Aktifitas:
1. Rapat koordinasi
a. Rapat koordinasi dapat dilaksanakan di kantor Dinas Kesehatan
Kab/Kota dengan mengundang lintas sektor terkait (Balai
Besar/Balai/Loka POM, PTSP, IAI, PAFI, dll.) dalam rangka membahas
perencanaan, persiapan, evaluasi, tindak lanjut dan pelaporan hasil
pengawasan izin sarana Apotek dan Toko Obat sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
b. Rapat dapat dilaksanakan minimal sebanyak 2 kali dalam satu tahun,
yaitu pada saat awal untuk membahas perencanaan/ persiapan dan
menjelang akhir tahun anggaran dalam rangka monitoring dan evaluasi
hasil serta pelaporan pelaksanaan pengawasan Apotek dan Toko Obat.
2. Pemeriksaan sarana Apotek dan Toko Obat
a. Kegiatan pemeriksaan dilakukan secara onsite dalam rangka
pengawasan pengkajian izin sarana Apotek dan Toko Obat;
b. Pemeriksaan dilakukan oleh Petugas Pengawas yang kompeten di
bidang pengawasan fasilitas pelayanan kefarmasian dengan membawa
Surat Tugas yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau pejabat lain yang berwenang;
c. Petugas Pengawas yang melaksanakan pemeriksaan Apotek/ Toko Obat
2 - 3 orang;
d. Target pemeriksaan dalam satu tahun anggaran minimal 30 sarana
Apotek dan Toko Obat, dikecualikan untuk Kabupaten/Kota dengan
wilayah perairan/kepulauan dan wilayah yang tidak hanya
menggunakan transportasi darat; dengan prioritas fasilitas yang
diperiksa adalah fasilitas yang belum dilakukan pemeriksaan dalam
kurun waktu minimal 2 (dua) tahun atau belum memenuhi ketentuan
pada pengawasan tahun sebelumnya atau terdapat risiko lain sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan.
e. Pemeriksaan menggunakan Formulir yang tercantum pada Peraturan
Badan POM tentang Petunjuk Operasional Pelaksanaan DAK NF BOK
POM TA 2024 (dalam proses penyusunan).
Jenis pembiayaan:
1. Belanja kegiatan pertemuan/rapat di dalam/luar kantor (dapat berupa
konsumsi, paket meeting dll);
2. Belanja perjalanan dinas/ pengganti transport/ makan minum lapangan;
3. Belanja bahan bakar;
4. Belanja pencetakan/penggandaan materi dan blanko pemeriksaan dan
CAPA;
5. Belanja honor narasumber (bagi non ASN dan ASN di luar Dinas Kesehatan
dan BPOM).
6. Spanduk dan seminar kit/ perlengkapan peserta tidak diperbolehkan.
Seluruh pembiayaan tersebut diatur sesuai dengan standar biaya daerah atau
sesuai ketentuan yang berlaku.
MENU: PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SERTA TINDAK LANJUT
PENGAWASAN SERTIFIKAT PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH
TANGGA DAN NOMOR P-IRT UNTUK PRODUK MAKANAN MINUMAN
TERTENTU YANG DAPAT DIPRODUKSI OLEH INDUSTRI RUMAH TANGGA
(1.02.04.2.03.01)
Aktifitas:
1. Rapat koordinasi
a. Rapat koordinasi dapat dilaksanakan di kantor Dinas Kesehatan
Kab/Kota dengan mengundang lintas sektor terkait (Balai
Besar/Balai/Loka POM, PTSP, dll.) dalam rangka membahas kaji
ulang, perencanaan, persiapan, bimtek/pemeriksaan sarana, dll.
3. Pemeriksaan Sarana
a. Pelaksanaan pemeriksaan sarana dalam rangka pengawalan
pemenuhan komitmen penerbitan SPP-IRT dilakukan kepada
sarana yang telah mengikuti bimtek Penyuluhan Keamanan Pangan
dan sarana yang sedang dalam tahap pemenuhan komitmen dalam
rangka penerbitan SPP-IRT.
4. Pendampingan CAPA
a. Pendampingan pemenuhan CAPA dilaksanakan dengan
mengunjungi sarana yang memerlukan pendampingan agar dapat
memenuhi ketentuan sesuai persyaratan yang berlaku, dengan cara
dan persyaratan seperti yang berlaku pada Pemeriksaan sarana
dalam rangka pengawalan pemenuhan komitmen penerbitan
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT).
b. Sarana yang perlu mendapatkan pendampingan adalah tidak
memenuhi level 1 atau 2 (hasil pemeriksaan sarana masih level 3
atau 4) serta memerlukan bimbingan untuk pembuatan label yang
benar.
Jenis pembiayaan:
1. Belanja kegiatan pertemuan/rapat di dalam/luar kantor (dapat
berupa konsumsi, paket meeting dll);
2. Belanja perjalanan dinas/ pengganti transport/makan minum
lapangan;
3. Belanja bahan bakar;
4. Belanja pencetakan/penggandaan materi/ modul/blangko
pemeriksaan sarana;
5. Belanja honor narasumber (bagi non ASN dan ASN di luar Dinas
Kesehatan dan BPOM)
6. Spanduk dan seminar kit/ perlengkapan peserta tidak
diperbolehkan.
1 1-20 12 6
2 21-40 24 12
3 41-60 36 18
4 61-80 48 24
5 >81 60 30
Jenis pembiayaan:
1. Belanja kegiatan pertemuan/rapat di dalam/luar kantor (dapat berupa
konsumsi, paket meeting dll);
2. Belanja perjalanan dinas/ pengganti transport/makan minum lapangan;
3. Belanja bahan bakar;
4. Belanja pencetakan/penggandaan materi/ modul/blangko pemeriksaan
sarana;
5. Belanja honor narasumber (bagi non ASN dan ASN di luar Dinas Kesehatan
dan BPOM)
6. Spanduk dan seminar kit/ perlengkapan peserta tidak diperbolehkan.
Seluruh pembiayaan tersebut diatur sesuai dengan standar biaya daerah atau
sesuai ketentuan yang berlaku.
B. RINCIAN MENU: PENGAWASAN PRODUK PANGAN INDUSTRI RUMAH
TANGGA
Aktifitas:
2. Pelaksanaan Sampling
- Dilakukan secara acak
- Setiap sampel dicatat dengan pemberian kode identitas berupa
nomor sampel, tanggal sampling, dan lokasi sampling.
- Sampel yang diambil harus memiliki kode produksi/nomor bets
yang sama setiap nomornya. Apabila pada kemasan tidak ada
nomor kode produksi/nomor bets pada produknya, dapat
mengambil sampel produk dengan tanggal kedaluwarsa yang
sama untuk setiap satu nomor izin edar produk.
- Untuk sampel yang akan diuji mikrobiologi, agar
memperhatikan penanganan dan penyerahan sampel ke
laboratorium. Sampel memiliki kode dan identitas yang jelas
serta dikemas dengan baik sehingga terhindar dari pencemaran
luar.
- Untuk sampel yang mudah rusak dan tidak dibekukan, segera
dinginkan unit hingga suhu 0 – 8°C dan pertahankan suhu
selama pengangkutan (misalnya menggunakan cooling box
dengan ditambah ice gel).
Jenis pembiayaan:
1. Belanja kegiatan pertemuan/rapat di dalam/luar kantor (dapat berupa
konsumsi, paket meeting dll);
2. Belanja perjalanan dinas/ pengganti transport/makan minum
lapangan;
3. Belanja bahan bakar;
4. Belanja honor narasumber (bagi non ASN dan ASN di luar Dinas
Kesehatan dan BPOM)
5. Belanja terkait sampling dan pengujian.