Universitas Brawijaya
2023
RESUME
Barang larangan adalah barang yang tidak diizinkan untuk diperjualbelikan, dimiliki, atau
digunakan oleh masyarakat karena alasan keamanan, kesehatan, moral, atau politik. Sedangkan,
pembatasan barang adalah barang yang masih bisa diperdagangkan atau dimiliki, tetapi ada
pembatasan dalam penggunaannya, seperti izin khusus, batasan jumlah, atau batasan wilayah.
Berikut adalah beberapa ketentuan barang larangan dan pembatasan dalam kepabeanan, ekspor,
dan impor:
Barang yang melanggar hak cipta, paten, atau merek dagang yang dilindungi
undang-undang.
Barang yang berbahaya bagi kesehatan, keamanan, dan lingkungan, seperti narkotika,
bahan peledak, limbah berbahaya, dan radioaktif.
Barang yang dianggap mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar
Golongan)
Pembatasan kuota, yang membatasi jumlah barang yang dapat diekspor atau diimpor
dalam periode waktu tertentu.
Pembatasan lisensi, yang memerlukan izin khusus dari pihak berwenang untuk mengimpor
atau mengekspor barang tertentu.
Pembatasan tarif, yang dapat meningkatkan biaya impor atau menurunkan keuntungan
ekspor dengan memberlakukan bea masuk atau tarif lainnya.
1. Sertifikat Negara Asal (SNA) dan Sertifikat Negara Asal Preferensi (SNAP
SNA dan SNAP diberikan oleh pemerintah asal untuk mengidentifikasi asal barang yang
diekspor ke Indonesia. Ini membantu memastikan bahwa barang-barang yang diimpor sesuai
dengan persyaratan asal dan tidak melanggar ketentuan perdagangan internasional.
SMEEI adalah sistem yang digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk memantau dan
mengevaluasi aktivitas ekspor dan impor. Ini membantu memastikan bahwa barang-barang
yang diekspor dan diimpor memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan tidak melanggar
undang-undang dan peraturan yang berlaku.
SPLO adalah sistem yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia
untuk menerima pemberitahuan Lartas secara online. SPLO memudahkan pengusaha atau
importir dalam mengurus pemberitahuan Lartas yang dibutuhkan untuk barang impor tertentu.
SPLOn adalah sistem yang digunakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
untuk memberikan perizinan Lartas secara online. SPLOn memudahkan pengusaha atau
importir dalam mengurus perizinan Lartas yang dibutuhkan untuk impor barang tertentu,
seperti obat-obatan, kosmetik, dan makanan..
PBB adalah sistem yang digunakan oleh BPOM untuk mendaftarkan dan memantau
barang-barang berbahaya yang dijual di Indonesia. PBB bertujuan untuk melindungi kesehatan
dan keselamatan masyarakat dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh barang-barang
tersebut
SPIPH adalah sistem yang digunakan oleh Kementerian Pertanian Indonesia untuk
memberikan perizinan impor produk hortikultura. SPIPH memudahkan importir dalam
mengurus perizinan impor untuk produk hortikultura seperti sayuran, buah-buahan, bunga, dan
tanaman hias.
Izin Lartas (Larangan Terbatas) diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)
sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengatur kegiatan kepabeanan dan
cukai di Indonesia. DJBC mengeluarkan izin lartas berdasarkan kebijakan pemerintah yang
mengatur impor atau ekspor barang tertentu yang dianggap memerlukan pengawasan khusus
atau dianggap sensitif. DJBC juga bekerja sama dengan instansi pemerintah lainnya, seperti
Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, dan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), untuk mengawasi impor dan ekspor barang tertentu.
Selain itu, DJBC juga bekerja sama dengan negara-negara lain dan organisasi internasional
untuk memastikan bahwa impor dan ekspor barang di Indonesia mematuhi aturan dan standar
internasional yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA