Anda di halaman 1dari 1

http://mediaindonesia.

com/news/read/35222/keprihatinan-seorang-suku-ambai/2016-03-20

Ahad, 20 March 2016 07:45 WIB Penulis: ABDILLAH M MARZUQI

Keprihatinan Seorang Suku Ambai


MASYARAKAT Papua haruslah berbangga. Dari tanah cenderawasih itu, lahir seorang penulis
hebat John Waromi yang melahirkan karya Anggadi Tupa Menuai Badai (2015).Dalam novel itu
pria Papua tersebut bercerita tentang kehidupan sosial dan budaya suku Ambai di Papua. Suku
Ambai menjaga kearifan lokal ekologis dengan selalu memelihara keberkelanjutan
keanekaragam an alam. Anyaman cerita dalam novel begitu hidup saat menampilkan berbagai
dilema yang muncul akibat kerusakan lingkunganyang berawal dari keserakahan. Hukum adat
tidak lagi mampu melindungi hidup mereka. Proses penulisan novel ini pun terbilang singkat,
tidak sampai dua bulan. Menurut John, materi dan bahan tulisan sudah ada dalam pikirannya.
Mengendap sedemikian lama, menunggu masa tiba untuk membuncah keluar. Itu karena sudah
ada dalam pikiran. Sekian banyak timbunan dalam pikiran dari dulu, terang John saat
membeberkan proses kreatif novel Anggadi Tupa Menuai Badai dalam Obrolan Pembaca Media
Indonesia (OPMI) di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta (12/3). Diskusi bedah
buku kerja sama antara Media Indonesia, Yayasan Lontar, dan Dewan Kesenian Jakarta ini
berlangsung secara dinamis. Sekitar 60 peserta tampak antuis bertanya pada penyair asal Papua
ini. Ada tamu istimewa pada OPMI kali ini, karena hadir penyanyi yang kerap membawakan
lagu tentang kritik sosial, yakni Iwan Fals dan Oppie Andaresta. Penulis novel legendaris Ali
Topan Anak Jalanan, Teguh Slamet Hidayat

Adrai atau yang lebih dikenal dengan Teguh Esha, juga turut hadir dalam diskusi ini. Iwan Fals
mengungkapkan pandangannya terhadap sosok penulis asal Papua ini. Dalam pandangan Iwan
Fals, John ialah sosok yang rajin. Sering kali saat berkumpul dengan John, Iwan Fals mendapati
John yang meminta izin untuk ke ke belakang. Ternyata John mencari tempat untuk membuat
catatan-catatan kecil. Dua puluh lima tahun berteman bukan waktu yang pendek bagi Iwan Fals
untuk mengenal John Waromi. Saya harus datang ini. Jhony (John) begitu serius ngomong
tentang dirinya lewat laut. Itu kan tidak semua orang bisa menggalami kayak Jhony. Saya tahu
dia itu serius dalam hal tulismenulis, terang Iwan Fals. John Waromi juga bercerita tentang aksi
heroik di suatu habitat. Lingkungan ini menjadi tempat bersua makhluk darat
dan laut. Mereka hidup harmonis. Sampai ketika sosok tamak muncul.

Melalui petualangan seekor ikan amfibi bernama Ande vavait, yang diberi kemampuan hidup di
laut maupun daratan, John menganyam cerita itu secara menarik dengan menampilkan berbagai
dilema yang dialami makhluk hidup ketika lingkungan mereka dirusak. Hukum adat tidak lagi
mampu melindungi hidup mereka. Cerita keseharian Alegori John merupakan keprihatinan
seorang suku Ambai yang senantiasa mencari jalan untuk bertahan di Papua Barat. Tokoh
Bohurai dikisahkan sebagai binatang air yang rakus dan serakah. Andevavait gambaran kearifan
manusia. Meski begitu, Bohurai dan Andevavait sahabat seperti manusia biasa. Menurut John,
tema binatang

Anda mungkin juga menyukai