Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

PEMBAHASAN

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34


tahun 2014 Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum
yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat/bahan obat
dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundang-undangan. Pedagang Besar Farmasi
(PBF) memiliki peranan penting di masyarakat dalam membantu pemerintah untuk
pengawasan dan pengendalian obat yang beredar di masyarakat. PT. Enseval Putera
Megatrading Tbk, yang merupakan PBF berbadan hukum dan memiliki pengakuan
untuk pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian perbekalan farmasi.

PT Enseval Putera Megatrading Tbk memiliki cabang perusahaan salah


satunya PT Enseval Putera Megatrading Tbk cabang Padang. PBF cabang adalah
cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar seusai
ketentuan peraturan perundang- undangan. salah satunya. PT Enseval Putera
Megatrading Tbk cabang Padang berlokasi di Jalan Soekarno-hatta No. 344 Padang,
yang bergerak di bidang distribusi obat dan alat kesehatan serta telah memiliki
pengakuan. Hal ini dapat dilihat dari nomor izin PBF
442/35/1.99/C.PBF-BPMPT/2016.

PT Enseval Putera Megatrading Tbk selain bertindak sebagai Pedagang Besar


Farmasi juga sebagai Penyalur Alat Kesehatan (PAK). Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia 1191 tahun 2010 Penyalur Alat Kesehatan adalah
perusahaan berbentuk hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundang-undangan.
Nomor izin PAK yang telah dimiliki oleh PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, Tbk
yaitu, 447/34/1.98/C.PAK-BPMPT/2016.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian pada pasal 14 bahwa:
1. Setiap Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi berupa obat
harus memiliki seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.
2. Apoteker sebagai penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis
Kefarmasian.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian dalam
Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Apoteker yang menjadi penanggung jawab PBF harus memiliki surat izin
untuk dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas produksi atau
distribusi atau penyaluran sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 889/Menkes/per/V/2011 mengenai registrasi, izin praktik, dan izin
kerja tenaga kefarmasian.

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk Cabang Padang memiliki apoteker


penanggung jawabnya yaitu Iqbal Adlin Putra, S.Farm.,Apt, dengan No.SIPA
sebagai berikut: 19890825/SIPA_13/71/2019/1.46

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk Tbk Cabang Padang di pimpin oleh
seorang kepala cabang Area Bisnis Manager (ABM) dan seorang Apoteker
Penanggung Jawab (APJ). Enseval Putera Megatrading Tbk Cabang Padang
memiliki 4 (empat) Divisi, yaitu: yang pertama Pharmamed untuk menjual dan
mendistribusikan produk obat-obatan yang termasuk daftar obat keras atau obat yang
harus dengan resep dokter kepada outlet. Yang kedua CHD (Consumer health
distribution) untuk menjual dan mendistribusikan produk-produk OTC (obat bebas
dan obat bebas terbatas). yang ketiga KND (Kalbe nutrition divition) untuk menjual
dan mendistribusikan produk- produk nutrisi (susu bayi, susu ibu hamil dan
menyusui, bubur bayi) dan yang ke empat CHB (Consumer health and beauty) untuk
menjual dan mendistribusikan produk- produk kosmetika.

Agar mutu dari sediaan farmasi yang akan didistribusikan tetap terjaga
kualitas serta keamanannya PT. Enseval Putera Megatrading Tbk telah menerapkan
pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Berdasarkan CDOB tahun 2012,
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), adalah cara distribusi/penyaluran obat
dan atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur
distribusi/penyaluran sesuai persyaratan atau tujuan penggunaannya. Dalam CDOB
terdapat 9 aspek, yaitu manajemen mutu, organisasi, manajemen dan personalia,
bangunan dan peralatan, operasional, keluhan obat dan bahan obat kembalian dan
diduga palsu, penarikan kembali, transportasi, fasilitas distribusi berdasarkan
kontrak, dan dokumentasi.

1. Manajemen Mutu
PBF sebagai fasilitas distribusi harus mempertahankan sistem
mutu yang mencakup tanggung jawab, proses dan langkah manajemen risiko
terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan. Seluruh kegiatan distribusi harus
ditetapkan dengan jelas, dikaji secara sistematis dan semua tahapan kritis
proses distribusi dan perubahan yang bermakna harus divalidasi dan
didokumentasikan. Sistem mutu harus mencakup prinsip manajemen risiko
mutu. PBF memastikan bahwa mutu obat dan/atau bahan obat diperatahankan
selama proses distribusi. Sistem mutu mencakup beberapa elemen yang
berkesinambungan (seperti sumber daya manusia, sumber daya bangunan
dalam bentuk SOP) untuk menghasilkan mutu yang baik.

Penerapan aspek manajemen mutu yang dilaksanakan di PBF PT.


Enseval Putera Megatrading Tbk meliputi sistem mutu dimana PBF tersebut
memiliki dokumen penerapan CDOB dan memiliki struktur organisasi
dengan tujuan untuk memudahkan dalam melihat tanggung jawab serta tugas
dari masing–masing personil. Serta untuk menunjang terlaksananya CDOB
PBF PT.Enseval Putera Megatrading ini memiliki Standar Operasional
Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) untuk menjamin mutu produk.
Adapun peran apoteker di dalam manajemen mutu adalah menjalankan dan
bertanggung jawab dalam membuat, mengevaluasi dan merevisi standar
operasional prosedur (SOP) sehingga personil dapat menjalankan prosedur
yang sesuai dan mutu obat dapat terjaga sampai ketangan konsumen. PT.
Enseval Putera Megatrading Tbk juga menerapkan ISO 9001 Tahun 2008
yang merupakan standar internasional yang sering digunakan untuk
sertifikasi sistem mutu perusahaan. Penerapan ISO 9001:2008 di PT.Enseval
Putera Megatrading, Tbk seperti ada nya instruksi kerja setiap karyawan yang
harus ditaati, dokumen-dokumen yang terkontrol, peralatan yang selalu
dikalibrasi, penyimpanan barang sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan,
komplain pelanggan yang ditangani dengan cepat disertai solusinya.
Manfaatnya untuk menetapkan standar dan membakukan proses kerja serta
penanggung jawabnya, sehingga pemimpin dan karyawan dapat
memperhatikan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan termasuk
pelanggan, pemodal, dan masyarakat secara keseluruhan. Selain sebagai alat
bantu training untuk karyawan baru, penerapan ISO 9001:2008 di PT.
Enseval Putera Megatrading Tbk, Tbk juga dapat digunakan untuk
pengembangan organisasi serta memenuhi kebutuhan pasar.

2. Organisasi, Manajemen dan Personalia


Penerapan aspek organisasi, manajemen dan personalia di PT.
Enseval Putera Megatrading Tbk merupakan bagian yang penting untuk
mendistribusikan obat dan/bahan obat yang baik, maka dari itu perlu
pengelolaan dengan baik. PT. Enseval Putera Megatrading Tbk memiliki
struktur organisasi yang memiliki job description yang jelas sehingga setiap
personil yang dimiliki memenuhi kualifikasi yang sesuai dengan mengetahui
dan tanggung jawabnya masing–masing.

Perusahaan Besar Farmasi PT. Enseval Putera Megatrading Tbk Tbk


dipimpin oleh seorang Kepala Cabang (ABM). Setiap cabang PBF PT.
Enseval Putera Megatrading Tbk Tbk memiliki apoteker penanggung jawab
PBF yang bertanggung jawab pada perbekalan sediaan farmasi dan alkes.
Setiap ABM memiliki sekretaris. ABM memiliki garis komando terhadap
divisi Accounting & Finance, Warehoue, Transportation, dan SSD. ABM
memiliki garis koordinasi terhadap Direktorat sales Pharmamed, KND, CHB,
dan CHD. Selain itu ABM memiliki garis koordinasi dengan divisi IT dan
operational control cabang. Sedangkan untuk apoteker penanggung jawab
dibawah komando ABM dan memiliki garis koordinasi dengan semua divisi
dibawah komando ABM dan seluruh direktorat. Struktur organisasi dapat
dilihat pada lampiran.

Untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi dari masing-masing


personil PT. Enseval Putera Megatrading Tbk mengadakan pelatihan,
pelatihan ini dibagi menjadi dua yaitu pelatihan umum dan pelatihan khusus.
Pelatihan umum bersifat wajib diikuti oleh seluruh karyawan, pelatihan
umum meliputi pelatihan CDOB yang dilakukan 1 tahun sekali, pelatihan
ISO 9001:2008 dilakukan 1 (satu) tahun sekali, pelatihan 5R (Ringkas,
Rapih, Rawat, Resik, Rajin) dilakukan 1 (satu) tahun sekali, pelatihan
CONIM (Continous Improvement), pelatihan K3 dan pelatihan NEOP (New
Employment Oriented Program). Sedangkan untuk pelatihan khusus diikuti
sebagian personil yang terkait seperti pelatihan SOP dan audit internal.

Adapun peran apoteker di dalam aspek organisasi, manajemen dan personalia


adalah meningkatkan kompetensi karyawan khususnya mengenai CDOB.

3. Bangunan dan Peralatan


Penerapan aspek bangunan dan peralatan di PT Enseval Putera
Megatrading meliputi gudang dan kantor. PT Enseval Putera Megatrading
memiliki kantor dan 2 gudang yang terpisah. Gudang PT Enseval Putera
Megatrading dibangun dengan lantai lebih tinggi dari jalan agar terbebas dari
banjir. Denah gudang dapat dilihat pada lampiran.
Gudang 1 (satu) merupakan tempat dilaksanakannya proses penerimaan
hingga proses penyaluran serta penyimpanan barang-barang good stock yang
meliputi direktorat Phamamed, KND, dan CHD. Gudang 1 (satu) memiliki
ruangan penyimpanan produk obat CCP (Cold Chain Product) dengan
pengontrol suhu agar kualitas produk CCP terjamin mutunya. Lemari
psikotropika terdapat pada gudang 1 (satu) yang memiliki pintu double dan
terkunci. Kunci lemari psikotropika dipegang oleh Apoteker Penanggung
Jawab (APJ) dan hanya boleh dibuka oleh Apoteker Penanggung Jawab
(APJ) jawab atau di delegasikan kepada yang ditunjuk oleh Apoteker
Penanggung Jawab (APJ) apabila Apoteker Penanggung Jawab (APJ)
berhalangan hadir untuk membuka lemari psikotropika.

Gudang 2 merupakan tempat dilaksanakannya proses retur akibat


rusak maupun kadaluarsa, penyimpanan Good stock direktorat CHB dan
penyimpanan bad stock. Selain itu pada gudang 2 terdapat area penyimpanan
produk veteriner (untuk hewan). Pada gudang 2 terdapat lemari karantina
untuk produk yang dikarantina, ruangan retur, yang terpisah. Selain itu
terdapat ruang cool room untuk menyimpan produk kosmetik dari direktorat
CHB.

Kantor Enseval terdiri dari ruang Area Busines Manager (ABM),


kepala seksi akutansi (KSA), accounting, Sales Support Directorat (SSD),
principal, direktorat sales, ruang Apoteker Penanggung Jawab (APJ), dan
ruang ekspedisi.

Penyimpanan produk di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk dibagi


menjadi beberapa bagian disesuaikan dengan suhu yang seharusnya untuk
menjaga poduk tetap terjaga, antara lain :

a. Suhu Kamar/Ambient

Ruangan suhu kamar merupakan ruangan yang digunakan untuk


menyimpan produk yang stabil pada suhu 25o–30oC. Ruangan ini dilengkapi
dengan thermometer.

b. Cool Room (Ruangan Suhu Terkendali)

Cool room merupakan ruangan yang digunakan untuk menyimpan


produk yang stabil pada suhu 15o – 25o C. Ruangan ini dilengkapi dengan
thermometer.

c. Cold Room

Cold Room merupakan ruangan yang digunakan untuk menyimpan


produk yang stabil pada suhu 2o – 8o C, Ruangan ini dilengkapi dengan
thermometer dan alarm chiller, dimana alarm tersebut akan berbunyi ketika
suhu chiller berada dalam keadaan kritis. Menurut CDOB, pemantauan suhu
manual menurut BPOM adalah empat kali (4) sehari namun di PT. Enseval
Putera Megatrading Tbk dilakukan setiap 10 menit sekali dan jumlah total
pengecekan dalam sehari yaitu 144 kali, pemantauan suhu tersebut
menggunakan aplikasi testo saveris.

Ini adalah keunggulan tersendiri dari Enseval karena pemantauan


suhu tidak dilakukan secara manual, apabila data dicatat secara manual
memungkinkan terjadinya manipulasi data atau dapat terjadi kesalahan
karena termometer tidak terkalibrasi. Mengecek pada saat di luar jam
operasional kerja Di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk pada ruangan
ini dilakukan pemantauan menggunakan alarm apabila terjadi
penyimpangan suhu (kurang dari 2ºC atau lebih dari 8ºC) akan segera
terdeteksi dan terkirim pemberitahuan via email dan SMS kepada Apoteker
Penanggung Jawab (APJ), dengan begitu penyimpangan yang terjadi dapat
segera dibenahi/diatasi.

Peralatan yang digunakan dalam area penerimaan, penyimpanan dan


penyaluran produk terdiri dari :
a. Pallet, berfungsi untuk mencegah kelembaban.

b. Locator/rak, berfungsi untuk menyimpan barang.


c. Forklift, berfungsi untuk mengangkut barang di atas locator.

d. Handpallet, berfungsi untuk memindahkan barang.

e. Hand held, berfungsi untuk melihat daftar SO yang harus disiapkan

f. Coolbox, berfungsi untuk menyimpan produk CCP pada saat distribusi.

g. Chiller, berfungsi untuk menyimpan produk-produk CCP.

h. Alat Pemadam Api Ringan (APAR), berfungsi untuk memadamkan api


pada saat terjadi kebakaran.
i. Alarm testo, berfungsi untuk mentransfer data suhu ke komputer setiap 10
menit sekali.
j. Thermometer, berfungsi untuk mengukur suhu. Terdiri dari thermometer
minmax untuk proses pengiriman produk CCP dan thermometer
hygrometer untuk mengukur suhu ruangan.
k. Freezer, berfungsi untuk menyimpan ice pack.

l. Ice pack, berfungsi untuk menjaga suhu produk CCP pada saat
pengiriman.

m. APD penanganan sitostatika, yaitu alat pelindung diri yang wajib dipakai
pada saat penanganan produk sitostatika.

Kalibrasi dan validasi pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk


dilakukan secara berkala. Validasi dilakukan setahun sekali dengan alat data
logger. Data logger merupakan alat yang digunakan untuk merekam suhu.
Alat ini digunakan untuk memvalidasi suhu di ruangan, cool box, dan mobil
box. Data logger dapat menentukan suhu kritis disetiap ruangan sehingga
dapat dipasang pengontrol suhu pada titik suhu kritis ruangan tersebut. Titik
kritis merupakan titik yang mendekati batas/range atau tempat untuk
menyimpan sensor. validasi itu suhunya harus sama dengan kondisinya.
validasi ruangan digunakan untuk memastikan system/suhu yang sama/ untuk
mengetahui suatu kondisi sama.
Kalibrasi dilakukan di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk pusat
yang berada di Jakarta karena di PBF pusat memiliki kalibrator dan teknisi
yang kompeten dan tersertifikasi. Setiap alat yang telah dikalibrasi akan
mendapatkan sertifikat kalibrasi yang menunjukan alat tersebut layak untuk
digunakan. Tujuan kalibrasi dan validasi untuk memastikan alat ukur dan alat
elektronik yang digunakan memenuhi standar.

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk menggunakan Sistem


Komputerisasi Oracle. Oracle adalah basis data rasional yang terdiri dari
kumpulan data dalam suatu sistem manajemen basis data RDBMS (Relation
Data Base Management System). Oracle adalah salah satu perusahaan utama
pengembang sistem manajemen basis data (Data Base Management System),
perangkat lunak untuk mengembangkan basis data, perangkat lunak
manajemen hubungan pelanggan, Enterprise Resource Planning dan
perangkat lunak manajemen rantai pasok.

4. Operasional
Penerapan aspek operasional yang dilakukan di PT. Enseval Putera
Megatrading Tbk meliputi kualifikasi pemasok, kualifikasi pelanggan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran sampai pemusnahan yang
sesuai dengan CDOB.
a. Kualifikasi Pemasok

PBF memperoleh pasokan obat dan/atau bahan obat dari pemasok


yang mempunyai izin sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
dan menerapkan prinsip CPOB. Kualifikasi pemasok merupakan
operasional yang sangat penting. Dalam kualifikasi pemasok harus
memiliki prosedur tertulis guna memastikan bahwa obat hanya diperoleh
dari pemasok yang memiliki izin dan didistribusikan oleh fasilitas
distribusi resmi. Kualifikasi pemasok dilakukan dengan
mempertimbangkan reputasi atau tingkat keandalan serta keabsahan
operasionalnya, obat dan/atau bahan obat tertentu yang rawan
terhadap pemalsuan, penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah
besar yang biasanya hanya tersedia dalam jumlah terbatas, dan harga
yang tidak wajar.
PT Enseval Megatrading Tbk cabang Padang tidak melakukan kualifikasi
pemasok dikarenakan pemasok berasal dari pusat.

b. Kualifikasi Pelanggan

PBF melakukan kualifikasi pelanggan untuk memastikan bahwa


obat/atau bahan obat hanya disalurkan kepada pihak yang berhak atau
berwenang untuk menyerahkan obat ke masyarakat dengan bukti
kualifikasi yang terdokumentasi.

Ada beberapa syarat yang harus terpenuhi oleh pelanggan baru untuk
produk ethical, yakni:
 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
 Untuk sarana apotek harus memiliki Surat Izin Apotek (SIA) dan
contoh surat pesanan (SP)
 Untuk sarana rumah sakit harus memiliki Surat Ijin Operasional
 Untuk penanggung jawab dari sarana diatas harus ada STRA,
SIPA, KTP dan spesimen tanda tangan penanggung jawab.
 Untuk penanggung jawab dari toko obat harus memiliki SIKTTK

c. Pengadaan

Pengadaan yang diadakan PBF sesuai dengan regulasi. Regulasi


mengenai Perusahaan Besar Farmasi mengalami penambahan dengan
dikeluarkannya Permenkes 30 tahun 2017 mengenai Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011
Tentang Pedagang Besar Farmasi setelah dikeluarkannya Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 34 tahun 2014 mengenai
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1148/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi

Adanya perubahan isi ayat 5 pada pasal 13 yaitu sebelumnya menjelaskan


bahwa PBF Cabang hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dan/atau
bahan obat dari PBF pusat. Selanjutnya diubah menjadi PBF Cabang
hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dan/atau bahan obat dari PBF
pusat atau PBF Cabang lain yang ditunjuk oleh PBF pusatnya.
Adanya perubahan isi ayat 6 pada pasal 13 yaitu sebelumnya
menjelaskan bahwa PBF dan PBF Cabang dalam melaksanakan
pengadaan obat atau bahan obat harus berdasarkan surat pesanan yang
ditandatangani Apoteker Penanggung Jawab (APJ) dengan
mencantumkan nomor SIKA. Selanjutnya diubah menjadi PBF dan PBF
Cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan obat harus
berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani Apoteker Penanggung
Jawab (APJ) dengan mencantumkan nomor SIPA.
Dengan adanya penambahan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengadaan obat atau bahan obat dapat berasal dari PBF pusat atau PBF
Cabang lain yang ditunjuk oleh PBF pusatnya dengan surat pesanan yang
ditandatangani Apoteker Penanggung Jawab (dengan mencantumkan
SIPA).

Untuk proses pengadaan, PT. Enseval Putera Megatrading Tbk


cabang Padang melakukan rencana pengadaan regular setiap 6 bulan
sekali melalui RDC (Regional Distributor Center) yang berada di PBF
pusat. Pengadaan di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk didasarkan pada
direktorat sales (supervisor) masing-masing. Proses pengadaan harus ada
persetujuan dari Apoteker Penanggung Jawab (APJ) dan persetujuan
ABM untuk pengadaan psikotropika dan prekursor. Selain itu ada juga
pesanan tambahan yang disebut juga realokasi. Realokasi ini adalah
proses pengiriman dari PBF cabang ke PBF cabang yang diketahui oleh
PBF pusat untuk memenuhi pesanan. Hal ini dilakukan apabila PBF pusat
tidak dapat memenuhi pesanan PBF cabang.

Untuk proses pengadaan yang di distribusikan dari pusat disebut Alokasi,


sedangkan untuk proses pengadaan yang di distribusikan dari PBF cabang
lain dinamakan Re-alokasi.

d. Penerimaan

Penerimaan barang di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk terdiri


dari penerimaan barang dari PBF pusat dan penerimaan barang dari PBF
cabang (realokasi). Pada saat proses penerimaan barang ada beberapa hal
yang harus di perhatikan diantaranya dilakukan pemeriksaan surat jalan
dari PBF pusat, pemeriksaan surat jalan ekspedisi, alamat PBF pemesan,
no shiplist, nama barang, kode barang, nomor batch, expire date, kondisi
fisik barang dan jumlah barang yang dipesan. Setelah dilakukan proses
pengecekkan barang dan dokumen telah sesuai, maka selanjutnya barang
diterima dan disimpan di area penerimaan (stagging area).

Penerimaan produk CCP (Cold Chain Product) dilakukan di


coldroom dengan menggunakan coolbox, hal ini dimaksudkan agar
produk CCP tetap terjaga pada suhu yang telah ditentukan. Selanjutnya
dibuat berita acara penerimaan apabila proses penerimaan sudah selesai
dilakukan dan surat jalan ditandatangani, apabila ada ketidaksesuaian
maka dibuat Laporan Permasalahan Penerimaan (LPP) atau Berita Acara
Claim (BAC) untuk selanjutnya dikirim ke pusat. Target waktu
penerimaan tergantung pada jenis kendaraan.

Setelah selesai pengecekan, barang akan disimpan oleh transporter ke


lokator-lokator dan transporter juga bertugas mengisi dokumen put away
manual. Put away manual tersebut selanjutnya akan diinput kedalam
system oleh admin receiving agar menjadi stok yang siap dijual. Target
waktu dari mulai penerimaan sampai menjadi stok yaitu 1 x 24 jam.
e. Penyimpanan

Penyimpanan barang di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk


munggunakan sistem FEFO (First Expired First Out) dan menggunakan
sistem dari fast moving sampai ke slow moving. Penyimpanan barang
digudang didasarkan pada direktorat, prinsipal, bentuk sediaan serta
berdasarkan pada kondisi suhu yang sesuai untuk produknya, dengan
memperhatikan kestabilan produk terhadap temperatur dan cahaya.
Penyimpanan barang disusun diatas pallet yang bertujuan menjaga barang
agar tidak rusak akibat kelembaban dan kontak langsung lantai, dan juga
untuk memudahkan pada saat pengambilan barang menggunakan alat.
Selain itu barang juga disusun sesuai dengan susunan yang tertera pada
kemasan hal ini bertujuan agar barang tidak rusak dan tidak terjatuh pada
saat penyimpanan.

Penyimpanan barang di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk juga


berdasarkan bentuk sediaan dimana penyimpanan sediaan cair dengan
kemasan yang mudah pecah di simpan di bagian rak bawah hal ini
dimaksudkan untuk menghindari resiko terjatuh pada saat proses
pengambilan sedangkan untuk obat dengan kemasan box disimpan di rak
bagian atas. Untuk penyimpanan produk psikotropika disimpan dilemari
khusus dan terkunci untuk menjaga keamannya dan untuk menghindari
penyalahgunaan maka dari itu tanggung jawab kunci lemari diserahkan
kepada Apoteker Penanggung Jawab (APJ). Penyimpanan barang
digudang beresiko adanya hewan pengerat seperti tikus, maka PT.
Enseval Putera Megatrading Tbk dilengkapi oleh pest control yang
disimpan di beberapa titik.

f. Penyaluran
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk menyalurkan produk-produk
kepada konsumen melalui unit-unit penyaluran yaitu: apotek, klinik,
rumah sakit, PBF lain, toko obat, supermarket, dan grosir. Pada saat
pengiriman, kondisi penyimpanan barang yang akan dikirim disesuaikan
dengan persyaratan obat dan/atau bahan obat dari industri farmasi
sehingga kondisi barang tetap terjaga selama proses pengiriman sampai
dengan tempat tujuan. Pendistribusian untuk produk rantai dingin/cold
chain product (CCP) dilakukan dengan penanganan khusus dengan
meletakkan produk di dalam cool box yang telah berisi ice pack agar suhu
penyimpanan selama pengiriman sesuai dengan ketahanan produk
terhadap suhu, serta di dalam cool box terdapat thermometer yaitu alat
untuk memantau suhu, dan menyertakan form suhu untuk memastikan
bahwa suhu tetap terjaga dari mulai penyiapan hingga sampai ke tangan
pasien.

Untuk penyaluran produk NAPZA, Surat Pesanan (SP) dicek terlebih


dahulu oleh APJ, jika SP lengkap dan memenuhi ketentuan yang berlaku
selanjutnya SP akan ditindaklanjuti ke proses menyiapkan NAPZA yang
dipesan. Penyiapan NAPZA dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab
(APJ) karena yang memiliki wewenang atas obat NAPZA adalah APJ.
Selanjutnya yang berhak menerima NAPZA yang disalurkan oleh PBF
adalah Apoteker Penanggung Jawab (APJ), atau yang diberi kuasa oleh
APJ (Apoteker lain atau TTK) outlet untuk menerima pesanan obat
NAPZA.

PT Enseval Megatrading Tbk memiliki program penyaluran lain


untuk produk consumer yaitu Kanvas. Pada penyaluran dalam Kanva,
produk consumer terlebih dahulu ditawarkan oleh salesaman untuk dibeli
oleh pelanggan. Surat pesanan akan dibuat setelah produk consumer
dibeli oleh pelanggan.
g. Pemusnahan

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk melakukan proses pemusnahan


untuk produk yang rusak dan kadaluarsa, pemusnahan ini bertujuan untuk
mencegah beredarnya produk yang sudah tidak layak jual tetap beredar
dipasaran. Untuk pemusnahan produk pharma dilakukan di PBF pusat.
PBF cabang melakukan pemusnahan untuk produk non pharma yaitu
makanan, minuman, kosmetik dan alat kesehatan. Proses pemusnahan
harus dihadiri oleh saksi-saksi yang berwenang untuk diberi kesaksian
mengenai proses pemusnahan yang terjadi yaitu perwakilan dari
principal, kepolisian dan direktorat sales dari PBF cabang. pemusnahan
Dibuat berita acara pemusnahan barang dan melampirkan dokumentasi
pemusnahan produk oleh Apoteker Penanggung Jawab (APJ).

h. Inspeksi Diri
Inspeksi diri internal pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk
bertujuan untuk memantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap CDOB
serta menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan. Kegiatan Inspeksi diri
dilakukan untuk melihat kesesuaian dan ketidaksesuaian dalam
pelaksanaan CDOB dengan pelaksanaan teknis yang terjadi di PBF,
apabila ditemukan ketidaksesuaian maka sesegara mungkin dilakukan
perbaikan
Inspeksi diri diawali dengan membentuk tim auditor. Anggota tim
yang berkompeten dipilih dari tiap divisi melalui hasil training yang
dilakukan untuk personalia PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Setelah
dipilih dilakukan traning auditor untuk setiap anggota tim. Poin
pemeriksaan dibuat setelah training dilakukan. Poin pemeriksaan tersebut
akan dijadikan bahan untuk melakukan isnpeksi diri. Hasil inspeksi diri
kemudian dapat dibuat Corrective Action Preventive Action dan semua
kegiatan wajib untuk didokumentasikan dan ditindaklanjuti sebagai
bentuk evaluasi.
i. Penangan keluhan, obat dan/ atau bahan obat kembalian, diduga
palsu dan penarikan kembali
Penangan keluhan, obat dan/ atau bahan obat kembalian, diduga palsu
dan penarikan kembali, penanganannya diatur sesuai dengan SOP.

1) Penanganan Keluhan
Setiap keluhan yang masuk ke PT. Enseval Putera
Megatrading Tbk akan ditangani oleh call center pusat yang ada
bagian khusus yang menangani semua keluhan, selanjutnya call center
pusat akan menginformasikan keluhan pelanggan tersebut ke masing-
masing cabangnya dan di masing-masing cabang tersebut akan di
bahas setiap satu bulan sekali pada saat rapat koordinasi.

Keluhan tersebut dikelompokan dan diinformasikan ke


direktorat sales yang terkait dan pada akhir akan dilakukan trend
analisis. Trend analisis ini merupakan langkah preventif PT. Enseval
Putera Megatrading Tbk untuk mencegah keluhan serupa terulang
dilain hari. Setiap proses penanganan keluhan didokumentasikan
sebagai bukti telah dilakukan penganan terhadap keluhan.

2) Penarikan kembali (recall)


Penarikan kembali terjadi akibat beberapa faktor diantaranya
adanya instruksi dari BPOM, keluhan masyarakat, sampel tertinggal.
Alur pertama proses penarikan kembali yaitu adanya surat perintah
penarikan ke principal, kemudian principal akan membuat surat
perintah penarikan kepada PBF pusat, selanjutnya PBF pusat membuat
surat perintah penarikan kepada PBF cabang. PBF cabang akan
menentukan outlet mana saja yang menerima surat penarikan yang
dilihat dari historitical sales. PBF cabang mengeluarkan surat
penarikan dari pusat beserta form penarikan yang berisi jumlah produk
yang ditarik, cap outlet, dan tanda tangan Apoteker Penanggung
Jawab. Produk yang telah ditarik masuk ke gudang retur lalu masuk ke
ruang karantina sambil menunggu proses jawaban dari principal, untuk
dikembalikan ke PBF pusat atau dimusnahkan di PBF cabang untuk
produk non pharma.

Supaya recall dilakukan secara efektif dan efisien maka harus


membuat historical sales, selanjutnya membuat surat penarikan,
membuat form penarikan dan membuat laporan recall. Jadwal
kunjungan sales disesuaikan dengan data hystorical sales.

3) Penanganan produk kembalian (retur)


PT. Enseval Putera Megatrading Tbk menetapkan beberapa
kriteria untuk produk retur yaitu kriteria good dan kriteria bad. Untuk
kriteria good terdiri dari koreksi administrasi, tidak sesuai pesanan
outlet, overstok di outlet, penarikan oleh EPM pusat, pengalihan
distribusi dan untuk krieria bad meliputi expire date di outlet, expire
date di gudang, kemasan rusak, penarikan produk oleh principal,
kemasan tidak utuh, pengalihan distribusi. PT. Enseval Putera
Megatrading Tbk juga membagi 2 jenis retur yaitu retur non
supermarket dan retur supermarket. Penanganan retur untuk
supermarket dan non supermarket sama saja, yang membedakan pada
proses pengambilan produk dan form yang digunakan pada awal
proses retur form untuk non supermarket yaitu TTRB (Tanda Terima
Retur Barang) sedangkan untuk supermarket yaitu RTV (Retur turn
vehicle).

4) Produk yang diduga Palsu

Untuk produk yang diduga palsu dapat terjadi akibat dari


temuan BPOM atau keluhan masyarakat. Untuk produk yang di duga
palsu akan mengalami recall. Produk yang diduga palsu ditarik atas
instruksi dari BPOM yang selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh
principal. Principal membuat penarikan produk diduga palsu kepada
PBF pusat. selanjutnya PBF pusat membuat surat perintah penarikan
produk diduga palsu kepada PBF cabang untuk ditarik.

j. Transportasi

Aspek transportasi di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk


menjamin mutu obat, produk alkes, makanan , dan kosmetik selama
proses distribusi menuju consumer. Penanganan distribusi obat CCP
disediakan transportasi khusus yang memiliki AC. Selanjutnya produk
CCP yang akan didistribusikan diletakan didalam coolbox dan disimpan
di dalam teranportasi dan dikontrol suhunya, menggunakan thermometer
min-max untuk pengiriman dan ada foam suhu. Dilakukan checking
kondisi tranportasi PT. Enseval Putera Megatrading Tbk sebelum
digunakan untuk memastikan kendaraan yang mengantarkan
barang/kegiatan distribusi telah sesuai dengan CDOB. Sedangkan untuk
produk ethical ada kendaraan yang memakai pendingin biasanya pada
suhu 25- 30oC (ruang ambient), serta ada control suhu yang terletak di
depan dan diatur oleh driver.

Di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk terdapat perbedaan


pengiriman untuk produk pharma dan comsumer. Untuk produk pharma,
faktur yang datang hari itu, SO (Sales Order) jam berapapun, jam 8
malam harus sudah di kirim (dalam kota), untuk luar kota bisa H+1 atau
H+2. Untuk produk pharma dibedakan lagi antara outlet regular dan
outlet platinum. Outlet regular tidak ada ke istimewaan, hari itu pesan,
jam 8 malam baru di kirim. Sedangkan untuk outlet platinum OTD
(Ontime Driver) 4 jam dari jam order sudah harus di kirim, KPI (Key
Performance Indicator) seperti itu karena untuk meyakinkan outlet dalam
hal pelayanan/menjamin pelayanan. Sedangkan untuk produk consumer,
SO (Sales Order) hari itu, ke esokan harinya baru akan di kirim.

Aspek transportasi di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk telah


menerapkan KPI (Key Performance Indicator) seperti OTD (On Time
Delevery), OTW (On Time Werehouse), OTP (On Time Picker), OTP
(On Time Picking), dan OTD (On Time Driver).

Aspek transportasi di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk telah


memenuhi CDOB. Transportasi yang digunakan harus menjamin bahwa
obat, produk alkes, makanan, dan kosmetik sama dengan kondisi
penyimpanan di gudang dan dapat mencegah paparan obat dari kondisi
yang bisa mempengaruhi mutu. PT. Enseval Putera Megatrading
memiliki jumlah mobil sebanyak 32 buah dan motor sebanyak 5 buah,
dengan jumlah transportasi yang ada PT. Enseval Putera Megatrading
sudah bisa melayani pesanan dengan baik.

Adapun peran apoteker dalam transportasi adalah memastikan


distribusi produk yang sesuai dengan mutu yang telah dilaksanakan
secara CDOB pada pelanggan yang tepat.

k. Fasilitas distribusi berdasar kontrak

Fasilitas distribusi berdasar kontrak di PT. Enseval Putera


Megatrading Tbk Tbk, Cabang Padang bekerja sama dengan pihak
penyedia jasa kendaraan, pest control, serta keamanan dan kebersihan.
Kerja sama ini dimaksudkan untuk membantu PT. Enseval Putera
Megatrading Tbk dalam proses distribusi agar berjalan dengan baik, serta
untuk efektifitas dan efisiensi waktu kerja. Sebelumnya diadakan
pelatihan terlebih dahulu untuk personil setelah itu di dokumentasikan.
Pihak PT. Enseval Putera Megatrading Tbk Tbk berhak melakukan audit
terhadap fasilitas distribusi untuk memastikan bahwa fasilitas distribusi
yang menjalani kontrak dengan PT. Enseval Putera Megatrading Tbk Tbk
mendukung untuk menjaga mutu kegiatan distribusi sesuai CDOB.
Fasilitas distribusi yang menjalin kerjasama dengan PT. Enseval Putera
Megatrading Tbk Tbk meliputi ETOS untuk pest control, Yayasan Graha
untuk kebersihan dan keamanan, Jaya Mandi Berkah untuk ekpedisi
tambahan, CV Wulan untuk Alat Pemadam Api Ringan, dan Cobex Indo
untuk maintenance peralatan.

Adapun peran apoteker dalam Fasilitas distribusi berdasar kontrak


adalah memilih dan memastikan kontrak dengan pihak ke tiga (3)
berdasarkan CDOB.

l. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan hasil pengerjaan operasional kerja yang


harus disimpan selama 3 (tiga) tahun. Tujuannya yaitu untuk
mempermudah pada proses pencarian. Penerapan aspek dokumentasi
yang dilaksanakan oleh PBF PT. Enseval Putera Megatrading Tbk
meliputi pengadaan barang, penyimpanan, penyaluran, dan pelaporan.
Pelaporan merupakan salah satu peran apoteker dalam fasilitas distribusi
sediaan farmasi. Apoteker penanggung jawab wajib melaporkan daftar
pemakaian psikotropika, prekursor dan OOT. Proses Pelaporannya
melalui sistem sistem elektronik online yaitu Laporan Bulanan dan
Laporan Triwulan.

Laporan Bulanan ini mencakup data keluar masuknya obat


golongan psikotropika dan prekursor selama satu bulan. Laporan ini
ditujukan kepada Badan POM secara online melalui e-Napza. Dan
laporan yang ditujukan ke Menteri Kesehatan secara online melalui e-
Report. Sedangkan Laporan Triwulan, berisikan data pengeluaran dan
pemasukan semua produk selama kurun waktu 3 bulan. Laporan dikirim
secara online menggunakan e-report ditujukan kepada Kemenkes. Dan
laporan dikirim secara online mengenai 50 zat aktif di tujukan ke Badam
POM. Secara umum peranan apoteker dalam pelaporan adalah
melaporkan berbagai kegiatan yang terjadi berkaitan dengan obat/sediaan
farmasi yang dikelola oleh PBF tersebut. Adapun peran apoteker dalam
dokumentasi adalah memastikan dokumen yang di dokumentasikan dapat
dipertanggung jawabkan dan mempermudah proses pencarian.

Anda mungkin juga menyukai