Studi Analisa Penelusuran Banjir Akibat Keruntuhan Bendungan Jatigede - 1 PDF
Studi Analisa Penelusuran Banjir Akibat Keruntuhan Bendungan Jatigede - 1 PDF
JURNAL ILMIAH
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2016
STUDI ANALISA PENELUSURAN BANJIR AKIBAT KERUNTUHAN
BENDUNGAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG JAWA BARAT
Abstrak
Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung meliputi wilayah seluas 7.711 km,
terletak di Provinsi Jawa Barat : Kabupaten Garut, Sumedang, Majalengka, Cirebon,
Indramayu, Kuningan dan Kota Cirebon, dan di Provinsi Jateng : Kabupaten Brebes.
Intrusi air laut menyebabkan sulitnya memperoleh air baku di wilayah Pantura Cirebon
Indramayu. Sehingga, terjadilah krisis ketersediaan air baku untuk keperluan domestik,
perkotaan, dan industri. Oleh karena itu, pembangunan Bendungan Jatigede menjadi
prioritas utama. Sebuah bendungan yang menghasilkan sebuah tampungan air raksasa
(waduk) berfungsi sebagai penangkap air pada musim hujan dan menyimpannya di musim
kemarau diwaktu air sungai mengalir dalam debit yang kecil untuk keperluan irigasi, air
minum, industri atau yang lainnya. Volume tampungan Bendungan Jatigede sebesar 980 x
106 m3 berada pada elevasi +265,00 m. Dengan memiliki daya tampung tersebut, air sungai
yang melebihi kebutuhan dapat disimpan dalam waduk dan baru dilepas mengalir kedalam
sungai lagi sesuai dengan kebutuhan saja pada waktu yang diperlukan.
Penelitian ini menitik beratkan mengenai dampak yang ditimbulkan akibat
keruntuhan Bendungan Jatigede. Sedangkan hasil analisis ini meliputi perhitungan
kecepatan aliran banjir, tinggi genangan maksimum banjir dan area yang terdampak akibat
keruntuhan Bendungan Jatigede, serta pengklasifikasian daerah tergenang berdasarkan
tinggi genangan yang terjadi pada daerah tersebut dan jumlah penduduk (KK) tiap
kecamatan. Tujuan penulisan ini adalah agar diperoleh hasil analisis berupa peta genangan
banjir akibat runtuhnya bendungan Jatigede, yang akan digunakan untuk untuk menyusun
peta bencana banjir Bendungan Jatigede, dan aspek lainnya yang akan dipakai sebagai
sarana pendukung dalam penyusunan Panduan Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan
Jatigede.
Berdasarkan hasil hasil running steady flow HEC RAS, kecepatan aliran banjir
rata-rata akibat keruntuhan Bendungan Jatigede sebesar 6,552 m/dt. Ketinggian
maksimum banjir berada di STA 61 = 13,77 m. Sedangkan tinggi genangan rata-rata
yakni 3,08 m. Dengan debit Q PMF sebesar 11000 m/dt, keruntuhan Bendungan Jatigede
menimbulkan genangan yang sangat luas hingga Laut Jawa dengan total luas genangan
sebesar 1151,38 km, meliputi 43 kecamatan dari 4 kabupaten yakni Kab. Sumedang, Kab.
Majalengka, Kab. Indramayu dan Kab. Cirebon. Menurut klasifikasi bencana berdasarkan
tinggi genangan untuk daerah hilir Bendungan Jatigede termasuk daerah bahaya tingkat 3
(tinggi genangan >2m). Sedangkan menurut klasifikasi berdasarkan jumlah jiwa (KK)
daerah hilir Bendungan Jatigede termasuk daerah dengan tingkat resiko 3 (menengah).
Total penduduk terkena resiko untuk kasus keruntuhan Bendungan Jatigede sebanyak
2.251.172 jiwa atau 442.314 KK.
Abstract
Cimanuk - Cisanggarung River Region covering an area of 7711 km, located in
the province of West Java: Garut, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Indramayu, Kuningan
and Cirebon, and in the province of Central Java: Brebes. Sea water intrusion causing
difficulty of obtaining raw water in the northern coast of Cirebon Indramayu. Thus, there
was a crisis of availability of water for domestic, urban and industrial. Therefore,
construction of Dams Jatigede a top priority. A dam that produces a giant water storage
(reservoir) to function as water catchments in the rainy season and store it in the dry
season at a time when the river flows into a small discharge for irrigation, drinking water,
industrial or otherwise. Volume Jatigede dam reservoirs of 980 x 106 m3 located at an
elevation of +265.00 m. By having such capacity, the river water that exceed the needs can
be stored in reservoirs and released a new drain into the river again in accordance with the
needs of only the time required.
This study focuses on the impact caused by the collapse of the dam Jatigede. While
the results of this analysis includes the calculation of the flow velocity of flooding, the
maximum water level and flood-affected areas as a result of the collapse of the dam
Jatigede, as well as the classification of the area inundated by the water level that occurred
in the area and population (KK) each district. The objective is to obtain the results of the
analysis in the form of a map of inundation due to the collapse of the dam Jatigede, which
will be used for to construct a map of the flood dam Jatigede, and other aspects that will be
used as a means of support in the preparation of Free Action Plan Emergency (RTD) Dam
Jatigede.
Based on the results of the results of running steady flow HEC RAS, the speed of
the flood flow on average due to the collapse of the dam Jatigede of 6.552 m / dt. The
maximum height of the flood were on the STA 61 = 13.77 m. Meanwhile, the average
water level that is 3.08 m. With Q PMF discharge of 11,000 m / dt, Jatigede Dam collapse
pose a very wide pool of up to the Java Sea with a total area of 1151.38 km puddle,
covering 43 districts of four districts, Kab. Sumedang, Kab. Majalengka, Kab. Indramayu
and Kab. Cirebon. According to the classification based on high inundation disaster for the
area downstream dam Jatigede including the danger level 3 (high inundation> 2m).
Meanwhile, according to the classification based on the number of people (families)
Jatigede Dam downstream areas including areas with risk level 3 (medium). The total
population at risk in the case of the collapse of the dam Jatigede many as 2,251,172 people
or 442 314 households.
( Log X 1 - Log X ) 2 Ck =
(
n3 . X - X 4 )
Cs =
i =1
3
(2) ( n - 1 ) ( n - 2 )( n - 3 ). S 4 (7)
(n - 1) * (n - 2) * ( S1 ) i 4. Koefisien variasi (coefficient of
S1 variation, Cv), merupakan variasi
Cv = (3) relatif dari variabel terhadap nilai
Log x
rata-rata aljabar.
n
( Log x - Log x )
i =1
1
2
Cv =
S
(8)
S = (4) X
n -1 dimana :
Log X t = Log x + k S (5) n = jumlah data
X = rerata data hujan (mm)
dimana : S = simpangan baku (standar
deviasi)
LogX = rata-rata nilai logaritma data X X = data hujan (mm)
hasil pengamatan Pemilihan terhadap distribusi
frekuensi yang mendekati syarat berikut
Cs = koefisien kepencengan
ini :
(skewness) (dalam log)
Distribusi Normal, dengan syarat
N = jumlah data tahun pengamatan
: Cs = 0 dan Ck = 3
S = simpangan baku (dalam log)
Distribusi Log Normal 2
Cv = koefisien variasi
Parameter, dengan syarat :
K = faktor penyimpangan yang 3Cv + Cv3 = 0 dan Cv8 + 6Cv6 + 15Cv4
digunakan untuk distribusi Log + 16Cv2 + 3 = Ck
Pearson Type III Distribusi Gumbel Type I, dengan
syarat :
Cs = 1,139 dan Ck = 5,402
Distribusi Log Pearson Type III,
dengan syarat :
1,5 Cs2 + 3 = Ck dan Cs = 0
Uji Chi Kuadrat tidak mengalami perubahan. Upaya ini
Uji ini mengkaji ukuran digunakan untuk menghitung debit
perbedaan yang terdapat di antara sungai. Prinsip-prinsip hidrograf satuan
frekuensi yang diamati/dihitung dengan bisa diterapkan untuk menaksir banjir
yang diharapkan/teoritis dan digunakan rancangan (dalam hal ini diperlukan data
untuk menguji simpangan secara vertikal, hujan yang panjang). (Limantara, 2009:
yang ditentukan dengan persamaan : 30)
k ((O - Ej ) 2 ) Analisa debit rencana pada studi
c 2
hitung =
j =1
j
Ej (9)
ini menggunakan hidrograf satuan
berdasar HSS Nakayasu dapat
dengan : dirumuskan sebagai berikut (CD
c2 hitung
= uji statistik Soemarto, 1995: 100):
Ej = nilai X pengamatan CA . R o
(observed frequency) Qp = (11)
3,6 (0,3Tp + T 0,3 )
Oj = nilai X yang diharapkan
(expected frequency) dengan:
Qp = Debit puncak banjir (m3/detik)
Uji Smirnov Kolmogorov Ro = Hujan satuan (mm)
Uji kesesuaian ini digunakan Tp = Tenggang waktu dari mulai
untuk menguji simpangan secara hujan sampai puncak (jam)
horisontal. Uji ini dilakukan dengan T0,3 = Waktu yang diperlukan oleh
menghitung perbedaan probabilita penurunan debit, dari debit
empiris dengan teoritis dengan tingkat puncak sampai mejadi 30% dari
kepercayaan tertentu, yang hasilnya debit puncaknya (jam).
dibandingkan dengan cr,. Hitung nilai CA = Luas daerah aliran sungai (km2)
selisih maksimum antara distribusi
teoritis dan distribusi empiris dengan Gambar 1 : Unit Hidrograf Satuan Sintetik
persamaan :
maks = Pe (x ) - Pt (x ) (10)
dengan :
maks = selisih antara probabilitas
empiris dan teoritis
Pe (x) = probabilitas empiris Nakayasu
Pt (x) = probabilitas teoritis (Sumber: C.D. Soemarto, 1987: 168)
dengan ketentuan jika :
cr>maks maka distribusi tidak Bagian lengkung naik (rising limb)
diterima hidrograf satuan mempunyai persamaan:
cr<maks maka distribusi diterima 2,4
t
Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu Qa = Qp . (12)
T
Hidrograf satuan adalah hidrograf p
limpasan langsung yang dihasilkan oleh dengan:
hujan efektif merata di DAS dengan
Qa = Limpasan sebelum mencapai debit
intensitas tetap (diambil 1 mm/jam)
puncak (m3/det)
dalam satu satuan waktu yang ditetapkan
t = Waktu (jam)
(diambil 1 jam). Hidrograf satuan ini
dianggap tetap selama faktor fisik DAS
Sedangkan pada kurva turun HASIL DAN PEMBAHASAN
(recession line) hidrograf satuan Data hujan diperoleh dari Buku
mempunyai persamaan: Laporan Hidrologi Jatigede berupa data
hujan harian maksimum tahunan. Data
Tp < t < (Tp + T0,3) hujan harian maksimum tahunan.
Tabel. 1 Data hujan harian maksimum
t - Tp
tahunan
T0, 3
Qt = Qp . 0,30 CH Harian Maksimum
(13) No Tahun
Tahunan (mm)
(Tp + T0,3) < t < (Tp + T0,3 +1,5 T0,3) 1 1990 29.74
t -Tp + 0,5 T0,3 2 1991 61.42
1,5 T0,3 3 1992 50.43
Qt = Qp . 0,30 (14)
4 1993 32.33
t > (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)
5 1994 36.21
t -Tp + 0,5 T0,3
6 1995 50.43
2 T0, 3
Qt = Qp . 0,30 (15) 7 1996 50.43
8 1997 21.98
9 1998 32.97
DESKRIPSI WILAYAH STUDI
Lokasi Pembangunan Waduk 10 1999 29.09
Jatigede yang terletak di kampung 11 2000 48.49
Jatigede Kulon, Desa Cijeungjing, 12 2001 95.04
Kecamatan Jatigede, Kabupaten 13 2002 95.69
Sumedang. Secara geografis berada pada 14 2003 94.39
posisi : 060 07 50 - 060 57 00 LS, 15 2004 93.75
dan 1070 03 20 - 1080 0811 BT. 16 2005 86.63
Untuk mencapai lokasi tersebut dapat
17 2006 73.06
dilakukan dengan menggunakan jalan
18 2007 53.66
raya Sumedang - Cirebon, di Kecamatan
Tolengas ( km 25) berbelok kanan ke 19 2008 63.36
arah Kecamatan Jatigede yang berjarak 20 2009 45.9
15 km. 21 2010 64.65
Sumber : Laporan Hidrologi Jatigede
sungai 300
.035 .
0
.035
Legend
2. Memasukkan nilai koefisien 280
3
EG PF 1
Manning WS PF 1
Elevation (m)
260
Ground
4. Proses Running 220 Bank Sta
200
EG PF 1
Elevation (m)
simulasi ini yaitu sebanyak 57 patok.
100