0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
336 tayangan4 halaman
Barang lartas adalah barang yang dilarang dan/atau dibatasi pemasukan dan pengeluarannya ke dan dari Indonesia berdasarkan peraturan Menteri Keuangan. Barang-barang tersebut harus diawasi oleh DJBC dan membutuhkan izin dari instansi terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kesehatan, dan lainnya. Contoh barang lartas meliputi narkotika, senjata, buku tertentu, dan berbagai barang lainnya tergantung
Barang lartas adalah barang yang dilarang dan/atau dibatasi pemasukan dan pengeluarannya ke dan dari Indonesia berdasarkan peraturan Menteri Keuangan. Barang-barang tersebut harus diawasi oleh DJBC dan membutuhkan izin dari instansi terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kesehatan, dan lainnya. Contoh barang lartas meliputi narkotika, senjata, buku tertentu, dan berbagai barang lainnya tergantung
Barang lartas adalah barang yang dilarang dan/atau dibatasi pemasukan dan pengeluarannya ke dan dari Indonesia berdasarkan peraturan Menteri Keuangan. Barang-barang tersebut harus diawasi oleh DJBC dan membutuhkan izin dari instansi terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kesehatan, dan lainnya. Contoh barang lartas meliputi narkotika, senjata, buku tertentu, dan berbagai barang lainnya tergantung
Barang Lartas atau biasa disebut produk larangan dan/atau pembatasan (LARTAS) adalah barang yang dilarang dan/atau dibatasi pemasukan dan pengeluarannya ke dalam dan dari daerah pabean. (Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan nomor 161/PMK.04/2007). Jadi barang lartas tersebut harus di awasi untuk arus keluar maupun masuk ke Negara ini oleh Direkrotat Jenderal Bea Cukai. Tidak sembarangan. Harus ada izin dan/atau rekomendasi dari instansi yang berwenang.
Apa dasar hukum penetapan barang lartas?
Dasar Hukum Larangan dan Pembatasan: Pasal 53 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 jo Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 , Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 161/PMK.04/2007 tentang Pengawasan Terhadap Impor dan Ekspor Barang Larangan dan/atau Pembatasan
Instansi terkait apa yang menetapkan barang lartas?
Instansi Terkait yang menetapkan peraturan LARTAS atas impor atau ekspor dan telah menyampaikan peraturan tersebut kepada Menteri Keuangan, sampai periode Agustus 2013 adalah sebagai berikut : 1.Kementerian Perdagangan 2. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 3. Badan Karantina Pertanian (Karantina Hewan dan Tumbuhan) 4. BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) 5. Kementerian Kesehatan 6. DJBC (Direktorat Jenderal Bea dan Cukai) 7. BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) 8. Bank Indonesia 9. Kementerian Kehutanan 10. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi 11. Kementerian Pertanian 12. Kementerian Perindustrian 13. POLRI 14. Kementerian Lingkungan Hidup 15. Kementerian ESDM 16. Kementerian Pertahanan 17. Kementerian Budaya dan Pariwisata 18. Kementerian Kelautan dan Perikanan 19. Mabes TNI 20. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Apa saja contoh barang yang termasuk lartas? 1. Narkotika (Narcotics) 2. Psikotropika (Psychotrophics) 3. Bahan peledak (Explosive materials) 4. Senjata api dan amunisi (Fire-arm and Ammunition) 5. Petasan (Fire works) 6. Buku dan barang cetakan tertentu (Defined Books and Printed Materials) 7. Media rekam audio dan/atau visual (Audio and/or Visual Recording Media) 8. Alat-alat telekomunikasi (Telecomunication Equipment) 9. Mesin fotocopi berwarna, bagian/suku cadang dan peralatannya (Color Photo Copy, Parts and Equipment thereof) 10. Beberapa jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi serta bagian-bagiannya (Endangered Species of Wild Fauna and Flora, and Parts thereof) 11. Beberapa jenis ikan tertentu (Certain species of fish) 12. Obat-Obatan (Medicines) 13. Makanan dan minuman yang tidak terdaftar pada Departemen Kesehatan Rl (Unregistered Food and Beverages at The Departement of Health) 14. Bahan-bahan berbahaya (Dangerous Materials) 15. Pestisida (Pesticides) 16. Bahan perusak lapisan ozon dan Barang yang menggunakan bahan perusak lapisan ozon (Ozone Depleting Substances and Goods containing Ozone Depleting Substances) 17. Limbah (Wastes) 18. Benda Cagar budaya (Culturally Valuable Goods) 19. Produk tertentu seperti sex toys dan lain2. (Certain Products) 20. Uang Rupiah dengan jumlah tertentu (Certain amount of Rupiah in Cash)
Contoh perizinan barang lartas
Terdapat beberapa jenis barang (jumlahnya mungkin ribuan jenis dari ribuan pos tarif/HS) yang memerlukan izin khusus dari instansi teknis terkait untuk dapat mengimpornya ke Indonesia. Sebagai contoh: Impor baju, jersey, celana, dan pakaian jadi melalui barang kiriman (Pos, DHL, JNE, Fedex, TNT, dll) lebih dari 10 pieces, maka harus menyerahkan perizinan berupa IT- Produk Tertentu dari Kementerian Perdagangan dan Laporan Surveyor, Impor airsoftgun (replika senjata api) harus menyerahkan perizinan berupa surat izin impor senjata api dari Kapolri (meskipun airsoftgun tidak berfungsi sebagai senjata api), Impor handphone sebagai barang bawaan penumpang (baru maupun bekas) lebih dari 2 unit harus menyerahkan perizinan berupa IT-Telepon Seluler dan PI-Telepon Seluler dari Kementerian Perdagangan, Laporan Surveyor, dan Sertifikat Postel dari Ditjen Pos dan Telekomunikasi. Impor alat-alat kesehatan, tisu pembersih, shampo, sabun mandi, dan macam- macam Produk Kesehatan Rumah Tangga lainnya harus menyerahkan perizinan berupa Nomor Pendaftaran Alat Kesehatan atau Nomor Pendaftaran PKRT dari Kementerian Kesehatan, Impor gombal/ballpress, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Mesin yang menggunakan Bahan Perusak Ozon (BPO), beberapa jenis udang dll merupakan hal yang dilarang, karena barang-barang tersebut adalah barang yang dilarang untuk diimpor.
Sejauh mana wewenang DJBC terhadap barang
LARTAS? DJBC berwenang melakukan penegahan terhadap barang yang termasuk kategori LARTAS yang tidak dilengkapi perijinan dari Instansi Teknis Terkait DJBC berwenang melakukan penegahan terhadap barang yang menimbulkan perbedaan penafsiran apakah termasuk kategori LARTAS atau tidak.
Bagaimana perlakuan DJBC terhadap barang LARTAS?
DJBC berwenang melakukan penegahan terhadap barang yang termasuk kategori LARTAS yang tidak dilengkapi perijinan dari Instansi Teknis Terkait.
Bagaimana jika importir tidak mendapat perijinan?
Importir dapat mengajukan permohonan reekspor atas barang yang diimpor (RTO-Return To Origin) atau mengajukan permohonan pengeluaran barang sebagian (tidak berlaku untuk kiriman EMS) dengan mengajukan permohonan ke Kepala. Dalam hal importir tidak melakukan pengurusan barang impor dalam waktu lebih dari 30 hari, maka status barang tersebut akan menjadi Barang Tidak Dikuasai (BCF 1.5).
Dimana informasi perijinan lartas bisa diperoleh?
Kunjungi website INSW pada laman http://eservice.insw.go.id/ Menu Lartas Information Pada kolom Search pilih HS (Harmonized System) Code Impor, atau HS (Harmonized System) Code Ekspor, atau Lartas Impor Description, atau Lartas Ekspor Description Masukkan Nomor HS atau uraian barang pada kolom Keyword
Sekilas tentang INSW
INSW (Indonesia National Single Window) adalah Sistem nasional Indonesia yang memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal (single submission of data and information), pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron (single and synchronous processing of data and information), dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang (single decision making for customs clearance and release of cargoes).