Anda di halaman 1dari 24

Peran akuntansi dalam pembiayaan perilaku

Abstrak
Surat singkat ini berpendapat bahwa wawasan dari akuntansi perilaku
sangat relevan untuk studi yang meneliti aspek manusia di bidang
keuangan. Hal ini penting karena fokus penelitian pada pengguna informasi
keuangan dan karakteristik mereka sering mengasumsikan bahwa informasi
keuangan itu sendiri bersifat netral, tidak bias dan bebas nilai. Namun,
informasi yang digunakan oleh investor dan pelaku pasar modal untuk
membuat keputusan ekonomi dipersiapkan oleh akuntan, yang
menggunakan penilaian profesional mereka dengan menafsirkan dan
menerapkan standar akuntansi.

Akuntansi memainkan peran penting di pasar modal karena laporan


keuangan suatu organisasi meringkas konsekuensi ekonomi dari kegiatan
bisnisnya dan merupakan sumber yang paling banyak tersedia informasi.
Sistem akuntansi suatu organisasi menyediakan mekanisme untuk
mengidentifikasi dan mengukurnya kegiatan usaha, agregasikan ke dalam
laporan keuangan, dan mengkomunikasikannya kepada pemegang saham
dan pengguna informasi ekonomi lainnya.

Dengan tujuan mengurangi perbedaan internasional dalam standar


akuntansi, Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) sebagian besar
bertanggung jawab untuk mengembangkan seperangkat standar pelaporan
keuangan yang bisa digunakan secara internasional. Memang, IASB sangat
sukses dalam menetapkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS1) sebagai standar akuntansi yang diterima secara global dengan
lebih dari 115 negara mengizinkan atau mewajibkan mereka digunakan
untuk tujuan pelaporan keuangan. Asumsi implisit dari IASB nampaknya
IFRS bersifat objektif, netral dan bebas nilai, karena mengasumsikan bahwa
laporan keuangan sebanding di semua negara jika semua akuntan seluruh
dunia akan menerapkan IFRS. Namun, literatur akunting memberikan bukti
yang jelas bahwa ini tidak selalu, seperti kasus (misalnya Doupnik dan
Richter, 2003, 2004; Doupnik dan Tsakumis, 2004; Hellmann dkk., 2010).

Salah satu keprihatinan yang muncul dari sini adalah bahwa para
pemangku kepentingan mungkin disesatkan bahwa ada keseragaman yang
lebih banyak dan objektivitas dalam praktik daripada yang sebenarnya
terjadi. Surat singkat ini menarik perhatian pada pentingnya kebutuhan
memberikan pertimbangan yang memadai terhadap aspek perilaku
akuntansi dari proses pengembangan ke penerapan informasi. Hal ini
penting karena penelitian perilaku mengenai keputusan investasi seringkali
dilakukan hanya berfokus pada aspek manusia dari investor dan pemangku
kepentingan terkait. Namun, informasi yang digunakan oleh investor dan
pelaku pasar modal untuk membuat keputusan ekonomi disiapkan oleh
akuntan, siapa yang menggunakan penilaian profesional mereka dengan
menafsirkan dan menerapkan standar akuntansi.

Yang penting, persiapan dan pengungkapan informasi akuntansi terutama


ditentukan oleh standar akuntansi seperti IFRS. Standar ini dikembangkan
oleh seorang pengatur standar dalam proses politik dan ditafsirkan dan
diterapkan oleh akuntan. Akhirnya, laporan keuangannya untuk ditafsirkan
oleh auditor dan dipantau oleh badan penegakan hukum. Dengan demikian,
masalah perilaku dapat muncul di tiga dimensi berikut: (1) Pengaturan
standar, (2)Penyusunan laporan keuangan, dan (3) Auditing dan
pelaksanaan. Sisa dari surat singkat ini menyediakan beberapa contoh
penting yang menunjukkan bahwa informasi akuntansi secara inheren
berperilaku dari proses pengembangan untuk aplikasi informasi

1. Peran standar setter


Dampak standar akuntansi terhadap laporan keuangan menjadi jelas saat
mempertimbangkan variasi
hasil perusahaan sebagai konsekuensi penerapannya sebelum standar
akunting yang ada. Contoh yang bagus adalah Laporan keuangan 1993
Daimler-Benz, yang merupakan satu dari perusahaan Jerman pertama yang
masuk daftar di Bursa Efek New York. Untuk tujuan ini, Daimler-Benz harus
melakukan pegungkapan informasi keuangan menurut US-GAAP dan
menunjukkan kerugian Deutsche Mark Jerman (DM) 1,8 miliar. Untuk tahun
yang sama, perusahaan menunjukkan keuntungan DM 615 juta sejalan
dengan Kode Komersial Jerman (Doupnik dan Perera, 2015, hal 56).
Perbedaan ini bisa dibilang menimbulkan ketidakpastian diantara investor
dan pemangku kepentingan lainnya, dan mungkin telah menyebabkan
tekanan dari perusahaan multinasional, bursa efek dan regulator sekuritas
untuk mengurangi keragaman praktik akuntansi secara global.

IASB memainkan peran kunci dalam proses ini dan berusaha untuk
mengganti standar akuntansi nasional dengan IFRS yang mana
dikembangkan melalui proses konsultasi internasional yang melibatkan
pemangku kepentingan yang berkepentingan dari seluruh dunia (Yayasan
IFRS, 2013). Proses due ini juga dimaksudkan untuk menghilangkan
kesewenang - wenangan dari keputusan yang dibuat oleh IASB (Erb dan
Pelger, 2015). Namun, pengaturan standar akuntansi adalah proses politik
dan anggota IASB mungkin bias berkenaan dengan pendapat mereka
tentang prinsip akuntansi yang spesifik dan akuntansi yang sesuai standar.

Memang, literatur memberikan bukti yang jelas bahwa partisipasi


pemangku kepentingan dalam proses hukum digerakkan dengan
konsekuensi ekonomi dari standar akuntansi dan badan profesional,
perusahaan, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya berusaha
mempengaruhi arah dan isi standar akuntansi dengan menulis surat
komentar dan sangat melobi IASB (misalnya Kwok dan Sharp, 2005; Larson,
2007; Cortese dan Irvine, 2010; Hansen, 2011; Giner dan Arce, 2012; Kosi
and Reither, 2014). Dengan kata lain, mereka yang terkena dampak usulan
standar baru perubahan standar atau usulan perubahan peraturan yang ada
cenderung memberi tekanan pada IASB untuk tidak menyetujui sebuah
proposal yang berisi fitur yang tidak pantas. Ini bisa membuat terkadang
sulit bagi pengatur standar agar tetap netral dan mempertahankan
independensinya dari pengaruh kelompok lobi yang kuat sebagaimana
dibuktikan oleh, misalnya, IASB amandemen IAS39 (Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran) setelah Uni Eropa menekan IASB untuk
menghilangkan beberapa bagian yang kontroversial. Hasil dari, standar
akuntansi mungkin memberi ruang yang cukup bagi para manajer untuk
mempengaruhi data laporan keuangan dalam bentuk dari serangkaian
pilihan implisit dan eksplisit dari yang dapat dipilih oleh para manajer.

Akhirnya, isu kompleks untuk menerjemahkan IFRS seharusnya


dipertimbangkan. Meski diundangkan dalam bahasa Inggris, IFRS adalah
sering diungkapkan dalam bahasa daerah suatu negara, yang mana
mungkin bahasa selain bahasa inggris. Proses Pengesahan di European
Union, misalnya, memerlukan terjemahan IFRS dari bahasa Inggris ke 22
bahasa resmi lainnya, yang mana memiliki legal standing yang sama.
Niehus (2005), Hellmann Et al. (2010) dan Dahlgren dan Nilsson (2012)
menyediakan beberapa contoh kesalahan translasi yang mungkin
ditimbulkan masalah terkait penerapan IFRS secara konsisten yang
mengarah ke praktik akuntansi yang berbeda antar negara.

2. Peran pembuat laporan keuangan


IFRS berbasis prinsip dan memerlukan aplikasi yang luas penilaian
profesional. Memang, IASB merujuk untuk istilah 'substansi over form'
untuk menyoroti pentingnya penilaian profesional untuk interpretasi dan
penerapan IFRS. Konsep ini membutuhkan akuntan untuk lebih fokus pada
substansi ekonomi sebuah bisnis transaksi dari pada bentuk hukumnya.
Misalnya penilaian profesional diperlukan jika ekspresi probabilitas harus
ditafsirkan, ambang batas materialitas harus ada dinilai, dan pilihan
kebijakan akuntansi tertentu harus dipilih. Ekspresi probabilitas adalah
fitur penting standar berbasis prinsip seperti IFRS dan digunakan secara
luas untuk pengakuan, pengukuran dan pengungkapan barang. Misalnya,
IAS18 (Revenue) membutuhkan pendapatan yang harus diakui '' bila ada
kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi akan
mengalir ke Entitas ''. (Ayat 18, penekanan ditambahkan.)

Yang penting, ada bukti nyata kemungkinan itu diungkapan


diinterpretasikan secara berbeda oleh akuntan lintas negara. Misalnya,
Doupnik dan Richter (2004) memeriksa apakah suatu terminologi yang
umum dapat dilakukan Ditafsirkan secara berbeda di seluruh negara dan
ditemukan Akuntan Jerman menafsirkan ekspresi probabilitas yang lebih
konservatif dari rekan-rekan mereka di Negara Amerika. Hellmann dkk.
(2010) berpendapat bahwa orang Jerman Kecenderungan untuk
menghindari risiko mungkin menjadi alasan untuk ini Karena dapat
menghasilkan penilaian profesional yang diterapkan secara lebih
konservatif di Jerman. Selain itu, Mereka menemukan akuntan Jerman yang
tumbuh dewasa Kode Komersial Jerman dan fitur dasarnya seperti proteksi
kreditor cenderung menafsirkan IFRS berbasis prinsip menggunakan
akuntansi Jerman prinsip subliminal. Hal ini menunjukkan bahwa latar
belakang budaya Akuntan mempengaruhi interpretasi pengungkapan
probabilitas yang dapat menyebabkan masalah konsistensi dalam
interpretasi dan penerapan IFRS lintas negara. Memang, budaya telah
dianggap oleh literatur sebagai faktor yang mempengaruhi penilaian dan
pengambilan keputusan Akuntan profesional dan lingkungan akuntansi Dari
sebuah negara selama lebih dari 30 tahun (Gray, 1988; Perera, 1989;
Gernon dan Wallace, 1995). Tambahan untuk budaya, karakteristik pribadi
penting lainnya yang mungkin mempengaruhi kualitas penilaian profesional
meliputi kemampuan, motivasi, kepercayaan diri, gaya kognitif, dan jenis
kelamin (lihat Bonner, 2008, untuk pembahasan dimensi-dimensi ini)

Perubahan bentuk laporan tahunan telah terlihat dengan peningkatan besar


dalam ukuran laporan tahunan, mencerminkan semakin pentingnya
informasi narasi. Selain itu, informasi keuangan semakin meningkat
disajikan dalam bentuk gambar dan grafik, dan elemen desain fitur laporan
tahunan seperti headline (Beattie Dan Jones, 2008) yang dapat
mempengaruhi pembentukan penilaian karena arti visual dari format grafis
adalah mampu menarik perhatian dan mengarahkan kembali cara informasi
tersebut diperoleh (Bruce dan Tsotsos, 2009). Dengan upaya regulasi
sebagian besar terkait dengan informasi kuantitatif, lebih rendah
penekanan peraturan telah ditempatkan pada pendampingan informasi
naratif. Memang, isi dan bentuk dari narasi akuntansi yang menyertai
pernyataan keuangan diakui berada dalam kebijakan manajerial (IASB,
2010). Kurangnya regulasi menyangkut narasi informasi keuangan dan
elemen desain mungkin memungkinkan manajemen untuk secara oportunis
terlibat dalam kesan manajemen melalui pengungkapan strategis dan
presentasi.
Akibatnya, manajemen mungkin bisa terlalu menekankan kinerja yang baik
dan merahasiakan yang tidak menguntungkan digambarkan dalam bentuk
yang diatur pada bagian laporan keuangan. Misalnya, overemphasis hasil
positif adalah manajemen kesan strategi yang menonjol mengakui prestasi
corporate sehingga manajemen dipresentasikan dengan sebaik-baiknya
mungkin mudah atau sesuai dengan norma atau harapan (Merkl-Davis dan
Brennan, 2011). Clatworthy dan Jones (2003) memberikan bukti untuk
praktik ini dengan menunjukkan bahwa sebagian besar pernyataan ketua
perusahaan yang terdaftar di Inggris didedikasikan untuk berkomunikasi
berita positif.

Hal ini menjadi semakin penting secara online pelaporan keuangan pada
situs web perusahaan. Dengan menggunakan kekuatan emotif elemen
seperti desain, warna dan musik dalam konteks kemungkinan multi dimensi
internet, perusahaan mungkin memiliki eksponensial kekuatan yang lebih
besar untuk mempengaruhi pengambil keputusan daripada secara dua
dimensi format laporan tahunan tradisional.

3. Peran auditor dan aparat penegak hukum


Audit secara inheren merupakan proses penghakiman sebagai auditor
menerapkan penilaian profesional mereka untuk membentuk jaminan
keseluruhan mengenai laporan keuangan dari sebuah perusahaan. Dengan
demikian, kualitas penilaian auditor mungkin dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi. Memang Gul et al. (2013) memberikan bukti bahwa kualitas audit
bervariasi antar auditor individual. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penilaian dan keputusan dalam audit meliputi budaya, pengetahuan dan
keahlian auditor, organisasi dan komitmen profesional, dan keterbatasan
kognitif (lihat Nelson dan Tan, 2005 untuk review). Saat auditor bekerja di
bawah tekanan waktu yang signifikan terutama selama akhir tahun audit,
heuristik dan bias dapat mempengaruhi penilaian dari auditor. Selain itu,
interaksi antara auditor dan pemangku kepentingan lainnya seperti klien
dan rekan kerja dalam kinerja tugas dapat mempengaruhi pendapat audit
yang berkaitan dengan laporan keuangan (Nelson dan Tan, 2005).

Akhirnya, ketidakpatuhan dan praktik yang berbeda adalah kemungkinan


terjadi jika auditor dan perusahaan lemah dipantau atau lingkungan
peraturan di tertentu negara ini relatif lemah (Nobes, 2013). Sebagai
contoh, Poudel dkk. (2014) sorot yang relatif lemah Badan pengawas di
Nepal merupakan salah satu faktor penyebab penerapan IFRS yang tidak
konsisten di negara tersebut.
BEHAVIOURAL RESEARCH IN
ACCOUNTING :PENELITIAN PERILAKU
DALAM AKUNTANSI
Behavioural accounting research: definisi dan ruang lingkup

Behavioural accounting research didefinisikan sebagai:

Studi perilaku akuntan atau perilaku non akuntan dimana mereka dipengaruhi oleh
fungsi akuntansi dan laporan.

Behavioural accounting research (BAR), penelitian pasar modal dan penelitian teori
agency dapat disebut penelitian positif dalam pengertian bahwa mereka dikaitkan
dengan menemukan fakta: penelitian pasar modal menanyakan bagaimana reaksi
pasar sekuritas terhadap informasi akuntansi?; teori agensi
menanyakanapakah insentif ekonomi mempengaruhi dalam memilih metodde
akuntansi?; dan behavioural research menanyakan bagaimana sebenarnya orang-
orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi? bagaimanapun, mereka
juga sangan berbeda dalam banyak hal. untuk instansi, penelitian pasar modal
melihat pada level makro pasar sekuritas agregat, sedangkan teori agensi dan
behavourial accounting fokus pada level mikro pribadi manager dan perusahan.
Penelitian pasar modal dan teory agensi diambil dari ilmu ekonomi dan
mengesampingkan motivasi aktual orang-orang dengan asumsi bahwa setiap orang
merupakan pemaksimal kekayaan. Behavioural accounting, pada sisi lain, diambil
dari ilmu yang yang lain seperti psikologi, sosiologi, dan teori organisasi., dan
umumnya tidak membuat anggapan tentang bagaimana orang-orang berkelakuan
(behave), terlebih, itu tujuan untuk mengetahui mengapa orang-orang berkelakuan
sebagaimana yang mereka lakukan. Sebagai konsekuensi, tiga kelompok penelitian
akuntansi yang lain ini dimaksudkan untuk menjawab tipe yang sangat berbeda
pertanyaan tentang praktek akuntansi.
Tipe utama BAR dalam area ini yang telah diketahui seperti human judgement
theory (HJT) atau human information processing (HIP) dan meliputi pertimbangan
dan pembuatan keputusan akuntan dan auditor dan mempengaruhi fungsi output
pada pengguna pembuatan pertimbangan dan keputusan.
Kenapa BAR penting?

Terdapat beberapa alasan yang sangat bagus bahwa BAR sangat pentig untuk
praktisi akuntasi dan yang lain:

=> Telah catat pada awal chapter ini bagaimana kelompok penelitian akuntansi
yang lain seperti pasar modal dan teori agensi tidak memperlengkapi dengan
jawaban pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menggunakan dan memproses
informasi akuntansi. Untuk mengisi kekosongan membutuhkan penelitian yang
secara spesifik menguji aktivitas pengambilan keputusan yang menyiapkan (penyaji),
pengguna, dan auditor informasi akuntansi.

=> BAR dapat memberikan arti berharga dalam jenis cara yang berbeda pada hasil,
proses, dan reaksi pengambil keputusan pada fakta-fakta (keterangan) informasi
akuntansi dan metode komunikasi. Kita dapat menggunakannya untuk memperbaiki
pengambilan keputusan dalam berbagai macam cara.

=> BAR berpotensi menyediakan informasi yang bermanfaat untuk regulator


akuntansi seperti Australian Accounting Standart Board (AASB). Sebagai tujuan
pokok akuntansi adalah untuk menyediakan informasi bermanfaat untuk keputusan,
anggota AASB terus berhadapan dengan masalah dimana metode akuntansi dan apa
tipe pengungkapan yang akan terbukti bermanfaat untuk pengguna laporan
keuangan (financial statement).
=> BAR juga dapat mengarahkan pada efisiensi dalampraktek kerja akuntan dan
profesi yang yang lain. Seperti, keahlian senior dan pengalaman anggota sebuah
perusahaan akuntansi dapat dicatat dan dimanfaatkan oleh metode BAR untuk
mengembangkan sistem keahlian yang terkomputerisasi untuk suatu variasi dalam
konteks pengambilan keputusan (decision making).
Pengembangan penelitian akuntansi perilaku (BAR)
Istilah BAR pertama kali muncul dalam literatur pa tahun 1967,tetapi penelitian HJT
menjadi pondasinya dalam literature psikologi dengan karya seminal Ward Edward
pada tahun 1954. Aplikasi penelitian pada akuntansi dan auditing dapat terima tahun
1974 ketika Ashton mempublikasikan sebuah studi percobaan (experimental)
pertimbangan internal control oleh auditor.

Banyak ilmu (diantaranya sains politik, teori organisasi, sosiologi dan statistik)
memainkan perannya dalam perkembangan BAR, tetapi jelas sekali ilmu perilaku
yang paling penting dalam hubungan kontribusi psikologi. Perkembangan penelitian
HJT dalam akuntansi memberikan banyak pada adaptasi metode penelitian telah
digunakan dengan baik dalam literatur psikologi, model Brunswik lens. Teknik ini
mewakili pendekatan penelitian baru yang sangat kuat yang dapat diaplikasikan
pada pertanyaan lama yang memperhatikan pengguna data.

Sebuah gambaran pendekatan untuk memahami proses informasi

Dasar tujuan penelitian HJT adalah untuk menjelaskan cara yang orang-orang
gunakan dan bagian proses informasi akuntansi (dan yang lain) dalam suatu fakta
konteks pengambilan keputusan. Kita gambarkan proses pengambilan keputusan
seseorang adalah sebuah model. Sehingga, contohnya, kita mungkin menggunakan
penelitian teknik HJT terhadap model (atau menggambarkan) cara yang petugas
pinjaman bank proses dengan berbagai cara pokok informasi akuntansi (atau isyarat
seperti yang mereka sebutkan) seperti laba dan angka arus kas untuk suatu
keputusan tentang apakah untuk menyetujui suatu pinjaman dari suatu perusahaan.
Walaupun model brunswik lens metode yang mendominasi untuk pongembangan
model pembuatan keputusan, juga terdapat dua pendekatan penelitian. Satu di sebut
process tracing, yang lain diketahui sebagai paradingma probabilistic judgement,
dimana dalam memprosess keputusan mewakili kemungkinan pernyataan
berdasarkan pada dalil Baye. 3 Pendekatan yang lain untuk menjelaskan (modelling)
pembuatan keputusan adalah: availability, anchoring dan adjusment, dan expert
judgment.

Model Brunswik Lens


Sejak pertengahan tahun 1970, model brunswik lens telah digunakan sebagai
kerangka analitis dan dasar untuk pendapat penelitian yang paling memerlukan
ramalan (seperti kebangrutan) dan/atau evaluasi (seperti pengendalian internal).
Peneliti menggunakan model lens untuk meneliti hubungan antara mutliple
cues (atau sebagian informasi) dan keputusan, pendapat, atau prediksi, dengan
mencari aturan dalam merespon untuk cues tersebut.
AKUNTANSI DAN PERILAKU

Akuntansi ada sebagai sebuah fungsi yang mengatur aktivitas individu atau
sekelompok individu (didefinisikan sebagai entitas akuntansi). Terdapat pandangan
yang berbeda pada akuntansi, mengindikasikan bahwa terdapat angka akuntansi
mungkin perspektif. Bahkan dalam suatu periode peraturan pemerintah difokuskan
pada pengungkapan akuntansi oleh perusahaan, terdapat seribu pilihan dan asumbi
dibutuhkan antara alternatif teknik akuntansi dalam persiapan laporan keuangan
untuk entitas perusahaan (PT).

Burchell et al. meringkas peran signifikan akuntansi dalam konteks ekonumi yang
luas:

Data akuntansi sekarang digunakan dalam awalan dan implementasi pengawasan


untuk stabilisasi ekonomi, harga dan pengendalian upah, untuk peraturan industry
khusus dan sektor komersial dan perencanaan pengembangan ekonomi nasional
dalam kondisi perang dan damai juga dalam kondisi makmur dan depresi.
Tidak lama menunjukkan hanya sebagai sebuah kumpulan kalkulatif rutin, itu fungsi
sebagai keterpaduan dan mekanisme yang berpengaruh untuk manajemen sosial dan
ekonomi.

Lebih lanjut, penting untuk mempertimbangkan faktor yang memppengaruhi


perubahan dalam sistem akuntansi dan sifat dasar pelaporan akuntansi. Menurut
Zimmerman, sistem akuntansi adalah komponen dasar dalam suatu arsitektur
organisasi, manager senior dengan konstan mencari untuk mengadopsi arsitektur
dengan memastikan struktur terbaik pada perusahaan. Zimmerman menjelaskan, 2
observasi penting mengenai faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi:

1. Perubahan sistem akuntansi jarang terjadi dalam suatu ke-vakuman. Perubahan sistem
akuntansi umumnya terjadi pada saat ada perubahan dalam strategi bisnis perusahaan
dan perubahan organisasional yang lain.
2. Perubahan dalam arsitektur organisasional perusahaan, termasuk perubahan dalam
sintem akuntansi, kemungkinan besar terjadi dalam merespon terhadap perubahan
stategy bisnis perusahaan disebabkan oleh goncangan eksternal dari tknologi dan
perubahan kondisi pasar.
Karena itu informasi akuntansi secara signifikan berpengaruh pada perilaku individu
antara suatu entitas dan eksternal terhadapnya. Bagaimanapun, hal itu mempunyai
pengaruh terhadap 2 hal, pada individu (atau sekelompok individu) langsung dan
tidak langsung mempengaruhi struktur sistem akuntansi dan pengungkapan
informasi.

KETERBATASAN BAR

Sering kontradiksi (dan membuat frustasi) antara penemuan penelitian yang serupa
yang berarti bahwa memproses informasi manusia jauh lebih kompleks dari pada
mengembangkan teori dan penelitian.

3 level kritikan yang menolak penelitian ini, yaitu mempunyai keterbatasan:

Pertama, studipada topik yang sama menghasilkan hasil yang bertentangan,


menghalangi petunjuk konklusif untuk keputusan pengawasan. Selanjutnya, subjek
penelitian dan letak digunakan dalam penelitian ini seringkali berbeda dari yang
mereka temukan dalam pembuatan keputusan riil. Terakhir, peneliti akuntansi
menanyakan apakah pengawasan dipengaruhi oleh penelitian pada individu pembuat
keputusan.

MASALAH BAGI AUDITOR

BAR dapat memberikan pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menggunakan


dan memproses informasi akuntansi, penelitian auditing keperilakuan dapat
memeriksa bagaimana auditor menunjukkan tugas audit dan membuat opini.

BAR memeriksa karakteristik high-performing auditor dan faktor yang mempengaruhi


opini auditor. Hasilnya menunjukkan bahwa auditor spesialis industri membutuhkan
auditor lain ketika mereka dalam lingkungan spesialisasi industri. Mereka tampil
untuk memproses bagian kecil informasi secara lebih efisien dan efektif untuk
mencerminkan eksistensi dari laporan keuangan. Penelitian eksperimental juga
menunjukkan bahwa terdapat interaksi kompleks antara pengalaman dan keadaan
(context) dalam keputusan pelaporan auditor. Apalagi, penelitian ini menunjukkan
bahwa investor memberi reaksi sebagai rasa bahwa auditor independen lemah ketika
auditor menerima pendapatan layanan non-audit dari klien yang mereka audit bahkan
jika auditor independent memang tidak membuat-buat (dalam membuat keputusan).
Bagaimanapun, penelitian eksperimental menantang ketika mereka mencoba untuk
merealisasikan keseimbangan dan kesederhanaan dalam desain penelitian

https://senyummu13.wordpress.com/2012/05/21/behavioural-research-in-
accounting-penelitian-perilaku-dalam-akuntansi/
Minggu, 30 Agustus 2015

Behaviour Accounting Research

Behaviour Accounting Research


(Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi)

Dosen Pengampu: Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak

Disusun Oleh:

AWALIYAH

EKA FITRI YANTI

LENNY ANGGRAENI

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi keperilakuan merupakan bidang yang relatif baru dibandingkan dengan bidang ilmu
akuntansi lainnya. Penelitian terkait dengan akuntansi keperilakuan merupakan suatu penelitian yang
cukup menarik dilakukan oleh akademisi, mahasiswa maupun praktisi. Penelitian aspek keperilakuan
dalam akuntansi akan memberikan manfaat antara lain menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
accounting regulator dan meningkatkan efisiensi bagi akuntan dan profesi lainnya.

Ada dua aspek yang perlu digarisbawahi dalam behavioral accounting research (BAR) yaitu
behavioral (keperilakuan) dan akuntansi. Behavioral accounting research menurut Hofstedt dan Kinard
(1970) seperti dikutip oleh Godfrey, et al. (2010 : 446) adalah the study of the behavior of
accountants or the behavior of non-accountants as they are influenced by accounting functions and
reports. Penelitian akuntansi keperilakuan berusaha mendalami perilaku dari akuntan maupun
perilaku dari non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi dan informasi akuntansi.

Siegel (1989:3) menyatakan bahwa behavioral science adalah human side of social science.
Ilmu keperilakuan ini tidak terlepas dari disiplin ilmu psikologi, sosiologi, teori organisasi, ilmu politik,
dan antropologi. Ditinjau dengan sudut pandang teori akuntansi, behavioral accounting research (BAR)
merupakan bagian dari positive research yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan fakta.
Namun BAR berbeda dibandingkan dengan penelitian positif lainnya seperti penelitian terkait agency
theory dan penelitian pasar modal.

Penelitian keagenan bertujuan untuk mencari manfaat ekonomis apa yang diperoleh akuntan
dari tindakannya memilih metode akuntansi yang ada. Dalam penelitian keagenan diasumsikan bahwa
principal adalah pihak yang risk neutral sedangkan agen adalah pihak yang risk and effort averse.
Jawaban yang diperoleh dari penelitian keagenan adalah akuntan melakukan tindakan pemilihan
metode akuntansi yang ada bertujuan untuk meningkatkan utilitas bagi dirinya. Dalam penelitian
keperilakuan BAR, akuntan maupun pihak-pihak yang dipengaruhi oleh fungsi dan informasi akuntansi
merupakan pihak-pihak yang bebas dari asumsi.

Mayoritas objek penelitian BAR adalah individu, tetapi objek BAR dapat juga berupa kelompok
kecil dari organisasi atau kondisi lingkungan. Di samping itu, BAR juga menekankan pada dimensi yang
lain dari norma-norma sosial antara lain fairness (kewajaran), equity (keadilan), trust (kepercayaan),
honesty (kejujuran) serta keinginan untuk bekerja sama.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Behaviour Accounting Research?

2. Apa saja ruang lingkup dari Behaviour Accounting Research?

3. Mengapa Behaviour Accounting Research penting?

4. Apa saja keterbatasan dalam Behaviour Accounting Research?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian dari Behaviour Accounting Research.

2. Untuk mengetahui ruang lingkup dari Behaviour Accounting Research.

3. Untuk mengetahui pentingnya Behaviour Accounting Research.

4. Untuk mengetahui keterbatasan dalam Behaviour Accounting Research.

D. Sitematika Penulisan

Untuk dapat memahami dan mengerti lebih cepat dan lebih jelas tentang maksud dan tujuan dari
penulisan makalah ini, maka penulis menguraikannya secara sistematis, sehingga tergambar dengan
jelas isi masing-masing bab.
BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan secara keseluruhan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang pengertianBehaviour Accounting Research, ruang lingkup, arti
penting dan keterbatasan behaviour accounting research.

BAB III KESIMPULAN

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari isi makalah tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Ruang Lingkup

Behavioural accounting research didefinisikan sebagai: Studi perilaku akuntan atau perilaku
non akuntan dimana mereka dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan laporan. Behavioural accounting
research (BAR), penelitian pasar modal dan penelitian teori agency dapat disebut penelitian positif
dalam pengertian bahwa mereka dikaitkan dengan menemukan fakta: penelitian pasar modal
menanyakan bagaimana reaksi pasar sekuritas terhadap informasi akuntansi?; teori agensi
menanyakanapakah insentif ekonomi mempengaruhi dalam memilih metodde akuntansi?; dan
behavioural research menanyakan bagaimana sebenarnya orang-orang menggunakan dan
memproses informasi akuntansi? bagaimanapun, mereka juga sangan berbeda dalam banyak hal.
untuk instansi, penelitian pasar modal melihat pada level makro pasar sekuritas agregat, sedangkan
teori agensi dan behavourial accounting fokus pada level mikro pribadi manager dan perusahan.
Penelitian pasar modal dan teory agensi diambil dari ilmu ekonomi dan mengesampingkan motivasi
aktual orang-orang dengan asumsi bahwa setiap orang merupakan pemaksimal kekayaan. Behavioural
accounting, pada sisi lain, diambil dari ilmu yang yang lain seperti psikologi, sosiologi, dan teori
organisasi., dan umumnya tidak membuat anggapan tentang bagaimana orang-orang berkelakuan
(behave), terlebih, itu tujuan untuk mengetahui mengapa orang-orang berkelakuan sebagaimana yang
mereka lakukan. Sebagai konsekuensi, tiga kelompok penelitian akuntansi yang lain ini dimaksudkan
untuk menjawab tipe yang sangat berbeda pertanyaan tentang praktek akuntansi.

Tipe utama BAR dalam area ini yang telah diketahui seperti human judgement theory (HJT)
atau human information processing (HIP) dan meliputi pertimbangan dan pembuatan keputusan
akuntan dan auditor dan mempengaruhi fungsi output pada pengguna pembuatan pertimbangan dan
keputusan.

Pada masa lalu, para akuntan semata-mata fokus pada


pengukuran pendapatan dan biaya yang mempelajari
pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi
masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa
lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja
masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan
mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan
fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu
organisasi harus diawali dengan memotivasi dan
mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang
saling berhubungan dalam organisasi.

Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan


dan prediksi keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan
menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan
akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu
sosial, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian
dari ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan. Namun ilmu
keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama
menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi untuk menilai
dan memecahkan permasalahan organisasi.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah
cabang akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku
manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et all. 1989),
istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang
luas yang meliputi keseluruhan desain alat pengendalian
manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem
penganggaran, desain akuntansi pertanggung jawaban, desain
organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain
pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta pelaporan
keuangan. Secara lebih rinci ruang lingkup akuntansi
keperilakuan meliputi:

1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap


desain, konstruksi dan penggunaan sistem akuntansi yang
diterapkan dalam perusahaan, yang berarti bagaimana sikap
dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat
pengendalian akuntansi dan desain orgaisasi.

2. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku


manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi
mempengaruhi motivasi, produktifitas, pengambilan
keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.

3. Metode untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi


untuk mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi
dapat dipergunakan untuk mempegaruhi perilaku.

Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral


Science), teori-teori akuntansi keperilakuan di kembangkan
dari penelitian empiris atas perilaku manusia di
organisasi. Dengan demikian, peranan penelitian dalam
pengembangan ilmu itu sendiri sudah tidak diragukan lagi.
Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi keperilakuan
sangat luas sekal, tidak hanya meliputi bidanga akuntansi
manajemen saja, tetapi juga menyangkut penelitian dalam
bidang etika, auditing (pemeriksaan akuntan), sistem
informasi akuntansi bahkan akuntansi keuangan.

Akuntansi Keperilakuan mempelajari hal-hal sebagai


berikut:

Reaksi manusia terhadap format dan isi dari pelaporan


keuangan.

Bagaimana informasi diproses untuk keperluan pengambilan


keputusan

Pengembangan teknik-teknik pelaporan untuk


mengkomunikasikan data kepada penggunanya.

Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi


perilaku, inspirasi, dan tujuan orang - orang yang menjalankan
organisasi.

Dan hal-hal lain yang mengaitkan akuntansi, manusia,


organisasi, dan masyarakat. Hal-hal yang dipelajari dalam
Akuntansi Keperilakuan tersebut apabila diringkas, pada
dasarnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

Pengaruh perilaku manusia didalam perancangan, penyusunan


dan penggunaan sistem akuntansi

Pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia

Metoda-metoda untuk memprediksi dan strategi-strategi


untuk mengubah perilaku manusia.

B. Pentingnya Behaviour Accounting Research


Terdapat beberapa alasan yang sangat bagus bahwa BAR sangat pentig untuk praktisi akuntasi
dan yang lain:

a. Telah catat pada awal chapter ini bagaimana kelompok penelitian akuntansi yang lain seperti pasar
modal dan teori agensi tidak memperlengkapi dengan jawaban pertanyaan tentang bagaimana orang-
orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi. Untuk mengisi kekosongan membutuhkan
penelitian yang secara spesifik menguji aktivitas pengambilan keputusan yang menyiapkan (penyaji),
pengguna, dan auditor informasi akuntansi.

b. BAR dapat memberikan arti berharga dalam jenis cara yang berbeda pada hasil, proses, dan reaksi
pengambil keputusan pada fakta-fakta (keterangan) informasi akuntansi dan metode komunikasi. Kita
dapat menggunakannya untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam berbagai macam cara.

c. BAR berpotensi menyediakan informasi yang bermanfaat untuk regulator akuntansi seperti Australian
Accounting Standart Board (AASB). Sebagai tujuan pokok akuntansi adalah untuk menyediakan
informasi bermanfaat untuk keputusan, anggota AASB terus berhadapan dengan masalah dimana
metode akuntansi dan apa tipe pengungkapan yang akan terbukti bermanfaat untuk pengguna
laporan keuangan (financial statement).

d. BAR juga dapat mengarahkan pada efisiensi dalampraktek kerja akuntan dan profesi yang yang lain.
Seperti, keahlian senior dan pengalaman anggota sebuah perusahaan akuntansi dapat dicatat dan
dimanfaatkan oleh metode BAR untuk mengembangkan sistem keahlian yang terkomputerisasi untuk
suatu variasi dalam konteks pengambilan keputusan (decision making).

C. Pengembangan penelitian akuntansi perilaku (BAR)

Istilah BAR pertama kali muncul dalam literatur pa tahun 1967,tetapi penelitian HJT menjadi
pondasinya dalam literature psikologi dengan karya seminal Ward Edward pada tahun 1954. Aplikasi
penelitian pada akuntansi dan auditing dapat terima tahun 1974 ketika Ashton mempublikasikan
sebuah studi percobaan (experimental) pertimbangan internal control oleh auditor.

Banyak ilmu (diantaranya sains politik, teori organisasi, sosiologi dan statistik) memainkan
perannya dalam perkembangan BAR, tetapi jelas sekali ilmu perilaku yang paling penting dalam
hubungan kontribusi psikologi. Perkembangan penelitian HJT dalam akuntansi memberikan banyak
pada adaptasi metode penelitian telah digunakan dengan baik dalam literatur psikologi, model
Brunswik lens. Teknik ini mewakili pendekatan penelitian baru yang sangat kuat yang dapat
diaplikasikan pada pertanyaan lama yang memperhatikan pengguna data.

Sebuah gambaran pendekatan untuk memahami proses informasi

Dasar tujuan penelitian HJT adalah untuk menjelaskan cara yang orang-orang gunakan dan
bagian proses informasi akuntansi (dan yang lain) dalam suatu fakta konteks pengambilan keputusan.
Kita gambarkan proses pengambilan keputusan seseorang adalah sebuah model. Sehingga,
contohnya, kita mungkin menggunakan penelitian teknik HJT terhadap model (atau
menggambarkan) cara yang petugas pinjaman bank proses dengan berbagai cara pokok informasi
akuntansi (atau isyarat seperti yang mereka sebutkan) seperti laba dan angka arus kas untuk suatu
keputusan tentang apakah untuk menyetujui suatu pinjaman dari suatu perusahaan. Walaupun model
brunswik lens metode yang mendominasi untuk pongembangan model pembuatan keputusan, juga
terdapat dua pendekatan penelitian. Satu di sebut process tracing, yang lain diketahui sebagai
paradingma probabilistic judgement, dimana dalam memprosess keputusan mewakili kemungkinan
pernyataan berdasarkan pada dalil Baye. Tiga Pendekatan yang lain untuk menjelaskan (modelling)
pembuatan keputusan adalah: availability, anchoring dan adjusment, dan expert judgment.

D. Akuntansi dan Keprilakuan

Akuntansi ada sebagai sebuah fungsi yang mengatur aktivitas individu atau sekelompok
individu (didefinisikan sebagai entitas akuntansi). Terdapat pandangan yang berbeda pada akuntansi,
mengindikasikan bahwa terdapat angka akuntansi mungkin perspektif. Bahkan dalam suatu periode
peraturan pemerintah difokuskan pada pengungkapan akuntansi oleh perusahaan, terdapat seribu
pilihan dan asumbi dibutuhkan antara alternatif teknik akuntansi dalam persiapan laporan keuangan
untuk entitas perusahaan (PT).

Burchell et al. meringkas peran signifikan akuntansi dalam konteks ekonumi yang luas:

Data akuntansi sekarang digunakan dalam awalan dan implementasi pengawasan untuk stabilisasi
ekonomi, harga dan pengendalian upah, untuk peraturan industry khusus dan sektor komersial dan
perencanaan pengembangan ekonomi nasional dalam kondisi perang dan damai juga dalam kondisi
makmur dan depresi.
Tidak lama menunjukkan hanya sebagai sebuah kumpulan kalkulatif rutin, itu fungsi sebagai
keterpaduan dan mekanisme yang berpengaruh untuk manajemen sosial dan ekonomi.

Lebih lanjut, penting untuk mempertimbangkan faktor yang memppengaruhi perubahan


dalam sistem akuntansi dan sifat dasar pelaporan akuntansi. Menurut Zimmerman, sistem akuntansi
adalah komponen dasar dalam suatu arsitektur organisasi, manager senior dengan konstan mencari
untuk mengadopsi arsitektur dengan memastikan struktur terbaik pada perusahaan. Zimmerman
menjelaskan, 2 observasi penting mengenai faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi:

1. Perubahan sistem akuntansi jarang terjadi dalam suatu ke-vakuman. Perubahan sistem akuntansi
umumnya terjadi pada saat ada perubahan dalam strategi bisnis perusahaan dan perubahan
organisasional yang lain.

2. Perubahan dalam arsitektur organisasional perusahaan, termasuk perubahan dalam sintem akuntansi,
kemungkinan besar terjadi dalam merespon terhadap perubahan stategy bisnis perusahaan
disebabkan oleh goncangan eksternal dari tknologi dan perubahan kondisi pasar.

Karena itu informasi akuntansi secara signifikan berpengaruh pada perilaku individu antara
suatu entitas dan eksternal terhadapnya. Bagaimanapun, hal itu mempunyai pengaruh terhadap 2 hal,
pada individu (atau sekelompok individu) langsung dan tidak langsung mempengaruhi struktur sistem
akuntansi dan pengungkapan informasi.

a. Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi

Beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan


dan menganggap penting untuk memasukkan aspek
keperilakuan dalam akuntansi. Sejak meningkatnya orang yang
sudah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek
perilaku dari akuntansi terdapat suatu kecenderungan untuk
memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang
lebih subtansial. Perspektif perilaku menurut pandangan ini
telah dipenuhi dengan baik sehingga membuat sistem
akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima
oleh para manajer/pimpinan dan karyawannya. Pelayanan
akuntansi mungkin juga telah sampai pada puncak
permasalahan yang rumit dan gagasan akuntansi dapat
muncul dari beberapa nilai yang ada. Tetapi, pertimbangan
perilaku dan sosial tidak berarti mengubah dari tugas
akuntansi secara radikal. Namun mulai mengembangkan
perspektif dalam mendekati beberapa pengertian yang
mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada
organisasi.

Manusia dan faktor sosial diikut sertakan secara jelas


dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem
akuntansi, karena para akuntan membuat asumsi mengenai
bagaimana mereka termotivasi, bagaimana mereka
menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi,
dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan
kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi.

Berdasarkan pengalaman, banyak manajer dan akuntan


telah memperoleh suatu pemahaman yang lebih dari sekadar
aspek manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun harus
diakui bahwa banyak sistem akuntansi masih dihadapkan pada
berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan
penggunaan dan penerimaan seluruh sistem akuntansi
terkadang dapat menjadi meragukan. Pertanggungjawaban
dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut
pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi
mereka yang lebih luas terhadap efektivitas organisasi.
Sebagian prosedur saat ini juga dapat menimbulkan
pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif
manajerial. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika
semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang
lebih luas.Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran
yang harus dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi.
Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi
tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota terhadap
pencapaian tujuan. Rasa tanggung jawab tersebut pada
sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan
tertentu. Dalam organisasi, masing-masing mempunyai tujuan
dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut. Keselarasan tersebut akan dapat lebih diwujudkan
manakala individu memahami dan patuh pada ketetapan-
ketetapan yang ada di dalam anggaran.

b. Dimensi Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi


tradisional yang berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat
dan melaporkan informasi keuangan. Dengan demikian,
dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan
juga dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu
system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi
keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara
perilaku manusia dan system akuntansi, mencerminkan
dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu
organisasi.Stainer juga menjelaskan secara singkat mengenai
definisi keperilakuan, yaitu sebagai suatu riset ilmiah yang
berhadapan secara langsung dengan perilaku manusia. Definisi
ini menangkap permasalahan inti dari ilmu keperilakuan, yaitu
riset ilmiah dan perilaku manusia.
E. Keterbatasan Behaviour Accounting Research

Pekembangan riset akuntansi Indonesia di bidang keperilakuan masih merupakan hal yang
relative baru dibandingkan dengan riset akuntansi di bidang lainnya. Misalnya, bila dibandingkan
dengan penelitian di bidang akuntansi keuangan, dengan topic penelitian pada kemampuan rasio-rasio
keuangan memprediksi harga saham, kebangkrutan, dan lain-lain maka riset akuntansi di bidang
keperilakuan masih dapat dikatakan tertinggal. Hal ini dapat dimaklumi mengingat mata kuliah
akuntansi keperilakuan sendiri masih tergolong baru. Sebagai contoh, Jurusan Akuntansi Universitas
Gadjah Mada, Jogjakarta, memperkenalkan matakuliah ini pada tahun 1995. Selain itu, apakah bidang
keperilakuan, yang selama ini menjadi kajian utama ahli psikologi, juga perlu menjadi kajian para
akuntan, masih diperdebatkan oleh para akuntan sendiri. Beberapa kritikan yang menolak terhadap
penelitian akuntansi keperilakuan karena adanya keterbatasan diantaranya.

Banyaknya perbedaan dalam pengukuran variabel, yang berarti dalam satu variable ada
berbagai instrument yang bisa dipergunakan dan masing-masing sangat berbeda.
Sebab tidak adanya landasan konseptual yang jelas atas pengembangan variabel.
Kelemahan metodologi selanjutnya yang paling dominan adalah lemahnya pengembangan
landasan teoritis. Dengan adanya kelemahan tersebut, sehingga perlu adanya pemahaman lebih
dalam tentang berbagai landasan teoritis dan pendekatan dalam penelitian akuntansi.

F. Masalah Bagi Auditor

BAR dapat memberikan pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menggunakan dan


memproses informasi akuntansi, penelitian auditing keperilakuan dapat memeriksa bagaimana
auditor menunjukkan tugas audit dan membuat opini.BAR memeriksa karakteristik high-performing
auditor dan faktor yang mempengaruhi opini auditor. Hasilnya menunjukkan bahwa auditor spesialis
industri membutuhkan auditor lain ketika mereka dalam lingkungan spesialisasi industri. Mereka
tampil untuk memproses bagian kecil informasi secara lebih efisien dan efektif untuk mencerminkan
eksistensi dari laporan keuangan. Penelitian eksperimental juga menunjukkan bahwa terdapat
interaksi kompleks antara pengalaman dan keadaan (context) dalam keputusan pelaporan auditor.
Apalagi, penelitian ini menunjukkan bahwa investor memberi reaksi sebagai rasa bahwa auditor
independen lemah ketika auditor menerima pendapatan layanan non-audit dari klien yang mereka
audit bahkan jika auditor independent memang tidak membuat-buat (dalam membuat keputusan).
Bagaimanapun, penelitian eksperimental menantang ketika mereka mencoba untuk merealisasikan
keseimbangan dan kesederhanaan dalam desain penelitian.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Behavioural accounting research didefinisikan sebagai:Studi perilaku akuntan atau perilaku


non akuntan dimana mereka dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan laporan.Tipe utama BAR dalam
area ini yang telah diketahui seperti human judgement theory (HJT) atau human information
processing (HIP) dan meliputi pertimbangan dan pembuatan keputusan akuntan dan auditor dan
mempengaruhi fungsi output pada pengguna pembuatan pertimbangan dan keputusan. Pentingnya
BAR diantaranya:

a. Telah catat pada awal chapter ini bagaimana kelompok penelitian akuntansi yang lain seperti pasar
modal dan teori agensi tidak memperlengkapi dengan jawaban pertanyaan tentang bagaimana orang-
orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi. Untuk mengisi kekosongan membutuhkan
penelitian yang secara spesifik menguji aktivitas pengambilan keputusan yang menyiapkan (penyaji),
pengguna, dan auditor informasi akuntansi.

b. BAR dapat memberikan arti berharga dalam jenis cara yang berbeda pada hasil, proses, dan reaksi
pengambil keputusan pada fakta-fakta (keterangan) informasi akuntansi dan metode komunikasi. Kita
dapat menggunakannya untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam berbagai macam cara.

BAR dapat memberikan pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menggunakan dan memproses
informasi akuntansi, penelitian auditing keperilakuan dapat memeriksa bagaimana auditor
menunjukkan tugas audit dan membuat opini.

Anda mungkin juga menyukai