Buletin
B ERANI , CERDAS & MEMIHAK RAKYAT
Harga Cetak : 6000
Website: www.gardapapua.org, Blog. www.gardapapua.blogspot.com, Email: buletinwene@gmail.com
Usaha dan niat baik Gus Dur dan unsur-unsur demok- nomi yang sama dengan pemerintahan sebelumnya antara
ratik itu mendapat tantangan yang kuat. Gus Dur mulai lain membuat kebijakan-kebijakan sesuai dengan
dituduh sehubungan dengan Dana Bantuan Sultan Brunei, pesananan modal internasional, sehingga aturan-aturan
kasus Bulog, dan kasus separatisme (terselenggaranya hukum-hukum yang menjadi dasar pelaksanaan kebikaja-
Kongres Rakyat Papua II). Hambatan-hambatan tersebut kan baik pendidikan, kesehatan, ekonomi rakyat masih
memuncak dengan dilakukannya Sidang Istimewah MPR berpihak kepada modal internasional.
pada tanggal 23 Juli 2001 yang kemudian me- Untuk masalah Papua SBY-JK berkomitmen
mutuskan untuk menurunkan Gus Dur dari dalam programnya untuk melaksanankan UU
kursi kepresidenan dan menggantikannya No. 21/2001 secara utuh dan konsekuen, se-
dengan wakilnya saat itu, Megawati Sukarno hingga mengeluarkan keputusan pemerintah
Putri. Turunnya Gus Dur dari kursi kepresi- No.54/2004 tentang MRP. Aturan ini menga-
denan menunjukkan kekalahan unsur-unsur tur secara khusus tentang prosedur pemilihan
demokratik dan kemenangan dipihak unsur dan komposisi anggota MRP. Namun dalam pe-
ultranasionalis yang diwakili oleh Megawati, laksanaanya MRP tidak mempunyai fungsi yang
dan PDI-P, serta poros tengah Amien Rais dan jelas untuk mengontrol kebijakan bagi kepentingan
partai-partai pendukungnya. masyarakat adat, perempuan dan agama. MRP
Rezim Megawati yang dikenal dengan hanya di jadikan simbol untuk memenuhi
Mega – Haz memang agak berbeda amanat UU. Otsus no.21 tahun 2001
wataknya karena lebih bersifat ultra- “Undang-undang otonomi Khusus No. dan meredam tuntutan rakyat Papua
21/2001 dikembalikan kepada Pemer-
nasionalis (sangat nasionalis). Kom- intah NKRI; Segera dilakukan dialog
yang semakin tidak percaya dengan
posisi rezim Mega – Haz merupakan antara Bangsa Papua dengan Pemer- keberadaan OTSUS .
komposisi pemerintahan yang baik intah NKRI yang dimediasi pihak In- SBY justru membuat kebijakan-
sekali bagi kekuatan pendukung Su- ternasional yang netral; Segera laku- kebijakan yang sangat kontaproduktif
harto yaitu TNI/POLRI dan Golkar. kan referendum bagi penentuan na- dengan mengembangkan berbagai
sib Rakyat Papua”
Wacana dan draft RUU Otonomi pemekaran di kabupaten-kabupaten
Daerah yang digarap oleh Pemda Papua dan Akademisi baru tanpa melalui mekanisme MRP dan DPRP yang jelas
Universitas Cenderawasih dan Universitas Papua tersebut melanggar dan bertentangan dengan UU OTSUS. Ke-
kemudian disahkan oleh DPR RI menjadi UU Otsus Papua luarnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
yang telah diedit dan dimodifikasi sesuai keinginan Pe- (Perpu) no. 1/2008 tentang perubahan UU. No.21 tahun
merintah pada tanggal 22 Oktober 2001. 2001 yang kemudian diterapkan menjadi UU. No. 35/2008
Sikap setengah hati dari Megawati ditunjukan dengan untuk mengakomodir Propinsi illegal, Irian Jaya Barat
dikeluarkan Instruksi Presiden (INPRES) no. 1/2003 un- menjadi Papua Barat dan Irian Jaya menjadi Papua tanpa
tuk percepatan Implementasi UU no. 45/ 1999 tetang Pe- melewati mekanisme MRP dan DPRP tetapi melalui kepu-
mekaran Papua menjadi Irian Jaya Barat, Irian Jaya Ten- tusan sepihak pemerintah pusat dan Dewan Perwakilan
gah, dan kabupaten Paniai, Mimika, Puncak Jaya dan Rakyat Indonesia . Hal ini membuktikan SBY sangat tidak
pembentukan kota sorong. Inpres tersebut sangat berten- serius dan kebijakan yang dibuat sangat politis untuk
tangan UU.No.21/2001 tentang OTSUS yang telah di un- memikikan integritas NKRI sehingga kesejahteraan rakyat
dangkan. yang terakomodir dalam UU.21/2001 di khianati. Saat ini
Dimasa Rezim Susilo Bambang Yudhoyono-Yusup muncul wacana dan perdebatan terhadap pembentukan
Kalla, sistem pemilihan secara langsung oleh seluruh MRP Papua Barat, DPR Papua Barat, dan legitimasi pera-
rakyat Indonesia. Hal ini menunjukkan ada ruang de- turan daerah khusus yang berlaku untuk 2 propinsi terse-
mokrasi yang melibatkan rakyat di dalam perpolitikan na- but.
sional. Rakyat Indonesia membutuhkan perubahan men-
dasar pada kehidupan bangsa yang lebih baik dari pemim- Ingatan Sejarah Melandasi Semua Perlawanan Rakyat
pin-pemimpin rezim sebelumnya. Kemenangan SBY-JK Papua
melalui partai Demokrat ini menunjukkan bahwa rakyat “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
sudah jenuh dan protes kepada partai berkuasa sebelum- sejarahnya, dan jangan sekali-kali melupakan sejarah” itu-
nya yakni PDI-P dan GOLKAR lah beberapa pernyataan Soekarno untuk menghargai
Namun Rakyat Indonesia mulai hilang harapan, karena proses perjuangan menuju cita-cita kemerdekaan Bangsa
pemerintah SBY-Kalla masih menerapkan system eko- Indonesia .
6 FOKUS
Proses Sejarah peradaban dan perjuangan diatas mene- kuasai oleh para pendatang, pendidikan yang tidak
gaskan dan meyakinkan tentang apa menjadi dasar ke- menghargai kebudayaan asli Papua, kesehatan yang jauh
kuatan-kekuatan perlawanan rakyat Papua terhadap setiap dari teknologi, angka kematian yang tinggi, tersingkirnya
rezim Pemerintah NKRI. Perjuangan Papua sampai saat Masyarakat Adat, dan pembiaran kepentingan investasi
ini membuktikan komitmen rakyat untuk mengawal terhadap sumber daya alam secara legal maupun illegal.
bahkan menolak dengan tegas setiap aturan-aturan hukum Keberhasilan pembangunan yang selama ini dikampan-
Pemerintah Pusat yang sangat tidak memihak dan memati- yekan oleh Pemerintah Pusat ternyata cuma dirasakan para
kan perkembangan manusia Papua. birokrasi pemerintah Provinsi, Kabupaten, Distrik dan
Otonomi Khusus yang diberikan kepada rakyat Papua Kampung, para elit birokrasi Papua semakin lupa diri dan
bukan karena niat baik pemerintah tetapi karena ada gera- berfoya-foya dengan uang yang bertrilyun-trilyun tanpa
kan perlawanan secara terus menerus yang dilakukan oleh mengevaluasi kegagalan-kegagalan kebijakan yang me-
rakyat dengan taruhan nyawa . marginalnya masyarakat Papua secara sistematis.
Ada penilaian positif Rakyat Papua terhadap Bangsa Semua ini merupakan bentuk pejajahan yang sistematis
Belanda, karena mereka mampu meningkatkan sumber dari pemerintah NKRI sehingga solusi untuk menyelesai-
daya manusia (tenaga produktif), baik pendidikan, kese- kan persoalan diatas adalah Persatuan gerakan untuk me-
hatan, peningkatan taraf hidup, infrastruktur, dan mem- majukan potensi perlawanan. Seluruh kelompok gerakan
bentuk nasionalisme Papua. Namun ketika tahun 1969 perjuangan baik faksi-faksi, organisasi pemuda sudah saat-
PEPERA dilaksanakan dengan manipulasi dan kekerasan nya untuk memikirkan dan membentuk pemerintahan
militer mengakibatkan trauma dan semakin hilang rasa oposisi/komposisi nasional/dewan nasional/pemerintahan
kepercayaan rakyat Papua. Pembantaian, pembunuhan persatuan/pemerintahan transisi ataupun apapun namanya
kilat, penghilangan nyawa secara paksa dan penculikan untuk menyatukan konsep gerakan dalam satu wadah yang
merupakan kebijakan yang sampai saat ini masih dipakai solid dan memiliki mekanisme kerja yang jelas serta mela-
Pemerintah NKRI untuk meredam suara-suara kritis un- kukan kerja-kerja yang terstruktur di basis Masyarakat
tuk menuntut keadilan. Hal ini terjadi dalam setiap Adat sehingga menemukan budaya perlawanan yang baru
peristiwa pelanggaran HAM (tahun 1963-tahun 2010 ) yaitu perlawanan rakyat yang sesuai dengan kondisi
tidak ada satupun yang diselesaikan, sistem ekonomi di- masyarakat Adat Papua.. (Nasta)
Otonomi Khusus telah dikembalikan sebanyak dua DPRP menjanjikan pada rakyat bahwa jawaban akan
kali. Perlawanan rakyat tersebut pertama kali pada tanggal diberikan 2 minggu kemudian.
12 Agustus 2005 yang dilakukan dibawah komando Sesuai waktu yang telah disepakati, rakyat Papua kembali
Dewan Adat Papua (DAP) dan organisasi pergerakan melakukan long march menempuh jarak 24 km demi
mahasiswa dalam satu aksi massa berjumlah kurang lebih memastikan DPRP melakukan sidang Paripurna sesuai
13.000 orang dengan mengusung keranda ‘peti mati’ janji mereka, tepatnya pada tanggal 8 Juli 2010. Wakil
sebagai simbol bahwa rakyat Papua mengembalikan Otsus rakyat di DPRP tidak siap ketika rakyat datang menagih
janji mereka. Ternyata rakyat Papua ditipu oleh wakil
tersebut. Aksi dengan tema yang sama dilakukan lagi 5
mereka yang duduk di DPRP, dan hal itu terlihat jelas dari
tahun kemudian, tepatnya tanggal 18 Juni 2010. Aksi tindakan Ketua DPRP, John Ibo yang tidak berani muncul
tersebut dikoordinir oleh Forum Demokrasi Rakyat Papua di hadapan rakyatnya sendiri. Rakyat yang sudah bosan
Bersatu (FORDEM), yang didukung oleh seluruh ditipu mengambil sikap untuk bertahan dan menginap
komponen rakyat Papua dari berbagai elemen gerakan dihalaman gedung rakyat untuk memastikan
perjuangan pembebasan Papua dengan membawa 11 dilaksanakannya sidang tersebut. Selama 10 tahun
rekomendasi hasil Musyawarah Besar bertujuan Otonomi Khusus lembaga lainya yang merupakan pilar
mengevaluasi Otsus yang dilaksanakan selama 2 hari sejak utama, Otsus seperti yang diamanatkan dalam Peraturan
tanggal 9 – 10 Juni 2010. Dengan membawa rekomendasi Perundang-undangan pasal 4 ayat 1, belum mampu
hasil keputusan Mubes tersebut, rakyat Papua melakukan menjalankan kewenangannya secara maksimal terhadap
masyarakat Papua. Empat pilar tersebut yakni: Majelis
jalan kaki dari kantor MRP menuju kantor DPRP untuk
Rakyat Papua (MRP), lembaga kultural yang memainkan
mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Papua melakukan peran pengawasan dan penyambung aspirasi penduduk asli
sidang Paripurna agar Otonomi Khusus dikembalikan Papua, yang terdiri dari kalangan adat, agama, dan
kepada Negara kesatuan Republik Indonesia. Saat itu
FOKUS 7
perempuan; Komisi Hukum Ad Hoc, yang berfungsi Papua hingga saat ini. Hal itu bisa terlihat dengan angka
sebagai badan penasehat bagi Dewan Perwakilan Rakyat pengangguran yang tinggi, dan buta aksara yang
Papua (DPRP) dan MRP dalam menyusun Perdasus dan meningkat. Berdasar data BPS tahun 2010, jumlah
Perdasi dalam kerangka implementasi Otsus; penduduk Papua adalah sebesar 2.851.999, dari jumlah
Pembentukan Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi tersebut jumlah penduduk Asli Papua adalah sebanyak
Manusia (KOMNAS HAM) dan Pengadilan Hak Asasi
1.460.846 jiwa. Persentase jumlah penduduk miskin
Manusi, kedua lembaga yang berhubungan dengan
kebutuhan perlindungan dan kemajuan serta pemenuhan provinsi Papua adalah sebesar 34,88% sedangkan Propinsi
HAM; Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) dan Papua Barat adalah 36%. Jumlah persentase penduduk
Peradilan HAM. Secara politik lembaga ini ditujukan miskin ini lebih tinggi dibandingkan dengan
untuk menjelaskan berbagai masalah kekerasan di provinsi lainnya di Indonesia, bahkan Papua
masa lalu dan mencari langkah – langkah Barat berada pada peringkat teratas dengan
rekonsiliasi. jumlah penduduk miskin paling tinggi.
Coba kita lihat apa fungsi dari beberapa Keadaan yang ironis ditengah kekayaan
lembaga yang sudah ada, seperti MRP yang alamnya yang melimpah ruah.
sayangnya selama 5 tahun berjalan tidak Otonomi Khusus juga belum mampu
mempunyai kapasitas untuk memutuskan dan meningkatkan kesejahteraan
menolak segala kebijakan oleh DPRP, masyarakat Papua lewat 4 (empat)
Pemerintah Provinsi, apalagi Pemerintah program utama Otonomi Khusus
Pusat yang tidak berpihak pada orang asli yaitu: pendidikan, kesehatan,
Papua. Dapat dilihat dalam hal SK MRP No pemberdayaan ekonomi rakyat, dan
14/2009, memutuskan bahwa calon kepala pembangunan infrastruktur.
daerah walikota/wakil – wali kota serta Dalam sektor kesehatan, rakyat
Bupati dan calon Bupati harus orang Asli Papua selalu mengeluh tentang
Papua. Pemerintah pusat sengaja dan tidak biaya kesehatan yang tidak mampu
serius memberikan ruang kepada MRP. mereka jangkau walaupun sudah
Sedangkan Komisi Nasional Hak menggunakan Jamkesmas
Asasi Manusia perwakilan Papua (jaminan kesehatan
sampai saat ini tidak ada kasus – masyarakat) yang dikuatkan
kasus pelanggaran HAM yang dengan Surat Keputusan
tidak serius dalam melakukan Foto:Sasory86 Gubernur Propinsi Papua No.
sesuai kewenangan yang 6/2009 tentang Pengobatan
diberikan dari Jakarta, Mulai dari kasus Biak Berdarah Gratis bagi Rakyat Asli Papua melalui subsidi dana
1998, Abepura 7 Desember 2000, Wasior 2001-2002, OTSUS. Padahal dalam hasil analisis APBD Provinsi
Pembunuhan Theys Eluay (2001), Pembongkaran Gudang Papua, alokasi dana untuk sektor kesehatan tahun 2009
Senjata 4 April 2003 di Wamena, Pembunuhan Opinus adalah sebesar Rp. 295, 29 miliar (5,74 % dari APBD dan
Tabuni di Wamena saat hari Pribumi Internasional 2008, 11,31 % dari dana Otsus). Dari sisi persentasi, belum
Pemukulan tahanan politik Ferdinand Pakage 22 memenuhi amanat UU Otsus karena sektor kesehatan
September 2008 oleh sipir penjara yang menyebabkan menjadi prioritas untuk didanai dengan dana Otsus. Akibat
mata sebelah kanan buta, pembunuhan Kelly Kwalik alokasi dana yang minim maka banyak permasalahan
(Desember 2009), Pembunuhan Yawan Wayeni, kesehatan di masyarakat diantaranya: tingkat kematian Ibu
Penangkapan Aktivis Papua dan beberapa kasus lainnya dan anak yang tinggi (diperkirakan 578 ibu meninggal tiap
yang belum terungkap. Lembaga ini sangat mandul dan tahun), wabah penyakit seperti kolera, busung lapar,
memalukan seluruh penegakan HAM di Papua karena penyakit malaria, muntaber atau semakin tingginya tingkat
hanya menjadi tokoh pengamat HAM tanpa berbuat apa – penderita penyakit HIV/AIDS, ISPA, TBC dan penyakit
apa, termasuk pembebasan Tahanan Politik Papua. Untuk lainnya.
lembaga lainnya belum ada sampai saat ini, artinya semua Contoh riil permasalahan kesehatan bisa diambil dari
baru sebatas janji. pelayanan kesehatan yang ada di Jayapura, ibukota
Dana Otonomi Khusus yang diberikan berjumlah provinsi Papua yang merupakan pusat pemerintahan,
besar namun dalam pelaksanaan tidak mampu sebagai tolak ukur baik buruknya pelayanan kesehatan. Di
menyelesaikan persoalan kemiskinan masyarakat Asli Rumah Sakit Dok II; ada permasalahan tenaga medis serta
8 FOKUS
perawat yang minim dan tidak profesional, infrastruktur menggunakan milik masyarakat sekitar, perpustakaan yang
pembangunannya buruk, keadaan lingkungan rumah sakit tidak mempunyai buku- buku yang bermutu. Seharusnya
yang kotor dan tak terurus, WC yang bau dan tidak bersih, diera otonomi khusus yang pendidikan harus gratis dari
obat – obatan dan infus yang kurang, peralatan medis SD, SMP, SMA , dan Strata – 1 bagi generasi penerus
belum terlalu lengkap dan memadai sehingga banyak orang asli Papua. Terutama bagi Universitas Cenderawasih
pasien yang masih harus dirujuk berobat keluar Papua, dengan teknologi yang makin canggih, pemerintah
bahkan pada tahun 2009 lalu ada banyak pasien yang provinsi mampu menyediakan fasilitas internet gratis.
meninggal karena kurangnya persediaan bahan makanan. Dana pendidikan itu lebih banyak dipakai institusi
Permasalahan yang sama juga terjadi di RS Abepura. pendidikan lebih membangun fisiknya saja, sedangkan
Masalah ketersediaan air bersih yang tidak memadai, WC membangun mahasiswanya tidak.
yang tidak dibersihkan sehingga menimbulkan aroma tak Dalam segi ekonomi rakyat , dengan menjamurnya
sedap, saluran air yang jarang dibersihkan menyebabkan ruko – ruko dan mall yang hanya dimiliki penuh oleh
bau tak sedap dan juga menjadi sarang nyamuk. I nilah kaum pemodal di seluruh Papua membuat penduduk asli
contoh kasus rumah sakit di Propinsi, apa lagi di daerah terpinggirkan. Terutama masyarakat adat, untuk mama –
dan kampung yang tentunya lebih parah dan terburuk. mama pedagang Asli Papua, di Provinsi saja mama –
Dalam bidang pendidikan, tingginya buta aksara pada mama belum mendapat fasilitas pasar dan masih
tahun 2005 mencapai 552.000 hingga 2009 mencapai beralaskan karung diatas tanah sendiri. Di sektor nelayan
230.000 ini masih tergolong tinggi. Dengan APBD banyak orang pendatang yang mengusai ekonomi pasar,
Provinsi Papua tahun 2009 menyebutkan bahwa alokasi bahkan nelayan orang asli Papua tidak mendapat tempat
anggaran pendidikan provinsi Papua tahun 2009 sebesar dalam membangun perekonomian di Papua. Dalam
Rp 242,06 miliar. Jumlah ini setara dengan 4,71 % dari tingkatan penerimaan pegawai negeri sipil dan pegawai
APBD atau 9,28 % dari dana otsus. Gubernur Propinsi BUMN (PT. Telkom, Bank BRI, Bank Papua, Bank
Papua mengeluarkan Keputusan No. 5/2009 tentang Mandiri, PERTAMINA, PLN, PDAM, PT. POS) dan
Pendidikan Gratis bagi Orang Asli Papua melalui subsidi Sektor usaha kecil menengah, orang asli Papua tidak
dana OTSUS, Sampai saat ini orang tua dan mahasiswa dipioritaskan dan banyak proyek – proyek pemerintah
masih mengeluh dengan biaya pendidikan yang sangat yang diambil oleh kaum pendatang.
tinggi. Pendidikan di Universitas Cenderawasih dengan Untuk skala pembangunan Infrastruktur di Papua ,
memiliki dosen yang tidak profesional (lebih banyak dipioritaskan untuk pelayanan publik (masyarakat).
mengurus proyek dan sering bolos jam mengajar) , sistem pembangunan rumah sakit, mencakup ruangan-ruangan
informasi manajamen mahasiswa masih menggunakan bagi pasien yang mencukupi, kebersihan dengan sistem
teknologi yang minim, laboraturium dengan perlengkapan lingkungan sehat, air bersih bagi pasien, listrik tidak
yang tidak lengkap , dalam fakultas yang utama misalkan pernah padam. Untuk jalan raya, di provinsi saja masih
kedokteran, alat – alat praktek yang tidak lengkap, tenaga terlihat sampah – sampah beserakan dan menyebabkan
pengajar yang kurang dan tidak berkualitas. Pendidikan di banjir jika hujan deras, dengan dana otsus yang lebih
Universitas Sains dan Teknologi di Jayapura, masih seharusnya tata ruang kota diperhatikan. Untuk
memiliki tenaga pengajar yang honorer, WC umum masih transportasi, membuka akses jalan ke beberapa kampung
yang belum tersentuh terutama untuk jembatan
penghubung. Seharusnya pemerintah provinsi
menyediakan subsidi untuk transportasi laut, udara, dan
darat agar harganya terjangkau.
Khusus untuk petani tradisional, hal-hal yang perlu
mendapat prioritas adalah: para petani tradisional Papua
harus didorong menjadi petani modern dengan difasilitasi
modal dan teknologi ramah lingkungan; petani di perko-
taan yang tidak memiliki tanah (hanya menggarap tanah
orang lain) harus diberikan kemudahan untuk memiliki
tanah, baik tanah garapan tersebut atau tanah subur yang
Pendidikan dan Kesehatan lain; mengantisipasi penjualan lahan-lahan subur untuk
Gratis Bagi Rakyat Papua keperluan selain pertanian rakyat; menitikberatkan
program pertanian pada hasil pangan dengan tidak
Dok: Telapak
FOKUS 9
terfokus pada satu jenis hasil pangan saja, dan bukan nasional/komposisi nasional atau pemerintahan persatuan.
sebaliknya dititikberatkan pada hasil industri; akses bagi Gerakan Perlawanan/Organisasi Perjuangan harus
pasar pun harus dibangun dengan mempertahankan mengajak rakyat Papua untuk berorganisasi dan
proteksi-proteksi tertentu karena pertimbangan membentuk front persatuan ditiap – tiap sektor ekonomi
kemampuan bersaing. rakyat.
Bagi para peramu, pemerintah berkewajiban untuk Gerakan Perlawanan/Organisasi Perjuangan
melindungi hak-hak masyarakat peramu, termasuk dusun sekarang harus membangun kesadaran politik kepada
sagu dan hutan adat tempat mereka berburu dan lainnya. rakyat Papua, mandiri secara ekonomi dan tidak bersandar
Perlindungan terhadap tindakan yang berefek pada terhadap lobi – lobi internasional yang selalu
terputusnya mereka dari sumber kehidupan dengan cara menggantungkan perjuangan di luar negeri, tetapi harus
pengembangan kota atau wilayah konsensi pertambangan, membangun basis – basis perlawanan rakyat yang kuat
tindakan-tindakan yang berefek pada pencemaran didalam negeri.
lingkungan dan persempitan ruang gerak masyarakat Pemerintahan seluruh rakyat Papua inilah yang ke-
peramu. mendorong mereka berkembang secara dinamis mudian menjadi alat perjuangan seluruh rakyat Papua un-
dengan cara-cara yang alami atau wajar dan manusiawi. tuk mewujudkan cita-cita Merdeka dan sekaligus menjadi
Pemerintah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat bukti kesanggupan kita, untuk memimpin dan memerintah
harus melakukan kewajiban membebaskan pendidikan dan diri sendiri di atas tanah leluhur. Oleh karena itu, istilah
pastikan rakyat Papua menikmati pendidikan formal „‟pembangunan‟‟ tidak lagi menjadi istilah yang
minimal setingkat sarjana, bangun sekolah-sekolah khusus mengungkapkan kerinduan rakyat, tetapi sudah menjadi
berasrama bagi orang Papua dengan fasilitas dan kualitas milik kaum penindas dan penguasa untuk membenarkan
tinggi – tingkat dasar di tiap kampung minimal satu buah, praktek penindasannya. Istilah yang cocok untuk rakyat
tingkat menengah di tiap kecamatan minimal dua buah, yang tertindas adalah „‟PEMBEBASAN‟‟.(Manwen/
dan tingkat atas dan Sekolah kejuruan di tiap kabupaten Sasori86)
minimal masing-masing satu buah dan setiap tahun
minimal sepuluh orang di sekolahkan untuk mengambil
master, dan sepuluh untuk mengambil gelar Doktor di
luar negeri dengan tanggungan sepenuhnya oleh
pemerintah.
Ada beberapa kewajibam pemerintah yang harus
memenuhi bagi rakyat adalah: Membebaskan seluruh
biaya kesehatan bagi rakyat Papua, menyediakan sembilan
bahan pokok yang murah, air bersih dan energi, seperti
listrik yang murah dan tidak mengalami pemadaman terus
– menerus, fasilitas publik yang menunjang produktivitas
rakyat Papua misalnya, pasar tradisonal bagi mama-mama
pedagang Papua, memberikan perumahan murah dan
layak huni bagi rakyat Papua, membuka lapangan
pekerjaan dan memberikan peluang bagi orang asli Papua,
memajukan tenaga produktif orang asli Papua, Memban-
gun koperasi-koperasi khusus bagi orang asli Papua dan
melakukan pembatasan terhadap migrasi penduduk dari
luar Papua ke tanah Papua. Foto: Telapak
wakili oleh seorang pengacara yang memiliki lisensi (ijin sional bisa memberikan pengakuan sebagai billijerents,
praktek) dan memang telah diberi kewenangan oleh UU asalkan konflik diantara TNI/POLRI versus OPM,
untuk mewakili kita. memiliki skala konflik yang berdampak internasional
Hal yang sama terjadi juga dengan pihak yang (internationalized internal armed conflict). Misalnya kon-
bersengketa didalam Mahkamah Internasional. Supaya flik tersebut mengganggu kepentingan internasional secara
masalah Papua bisa di tinjau, maka kita harus mempunyai luas.
wali/pengacara, dan wali kita haruslah negara supaya Ada beberapa syarat supaya suatu pihak mendapat penga-
posisi kita (Papua) di MI dianggap sah (standing position). kuan sebagai billigerents :
Bukan IPWP, ILWP, WPNCL, OTORITA, KONSEN- 1. Dipimpin oleh seorang yang bertanggungjawab atas
SUS, ETAN, OPM, dsbnya. Kita bersyukur karena be- bawahannya. Artinya mempunyai organisasi dan ke-
berapa waktu lalu Negara Vanuatu secara resmi memasu- pemimpinan yang jelas;
kan soal Papua didalam konstitusi resmi negaranya dan
2. Memakai tanda/embelm: seragam, bendera, topi, yang
bersedia menjadi wali untuk mendorong masalah Papua
dapat dilihat dari Jauh;
ditingkat Internasional. Walaupun Vanuatu dan negara-
negara Pasifik lainnya merupakan negara kepulauan yang 3. Membawa senjata secara terbuka. Artinya, tidak mela-
kecil, namun keberadaannya diakui didalam Hukum Inter- kukan perlawanan gaya dengan teroris;
nasional dan mempunyai wewenang tersendiri, dianta- 4. Melaksanakan operasinya sesuai dengan hukum dan
ranya : 1).Hak akses kepada Internasional Court of Justice. kebiasaan perang. Artinya tidak menjadikan masyarakat
2). Keikutsertaan dalam komisi ekonomi regional PBB dan bangunan sipil sebagai sasaran.
yang tepat. 3). Keikutsertaan dalam beberapa badan 5. Dari syarat ini, dua organisasi perlawanan diatas, masuk
khusus tertentu, dan dalam konferensi-konferensi diplo- sebagai biligerents. Yang menjadi pertanyaan adalah
matik yang bertujuan membentuk konvensi-konvensi in- apakah pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh
ternasional. OPM selama ini sudah masuk kategori tersebut?
Bagi kita mekanisme diatas lebih mudah untuk diper- Pengakuan Internasional dan Taktik Perlawanan Ber-
juangkan daripada harus menempuh mekanisme dekolo- dasarkan Perasaan Sebagai Sebuah Bangsa :Belajar
nisasi. Mengingat, seperti yang diuraikan diatas, posisi dari Kosovo, Namibia, dan Palestina
Papua secara de facto dan de jure telah resmi diterima
Perasaan sebagai sebuah bangsa merupakan syarat
menjadi bagian NKRI oleh masyarakat internasional me-
mutlak pembangunan sebuah negara. Tanpa ini, kita akan
lalui resolusi PBB No. 2504. Papua berbeda dengan Timur
terjebak pada paham nasionalisme sempit: rasisme, sex-
Leste. Ketika dianeksasi secara paksa oleh Indonesia pada
isme, sekularisme, dan sebagainya. Merumuskan ulang,
tahun 1975, kedudukan Leste pada waktu itu tetap diper-
siapa itu orang Asli Papua merupakan suatu program yang
masalahkan oleh Portugal, Mosambique, dan negara-
mendesak dan harus segara dilakukan. Mengingat
negara bekas jajahan Protugal yang telah merdeka dan
sekarang ini Papua sudah berada dititik nadir hancurnya
menjadi anggota PBB.
perasaan sebagai sebuah bangsa. Faktanya adalah :
Biligerent dan Taktik Perlawanan Bersenjata
Sebutan “orang Gunung dan Pantai “. Sebutan ini, kini
Kita pernah mendengar tentang CNRT (Conselho semakin kuat di era Otsus melalui pemahaman dan
Nacional da Resistencia Timorense) dan Fretelin (Frente perilaku orang asli Papua dalam bentuk fanatisme ke-
Revolusionaria de Timor-Leste Independenta), organisasi daerahnnya. Contoh: Orang Pantai dilarang bekerja
perlawanan rakyat Timur Leste; atau GAM (Gerakan didaerah Gunung. Sebaliknya orang Gunung dilarang
Aceh Merdeka), organisai gerakan perlawan rakyat Aceh bekerja di daerah Pantai; Sterotip (prasangka yang
pimpinan Hasan Tiro. Pertanyaannya, kenapa dua or- supjektif sifatnya dan tidak tepat tentang sifat suatu
ganisasi ini sukses mendapat pengakuan secara interna- golongan) orang Pantai terhadap orang Gunung seba-
sional, semasa aktif memimpin gerakan perlawanan? gai tukang bikin kacau; Atau, sifat inklusivisme dan
Dalam Hukum Internasional, bellijerents (para pihak) me- perilaku “main pukul/kroyok” dari sesama orang Asli
rupakan suatu pengakuan internasional terhadap para pi- Papua, merupakan beberapa hal yang tanpa kita sadari,
hak (organisasi/tentara/milisi) yang bersengketa dan diatur sudah lama merusak persatuan “orang Asli Papua”.
dalam Hukum Humaniter Internasional, yakni Pasal 1 Penggunaan istilah ras Melanesia yang kadang diin-
Hague Regulation, Konvensi IV Den Haag 1907, men- dentikan dengan orang Papua yang hitam dan keriting.
genai Hukum dan Kebiasaan Perang di Darat. Terkait den- Padahal ini salah satu konsep Antropologi yang meli-
gan perlawanan bersenjata di Papua, masyarakat interna- puti daerah-daerah seperti, Timor Leste, NTT, Sumba,
12 ARAH JUANG
Ambon, sampai ke daerah Papua di wilayah pesisir. lakang. Tetapi, perbedaannya ialah selama berada dibawah
Tanpa disadari, penggunaan istilah yang salah ini bisa penjajahan dan pada masa ketika mereka membangun
sewaktu-waktu ikut menkotak-kotakan “orang Asli gerakan perlawanan, soal nation statenya (Bangsa dan
Papua”. Negara) mampu diselesaikan. Setelah itu, kesadaran
Munculnya paham rasialisme dan sexisme akibat SK masyarakat tentang pentingnya perlawanan terhadap pen-
MRP No.14 Tahun 2008. SK ini sangat kacau karena indasan, dikongkritkan dalam satu organisasi perlawanan
secara sadar menurunkan paham kebangsaan orang bersama.. Misalnya, Gerakan Pembebasan Palestina
Papua yang sudah tumbuh sejak negeri ini dianeksasi. (PLO). Sekalipun mayoritas penduduk Paletina adalah
Bagiamana tidak, SK ini melupakan orang Papua se- Muslim dan sebagian kecilnya adalah Kristen, namun
cara geneologis dari segi Ibu; melupakan orang Papua mereka yang minoritas ini diletakan sederajat dalam per-
keturunan Cina, Arab, Jawa, Makasar, Flores, Ambon, juangan pembebasan. Masyarakat Palestina tidak men-
Key, dll; atau melupakan orang non-asli Papua yang ganggap bahwa negara Palestina adalah milik kaum mus-
memiliki jiwa dan kesadaran sebagai orang asli Papua lim, atau hak-hak perempuan bukan sesuatu yang penting
serta memberikan kontribusi yang besar bagi tanah ini untuk diperhatikan. Inilah kunci keberhasilan perjuangan
sejak puluhan tahun. Paletina hingga saat ini. Sekalipun selalu dihadapi dengan
veto Amerika atau kehadiran Hamas yang dianggap teroris
Pembangunan kelompok perlawanan berbasis suku.
oleh negara-negara Barat. Walaupun belum memperoleh
Kenyataan ini sangat menggelikan dan nampak sekali
kemerdekaan secara penuh, namun pengakuan terhadap
di berbagai organisasi perlawanan di Papua. Masing-
keberadaan negara Paletina sendiri memperoleh tempat
masing organisasi bicara tentang pentingnya per-
didalam masyarakat internasional dan PBB (UN). Hingga
satuan.,tetapi secara diam-diam memupuk perbedaan
kini, pengakuan serta simpati dari masyarakat interna-
ditengah-tengah pengikutnya, atau menganggap tidak
sional tidak hanya datang dari negara-negara Arab, tetapi
penting kelompok lain diluar kelompok mereka.
juga dari negara-negara Eropa yang mayoritas pen-
Keadaan ini jika tidak sadari, akan terus memunculkan
duduknya beragama Kristen, bahkan dari masyarakat Ya-
perpecahan serta tirani diantara sesama kelompok per-
hudi yang menginginkan Palestina harus merdeka dan
lawanan. Jika tidak disadari, keadaan ini merupakan
hidup berdampingan secara damai.
bahaya terbesar bagi pembangunan Nation Papua.
Berbeda dengan Palestina yang berhasil mendorong
Pembentukan Kaukus Parlemen Daerah Pegunungan
perjuangannya menjadi perjuangan masyarakat interna-
oleh anggota DPRP dan rencana Pemekaran berbagai
sional, dengan menghindari isu-isu sektarian dan rasial-
wilayah diseluruh Papua. Dua kebijakan dilahirkan
isme, begitu juga Negara Kosovo dan Namibia merua-
oleh orang Asli Papua, walaupun sangat menguntung-
pakan dua negara yang merdeka kerena adanya campur
kan dari sisi pembangunan, namun dari sisi persatuan
tangan PBB dan pengakuan masyarakat Internasioanal.
kebijakan harus dilihat sebagai taktik Pemerintah un-
Kosovo, lewat referendum tahun 1999, dan merdeka pada
tuk memecah-belah “orang Asli Papua”
tahun 2008. Sedangkan Namibia, lewat tekanan PBB, me-
Fanatisme Kekristenan. Tanpa disangkal, anggapan ini lalui pendapat Mahkamah International, tanggal 21 Juni
ada dan melekat di kepala orang Papua. Lebih parah- 1971 mengenai penolakan untuk mengakui keberadaan
nya, perilaku ini sangat nampak diberbagai organisasi Afrika Selatan di Namibia oleh anggota PBB. Namun,
perlawanan Rakyat Papua, yang seharusnya lebih pa- seperti yang dijelaskan diatas, keberhasilan dua negara ini
ham nilai-nilai demokrasi. Kadang di berbagai mo- terletak pada bagaimana membangun kesadaran bersama
men-momen tertentu, kita mempraktekan perilaku tentang pentingnya perasaan sebagai sebuah bangsa dan
bahkan klaim yang menunjukan bahwa perjuangan adanya satu organisasi perlawanan bersama yang mem-
Papua adalah sah milik “orang asli Papua” yang ber- punyai legitimasi di masyarakat.
agama Kristen saja. Tindakan ini tanpa disadari mem-
Pertanyaannya ialah dari berbagai taktik perlawanan
buat kita lupa bahwa ada “orang Asli Papua” lain yang
diatas, manakah yang sangat penting untuk dikerjakan?
juga Muslim, Katolik, atau menganut agama suku.
Apakan ditengah keterpecahan kita sekarang ini, proyek
Negara-negara, seperti Kosovo, Namibia, dan Pales- pembangunan nation state Papua merupakan kebutuhan
tina, mempunyai sejarah yang sama dengan Papua : Mem- mendesak yang harus dituntaskan, sebelum membangun
punyai wilayah yang diduduki secara paksa (aneksasi) perlawanan secara bersama? Ataukah, beberapa taktik
oleh bangsa lain; Berjuang dalam waktu yang lama bahkan diatas tetap dianggap perlu untuk dikerjakan sambil
ribuan nyawa harus melayang untuk cita-cita pembebasan; memikirkan pembangunan nation state kita. (Max Ma-
dengan Penduduknya yang berasal dari berbagi latar be- nus)
OPINI 13
AMILCAR CABRAL
Melawan Budaya Penjajah Untuk Pembebasan Nasional
Namun yang dia lakukan tidak hanya mencatat
produktivitas padi dan kacang – kacangan diberbagai
pelosok tanah kelahirannya, tetapi juga melakukan sensus
Antropologis untuk mengenal berbagai kelompol etno –
lingusitik di Guine-Bissau, sambil menjajaki potensi
masing – masing suku untuk terjun dalam perjuangan
kemerdekaan melawan Portugal. Cabral juga menganalisis
perbedaan antara masyarakat desa dan masyarakat kota
dalam menyikapi kolonialisme Portugal, sambil memilah-
milah kelas-kelas yang ada di masyarakat kota, khususnya
di Bissau, dari sudut sosial ekonomi serta potensi
revolusioner mereka.
Bulan September 1956, Cabral dan beberapa
kawannya secara diam-diam mendirikan PAIGC (Partido
Africano da Independencia de Guinee Cabo Verde atau
Partai Afrika untuk kemerdekaan Guine dan Cabo Verde).
Cabral terpilih menjadi sekretaris jendral. Semboyan
PAIGC adalah „‟Persatuan dan Perjuangan‟‟. Persatuan
untuk mencapai kekuatan dan menghadapi kontradiksi
internal dan perjuangan untuk mengalahkan kekuasaan
kolonial. Persatuan yang menghasilkan kekuataan untuk
menghadapi lawan dan kecenderungan terpecah belah.
Guinea Bissau adalah satu-satunya negara di dunia Persatuan adalah cara bukan tujuan. Prinsip dasar dari
yang mendapat pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan partai ini adalah sentralisme demokratis. Norma – norma
dari Perserikatan Bangsa-bangsa secara langsung setelah politiknya meliputi kritik dan oto-kritik, kepemimpinan
berhasil mengusir Portugis dari tanah mereka. Keberhasi- kolektif, sentralisme demokratis, dan demokrasi
lan Guinea Bissau untuk merdeka dan bebas dari penjaja- revolusioner. Mobilisasinya terdiri dari sistem kontrol,
han tidak terjadi begitu saja tetapi merupakan buah kerja efisiensi, perencanaan, dan demokrasi. Baginya partai
keras seluruh rakyat dan para pejuang pembebasan di hanya terdiri sejumlah terbatas orang – orang yang
negara tersebut. Salah satu tokoh pembebasan yang hingga berdisiplin, dengan konsensus dan komitmen pada prinsip
kini selalu mendapat tempat istimewa di hati rakyat dan tujuan perjuangan pembebasan nasional dan
Guinea Bissau adalah Amilcar Cabral, berasal dari salah kekuatannya didapatkan dari prinsipnya, mengenai
satu bagian wilayah di Guinea Bissau, Bafata. demokrasi internal revolusioner dimana anggota – anggota
Cabral lahir pada tanggal 12 September 1924, dari partai harus bersikap kritis, yaitu kritis pada diri sendiri
Ayah bernama Juvenal Cabral yang berprofesi sebagai dan terbuka dalam menerangkan tujuan dan prinsip –
seorang guru sekolah dasar dan Ibu, Iva Pinhel Evora. Saat prinsip partai kepada massa. Perjuangan PAICG dalam
keluarga itu sedang berada di Bafata, salah satu daerah di konsolidasi kekuasaan dan pembentukan negara baru dari
Cabo Verde (Tanjung Hijau) dalam bahasa Portugis. tahun 1964-1973.
Pada usia 22 tahun, Cabral menikah dengan teman Bertolak dari teori perjuangan kelas Marxisme
study yang juga seorang aktifis anti – fasisme Portugal, klasik yang menganggap kaum buruh adalah kekuatan
Maria Helena Rodrigues, Bersama istrinya berlayar ke revolusioner yang utama, maka Cabral dan kawan –
Bissau untuk melakukan perjalanan selama dua tahun kawannya pada awalnya mengorganisir kaum buruh di
mengelilingi seluruh pelosok Guine. Bissau dan memulai perjuangan dari kota. Pada bulan
Selama dua tahun perjalanan, Cabral melakukan Agustus 1959, kader – kader PAICG diantara mandor
sensus pertanian untuk kepentingan penjajah Portugal. buruh dermaga Pidgiguti, melancarkan aksi mogok
14 TOKOH
menuntut kenaikan upah, dengan menggandengkan pula petani sebelum mulai melancarkan perang gerilya secara
tuntutan untuk „‟kemerdekaan Guine – Bissau‟‟. Aksi terbuka terhadap tentara kolonialis Portugis.
mogok beserta tuntutan tidak digubris, malahan tentara Cabral memahami nasionalisme sebagai suatu
dan polisi kolonial Portugis, tanpa ampun, langsung gagasan Eropa dan bagaimana sosialisme Afrika
menembaki para demonstran. Hasilnya dalam hitungan 20 mengambil nasionalisme sebagai suatu strategi yang dapat
menit, sekurang – kurangnya 50 orang buruh dermaga hidup terus. Dia mengambil nasionalisme revolusioner
tertembak mati, dan lebih dari seratus orang luka- luka dan dalam perjuangan menentang kolonialisme dan
sejumlah buruh pelabuhan melarikan diri ke jajahan imperialisme yang didapatinya dalam realitas budaya.
Partugis yang lain, ke Sao Tome. Menurutnya, kebudayaan sangat penting bagi gerakan
Sejak saat itulah, kaum buruh di Bissau dan kota – pembebasan nasional dan perlawanan budaya terhadap
kota kecil di Guine menolak untuk diajak ikut kolonial itu didasarkan pada keikutsertaan massa buruh di
memperjuangkan kemerdekaan negerinya. Pengalaman daerah pendesaan dan perkotaan dan faksi borjuasi kecil
pahit inilah memantapkan Cabral dan kawan – kawannya, yang revolusioner. Pelestarian nilai – nilai budaya dalam
bahwa perjuangan damai lewat demonstrasi, pemogokan, perjuangan untuk pembebasan dan kemerdekaan
dan cara – cara lain yang lazim di negara demokratis tidak menginginkan adanya persatuan diantara berbagai
akan berhasil. Mereka sepakat untuk memulai perjuangan kelompok etnis dan kelompok lain. Kemerdekaaan
bersenjata. mencakup pembebasan kekuatan – kekuatan produktif dari
Pengalaman pahit itu juga mendorong Cabral kolonialisme, dengan memiliki organisasi politik yang
menarik diri ke pedesaan, pejuang ini sudah membangun berdisplin dan kemajuan ekonomi serta sosial.
hubungan yang cukup mesra dengan para petani, meliputi Cabral mengatakan bahwa sekali rakyat
95% dari penduduk Guine-Bissau pada waktu itu. Setahun memperoleh kekuasaan atas bentuk produksi melalui
setelah pemogokan buruh yang gagal itu, pimpinan dan pembebasan nasional, maka mereka dapat mengatasi
para kader PAICG dari kota sudah aktif mengorganisisr „‟kedudukan yang menyedihkan menjadi rakyat tanpa
kaum tani di desa-desa. Mereka percaya, bahwa sebelum sejarah‟‟. Kebudayaan adalah unsur vital dalam proses
revolusi dapat dimulai maka kesadaran politik kaum tani pembebasan nasional dan diekspresikan sebagai tindakan
sudah harus dikembangkan seluas-luasnya. Karena kebudayaan, ekspresi politik dari rakyat yang sedang
pengetahuannya yang luas tentang petani dari berbagai melakukan perjuangan.
kelompok etnis di Guine-Bissau yang sangat beragam Perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme
struktur sosial maupun kesadaran politiknya, sedangkan yang Cabral lakukan adalah; (1) Melalui Realitas
yang 99% masih buta huruf, Ia tidak percaya pada taktik Kebudayaan, yang mana hubungan antara kebudayaan dan
pengorganisiran kelompok – kelompok kecil gerilyawan kondisi ekonomi menghasilkan pembebasan nasional
atau foci, yang diterapkan oleh Che Guevara dan Regis sebagai suatu tindakan kebudayaan, maka kebudayaan
Debray di Cuba dan Bolivia. Itu sebabnya PAICG berfungsi sebagai suatu unsur perlawanan atas dominasi
memerlukan waktu dua tahun penuh mengorganisir para asing. (2) Melalui wacana tentang nasionalisme
revolusioner, ia mengemukakan bahwa kebudayaan adalah
Peta Guinea Bissau
bagian dari sejarah rakyat dan perjuangan hidup sehari –
hari oleh karena itu kebudayaan berakar dalam realitas
material lingkungan dimana kebudayaan berkembang dan
mencerminkan sifat organis masyarakat. Cabral
mengemukakan empat proses kebudayaan untuk
pembebasan nasional, yaitu; (a) perkembangan
kebudayaan rakyat yang berisi semua nilai positif
penduduk pribumi. (b) Perkembangan kebudayaan
nasional berasal dari sejarah dan keberhasilan perjuangan
pembebasan itu sendiri. (c) Perkembangan budaya ilmiah
yang didasarkan pada kebutuhan teknologi untuk maju. (d)
Perkembangan kebudayaan universal yang didasarkan
pada perjuangan untuk kemanusiaan, solidaritas, dan
martabat rakyat. (3) Melalui dualitas antara kebudayaan
yang dipaksakan oleh kolonialisme Portugis dan
TOKOH 15
Bersatu
barang, mendirikan toko – toko rakyat, memperbaiki
pendidikan, membangun sekolah-sekolah, dan mendirikan
pusat-pusat kesehatan masyarakat serta klinik-klinik.
Tetapi sampai pembunuhan Cabral, tanggal 20 Januari
1973, partainya tidak lagi menjalankan perjuangan
pembebasan nasional melawan kolonialisme dalam usaha
kemerdekaan melainkan terperangkap pada pioritas –
Untuk
pioritas lainnya serta kebutuhan untuk membangun negara
dan tidak fokus pada kebutuhan rakyat.
Selama 10 tahun perjuangan PAICG, mereka
Pembebasan
berhasil menggabungkan aktivitas revolusioner dengan
peran kelembangaan di dalam masyarakat, yang meliputi
pembangunan kesetiaan baru diantara berbagai suku
Nasional!!
dengan menitik-beratkan usaha pada pembentukan bangsa
baru, menyediakan pelayanan – pelayanan dasar seperti
PERLAWANAN RAKYAT 17
Jini 29, 2010 Koordinator aksi, Peneas Lokbere ketika ditemui Papua
Pos disela-sela berlangsungnya aksi mengatakan, aksi
Biak - Sejumlah komponen rakyat Papua di Biak
yang dilakukan SKPHP merupakan peringatan tragedi
turun jalan melakukan aksi demonstrasi. Sejumlah
berdarah yang terjadi di Kabupaten Biak tanggal 6 Juli
kompenen masyarakat Papua di Biak yang terdiri yakni,
1998 silam yang memakan banyak korban jiwa orang
KNPB, Perwakilan Perwakilan Ex Tapol-Napol, Dewan
Papua.
Adat Byak, Perwakilan Komunitas Korban Biak,WPNA
Tokoh gereja dan rakyat Papua yang peduli dengan Juni 8, 2010
tahanan Politik melakukan long march ke DPRD Jayapura - lebih dari 10.000 massa rakyat Papua dari
Kabupaten Biak Numfor untuk menyampaikan aspirasi berbagai kalangan melakukan aksi demonstrasi ke Kantor
mereka. Dengan tiga tintutanyakni: 1. Hapus Undang- Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP). Aksi ini untuk
undang tentang pasal MAKAR karena sangat bertentang menagih janji yang telah disampaikan oleh DPRP pada
dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia artikel 19 tanggal 18 Juni 2010 atas tuntutan Referendum dan
yaitu Freedom Of Expression dan Konvenan International penolakan Otsus (Otonomi Khusus). Aksi massa
atas Hak-hak Sipil dan Politik. Dua Instrument membawa berbagai macam bendera, antara lain bendera
international diatas telah dijabarkan pada UUD 1945. 2. PBB, gambar bendera Bintang Kejora, serta sejumlah
Bebaskan TAPOL – NAPOL Papua karena pasal MAKAR pamflet dan spanduk. Aksi tersebut mengakibatkan arus
dan Penghasutan Massa yang dikenakan tidak berdasar lalu lintas macet total karena setiap jalan protokol di
namun justru menyimpang dan bertentangan. 3. Seluruh penuhi massa.
komponen rakyat Papua memohon kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia agar
segera merealisasi janjinya untuk membebaskan Tapol-
Napol Papua.
Juli 3, 2010
Jayapura- Puluhan massa dari Forum Demokrasi
Rakyat Papua (FDRP) menggelar aksi demo mendesak
pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengakomodir
Keputusan MRP No.14/MRP/2009 tentang pejabat Bu-
pati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota harus orang
asli Papua. Aksi demi yang berlangsung di halaman Kan-
tor Gubernur Provinsi Papua, Dok II Jayapura, Senin (3/5)
Foto: Saren
kemarin sekitar pukul 10.00 WIT.
Massa yang dikoordinir Forum Demokrasi Rakyat Agustus 2, 2010
Papua tiba di halaman kantor gubernur Papua, langsung Seluruh Rakyat bagsa Papua Barat khususnya
menggelar orasi yang mendesak agar Gubernur Barnabas yang tinggal di wilayah Jayapura, Seni, Kerom dan
Suebu SH, secepatnya mengeluarkan Perdasus tentang SK sekitarnya hadir dalam panggung rakyat yang
MRP Nomor 14 Tahun 2009 tentang penetapan orang asli difasilitasi oleh Komite Nasional Papua Batat
Papua sebagai syarat khusus dalam penentuan bakal calon
(KNPB) di Taman makam pahlawan Teys Hio
Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil
Eluawai, Sentani (02/8). Dalam acara ini Rakyat
Walikota di Tanah Papua dan beberapa tuntutan lainya.
Papua dengan tegas menolak dan megengembalikan
Juli 6, 2010
hasil PEPERA 1969. Menurut mereka, rakyat Papua
Solidaritas Korban Pelanggaran HAM Papua (SKPHP) dikhianati oleh Amerika, Belanda dan Indonesia
melakukan aksi kampanye mengenang Tragedi Biak
dengan cara rakyat Papua pada saat itu tidak
berdarah di lingkaran Abepura Selasa (6/7) sambil
memberikan kebebasan seluas-luasnya tetapi
membentangkan spanduk yang bertuliskan “Otsus gagal
pemerintah tidak mampu menyelesaikan kasus dilakukan dalam tekangan dan ancaman militer
pelanggaran HAM di tanah Papua”.Solidaritas Korban Indonesia untuk memilih satu orang satu suara namun
Pelanggaran HAM Papua (SKPHP) melakukan aksi orasi yang terjadi adalah Tentara indonesia yang
30 menit mengenang tragedi berdarah di Kabupaten Biak menetukan untuk memilih mewakili suku-suku
tanggal 6 Juli 1998, silam. sebelum menyelenggarakan PEPERA. (Saren)
BUDAYA 20