Anda di halaman 1dari 12

PT.

Enseval Putera Megatrading

Sejarah Perusahaan
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk didirikan pada bulan Oktober 1973, sebagai akibat dari
pemisahan fungsi distribusi dari pemasaran dan produksi PT Kalbe Farma bersama anak
perusahaan. Dalam perkembangannya PT. Enseval Putera Megatrading Tbk juga berkembang
menjadi distributor umum, tidak saja menjadi distributor produk produk farmasi saja tapi juga
mencakup produk keperluan konsumen, alat-alat kedokteran bahkan agen dan distributor bahan-
bahan dasar kimia untuk industri farmasi, kosmetik dan industri makanan. Sejalan dengan
perkembangan ekonomi Indonesia PT. Enseval Putera Megatrading Tbk juga melakukan
diversifikasi ke berbagai usaha di luar bidang perdagangan dan distribusi.
Ketika manajemen mengambil kebijaksanaan untuk kembali ke bidang usaha inti pada tahun
1993, maka semua kegiatan usaha perdagangan dan distribusi dipindahkan ke PT Arya Gupta
Cempaka suatu perseroan yang didirikan pada tahun 1988 yang selanjutnya pada tanggal 6
Agustus 1993 berganti nama menjadi PT Enseval Putera Megatrading Tbk.
Surat Izin Usaha Perdagangan : 00318/1.824.271

Nomor Pokok Wajib Pajak : 01.342.572.3-054.0000


Pada tanggal 1 Agustus 1994 perusahaan tercatat di Bursa Efek Jakarta sebagai PT. Enseval
Putera Megatrading Tbk.
Kegiatan PT. Enseval Putera Megatrading Tbk difokuskan pada jasa distribusi dan perdagangan,
yang terdiri atas empat divisi, yaitu:
Divisi penjualan dan distribusi produk farmasi

Divisi penjualan dan distribusi produk barang konsumsi, obat bebas dan nutrisi.

Divisi pemasaran dan distribusi produk peralatan, perlengkapan kesehatan.

Divisi pemasaran dan penjualan produk kimia bahan baku industri farmasi, kosmetik,
makanan dan kesehatan hewan
Sejak Juni 2002, PT. Enseval Putera Megatrading Tbk memiliki 41 cabang di ibukota provinsi
dan kota kabupaten di seluruh Indonesia yang telah beroperasi penuh. Cabang-cabang yang ada
tersebar dari Banda Aceh sampai ke Jayapura. PT. Enseval Putera Megatrading Tbk juga
memiliki infrastruktur yang memadai guna menunjang kelancaran operasional logistik yaitu dua
Regional Distribution Center berupa fasilitas gudang besar yang berada di Jakarta dan Surabaya.
Masing-masing cabang memiliki gudang dan armada pengiriman serta personil lengkap guna
menunjang kegiatan operasional dan keperluan pihak pemasok (Prinsipal) dan Pelanggan
(Outlet).
Pada saat ini PT. Enseval Putera Megatrading Tbk mempunyai lebih dari 100 pemasok
(Prinsipal) dan melayani secara langsung lebih dari 200.000 outlet di seluruh Indonesia. Sampai
dengan tahun 2008, PT. Enseval Putera Megatrading Tbk mempunyai lima anak perusahaan
yaitu:
PT Tri Sapta Jaya
PT Millenia Dharma Insani
PT Enseval Medika Prima
PT Global Chemindo Megatrading
PT Renalmed Tiara Utama
PT Tri Sapta Jaya yang juga bergerak di bidang usaha distribusi produk farmasi dan kesehatan
akan berfokus untuk memperluas jaringan distribusi farmasi ke pasar bawah dan juga lebih
menjangkau daerah-daerah yang terpencil.
PT Millenia Dharma Insani didirikan pada tahun 2003, dikembangkan dari hanya bisnis apotik
menjadi klinik dengan nama Mitrasana. Klinik Mitrasana menyediakan fasilitas kesehatan yang
ekonomis dan terintegrasi yang meliputi praktek dokter, farmasi, laboratorium dan mini market
(4-in-1). Dengan visi menjadi klinik pilihan keluarga Indonesia dengan pelayanan prima dan
harga terjangkau, Klinik Mitrasana ini kini telah menambah jumlah klinik menjadi empat buah di
tahun 2008 di area Cikarang dan Bekasi sekitar 60 km dari Jakarta.
Selanjutnya, dengan tujuan untuk melakukan perluasan atau ekstensifikasi usaha di bidang
pemasaran dan perdagangan alat kesehatan, maka pada bulan November 2007, didirikan anak
perusahaan yaitu PT Enseval Medika Prima yang kini sudah mulai beroperasi secara resmi pada
bulan Oktober 2008. PT Enseval Medika Prima bergerak di bidang pemasaran alat kesehatan dan
diagnostik secara lebih fokus.
PT Global Chemindo Megatrading yang juga didirikan pada November 2007 merupakan anak
perusahaan yang bergerak di bidang bahan baku akan terus berfokus pada penjualan bahan baku
baik ke pelanggan dalam grup maupun non grup. PT Global Chemindo Megatrading kini sudah
memulai kegiatan usaha secara independen sejak bulan Oktober 2008.
Sebagai langkah diversifikasi jenis layanan dalam bidang kesehatan, PT. Enseval Putera
Megatrading Tbk mendirikan anak perusahaan yaitu PT Renalmed Tiara Utama pada bulan Juli
2008 dan Perseroan melakukan akuisisi usaha penyediaan bahan-bahan dan mesin hemodialisa
bagi pasien gagal ginjal ke rumah-rumah sakit dan klinik-klinik pada tanggal 27 Oktober 2008
dari pihak ketiga yang meliputi: kendaraan, mesin hemodialisa dan persediaan dimana sekaligus
PT Renalmed Tiara Utama secara resmi memulai kegiatan usahanya di bulan yang sama.
Visi dan Misi Perusahaan
Berikut ini visi dan misi PT. Enseval Putera Megatrading TbkTbk adalah :
Visi :
Menjadi perusahaan jasa Distribusi dan logistic Yang terintegrasi di bidang Kesehatan melalui
penyediaan Layanan yang prima, Penggunaan teknologi dan Kepemimpinan yang kuat.
Misi :
Meningkatkan kesehatan melalui penyediaan produk kesehatan.

Value Chain model M.Porter


Inbound Logistic
PT. Enseval Putera Megatrading memiliki beber apa jenis produk yang diterima dan disimpan
dari supplier, yaitu obat resep, obat bebas, barang konsumsi, bahan baku kimia dan alat
kesehatan. Masing masing jenis barang tersebut diangkut dari produsen dan disimpan ke
dalam gudang dengan penanganan yang berbeda. PT. Enseval Putera Megatrading memiliki
dua Regional Distribution Center ( RDC ) berupa gudang besar yaitu RDC Jakarta dan RDC
Surabaya dan juga gudang penyimpanan bahan baku di Jakarta.
Kedua RDC ini telah dilengkapi dengan sistem informasi dan teknologi yang
menggunakan Oracle Warehouse Management System dilengkapi dengan barcode yang mampu
mencatat setiap pergerakan barang berdasarkan unit persediaan, jumlah barang, nomor lot dan
tanggal kadaluarsa dari produk-produk.
RDC Jakarta mendistribusikan barang ke cabang-cabang antara lain: Jakarta, Medan, Padang,
Palembang, Bandung, Pontianak, semarang, Lampung, Pekan Baru, Banda Aceh, Yogyakarta,
Jambi, Cirebon, Tegal, Tasik, Bekasi, Purwokerto, Batam, Solo, Pematang Siantar, Pangkal
Pinang dan Tangerang. Adapun jalur distribusi RDCSurabaya ialah : Surabaya, Denpasar,
Makassar Manado, Banjarmasin, Samar inda, Palu, Jayapura, Kupang, Malang, Jember,
Balikpapan, Mataram dan Kediri. RDC Jakarta dan Surabaya telah dapat mendapat sertifikasi
ISO 9001:2000.
Dalam proses pengadaan barang, PT. Enseval Putera Megatrading juga harus memperhatikan
transportasi dari pemasok dan inventaris yang diterima. PT. Enseval Putera Megatrading juga
melakukan Supply Chain Planning untuk menjaga persediaan barang perusahaan tetap optimal
dan mencukupi pemesanan pelanggan.
Operation
PT. Enseval Putera Megatrading perlu mengelola setiap pesanan yang dilakukan secara
terintegrasi. Pengelolaan pemesanan dilakukan untuk memastikan proses order dilakukan dengan
cepat dan tepat tanpa ada kesalahan data pemesanan. Data pemesanan ini akan digunakan untuk
perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan dari semua
konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok. Hal ini akan menjaga pengendalian
persediaan pada outlet yang telah menjadi pelanggan. Selain itu akan dilakukan pula
perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi permintaan, dalam
kolaborasi dengan semua pemasok. Setelah proses pemesanan tentunya PT. Enseval Putera
Megatrading perlu menangani proses pembayaran dan penagihan secara berkala.
Kegiatan utama operasional PT. Enseval Putera Megatrading juga terletak pada perencanaan
distribusi. Kegiatan ini meliputi perancangan jar ingan distribusi, penjadwalan pengiriman,
memonitor service level di tiap pusat distribusi. PT. Enseval Putera Megatrading membutuhkan
perencanaan distribusi yang baik untuk memperoleh keuntungan dan per gerakan persediaan
yang baik melalui jalur distribusi yang komplek. Perencanaan ini mengintegrasikan secara
efisien principal, outlet, gudang (warehouses), dan penyimpanan (stores), dengan demikian
produk dapat di distribusikan dengan kuantitas yang benar, untuk lokasi yang benar dan waktu
yang benar. Membangun jaringan distribusi yang baik serta pengelolaan transportasi yang
digunakan penting untuk mencapai efisiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem.
Selain itu PT. Enseval Putera Megatrading juga perlu melakukan pengelolaan kualitas dan mutu
produk. Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola
dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi tetapi juga
oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam pengirimannya.
Outbound Logistic
PT. Enseval Putera Megatrading memiliki 41 cabang di seluruh Indonesia serta 23 cabang untuk
anak perusahaan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau setiap daerah dan memberikan proses
pengiriman produk secara tepat waktu. Masing-masing cabang memiliki gudang dan armada
pengir iman dan transportasi serta personil lengkap guna menunjang kegiatan operasional dan
keperluan pihak pemasok (prinsipal) dan konsumen (outlet).
PT. Enseval Putera Megatrading menyadari pentingnya pengiriman yang tepat waktu untuk obat-
obat resep, vaksin dan obat untuk penyakit berbahaya demi keselamatan pasien. Oleh karena itu,
perusahaan berkomitmen untuk memenuhi pengiriman tepat waktu untuk obat obat resep. Di
dalam kota, perusahaan berhasil memenuhi kebutuhan obat resep dan obat untuk penyakit
berbahaya dalam jangka waktu kira-kira 4 jam dar i pesanan diterima, sedangkan di luar kota,
saat ini perusahaan berusaha untuk memenuhi pesanan dalam jangka waktu 6 jam dari waktu
pesanan diterima dan sampai dengan akhir tahun 2008, status pengiriman tepat (On Time Deliv
ery) waktu obat resep di dalam kota telah berhasil mencapai 90%.
PT. Enseval Putera Megatrading mencapai prestasi yang membanggakan untuk distribusi produk
obat bebas, yaitu Obat Batuk Komix dan juga Minuman Energi Extra Joss. Di tahun 2008, PT.
Enseval Putera Megatrading memperoleh gelar perusahaan dengan distribusi terbaik untuk
kedua produk tersebut dari Majalah SWA. Disamping terus memperluas dan memperdalam
jangkauan ke outlet, PT. Enseval Putera Megatrading senantiasa meningkatkan kualitas
pelayanan, melalui:
Percepatan pengambilan pesanan oleh salesman yang menggunakan alat PDA

Pemenuhan pesanan secar a p enuh dan tepat waktu

Ketepatan sistem First Expired First Serve


Marketing dan Sales
PT. Enseval Putera Megatrading menjual produk secara lan gsung dan tidak langsung ke lebih
dar i 1.000.000 outlet. Strategi penjualan yang dilakukan meliputi presentasi kepada calon
pembeli seperti rumah sakit, klinik, outlet dan didukung dengan sistem penjualan yang telah
saling terintegr asi antar cabang. Selain itu, PT. Enseval Putera Megatrading juga menerapkan
strategi mengir imkan langsung produk kepada konsumen. PT. Enseval Putera Megatrading
menangani sebagian besar pasar farmasi dan rumah sakit, menangani 80% pasar consumer dan
kesehatan. Untuk meningkatan pertumbuhan penjualan, PT. Enseval Putera Megatrading terus
melalukan peningkatan program pemasaran dan promosi ke outletoutle t dan konsumen.
Pertumbuhan penjualan setiap tahunnya terus meningkat pertumbuhan penjualan bersih sebesar
16,1% mencapai Rp 7,39 triliun pada tahun 2008. Di samping itu, PT. Enseval Putera
Megatrading berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 266,9 miliar pada tahun 2008, atau
tumbuh sebesar 15,2% jika dibandingkan dengan laba bersih tahun 2007 yang tercatat sebesar Rp
231,6 miliar. PT. Enseval Putera Megatrading telah mencapai kondisi bebas hutang sejak tahun
2007 dan terus mencapai peningkatan total aktiva dari Rp 2.094,4 miliar pada akhir tahun 2007
menjadi Rp 2.513,3 miliar pada akhir tahun 2008.
Kontribusi penjualan masing-masing divisi sampai pertengahan tahun 2009 adalah Divisi Obat
Resep 29%, Divisi Obat Bebas 19,9% Divisi Barang Konsumsi 36,2%, Divisi Bahan Baku 8,2%,
dan Divisi Alat Kesehatan 6,7%. Penjualan Divisi Farmasi masih didominasi oleh produk-produk
Kalbe Group, sedangkan divisi bar ang konsumsi selain produk Kalbe Group, terdapat juga
produk-produk dari pihak ketiga di luar Kalbe Group yaitu Kara Santan, Loreal, Mead Johnson
dan Nivea. Sedangkan untuk divisi alat kesehatan PT. Enseval Putera Megatrading melakukan
impor antara lain dari Itali, Jerman, Amerika, Per ancis, dan Jepang. Begitu juga dengan divisi
bahan baku yang melakukan impor dari Cina, India, Korea, Belanda, dan Jepang.
Service
PT. Enseval Putera Megatrading membangun pusat layanan konsumen yang diberi nama Enseval
Customer Care (ECC). ECC ini merupakan media komunikasi (Call Center) kepada semua
pelanggan. Call cen ter telah diimplementasikan di 30 cabang sejak Juni 2007. ECC
memberikan informasi mengenai produk, bagaimana cara memesan, pembayaran, pengir iman
barang dan informasi umum mengenai PT. Enseval Putera Megatrading dan kepedulian
perusahaan. ECC difasilitasi oleh tim customer service yang berpengalaman, yang mampu
menyampaikan informasi secara tepat, sabar, dengan komunikasi y ang baik d an mampu secara
menyeluruh melihat kebutuhan pelanggan terpenuhi. Pelayanan ini diharapkan memberikan
kepuasan kepada pelanggan dalam mencapai keberhasilan bersama.
Untuk pelayanan kesehatan masyarakat, PT. Enseval Putera Megatrading menyediakan Health
care Service berupa klinik. Saat ini pelayanan ini telah dibuka di Cikarang, Bekasi dan Jakarta.
Klinik ini memberikan pelayanan kesehatan yang prima dengan harga yang terjangkau.
PT. Enseval Putera Megat rading juga terus berusaha member ikan pelayanan yang terbaik untuk
para prinsipal. Kini prinsipal dapat mengikuti perkembangan dan pencapaian penjualan dan
informasi l ainnya secara onlin e dengan data yang selalu diperbaharui setiap jam. Laporan y
ang t elah t ersedia unt uk p rinsipal ant ara lain: ENI (Enseval Net Info), EXI (Enseval Express
Info), ERI (Enseval Raw Data Info). Laporan ini disediakan secara online sehingga prinsipal
dapat memperoleh informasi kapan saja dengan data aktual.
Infrastruktur
PT. Enseval Putera Megatrading menerapkan sistem balance scorecard untuk kegiatan
perencanaan dan pengendalian sistem, melakukan pengembangan performance management,
serta perbaikan / peningkatan fasilitas / sarana kantor, gudang, logistik dan dist ribusi. Fasilitas
yang telah dimiliki perusahaan antara lain 650 kendaraan pengangkutan, 400 sepeda motor, dan
kapasitas gudang yang dapat menampung sekitar 59.000 palet. Hal ini bertujuan agar PT.
Enseval Putera Megatrading mampu menjangkau secara langsung outlet yang tersebar di seluruh
Indonesia. Dalam rangka mengantisipasi resiko kerugian karena hal-hal yang tidak diinginkan,
PT. Enseval Putera Megatrading telah mengasuransikan seluruh bangunan dan gudang,
persediaan bar ang, kendaraan, peralatan kantor dan peralatan gudang, baik yang ada di pusat
maupun di seluruh cabang serta barang dalam perjalanan.
Untuk memastikan ketaatan pelaksanaan sistem prosedur dan peraturan perusahaan oleh seluruh
bagian, maka PT. Enseval Putera Megatrading juga memiliki bagian Internal Audit yang
bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur untuk melaksanakan fungsi audit internal
ke seluruh bagian. Temuan-temuan audit menjadi bahan untuk dianalisa oleh Direksi dan juga
Dewan Komisaris serta Komite Audit agar dapat ditindaklanjuti untuk perbaikan ke depan.
Sebagai perusahaan dengan saham terbuka, PT. Enseval Putera Megatrading melaksanakan
Rapat Umum Pemegang Saham beberapa kali setiap tahunnya serta melaporkan laporan
keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Laporan keuangan tersebut dilaporkan setiap
triwulanan, semesteran dan tahunan. Berdasarkan laporan tahunan perusahaan tahun 2008,
berikut adalah komposisi shareholders perusahaan : PT Kalbe Farma Tbk. 58.2%, publik 41.8%,
dengan jumlah total saham mencapai 2,280,000,000 bagian.
Human Resource
Saat ini PT. Enseval Putera Megatrading memiliki 4.000 karyawan dengan 2000 karyawan
bekerja pada bagian penjualan dan distribusi. PT. Enseval Putera Megatrading menerapkan
sistem perekrutan karyawan untuk seleksi dan penempatan karyawan. Manusia adalah aset
perusahaan yang p aling berharga, oleh karena pengembangan sumber daya manusia terus
dilakukan dengan berbagai training t elah d iadakan dengan fasilitator baik yang di adakan oleh
perusahaan sendiri, maupun dari pihak luar. Program pengembangan ini diarahkan kepada
individu dan secara t im, sehingga diharapkan trainingtraining yang diber ikan dapat member
ikan wawasan yang lebih luas pada manusia Enseval yang akhirnya dapat memberikan manfaat
kepada semua stakeholders. Pada tahun 2009, PT. Enseval Putera Megatrading menerapkan
program CONIM (Continuous Improvement) kepada semua karyawan, baik di pusat maupun di
cabang. Berbagai pelatihan juga diberikan untuk pengembangan karyawan melalui program
pelatihan, seperti : Enseval Basic Salesman Training ( EBEST) untuk semua salesman di seluruh
cabang, Enseval Managerial Skill (EMAS) untuk manajer dan supervisor, Enseval Service
Excellen ce (ESE) dan Enseval Colle cting Skills (ECS) untuk para penagih tagihan dan 5R
(Ringkas, Rapi, Rawat, Rajin, Resik ) untuk semua karyawan.

Selain program pelatihan, sumber daya manusia di PT. Enseval Putera Megatrading juga aktif
berpartisipasi dalam seminar dan perlombaan. Pada Desember 2008, Tim Enseval Super Box
berpartisipasi dan memenangkan satu Peringkat Emas dalam Konvensi Nasional TKMPN XII
(Temu Karya Mutu & Produktivitas Nasional) yang diadakan di Bali. Untuk meningkatkan
motivasi dan semangat kerja karyawan, PT. Enseval Putera Megatrading juga memberikan
kompensasi atas hasil kerja, serta promos dan reward tertentu atas prestasi kerja karyawan.
Information Technology
PT. Enseval Putera Megatrading telah mengadakan perubahan dan pembenahan dalam sistem
informasi dan teknologi dalam rangka memberikan pelayanan yang prima kepada para prinsipal
dan pelanggan. PT. Enseval Putera Megatrading menggunakan Oracle platform sebagai inti dari
Teknologi Informasi yang digunakan dan dikembangkan ke seluruh cabang. PT. Enseval Putera
Megatrading saat ini sudah mengunakan sistem ERP Oracle e-Busniness Suite yang
mencakup Oracle Finance, Order Management, Warehouse Management System, Demand
Planning, Advance Supply Chain Planning dan Oracle Business Intellig ence. Oracl e Business
Intell igence membuat penyajian informasi menjadi lebih cepat dan akurat. Sistem ini juga
merupakan sist em yang sudah t erint egrasi secara menyeluruh dengan dat a real time online di
41 kantor cabang perusahaan. Informasi kini bisa didapatkan dalam hitungan menit yang sangat
membantu dalam pengambilan keputusan.
Untuk salesman, PT. Enseval Putera Megatrading menyediakan aplikasi mobile menggunakan
PDA untuk mempercepat pengiriman barang. Aplikasi ini terus dilengkapi dengan fitur-fitur baru
untuk meningkatkan efektifitas kerja salesman. Sebagai langkah efisiensi biaya telekomunikasi,
PT. Enseval Putera Megatrading juga bekerja sama dengan Telkomsel untuk membuat komunitas
telekomunikasi Enseval (Closed User Group). PT. Enseval Putera Megatrading menyediakan
jaringan komunikasi dengan intranet dan internet mendukung perusahaan untuk melakukan
pertukaran informasi seperti melalui email, lotus notes workgroup dan website. Hal ini juga
mendukung adanya Electronic Data Sharing.
Procurement
Pada saat ini PT. Enseval Putera Megatrading mempunyai lebih dari 100 pemasok (prinsipal) dan
melayani secara langsung lebih dar i 250,000 outlet di seluruh Indonesia. Selain itu setiap
tahunnya PT. Enseval Putera Megatrading menjalin kerjasama baru dengan berbagai prinsipal
baru. Sampai saat ini, PT. Enseval Putera Megat rading mempunyai lima an ak p erusahaan, y ait
u : PT Tri Sapt a Jaya, PT Millenia Dharma Insani, PT Enseval Medika Prima, PT Global
Chemindo Megatrading, PT Renalmed Tiara Utama. Masing masing anak perusahaan berfokus
pada divisi produk yang berbeda.
PT Tri Sapta Jaya berfokus pada produk farmasi, PT Enseval Medika Prima berfokus pada alat
kesehatan, PT Global Chemindo Megatrading (GCM) berfokus pada bahan baku kimia, PT
Renalmed Tiara Utama berfokus kepada penyediaan bahan-bahan dan mesin hemodialisa bagi
pasien gagal ginjal ke rumah sakit dan klinik serta PT Millenia Dharma Insani berfokus pada
pengembangan klinik. Selain itu, untuk bertanggung jawab membuat perencanaan pemenuhan
permintaan pelanggan melalui pengembangan rencana strategis pemasokan produk atau jasa
untuk jangka waktu pendek, menengah, dan panjang di perlukan sarana pendukung Back-Office.
Perencanaan demand dan supply yang dibuat ini berdasarkan hasil dari pemantauan terhadap
perilaku permintaan pelanggan yang telah dilakukan oleh tim Front-Office. Output penting yang
dihasilkan adalah strategi yang akan dipergunakan untuk mensinkronisasikan antara
perencanaan demand dan supply tersebut dengan karakteristik dari semua pemasok dan mitra
bisnis perusahaan, agar selain efektif, tingkat efisiensi tinggi juga dapat dicapai.
Analisi Strategi Porters Five Forces

Ancaman pendatang baru


Kebijakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1010 tahun 2008 melindungi
industri farmasi lokal dengan mener apkan tidak memberi izin bagi perusahaan dist ributor obat
yang tidak memiliki pabrik di Indonesia. Hal ini mengakibatkan pesaing baru dari luar negeri
yang tidak memiliki pabrik farmasi di Indonesia tidak dapat mendirikan perusahaan distributor di
Indonesia. Selain itu, krisis ekonomi yang belum lama terjadi menjadikannya lebih beresiko,
terutama bagi para pendatang baru yang tidak memiliki dukungan finansial yang kuat. Para
pendatang baru yang para pemainnya kurang atau tidak profesional dan atau tidak memiliki
dukungan finansial yang kuat terpaksa harus meninggalkan gelanggang.
Meskipun demikian, kekuatan distributor farmasi asing terdapat pada kekuatan modal, jaringan
global dan mampu bernegosiasi dengan para prinsipal farmasi di kawasan regional. Selain itu,
dengan adanya Asean Free Trade Area (AFTA), obat-obatan dari ASEAN akan dengan mudah
masuk ke negar a Indonesia. Perusahaan distributor farmasi di Indonesia harus siap menghadapi
persaingan global karena akan memasuki era perdagangan bebas atau AFTA. Dari segi kualitas,
produk impor cenderung memiliki kulitas yang lebih baik karena penggunaan teknologi canggih
dalam proses produksi. Hal tersebut mengakibatkan har ga produk impor cenderung lebih mahal
daripada produk lokal. Melihat agresifnya perusahaan distributor asing dalam merebut segmen
pasar yang telah menjadi sumber penghasilan perusahaan distributor lokal, hal ini akan
menimbulkan tantangan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan bersaing. Berdasarkan hal
ini, dapat disimpulkan bahwa ancaman pendatang baru cukup tinggi terhadap dampak bagi
perusahaan PT. Enseval Putera Megatrading.

Persaingan diantara pesaing yang ada


Menurut data yang dihimpun oleh Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi tahun 2008 menyebutkan
jumlah perusahaan distributor farmasi mencapai 2.250 perusahaan dengan jumlah retailer sekitar
5.695 apotek dan 5.513 toko obat besar dan kecil. Namun yang bisa dikategorikan sebagai
distributor besar hanya sekitar 15 perusahaan sedangkan sisanya hanya pedagang. Hal ini
menyebabkan ketatnya persaingan obat dan aturan pendistribusian obat.
Persaingan industri farmasi juga harus memperhatikan strategi strategi baru yang dijalankan
oleh perusahaan perusahaan lain. Misalnya akuisisi perusahaan distributor asing pada
perusahaan distributor lokal. Perusahaan distributor lokal yang diakuisisi tentunya akan
menerima bantuan, tidak hanya modal, tapi juga pengetahuan dari pasar luar, yang dapat
menjadi competitive advantage tersendiri bagi perusahaan tersebut.
Di lain sisi, untuk mampu bertahan dalam persaingan industri distribusi farmasi, peraturan ketat
diterapkan oleh pemerintah bahwa perusahaan distributor farmasi harus mengimplementasikan
standar Cara Disribusi Obat yang Baik (CDOB) sesuai dengan aturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM). Pada tingkat global, perusahaan distributor farmasi juga harus mener
apkan Good Distribution Practices (GDP) sesuai dengan standar organisasi kesehatan sedunia
(WHO). Bagi perusahaan yang tidak mampu mengimplement asikan cara d ist ribusi obat yang
baik t ersebut , akan tersingkir dengan sendirinya dari persaingan dikarenakan tidak efisiennya
biaya operasional pendistribusian dan penyimpanan obat. Oleh karena itu, dampak persaingan di
antara pesaing yang ada dikategorikan tinggi terhadap perusahaan.

Ancaman produk substitusi


Krisis Indonesia telah mendorong kemunculan obatan-obatan alternatif tradisional yang biasanya
diramu sendiri oleh pemakainya. Obat-obatan jenis ini telah memasuki pasar obat-obatan modern
/ barat. Mereka yang tak sanggup membeli obat-obatan dengan harga tinggi, bahkan obat-obatan
tanpa merek, mengalihkan perhatiannya kepada obat obatan tradisional seperti jamu dan obat
Cina. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Gabungan Pengusaha Farmasi tahun 2001, obat-
obatan tradisional saat ini diyakini telah menguasai sekitar 45% pasar obat-obatan dari sekitar
20% ketika krisis belum terj adi. Pergeseran kearah obat -obat an tradisional tampaknya terjadi
pada kelompok konsumen kelas bawah.
Pada sisi lain munculnya gerakan Kembali ke Alam ( Back to Nature ), berimbas juga pada
upaya meminimalisir penggunaan obat berbahan sintetik beralih ke bahan alam at au fit
ofarmaka. Berdasarkan h asil survey majalah SWA y and dilaporkan WHO, pada tahun 2008
tidak kurang dari 75 persen penduduk dunia mulai lebih banyak menggunakan obat-obatan
fitofarmaka yang disebut sebagai healing herbs . Namun demikian, peluang terjadinya ancaman
produk subtitusi dapat dikategorikan rendah karena obat obatan tradisional tidak dapat
menggantikan keseluruhan fungsi obat obatan kimiawi sehingga obat obat an kimiawi akan
tetap menjadi prioritas utama konsumsi pasar. Misalnya untuk penyakit-penyakit berbahaya yang
butuh penanganan khusus seperti kanker justru memerlukan obat impor yang harganya mahal.

Kekuatan tawar menawar pembeli


Setelah krisis, masyarakat telah mulai menjadi sangat sadar harga. Pedagang obat tradisional tak
resmi telah mengambil banyak manfaat melalui penyediaan produk obat -obatan di tokonya.
Apotik yang pada mulanya menyerap 65% dari total penjualan obat resep cenderung
meningkatkan kualitas kepuasan pelanggan mereka. Bagaimana pun, 3.500 Toko Obat (biasanya
menjual obat bebas atau OTC, jamu dan obat-obatan tradisional l ainnya, obat Cina, dan
terkadang juga menjual obat resep secara ilegal) telah banyak mengambil manfaat dari pasar
apotik. Produk-produk kelas bawah ini disediakan untuk melayani konsumen yang berasal dari
kalangan menengah bawah dan yang sensitif terhadap perubahan harga. Kelompok konsumen ini
biasanya lebih suka memaksimalkan keberadaan toko obat atau jamu yang sanggup menawarkan
produknya dengan harga sekitar 20% sampai 30% lebih rendah dari apotik.
Dari sisi pembeli, konsumen akan cenderung untuk ber geser ke produk barang dan jasa kelas
dua yang biasanya lebih mur ah dan lebih terjangkau har ganya. Dalam persoalan industri
farmasi / obat di Indonesia, pergeseran termaksud akan terjadi pada produk obat-obatan kimia,
khususnya yang berasal dari obat dengan cap dagang asli dan obat generik yang bercap dagang
( mencapai sekitar 80% dari nilai penjualan obat resep), menuju produk obat-obatan kimia yang
tak bermerek atau menuju obat -obat an tradisional seperti obat Cina atau jamu. Berdasarkan
hasil survey Departemen Kesehatan pada tahun 2008, pergeseran dari obat bermerek (baik asli
maupun generik) menuju obat-obatan generik tak bermerek membumbung tinggi dari sekedar
6% menjadi sekitar 20%. Para ahli percaya bahwa selama krisis pergeseran dari pola konsumsi
obat-obatan kimia menuju obat -obat an tradisional telah pula mengubah dinamika struktur
industri ini, yaitu 55% obat kimia berbanding 45% obat tradisional. Oleh k arena itu,
perusahaan mempunyai posisi yang lebih lemah dari pada pembeli karena pembeli dapat
berpaling ke perusahaan atau obat lain dengan mudah.

Kekuatan tawar menawar pemasok


Kondisi industri farmasi nasional sekarang ini terasa sangat timpang. Dengan hanya 198 pabrik
obat, sedangkan jumlah distributornya terdapat sebanyak 2.250, yang berarti satu pabrik obat
rata-rata berhadapan dengan 11 distributor. Ketimpangan tersebut bagaikan sebuah piramid
terbalik, dimana untuk mencapai economic of scale atau efisiensi, seharusnya jumlah distributor
nasional jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah pabriknya. Dengan begitu, akan diperoleh rasio
dimana satu distributor obat dapat melayani puluhan pabrik, tidak seperti sekarang ini dimana
satu pabrik obat dilayani oleh beber apa puluh distributor. Kondisi ini pula yang justru
menjadikan perusahaan distributor lokal, terutama yang tidak memiliki bentuk kerjasama,
misalnya sebagai distributor tunggal atau sub distributor, tidak lagi mampu bersaing.
Ketidakseimbangan ini semakin mendorong tidak efisiennya biaya operasional pendistribusian
obat. Kecilnya volume yang didistribusikan oleh satu perusahaan, bukan saja tidak efisien, juga
tidak ekonomis, sehingga tidak dapat bersaing secara baik.
Berdasarkan regulasi pemerintah, setiap pabrik obat dalam mendistribusikan produk obatnya
harus menggunakan jalur perusahaan distributor farmasi Menurut Departemen Kesehatan, dari
198 perusahaan farmasi, sekitar 60 pabrik obat menguasai lebih dar i 80% total pasar, sedangkan
20% sisanya diperebutkan oleh 140 parik obat lainnya. Dari jumlah itu perbandingan antara
perusahaan lokal dan multinasional masih 60 berbanding 40. Gambaran ini menunjukkan betapa
lemahnya persaingan industri farmasi di Indonesia, termasuk lemahnya economic of
scale distributornya, sehingga tak heran bila har ga obat di Indonesia bisa begitu melangit. Dari
situasi ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan distributor obat memiliki posisi yang lebih
lemah daripada produsen obat farmasi.

Anda mungkin juga menyukai