

3. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.

4. Dapat berfungsi dengan baik.

III. TANDA DAN GEJALA GIGI BERLUBANG

1. Tanda Gigi Berlubang

Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya plak putih seperti kapur
pada permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan berubah menjadi cokelat, kemudian mulai
membentuk lubang. Spot kecokelatan yang buram menunjukkan proses demineralisasi yang
sedang aktif. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini timbulnya
lubang.

2. Gejala Gigi Berlubang

Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk pokok dari gigi yang
melindungi daerah akar gigi), biasanya mengeluh sakit atau timbul ngilu setelah makan atau
minum manis, asam, panas atau dingin.

Gejala gigi berlubang umumnya, adalah sakit gigi, gigi menjadi sensitif setelah makan atau
minum manis, asam, panas, atau dingin. Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi, nanah di
sekitar gigi, nyeri ketika menggigit dan bau mulut (Halitosis).

IV. PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN GIGI

Ada empat hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :


1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko
terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000
orang. Disamping itu, ada penyakit dimana enamel tidak terbentuk sempurna.
Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada
kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.

2. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur dalam gigi
dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang
sering terselip sisa makanan.

3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri
penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Khusus untuk karies akar,
bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus,
Nocardia spp, dan Streptococcus mutans.

4. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi
perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka
bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH
dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah
melarutkan mineral gigi.

Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies, yaitu :

1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan
dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada diabetes mellitus.

2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi produksi air liur.
Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.

3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah faktor
yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan gusi
yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih
mudah mengalami demineralisasi.

4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi susu. Gigi
yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat
terkena juga. Sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis
(misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian
makan pada anak-anak dengan cairan manis.

5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies ini
sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi
gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering. Bila karies
yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang
dipengaruhi radiasi.
V. CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT YANG TEPAT

1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan
rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar, yaitu menyikat dari arah gusi
ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan tidak terlalu keras.

2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan perubahan yang
berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu
minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.

3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket mudah melekat
pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan membentuk plak dan akhirnya
menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi
segera setelah mengonsumsi makan tersebut.

4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta gigi yang
tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang mengandung
perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun sirih) untuk merawat kesehatan gigi
dan mulut secara alami, dan bahan ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan
maksimum agar gigi tidak mudah berlubang.

5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan memeriksakan
kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali dengan
catatan rutin.

6. VI. LANGKAH LANGKAH MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR

Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara teratur. Berikut adalah
cara menyikat gigi yang benar:

1. Tempatkan sikat pada sudut 45 terhadap gusi.

2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.

3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.

4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.

5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan atas ke bawah.

6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.

7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.

8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek
gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.
Lampiran 2

EVALUASI

1. Pertanyaan

1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.

2. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi

3. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

4. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar

5. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.

6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

2. Jawaban

1. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan sehat dimana gigi dan mulut berada dalam
kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan
karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik

2. A. Fungsi gigi :

a. Gigi Geraham berfungsi untuk mengunyah makanan (mastiksasi)

b. Gigi Taring berfungsi untuk mengoyak makanan

c. Gigi Seri berfungsi untuk memotong makanan

d. Untuk keindahan (estetika)

e. Untuk membantu pengucapan kata-kata.

B. Manfaat menggosok gigi :

a. Supaya gigi tetap bersih.

b. Untuk menambah percaya diri

c. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.

d. Gigi dapat berfungsi dengan baik.


3. A. Tanda kerusakan gigi :

a. Muncul plak putih seperti kapur pada permukaan gigi.

b. Warna berubah menjadi coklat

c. Gigi mulai berlubang

B. Gejala gigi berlubang :

1. Sakit gigi.

2. Gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin.

3. Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi.

4. Nanah di sekitar gigi.

5. Nyeri ketika menggigit.

6. Bau mulut (Halitosis).

4. Penyebab terjadinya kerusakan gigi :

a. Penyakit

b. Anatomi gigi

c. Bakteri

d.Waktu

5. Cara perawatan gigi dan mulut dengan benar :

a. Pilih sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan rapat

b. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu minimal dua kali
sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.

c. Segera menyikat gigi setelah makan makanan yang manis dan lengket

d. Gunakan pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami seperti jeruk nipis, garam,dan
daun sirih dan ilmiah (kalsium dan fluoride).
6. Cara menyikat gigi yang benar :

1. Tempatkan sikat pada sudut 45 terhadap gusi.

2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.

3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.

4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.

5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan atas ke bawah.

6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.

7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.

8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek
gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.

Kebahagiaan didunia ini akan sangat terasa dengan komentar yang anda berikan. Satu komentar
akan sangat berarti bagi penulis.

Anda mungkin juga menyukai