Anda di halaman 1dari 4

BARANG LARTAS

Apa itu barang lartas?


Barang Lartas atau biasa disebut produk larangan dan/atau pembatasan
(LARTAS) adalah barang yang dilarang dan/atau dibatasi pemasukan dan
pengeluarannya ke dalam dan dari daerah pabean. (Pasal 1 Peraturan Menteri
Keuangan nomor 161/PMK.04/2007).
Jadi barang lartas tersebut harus di awasi untuk arus keluar maupun masuk
ke Negara ini oleh Direkrotat Jenderal Bea Cukai. Tidak sembarangan. Harus ada izin
dan/atau rekomendasi dari instansi yang berwenang.

Apa dasar hukum penetapan barang lartas?


Dasar Hukum Larangan dan Pembatasan: Pasal 53 Undang-undang Nomor 10 Tahun
1995 jo Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 , Peraturan Menteri Keuangan
Nomor: 161/PMK.04/2007 tentang Pengawasan Terhadap Impor dan Ekspor Barang
Larangan dan/atau Pembatasan

Instansi terkait apa yang menetapkan barang lartas?


Instansi Terkait yang menetapkan peraturan LARTAS atas impor atau ekspor dan
telah menyampaikan peraturan tersebut kepada Menteri Keuangan, sampai periode
Agustus 2013 adalah sebagai berikut :
1.Kementerian Perdagangan
2. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
3. Badan Karantina Pertanian (Karantina Hewan dan Tumbuhan)
4. BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)
5. Kementerian Kesehatan
6. DJBC (Direktorat Jenderal Bea dan Cukai)
7. BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir)
8. Bank Indonesia
9. Kementerian Kehutanan
10. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi
11. Kementerian Pertanian
12. Kementerian Perindustrian
13. POLRI
14. Kementerian Lingkungan Hidup
15. Kementerian ESDM
16. Kementerian Pertahanan
17. Kementerian Budaya dan Pariwisata
18. Kementerian Kelautan dan Perikanan
19. Mabes TNI
20. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan
Apa saja contoh barang yang termasuk lartas?
1. Narkotika (Narcotics)
2. Psikotropika (Psychotrophics)
3. Bahan peledak (Explosive materials)
4. Senjata api dan amunisi (Fire-arm and Ammunition)
5. Petasan (Fire works)
6. Buku dan barang cetakan tertentu (Defined Books and Printed Materials)
7. Media rekam audio dan/atau visual (Audio and/or Visual Recording Media)
8. Alat-alat telekomunikasi (Telecomunication Equipment)
9. Mesin fotocopi berwarna, bagian/suku cadang dan peralatannya (Color Photo
Copy, Parts and Equipment thereof)
10. Beberapa jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi serta bagian-bagiannya
(Endangered Species of Wild Fauna and Flora, and Parts thereof)
11. Beberapa jenis ikan tertentu (Certain species of fish)
12. Obat-Obatan (Medicines)
13. Makanan dan minuman yang tidak terdaftar pada Departemen Kesehatan Rl
(Unregistered Food and Beverages at The Departement of Health)
14. Bahan-bahan berbahaya (Dangerous Materials)
15. Pestisida (Pesticides)
16. Bahan perusak lapisan ozon dan Barang yang menggunakan bahan perusak
lapisan ozon (Ozone Depleting Substances and Goods containing Ozone Depleting
Substances)
17. Limbah (Wastes)
18. Benda Cagar budaya (Culturally Valuable Goods)
19. Produk tertentu seperti sex toys dan lain2. (Certain Products)
20. Uang Rupiah dengan jumlah tertentu (Certain amount of Rupiah in Cash)

Contoh perizinan barang lartas


Terdapat beberapa jenis barang (jumlahnya mungkin ribuan jenis dari ribuan
pos tarif/HS) yang memerlukan izin khusus dari instansi teknis terkait untuk dapat
mengimpornya ke Indonesia.
Sebagai contoh:
Impor baju, jersey, celana, dan pakaian jadi melalui barang kiriman (Pos, DHL, JNE,
Fedex, TNT, dll) lebih dari 10 pieces, maka harus menyerahkan perizinan berupa IT-
Produk Tertentu dari Kementerian Perdagangan dan Laporan Surveyor,
Impor airsoftgun (replika senjata api) harus menyerahkan perizinan berupa surat
izin impor senjata api dari Kapolri (meskipun airsoftgun tidak berfungsi sebagai
senjata api),
Impor handphone sebagai barang bawaan penumpang (baru maupun bekas) lebih
dari 2 unit harus menyerahkan perizinan berupa IT-Telepon Seluler dan PI-Telepon
Seluler dari Kementerian Perdagangan, Laporan Surveyor, dan Sertifikat Postel dari
Ditjen Pos dan Telekomunikasi.
Impor alat-alat kesehatan, tisu pembersih, shampo, sabun mandi, dan macam-
macam Produk Kesehatan Rumah Tangga lainnya harus menyerahkan perizinan
berupa Nomor Pendaftaran Alat Kesehatan atau Nomor Pendaftaran PKRT dari
Kementerian Kesehatan,
Impor gombal/ballpress, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Mesin yang
menggunakan Bahan Perusak Ozon (BPO), beberapa jenis udang dll merupakan hal
yang dilarang, karena barang-barang tersebut adalah barang yang dilarang untuk
diimpor.

Sejauh mana wewenang DJBC terhadap barang


LARTAS?
DJBC berwenang melakukan penegahan terhadap barang yang termasuk
kategori LARTAS yang tidak dilengkapi perijinan dari Instansi Teknis Terkait
DJBC berwenang melakukan penegahan terhadap barang yang menimbulkan
perbedaan penafsiran apakah termasuk kategori LARTAS atau tidak.

Bagaimana perlakuan DJBC terhadap barang LARTAS?


DJBC berwenang melakukan penegahan terhadap barang yang termasuk
kategori LARTAS yang tidak dilengkapi perijinan dari Instansi Teknis Terkait.

Bagaimana jika importir tidak mendapat perijinan?


Importir dapat mengajukan permohonan reekspor atas barang yang diimpor
(RTO-Return To Origin) atau mengajukan permohonan pengeluaran barang
sebagian (tidak berlaku untuk kiriman EMS) dengan mengajukan permohonan
ke Kepala.
Dalam hal importir tidak melakukan pengurusan barang impor dalam waktu
lebih dari 30 hari, maka status barang tersebut akan menjadi Barang Tidak
Dikuasai (BCF 1.5).

Dimana informasi perijinan lartas bisa diperoleh?


Kunjungi website INSW pada laman http://eservice.insw.go.id/ Menu Lartas
Information
Pada kolom Search pilih HS (Harmonized System) Code Impor, atau HS
(Harmonized System) Code Ekspor, atau Lartas Impor Description, atau
Lartas Ekspor Description
Masukkan Nomor HS atau uraian barang pada kolom Keyword

Sekilas tentang INSW


INSW (Indonesia National Single Window) adalah Sistem nasional Indonesia yang
memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal
(single submission of data and information), pemrosesan data dan informasi secara
tunggal dan sinkron (single and synchronous processing of data and information),
dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan
pengeluaran barang (single decision making for customs clearance and release of
cargoes).

Anda mungkin juga menyukai