Anda di halaman 1dari 14

, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 17 Nomor 1 Edisi Juni 2020 (—)

MASYARAKAT PRIBUMI PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA


DALAM NOVEL KISAH TANAH JAWA
KARYA MADA ZIDAN DAN BONAVENTURA DE GENTA

Inladers in the Netherlands Kolonialism of the Novel Kisah Tanah Jawa by Mada
Zidan and Bonaventura De Genta

Ferdian Achsani
SMP N 1 Weru, Jalan Kapten Pattimura No.3, Desa Purung, Karangmojo
Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo
pos-el: dwikurniawan219@gmail.com
(Masuk: 27 September 2019, diterima: 09 April 2020)

Abstrak
Novel Kisah Tanah Jawa bukan hanya novel yang mengandung unsur mistik semata. Dalam novel
ini pembaca dapat menemukan gambaran kehidupan masyarakat pribumi selama masa kolonial
Belanda. Keberadaan novel ini menjadikan pembelajaran baru bagi pembaca tentang sejarah masa
kolonial Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kehidupan masyarakat
pribumi selama masa kolonial Belanda yang terkandung dalam novel Kisah Tanah Jawa. Penelitian
ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
strukturalisme genetik. Pengumpulan data menggunakan teknik baca dan catat. Uji validitas data
dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Data pada Penelitian ini dibandingkan dengan sumber
dokumen teks lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat pribumi yang
terjadi selama masa kolonial Belanda mengalami penderitaan seperti perempuan yang dijadikan
gundik atau pelancur dan dijadikan tumbal, masyarakat pribumi dipaksa untuk kerja rodi dalam
sistem pekerjaan atau mata pencaharian yang dibuat oleh Belanda dan berdampak pada ekonom
pribumi yang lemah serta penindasan Belanda yang memandang derajat pribumi lebih rendah agar
kekuasannya untuk menduduki tanah bumiputra tetap bertahan.
Kata kunci: strukturalisme genetik, sejarah, novel

Abstract
Javanese land story novels are not only novels that contain mystical elements. In this novel
the reader can find a picture of the life of indigenous people during the Dutch colonial period,
not just mystical stories. The existence of this novel makes a new learning for readers about
the history of the Dutch colonial period. This study aims to describe the form of humanity
facts of indigenous people during the Dutch colonial period contained in the novel Kisah
Tanah Jawa. This research was included in a qualitative descriptive study. The approach
used in this research is genetik structuralism. Data collection techniques used in this study
are using reading and note taking techniques. Data validity test in this research is by
triangulation of sources. The results of the study showed that the forms of life of indigenous
people that occurred during the Dutch colonial period were like women who were made
concubines or victims and made victims, indigenous people were forced to work hard in the
occupational or livelihood systems created by the Dutch and impacted on the weak indigenous
economists and Dutch oppression which views the indigenous ranks as lower so that its
power to occupy the land of the native land remains.
Keywords: genetic structuralism, history, novels

15
, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 17 Nomor 1 Edisi Juni 2020 (—)

PENDAHULUAN hangat perbincangan masyarakat, khususnya di


Kemampuan melihat hal-hal yang tak tanah Jawa. Cerita-cerita yang diambil dalam
kasat mata merupakan keistimewaan yang tidak novel ini pun tidak luput dari tragedi yang pernah
dimiliki oleh setiap orang. Bagi orang-orang dialami oleh masyarakat pada umumnya. Tidak
yang memiliki keistimewaan tersebut mungkin hanya seputar dunia mistis yang ditampilkan
dapat dijadikan sebagai pundi-pundi dalam novel ini, namun sejarah tanah Jawa
penghasilan. Hal itu terlihat dari adanya novel seperti pada masa kolonial juga diceritakan
Kisah Tanah Jawa. Terbit pertama pada dalam novel ini. Novel ini berisi pengalaman
Desember 2018, novel ini sudah dicetak sampai kelam yang pernah terjadi khususnya di tanah
empat kali pada Maret 2019. Kesuksesan Jawa.
novel Kisah Tanah Jawa dilatarbelakangi Selain bercerita tentang kisah-kisah mistis
karena masyarakat saat ini seakan penasaran ataupun mitos yang terjadi di Tanah Jawa, novel
terhadap hal-hal gaib ataupun yang tidak kasat ini juga bercerita tentang filisofi kebudayaan
mata sehingga mereka merasa bahwa kehadiran Jawa. Hal tersebut disampaikan oleh Zidan
buku ini dapat menjadi pengobat atau jawaban (2019) bahwa kehadiran buku ini merupakan
atas rasa penasarannya. Buku yang ditulis oleh kisah sejarah dengan balutan mistis yang
tim Kisah Tanah Jawa ini berdasarkan dari bertujuan untuk memancing anak muda agar
kemampuan Hari Hao (Om Hao) yang dapat tidak melupakan leluhur atau nenek moyang
melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan sejarah masa lalu. Mada menambahkan
dengan makhluk astral serta memiliki bahwa bukan hanya berisi kisah-kisah mistis
kemampuan retrokognisi, Mada Zidan yang dan misteri di pulau Jawa, tetapi melalui konten
cinta dengan sejarah dan Genta yang video dan novel tersebut ia ingin
mentranskipkannya ke dalam karya tulis. menyebarluaskan sejarah kepada masyarakat,
Berawal dari akun channel YouTube yang terutama bagi generasi millenial yang saat ini
mencapai subscribe lebih dari 177.000 netizen, mulai melupakan sejarah (Purwandono, 2019).
yang biasa menggunggah konten video dengan Dari adanya novel Kisah Tanah Jawa ini,
berbagai tema ini, Mada Zidan dan Bonaventura penyebaran sejarah dan budaya kepada
D. Genta merambah kesuksesannya dalam masyarakat lebih mudah diterima oleh
bercerita tentang hal-hal gaib ke dalam bentuk masyarakat. Pasalnya novel tidak hanya berisi
karya sastra novel. Meskipun dapat dikatakan dunia imajinasi, namun di dalamnya juga
bahwa Mada Zidan dan Bonaventura D. Genta terdapat fakta yang dibuat oleh pengarang.
ingin mengikuti jejak karier Risa Saraswati yang Karya sastra fiksi, baik itu novel, puisi,
juga memiliki kemampuan dan karya yang sama, drama ataupun yang lainnya merupakan dunia
namun perbedaan tampak jelas dalam karya imajinatif yang dibangun oleh pengarang dengan
mereka. Novel-novel Risa Saraswati pada memanfaatkan media bahasa sebagai
umumnya lebih bercerita tentang sahabat- perantaranya. Dengan menggunakan bahasa
sahabat hantu yang dekat dengannya, yang indah, pengarang menuliskan kisah hidup,
sedangkan pada Kisah Tanah Jawa ini lebih baik yang pernah dialaminya ataupun baik dari
mengeksplor sejarah-sejarah ataupun hal-hal imajinasinya yang mampu menguggah suasana
mistis khususnya di tanah Jawa sendiri. hati pembaca. Kadang-kandang, pengarang
Novel Kisah Tanah Jawa karya Mada juga melukiskan gambaran kehidupan yang
Zidan dan Bonaventura D. Genta ini memang pernah dialami oleh orang lain. Ungkapan
berbeda dari novel-novel yang lainnya. Dalam perasaan yang dituangkan oleh penyair
novel ini, cerita lebih difokuskan pada cerita- merupakan bentuk ungkapan, baik yang terjadi
cerita mistis dan mitos yang berkembang di di masa kini, masa lampau, ataupun masa yang
masyarakat seperti tempat-tempat angker akan datang. Sebagai dunia penuh kata, karya
maupun sosok-sosok yang selalu menjadi bahan sastra tidak hanya sekadar ungkapan perasaan

16
Ferdian Achsani: Masyarakat Pribumi pada Masa Penjajahan Belanda dalam Novel Kisah Tanah Tawa
Karya Mada Zidan dan Bonaventura De Genta

pribadi penyair, akan tetapi di dalamnya juga membaca tafsir dari kitab suci Alquran yang
terdapat sejarah yang dapat dijadikan sebagai salah satunya berisi kisah-kisah sejarah, baik
sarana untuk menyebarluaskan budaya. dari para nabi maupun para malaikat. Dari
Sebagai suatu karya yang bersumber dari kisah-kisah tersebut, Alquran mengajarkan
pengalaman yang pernah terjadi (nyata), maka kepada umat Islam untuk belajar agar dapat
karya sastra menjadi sebuah dokumen sejarah dijadikan teladan dalam menjalani kehidupan
yang menjadi aset berharga dalam kehidupan di bumi ini. Amin (2010: 13) mengungkapkan
masyarakat. bahwa belajar sejarah merupakan salah satu
Karya sastra novel sebagai pengungkapan kewajiban karena di dalamnya mengandung
sejarah memang menjadi salah satu bahan nilai-nilai dan kekuatan untuk membangun
alternatif yang dapat dilakukan. Hal itu juga perkembangan peradaban kehidupan yang
disampaiakan oleh Endawarsana (2012: 1) lebih baik, dari masa lalu atau kejadian yang
bahwa novel merupakan lukisan sosial dan pernah terjadi.
sejarah. Dengan adanya karya sastra yang Pembelajaran sejarah melalui karya sastra
bermuatan sejarah, pembaca tidak hanya merupakan salah satu hal yang unik dan
mendapatkan keindahan cerita, namun juga menarik, meskipun menuai banyak perdebatan.
dapat belajar sejarah darinya. Misalnya saja Adanya fiksi dan fakta pada suatu karya
karya sastra novel dapat digunakan untuk sastralah yang menimbulkan perdebatan itu.
mengungkapan bentuk-bentuk praktik kolonial. Terlepas dari itu semua, Ratna (2013: 108)
Hafid (2017) pernah melakukan penelitian yang mengungkapkan bahwa suatu karya sastra
mengkaji tentang bentuk-bentuk diskriminasi merepresentasikan keadaan suatu masyarakat
yang terdapat pada novel Salah Asuhan Karya pada suatu masa. Pengarang menangkap
Abdoel Moeis. Dari hasil penelitiannya tersebut, fenomena kemasyarakatan tersebut dan
Hafid menjelaskan bahwa bentuk-bentuk menuliskannya ke dalam bentuk karya sastra
diskriminasi yang dilakukan oleh bangsa sehingga suatu karya sastra dapat digunakan
Belanda terhadap pribumi seperti diskriminasi sebagai pembelajaran sejarah untuk mengetahui
dalam bentuk ras, gender, adat-istiadat, gambaran keadaan masyarakat di suatu masa.
maupun budaya. Bangsa Belanda menanamkan Karya sastra mencoba memberikan
idiologi bahwa bangsa Belanda adalah bangsa pemaknaan atau interpretasi terhadap kejadian
yang bermartabat dan lebih tinggi dari bangsa atau peristiwa yang sudah terjadi (Mahayana,
Indonesia. Dari penelitian tersebut, dapat 2014: 3).
diketahui bahwa karya sastra novel merupakan Suaka (2013: 83) mengungkapkan bahwa
bentuk penggambaran sejarah dari suatu masa. analisis historis pada karya sastra mengandung
Meskipun pengarang sering menambahi cerita- artian bahwa karya sastra merupakan fakta
cerita di luar konteks yang sebenarnya, namun sejarah karena karya sastra mewakili
latar belakang budaya yang diambil dapat dari peradaban semangat pada zamannya.
novel dapat dijadikan bahan pembelajaran. Hal Pendekatan strukturalisme genetik dapat
tersebut juga tidak lepas dari peran angkatan digunakan untuk mengetahui bahwa dalam
karya sastra dari setiap karya sastra yang karya sastra tersebut memiliki hubungan dengan
memiliki ciri khas masing-masing. sejarah kehidupan masyarakat. Strukturalisme
Sejarah merupakan salah satu aset genetik merupakan salah satu pendekatan karya
berharga dari suatu bangsa. Sejarah merupakan sastra di bawah payung sosiologi sastra.
catatan berbagai peristiwa yang pernah terjadi Kemunculan strukturalisme genetik ini didasari
di suatu masa. Melalui sejarah, diharapkan oleh sikap protes dari pendekatan
dapat dijadikan sebagai pengajaran bagi strukturalisme yang hanya mengkaji unsur
masyarakat agar lebih baik untuk masa-masa intrinsik atau unsur pembangun dalam suatu
yang akan datang. Misalnya saja kita pernah karya sastra, tanpa melibatkan unsur luar

17
, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 17 Nomor 1 Edisi Juni 2020 (—)

(esktrinsik) dalam karya sastra. Padahal, unsur pelengkap dari adanya proses-proses atau
ekstrinsik dalam suatu karya sastra juga menjadi bentuk kehidupan masyarakat, salah satunya
dasar untuk membangun suatu karya sastra. yaitu menurut Audriana (2018: 2), berakibat
Untuk itu, strukturalisme genetik hadir menjadi pada ketidakadilan dan pemiskinan yang pernah
jembatan penghubung antara strukturalisme dilakukan oleh bangsa-bangsa kolonial tersebut
(unsur intrinsik) dengan sosiologi (unsur kepada bangsa Indonesia. Dengan demikian,
ekstrinsik). adanya karya sastra ini dapat dijadikan sebagai
Strukturalisme genetik merupakan dokumen pelengkap untuk mempelajari
pendekatan yang paling cocok untuk memahami sejarah.
bagaimana pola kehidupan masyarakat. Penelitian terkait penggambaran novel
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh sejarah dan yang relevan dengan penelitian
Basid, Nur, & Zuhdy (2018: 99), yang yang akan dilakukan ini pernah dilakukan oleh
mengungkapkan pola kehidupan masyarakat Saputra & Etmi (2018) dengan
Pontianak dengan menggunakan pendekatan membandingkan novel Jugun Ianfu: Jangan
strukturalisme genetik. Hal ini menjadi dasar Panggil Aku Miyako karya Enang Rokajat
bahwa strukturalisme genetik dapat digunakan Asura dan novel Cantik Itu Luka karya Eka
untuk mengungkapkan keadaan suatu Kurniawan. Hasil penelitian tersebut
masyarakat. menyatakan bahwa perempuan Hindia Belanda
Ridwan, Aries, & Yulianeta (2016: 67) pada masa penjajahan Jepang dijadikan
menyatakan bahwa strukturalisme genetik sebagai pemuas nafsu para serdadu Jepang.
berpijak pada pandangan bahwa karya sastra Awalnya mereka diiming-imingi akan
adalah sebuah struktur yang bersifat dinamis disekolahkan, namun ternyata hal tersebut
karena merupakan produk sejarah dan budaya hanyalah tipu muslihat belaka. Sebagai pemuas
yang berlangsung secara terus menerus. Adanya nafsu, perempuan pribumi disiksa apabila
fakta kemanusiaan yang terdapat pada suatu mereka menolak untuk melayani hasrat para
karya sastra menjadikan karya sastra tersebut serdadu. Persamaan penelitian ini dengan
dapat dikaji dari segi strukturalisme genetik. penelitian tersebut adalah menggambarkan
Fakta kemanusiaan merupakan segala aktivitas keadaan masyarakat pada masa penjajahan,
yang berhubungan dengan kehidupan manusia, yang terdapat pada karya sastra novel.
baik yang dialami secara pribadi maupun yang Perbedaan penelitian terletak pada objek yang
dialami secara sosial masyarakat. Pendekatan dikaji. Pada penelitian Saputra & Etmi
strukturalisme genetik ini diharapkan dapat menggunakan dua novel, yaitu novel Jugun
menjabarkan bagaimana kehidupan masyarakat Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako karya
pribumi yang tercermin dalam novel Kisah Enang Rokajat Asura dan novel Cantik Itu
Tanah Jawa pada masa penjajahan kolonial Luka karya Eka Kurniawan. Penelitian ini akan
Belanda. menggunakan novel Kisah Tanah Jawa
Sebagai negara yang pernah dijajah oleh sebagai objek penelitian.
negara-negara kolonial seperti Portugis, Inggris, Penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono
Belanda, dan Jepang, maka meninggalkan (2016) mengkaji novel-novel karya Andrea
bekas-bekas yang sampai sekarang masih Hirata dengan pendekatan strukturalisme
dirasakan oleh masyarakat. Salah satu bekas genetik juga relevan dengan penelitian ini. Hasil
yang dapat ditemukan adalah bukti-bukti penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
bagaimana kisah hidup yang pernah alami oleh keramahan masyarakat Melayu dalam novel-
masyarakat pribumi, yang disebabkan oleh novel karya Andrea Hirata ditunjukkan dengan
kedudukan bangsa-bangsa kolonial tersebut sikap saling gotong royong dan toleransi tanpa
yang berkuasa di Negara Indonesia. Dokumen memandang ras, suku dan budaya. Hal ini
novel Kisah Tanah Jawa, dapat dijadikan tercermin dari kerukunan hidup bermasyarakat

18
Ferdian Achsani: Masyarakat Pribumi pada Masa Penjajahan Belanda dalam Novel Kisah Tanah Tawa
Karya Mada Zidan dan Bonaventura De Genta

yang digambarkan dalam setiap novel-novel menjadi pusat penghasil rempah-rempah. Salah
karya Andrea Hirata. Persamaan penelitian ini satu usaha atau taktik yang dilakukan oleh
dengan penelitian tersebut adalah kajian atau Belanda adalah dengan mendirikan serikat
pendekatan yang digunakan untuk mengkaji dagang bernama VOC. VOC merupakan salah
sebuah novel, yaitu pendekatan strukturalisme satu serikat dagang yang dibentuk oleh Belanda
genetik dan sama-sama mengkaji gambaran untuk memonopoli perdagangan di Nusantara.
kehidupan masyarakat. Perbedaan terletak Atas kepercayaan Belanda yang memberikan
pada objek yang digunakan. Pada penelitian kekusaan atau hak istimewa pada VOC
sebelumnya, Wicaksono mengkaji novel-novel tersebut, VOC membentuk sistem
Karya Andrea Hirata untuk melihat kearifan pemerintahan tersendiri yang kemudian terkenal
lingkungan hidup masyarakat Melayu, dengan istilah negara dalam negara.
sedangkan pada penelitian ini menggunakan Kedatangan VOC adalah untuk
novel Kisah Tanah Jawa untuk melihat memonopoli perdagangan rempah-
keadaan masyarakat pribumi pada masa rempah di Nusantara. Berbagai macam
penjajahan kolonial Belanda. cara dilakukan untuk
mempertahankannya. Antara lain
METODE mengintimidasi penduduk di pulau-pulau
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif penghasil rempah (Zidan & Bonaventura,
kualitatif, dengan pendekatan strukturalisme 2019: 124).
genetik. Deskriptif kualitatif merupakan bentuk
penelitian yang mendeskripsikan atau VOC didirikan pada 20 Maret 1602,
memaparkan hasil temuan data dalam bentuk bertujuan untuk memonopoli perdagangan di
tulisan sesuai apa yang ditemukan. Penelitian nusantara dan ingin menyaingi perdagangan EIC
ini memaparkan bentuk fakta kemanusiaan dari yang telah dibentuk oleh Inggris. VOC atau
kehidupan masyarakat pribumi (bangsa kompeni berkantor pusat di Banten. Kutipan
Indonesia) pada masa kolonial Belanda. Proses di atas menjelaskan bahwa banyak cara yang
pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik dilakukan oleh VOC untuk memonopoli
baca, yaitu membaca keseluruhan isi naskah perdagangan rempah-rempah di nusantara,
novel kemudian menggabungkannya dengan salah satunya dengan melakukan intimidasi
teknik catat. Peneliti mencatat atau menandai terhadap kaum pribumi. Bentuk intimidasi yang
kutipan-kutipan yang dijadikan sebagai data dilakukan oleh VOC tersebut dilatarbelakangi
pada penelitian ini. adanya beberapa peraturan yang dibuat oleh
VOC, misalnya VOC memaksa pribumi untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN menjual hasil rempah-rempah seperti lada,
Awal kedatangan bangsa Belanda yang kapas, gula, kayu, hanya kepada VOC,
pertama yaitu ingin menguasai rempah-rempah kemudian rakyat juga diwajibk untuk membayar
yang ada di Nusantara. Namun akhirnya pajak tanah atau hasil bumi kepada VOC.
mereka melakukan penindasan terhadap Kedua peraturan tersebut merupakan bentuk
pribumi, salah satunya yaitu pada aspek intimidasi yang dilakukan oleh VOC untuk
perdagangan yang menjadi pekerjaan atau memonopoli perdagangan di nusantara.
sistem mata pencaharian bagi masyarakat Intimidasi yang dilakukan oleh VOC
pribumi. Akibatnya, ekonomi masyarakat terhadap perdagangan pada masyarakat
pribumi kian hari kian melemah. Kedatangan pribumi tersebut sempat mengalami puncak
bangsa Belanda yang awalnya ingin mencari keemasan atau kejayaan di seratus tahun
rempah-rempah di tanah bumiputra, pada pertama. Tiga tahun pertama didirikannya
akhirnya menuntun mereka untuk merampas VOC, Belanda telah berhasil menguasai
dan menguasai seluruh daerah-daerah yang kepulauan Maluku yaitu tepatnya pada tahun

19
, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 17 Nomor 1 Edisi Juni 2020 (—)

1605 dan kemudian terus berkembang oleh Belanda. Hasil kerja mereka tidak
mengalami masa puncak keemasan tersebut sepenuhnya diberikan langsung. Dalam artian
(Djakariyah, 2014: 76). VOC berhasil gaji yang telah diberikan oleh Belanda kepada
menguasai dan merebut Maluku setelah berhasil para pekerja wajib digunakan untuk membeli
merebut benteng pertahanan Portugis karena candu. Candu menjadi penyakit yang
hal tersebut merupakan tugas tambahan VOC mengakibatkan pribumi tertipu dan saling
untuk menghancurkan Portugis di Asia, selain membunuh. Hal tersebut semakin membuat
memonopoli perdagangan di bumiputra. VOC masyarakat pribumi semakin menderita akibat
dibubarkan pada 31 Desember 1799. Hal ini monopoli perdagangan Belanda oleh candu.
disebabkan karena banyak pegawai yang Selain tanam paksa, Pada masa
korupsi dari hasil perdagangan yang dilakukan penjajahannya Belanda juga menerapkan sistem
oleh VOC. Pengeluaran VOC yang makin kerja paksa yang menjadikan kesengsaraan
besar akibat melakukan perang, salah satunya bagi masyarakat pribumi. Pada masa tersebut
dengan kerajaan-kerajaan Jawa yang banyak pribumi yang mati kelaparan atau
memberontak seperti kerajaan Mataram, karena kelelahan, karena tidak digaji atau
Banten, Makasar, dan Maluku, menyebabkan hanya digaji sedikit, akibat dari sistem kerja
kas VOC semakin menyusut. Akhirnya VOC rodi yang diberlakukan oleh Belanda.
dinyatakan bangkrut dan akhirnya dibubarkan, Kekejaman penjajah menjadikan masyarakat
kemudian kekuasaan VOC diambil alih oleh tidak memiliki pilihan, kecuali harus mengikuti
pemerintah kolonial Belanda. seluruh aturan dan menjalankannya meskipun
Dari uraian tersebut dapat dipahami sangat berat (Krismawati, 2013: 25). Setelah
bahwa kekejaman yang dilakukan oleh VOC VOC resmi dibubarkan, kini pemerintah
untuk memonopoli rempah-rempah di kolonial Belanda menduduki pemerintahan di
Nusantara, mengakibatkan banyak pribumi Nusantara. Tidak jauh berbeda dengan VOC,
semakin menderita. Akibatnya masyarakat pemerintah kolonial Belanda juga menerapkan
pribumi semakin terdesak dan kedudukannya sistem kerja rodi. Salah satu bentuk kerja rodi
semakin diinjak-injak. Sistem kerja paksa yang yang pernah dilakukan yaitu pembuatan jalur
dilakukan oleh bangsa Belanda baik dari rel kereta api. Kolonel JHR Van Der Wijk
pertanian dan perdagangan yang menjadi merupakan tokoh pemrakarsa pembuatan rel
sumber penghasilan utama masyarakat kereta api di Indonesia. Hal ini didasari karena
membuat kaum pribumi banyak yang kurangnya angkutan transportasi untuk
mengalami kesengsaraan pada aspek pekerjaan mengangkut hasil bumi ke Batavia. Akhirnya
yang berdampak pada ekonomi masyarakat. Kolonel JHR Van Der Wijk mengajukan
Mereka mencari keuntungan dengan proposal untuk membuat jalur rel kereta api
membuat lingkaran setan. Ibaratnya agar pengangkutan hasil bumi bisa berjalan
memberi pekerjaan dan digaji, tapi gajinya dengan lancar dan bisa tiba di tempat sesuai
digunakan untuk membeli opium atau dengan waktunya. Meskipun mendapat
candu sehingga pihak Belanda persetujuan dari pihak Belanda, tetapi
mendapatkan keuntungan yang berlipat pembangunan rel kereta api tidak langsung
dan rakyat semakin dibuat menderita dilaksanakan. Butuh 23 (dua puluh tiga) tahun
(Zidan & Bonaventura, 2019: 138). setelah pengajuan itu diajukan, barulah
pembangunan rel kereta api di Indonesia
Bentuk intimidasi perdagangan juga dilakukan. Salah satu perusahaan stasiun kereta
tergambar pada kutipan di atas. Dalam kutipan api yang didirikan oleh pemerintah kolonial
tersebut diceritakan bahwa masyarakat pribumi Belanda adalah Staatsspoorwegen (ss). Pada
yang tidak memiliki tanah, mereka diwajibkan tahun 1914—1915, perusahaan kereta api
untuk membantu perkebunan atau pertanian Staatsspoorwegen membangun jalur kereta api

20
Ferdian Achsani: Masyarakat Pribumi pada Masa Penjajahan Belanda dalam Novel Kisah Tanah Tawa
Karya Mada Zidan dan Bonaventura De Genta

Cirebon—Kroya. Dalam pembangunan jalur pengorbanan ribuan nyawa. Jalan pantai utara
kereta api ini dilakukan dengan sistem kerja (pantura) sudah tidak asing lagi bagi
paksa. Hal itu menyebabkan pribumi banyak masyarakat Indonesia. jalur ini merupakan salah
yang sakit dan letih sehingga banyak dari satu jalur yang menjadi saksi atas penindasan
mereka yang kehilangan nyawa. bangsa penjajah terhadap masyarakat
Pembangunana jalur ini cukup banyak bumiputera. Jalur yang menghubungkan antara
menelan korban jiwa sebab dijalankan kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini
dengan sistem kerja paksa. Hal tersebut menjadi jalur terpanjang di dunia, dengan
dibuktikan dengan terdapatnya makam panjang 1000 kilometer. Jalur ini dulunya
tua di bukit di atas perlintasan kereta api dikenal dengan nama Grote Postweg (Jalan
di daerah Notog, yang merupakan makam Raya Pos) bahkan popular dengan nama Jalan
dari pekerja paksa (Zidan & Daendels, sesuai dengan nama pemimpin
Bonaventura, 2019: 6). gubernur yang memprakasai pembuatan jalur
tersebut.
Kutipan di atas menjelaskan bentuk kerja Kutipan di atas menceritakan kekejaman
paksa yang dilakukan oleh pemerintah kolonial kerja paksa yang diberlakukan Daendels
Belanda terhadap masyarakat pribumi dalam terhadap masyarakat pribumi. Sistem kerja
pembangunan rel kereta api. Dalam kutipan di paksa yang digagasnya dalam pembuatan jalur
atas digambarkan bahwa pembangunan rel ini demi kepentingan pemerintahan Belanda di
kereta api yang dilakukan oleh statiun swasta tanah jajahan menyebabkan kesengsaran bagi
Ss untuk menghubungkan daerah Cirebon— pribumi. Banyak dari masyarakat pribumi yang
Kroya itu memakan banyak korban. Kerja kehilangan nyawa dalam pembuatan jalur ini
paksa dalam pembangunan jalur kereta api akibat kelelahan ataupun tekena tebasan. Selain
merupakan salah satu bentuk penindasan yang itu adanya wabah penyakit malaria yang kala
dilakukan oleh pemerintah Belanda terhadap itu menjadi momok bagi masyarakat pribumi
masyarakat pribumi. Adanya sistem kerja paksa juga menjadi penyebab masyarakat pribumi
ini membuat masyarakat pribumi semakin kehilangan nyawa.
sengsara hingga menelan banyak korban. Dari kutipan di atas dapat dipahami
Rakyat tidak kuat karena harus menghadapi bahwa pada masa kolonial Belanda, kedudukan
perlakuan sistem kerja paksa, sehingga kaum pribumi sangat sengsara karena adanya
menyebabkan mereka banyak yang kehilangan sistem kerja paksa. Sebagai bangsa “terjajah”,
nyawa. Mereka dimakamkan di bukit di atas Indonesia diperlakukan seperti budak di negeri
perlintasan kereta yang menjadi tempat sendiri, yaitu penjajah memperlakukan Bangsa
peristirahatan para korban dari pekerja paksa Indonesia dengan sistem kerja rodi, diperas
sekaligus sebagai saksi kekejaman Belanda tenaga dan harga diri bangsa Indonesia hanya
terhadap pribumi. untuk membesarkan sang penjajah (Yurnal,
Estimasi kami, ada 100 ribuan nyawa 2016: 6).
melayang, terutama diakibatkan oleh Selain suka bertindak semena-mena pada
penyakit malaria serta perlakuan kejam masyarakat biasa, Gubernur Jendral Daendels
Daendels beserta tentaranya yang asal juga tak segan-segan merendahkan strata sosial
tebas kepala ketika para pekerja paksa para raja. Strata sosial menjadi salah satu hal
tampak letih dan mulai sakit-sakitan yang harus direbut oleh para menner Belanda
(Zidan & Bonaventura, 2019: 130). untuk tetap bertahan dan mempertahankan
kedudukannya di tanah jajahan. Tujuannya,
Selain pembangunan rel kereta api, salah agar pemerintahan kolonial Belanda tetap
satu pembangunan jalan yang menghubungkan berkuasa dan masyarakat pribumi mau menuruti
antara Anyer—Panarukan juga terkenal dengan setiap perintahnya. Untuk tetap

21
, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 17 Nomor 1 Edisi Juni 2020 (—)

mempertahankan kedudukannya tersebut, merupakan salah satu perang terbesar yang


maka pemerintahan Belanda melakukan pernah terjadi di Indonesia. Pangeran
penindasan terhadap para raja pribumi. Belanda Diponegoro, merupakan salah satu pemimpin
menganggap bahwa derajat mereka lebih tinggi dari perang ini. Perang ini dipelopori karena
daripada kaum pribumi. Salah satunya keinginan masyarakat untuk mengusir
ditunjukkan oleh Daendels yang melakukan kebiadaban para penjajah.
perbuatan tidak baik ketika ia berjabat tangan Perang Diponegoro menjadi salah satu
dengan raja Jawa. bukti adanya bentuk perlawanan yang
Daendels tidak takut bahkan cenderung dilakukan oleh masyarakat pribumi karena ingin
merendahkan bangsawan Jawa. Dia suka menentang kebijakan Belanda yang semena-
membalas jabatan tangan dengan tangan mena terhadap masyarakat pribumi. Sistem
kiri (Zidan & Bonaventura, 2019: 132). tanam paksa yang digagas oleh pemerintah
Belanda setelah berakhirnya masa VOC
Kutipan di atas menceritakan bahwa menjadikan masyarakat semakin tertindas
Daendels merupakan gubernur jenderal kolonial sehingga mereka bersatu melawan para penjajah
Belanda yang tidak hanya kejam tetapi juga ataupun para pribumi yang berkhianat.
sombong. Dalam kekuasannya Daendels Berakhirnya perang Jawa pada tahun 1830
banyak menentang peraturan-peraturan yang yang ditandai dengan ditangkapnya
dibuat oleh para raja-raja di Jawa. Salah satu Pangeran Diponegoro dengan tipu daya
peranturan yang dilanggar oleh Daendels licik Belanda, membuat banyak pengikut
misalnya saja ketika bertemu dengan raja, setia Diponegoro yang kemudian
Daendels tidak ingin melepas topi. Selain itu, melarikan diri agar tidak turut tertangkap.
Daendels juga ingin duduk di kursi yang Mereka menyamarkan nama asli agar
derajatnya sama dengan raja. Kutipan tersebut keberadaannya tidak diketahui oleh pihak
juga menggambarkann bahwa Daendels tidak Belanda, mengingat saat itu tidak sedikit
memiliki rasa menghargai terhadap raja-raja di pribumi yang menjual informasi kepada
tanah Jawa. Kutipan tersebut menggambarkan pihak penjajah karena mengharapkan
bahwa tak tanggung-tanggung, Daendels suka imbalan (Zidan & Bonaventura, 2019: 68).
membalas jabatan tangan kanan para raja
dengan tangan kiri. Hal ini menandakan bahwa Perang Diponegoro merupakan salah satu
dalam bentuk status sosial pun para pribumi perang terbesar yang pernah trejadi di tanah
juga mengalami penindasan secara tidak Jawa. Perang ini merupakan perang terbesar
terhormat. Sebagai seorang pemimpin yang di tanah Jawa yang bertujuan untuk mengusir
seharusnya dihormati oleh rakyat, ia justru pejajah dan menegakkan keadilan. Perang ini
diperlakukan rendah atau bahkan hina oleh dipicu oleh berbagai sebab, salah satunya yaitu
sikap angkuh Daendels. Kutipan tersebut sama adanya pembayaran berbagai macam pajak
dengan yang disampaikan oleh (Daliman, 2012: yang membebani rakyat. Adanya berbagai
18) bahwa Daendels tidak menunjukkan sikap macam pajak dan sistem kerja paksa yang
hormatnya kepada raja-raja. Daendels sering diberlakukan oleh pemerintahan Belanda ini pun
bertindak tegas dengan menggunakan taktik membuat rakyat semakin sengsara dan
kekerasan. menderita. Akhirnya, Pangeran Diponegoro
Adanya bentuk-bentuk penindasan yang bersama rakyat dan dibantu dengan para
dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda, bangsawan pun melakukan penyerangan yang
memunculkan semangat dari para masyarakat dikenal dengan Perang Jawa. Perang yang
pribumi untuk memberontak dan melawan Beliau pimpin berlangsung selama lima tahun ini
penjajah. Salah satunya yaitu ditunjukkan diakhiri dengan adanya perjanjian yang akhirnya
dengan adanya perang Jawa. Perang Jawa berunjung dengan penculikan. Belanda

22
Ferdian Achsani: Masyarakat Pribumi pada Masa Penjajahan Belanda dalam Novel Kisah Tanah Tawa
Karya Mada Zidan dan Bonaventura De Genta

menggunakan taktik licik untuk menjebak tergiur dengan nafsu setan membuatnya
Pangeran Diponegoro, yaitu dengan dalih melakukan cara-cara kotor.
mengajak Pangeran Diponegoro untuk Dan yang lebih mengerikan lagi adalah
berunding. ketika proses pemberian tumbal bayi pada
Secara diam-diam Belanda tiang pancang utama. Awalnya pihak
mempersiapkan jebakan untuk menangkap penanggung jawab proyek mendapat
Diponegoro. Setelah dilakukannya perjanjian informasi ada salah satu buruh bangunan
tersebut, Pangeran Diponegoro kemudian yang istrinya baru saja melahirkan.
diculik dan diasingkan ke Manado selama 25 Kemudian, pihak penanggung jawab
tahun hingga Beliau wafat (Kartodirjo, 2014: mendekati keluarga si buruh bangunan
446). Berakhirnya perang Diponegoro yang untuk menyerahkan bayi mereka dengan
menewaskan setidaknya 200.000 orang dan iming-iming uang yang nilainya cukup
mencapai kerugian sekitar 2 gulden tersebut banyak (ratusan juta), dengan dalih akan
juga menandakan bahwa kondisi ekonomi diadopsi (Zidan & Bonaventura, 2019).
pemerintah Belanda mengalami kerugian besar.
Sebagai akibat dari perang tersebut, Keadaan ekonomi yang sangat
masyarakat bagian selatan harus membayar mengkhawatirkan membuat pribumi terpaksa
ganti rugi dengan melakukan tanam paksa mengorbankan berbagai hal untuk
selama 40 tahun. mendapatkan kesejahteraan. Seperti yang
Sistem kerja paksa dan berbagai tampak pada kutipan di atas bahwa orang tua
pembayaran pajak yang harus ditanggung tega menjual anaknya agar bisa mendapatkan
masyarakat tersebut otomatis berdampak pada uang untuk kelangsungan hidup. Dengan dalih
ekonomi masyarakat. Hal ini terlihat dari akan diadopsi, maka sang orang tua pun tak
kutipan di atas, bahwa mayarakat pribumi segan-segan memberikan bayi mereka kepada
banyak yang menjual informasi kepada pihak penanggung jawab proyek. Namun ternyata hal
Belanda agar mereka mendapatkan imbalan. tersebut hanya tipuan yang dibuat oleh Belanda.
Dengan imbalan yang didapatkannya tersebut Mereka sengaja membeli bayi karena akan
mereka berharap bisa mendapat jaminan dan digunakan sebagai tumbal dalam pembuatan
dapat digunakan untuk mempertahankan hidup. jembatan agar proses pembangunan bisa
Seharusnya, mereka saling menyembunyikan berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu
informasi agar saling menjaga saudara tanpa ada hambatan.
seperjuangan melawan penjajah. Namun Selain menjual anak, dalam novel Kisah
karena diiming-imingi imbalan yang dapat Tanah Jawa ini digambarkan bahwa lemahnya
digunakan untuk kelangsungan hidup, keadaan ekonomi yang dialami oleh bangsa
merekapun tak tanggung-tanggung pribumi, memaksa sebagian orang untuk
mengorbankan saudara sendiri. Untuk mencari pesugihan (ritual ilmu sihir yang
melindungi diri, maka para pejuang perang yang digunakan untuk mendapatkan kekayaan).
masih hidup menyembunyikan identitas diri Dengan cara bersekutu dengan setan, maka
mereka agar tidak diketahui oleh pihak dipercayai bahwa segala yang diinginkan akan
Belanda. dapat terpenuhi. Mereka yang melakukannya
Kesengsaraan akibat perbudakan yang akan mendapatkan kekayaan yang berlimpah
dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda tanpa harus susah payah banting tulang bahkan
berdampak pada pola pikir masyarakat yang sampai memeras keringat untuk mengumpulkan
memilih menggunakan cara-cara instan untuk uang. Namun yang harus dipahami bahwa
mendapatkan kesejahteraan hidup. Mereka bahwa bersekutu dengan setan bukanlah jalan
yang kurang akan pemahaman agama dan utama untuk mencari kesejahteraan karena

23
, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 17 Nomor 1 Edisi Juni 2020 (—)

banyak resiko yang harus mereka tanggung, abangan karena mereka menyekutukan
salah satunya mereka bisa kehilangan nyawa Tuhan. Abdullah (2013: 24) menyatakan
bahkan mendapat kesengsaraan di akhirat bahwa pada masa penjajahan, Islam abangan
Pada masa kolonial babi ngepet banyak yang berasal dari golongan priyayi atau
digunakan untuk mengambil bahan para pegawai keraton. Namun juga tidak
makanan seperti beras dan perhiasan menutup kemungkinan bahwa golongan petani
emas. Sasarannya adalah tuan-tuan juga termasuk Islam abangan.
Belanda dan masyarakat golongan Tidak hanya pesugihan dan kaum pribumi
menengah ke atas (Zidan & Bonaventura, yang menjual informasi kepada pihak Belanda.
2019: 31). Penggunaan ilmu pelet dan jaran goyang juga
digunakan oleh para perempuan pribumi
Babi ngepet merupakan salah satu ilmu sebagai upaya untuk mendapatkan
pesugihan yang sangat terkenal di Indonesia. kesejahteraan hidup. Ilmu semacam ini
Ritual ini dilakukan oleh dua orang, yang mereka digunakan oleh para perempuan untuk menarik
adalah sepasang suami istri. Salah seorang akan perhatian para menner Belanda. Mereka rela
menjadi babi, dan yang seorang lagi menjaga mengorbankan harga diri dan martabat mereka
lilin sebagai simbol aman atas diri yang sedang untuk bisa mendapatkan penghasilan dan
mengepet. Pada kutipan di atas diceritakan kesejahteraan hidup. Karena perempuan
bahwa kemiskinan yang dialami oleh Belanda di tanah Hindia Belanda (bumiputra)
masyarakat pribumi memaksa mereka untuk pada saat itu tidak terlalu banyak, maka para
melakukan ritual haram tersebut. Ritual tersebut menner pun meluapkan nafsu mereka pada
sangat familiar pada masa kolonial Belanda, budak-budak perempuan yang bekerja sebagai
karena digunakan oleh masyarakat pribumi pembantu di rumah mereka. Jika salah satu
untuk mengambil harta kekayaan dari dari mereka beruntung, mereka akan mendapat
masyarakat golongan menengah ke atas dan sebutan nyai. Nyai menduduki posisi yang
para menner Belanda. Jika sang suami telah paling tinggi bagi perempuan pribumi yang
berubah menjadi babi dan siap menuju rumah menjadi simpanan para menner.
target yang dituju, maka istri berkewajiban Perempuan pada masa kolonial
menjaga lilin agar tetap menyala sebagai simbol penjajahan Belanda, kedudukannya sangat
bahwa suaminya tertap aman. dipandang hina. Mouton & Co S, (2017: 235)
Baik ritual babi ngepet ataupun ajian-ajian menulis bahwa keadaan mereka sangat
lainnya dalam masyarakat, khususnya terhambat untuk memperoleh pekerjaan yang
masyarakat Jawa memang sesuatu yang sudah layak. Banyak dari mereka yang hanya
familiar. Kelompok masyarakat yang sering digunakan sebagai budak pemuas nafsu
melakukan hal seperti ini disebut sebagai (perempuan jalang) atau sebagai babu (jongos).
abangan. Abangan merupakan istilah yang Bahkan mereka yang imannya rendah akan
sering digunakan untuk menyebutkan orang- melakukan berbagai macam cara untuk menarik
orang yang mengaku meyakini syariat agama perhatian menner.
Islam, namun tidak pernah melaksanakan Penindasan terhadap perempuan
perintah-perintah agama seperti salat, puasa, merupakan permasalah yang dilakukan oleh
zakat, haji, dan lain-lain. Ricklefs (2012: 112) Belanda pada masalah gender. Hal yang paling
menambahkan bahwa kaum abangan ini menonjol dari adanya penindasan ini adalah
ketika pada waktu kematian dan kelahiran bahwa perempuan hanya dianggap sebagai
berharap agar ritul agama Islam dijalankan. seonggok daging yang siap untuk dijadikan
Maka, orang-orang yang melakukan ritual korban setiap saat. Salah satu cerita yang
seperti ritual babi ngepet ataupun ilmu pemikat terkenal misalnya adalah Nyai Saritem, yang
dapat dikatakan sebagai bentuk penganut Islam kini nama tersebut sangat tersohor bagi

24
Ferdian Achsani: Masyarakat Pribumi pada Masa Penjajahan Belanda dalam Novel Kisah Tanah Tawa
Karya Mada Zidan dan Bonaventura De Genta

masyarakat Jawa Barat. Sebelum mendapat keturunan para bangsawan, mereka sangat
gelar Nyai, Sarintem merupakan sosok gadis diperlakukan istimewa. Agar kehidupannya
yang cantik belia. Kecantikannya mampu tidak tertindas, para perempuan berusaha
memikat pesona seorang menner Belanda merebut hati menner Belanda demi
hingga dia pun akhirnya dijadikan sebagai mendapatkan uang merupakan salah satu cara
gundik. Setelah beberapa lama kemudian, yang dapat dilakukan agar mendapatkan
pembesar Belanda meminta Sarintem untuk kehidupan yang layak.
mencari perempuan yang dapat dijadikan teman Keadaan yang demikian memang benar-
kencan bagi serdadu Belanda yang masih benar terjadi. Bahkan di masa modern saat ini
lajang. Semakin hari bisnis lendir Sarintem kian hal-hal mistis seperti itu pun terkadang masih
ramai, bahkan tidak hanya para serdadu yang sering dijumpai. Kepercayaan terhadap hal-hal
melajang, tetapi juga para prajurit yang lanjut yang gaib, sudah menjadi kebiasaan bagi
usia atau para masyarakat pribumi pun juga masyarakat Indonesia. Maka tidak diherankan
tertarik untuk mencicipinya. Hingga saat ini lagi apabila pribumi banyak yang menggunakan
tempat tersebut masih terkenal dengan nama hal-hal semacam ini guna mendapatkan atau
Sarintem. Dari bisnis Sarintem tersebut sehingga mewujudkan keinginannya. Perlakuan yang
dapat dipahami bahwa perempuan sangat demikian dapat disebabkan karena kurangnya
tertindas karena ia tidak memiliki harga diri dan pemahaman ajaran agama yang dianut, karena
dianggap sebagai pemuas nafsu. memang pada masa kolonial Belanda
Dalam novel Kisah Tanah Jawa ini pengajaran agama Islam sangat dilarang, sebab
digambarkan bagaimana cara perempuan yang ditakutkan bahwa islam yang merupakan
dalam merayu para menner Belanda, salah agama pembela akan menjadikan masyarakat
satunya yaitu dengan ilmu pelet. pribumi bergerak untuk memberontak
Ilmu ini merebak ketika masa kolonial, pemerintahan Belanda. Hal yang demikian
terutama di daerah Jawa Barat. Para menjadikan iman sebagian masyarakat pribumi
gundik atau perempuan simpanan meneer mudah dibujuki setan, sehingga mereka
Belanda sengaja mencampurkan darah melakukan cara-cara haram untuk
menstruasinya agar para menner turut dan mendapatkan kebahagiaan hidup.
menurut kepada sang gundik (Zidan & Kembali lagi ke pembahasan Jaran
Bonaventura, 2019: 80). Goyang tadi, ajian ini kemudian kembali
berkembang di masa kolonial. Para
Kutipan di atas menceritakan bahwa para perempuan pribumi banyak
perempuan pada masa kolonial yang menggunakannya untuk menarik perhatian
menggunakan ajian ilmu pelet, salah satunya para menner Belanda atau juragan local
yaitu menggunakan darah menstruasi. Dengan dengan maksud mendapat kesejahteraan
mencampurkan darah menstruasi pada secara instan (Zidan & Bonaventura,
makanan atau minuman yang dihidangkan 2019: 83).
kepada para menner, siapapun yang terkena
pelet tersebut akan mudah tergoda oleh rayuan Selain menggunakan ajian ilmu pelet
orang yang menggunakannya. dengan menggunakan darah menstruasi untuk
Peraturan adat dan peraturan dari Belanda memikat hati para menner Belanda, para
yang membelenggu perempuan membuat para perempuan pribumi juga menggunakan ajian
perempuan seakan-akan adalah makhluk yang ilmu jaran goyang demi menarik perhatian para
lemah. Mereka hanya ditempatkan untuk menner Belanda dan para juragan pribumi.
mengurus rumah tangga seperti halnya menjadi Penindasan terhadap kaum perempuan yang
babu atau jongos. Namun untuk pribumi yang tidak diberikan hak yang penuh karena
bergemilang harta atau dapat dikatakan sebagai perempuan dianggap sebagai makhluk yang

25
, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 17 Nomor 1 Edisi Juni 2020 (—)

lemah membuat mereka tertarik untuk SIMPULAN


mendapatkan kesejahteraan hidup secara Sastra menjadi bagian dari kisah sejarah
instan. Penggunaan ilmu pelet merupakan salah kehidupan manusia. Meskipun perdebatan
satu jalan pintas yang paling ampuh untuk dapat sering muncul karena adanya sifat fiksi atau
mewujudkan keinginan tersebut, meskipun rekaan, tetapi karya sastra selalu berusaha
resiko yang harus ditanggung tidak main-main. untuk menggambarkan kedaan masyarakat
Bagi mereka yang terpenting adalah pada suatu masa. Melalui pengamatan yang
kesejahteraan hidup yang menjanjikan menjadi dilakukan oleh pengarang, mampu
hal yang paling utama, daripada mereka harus menuliskannya ke dalam bentuk cerita yang
menahan siksa hidup yang keras. Jaran dapat dijadikan sebagai pembelajaran kepada
goyang merupakan salah satu ajian yang paling pembaca agar lebih baik ke depannya.
popular. Hingga saat ini keberadaannya masih Berdasarkan hasil penjabaran terkait fakta
sering terdengar di tengah masyarakat. kemanusiaan yang telah dilakukan di atas, novel
Persyaratan dan mantra khusus yang diucapkan Kisah Tanah Jawa ini merepresentasikan
diyakini, mampu membuat target atau sasaran kehidupan pribumi pada masa kolonial
mudah terbius oleh rayuan si pengguna. Belanda. Novel ini menceritakan penderitaan
Supri banyak memberikan informasi di kehidupan pribumi yang disebabkan karena
balik sisi gelap pembangunan jembatan ini. adanya diskriminasi atau penindasan yang
Salah satunya adalah keberadaan PSK dilakukan oleh bangsa Belanda. Beberapa
yang sengaja ditimbun dalam tiang cor bentuk gambaran kehidupan pribumi tersebut
karena makhluk gaib yang menginginkan seperti perempuan yang dijadikan gundik atau
tumbal perempuan muda (Zidan & pelancur dan dijadikan tumbal. Novel ini juga
Bonaventura, 2019: 30). menggambarkan kehidupan masyarakat pribumi
dipaksa untuk kerja rodi dalam sistem
Kutipan di atas menceritakan bahwa pekerjaan atau mata pencaharian yang dibuat
para perempuan digunakan sebagai tumbal oleh Belanda dan berdampak pada ekonomi
dalam pembangunan jembatan. Tanah Jawa pribumi, demi kepentingan pemerintahan
selalu identik dengan hal-hal mistis. Banyak Belanda pada waktu itu. Akibatnya kemiskinan
cerita yang mungkin sudah terdengar di telinga meraja lela melanda kaum pribumi karena
kita, dalam setiap pembangunan ada yang mereka dipaksa bekerja, tetapi gaji yang
memerlukan tumbal atau sesajen. Salah satunya mereka dapat diminta lagi oleh Belanda (kerja
yaitu seperti pada kutipan di atas. Dalam kutipan paksa) sehingga masyarakat pribumi pun
tersebut disampaikan bahwa selain hanya terpaksa mengadakan ritual seperti babi ngepet
dianggap sebagai pemuas nafsu, perlakuan untuk menambah penghasilan atau
Belanda terhadap perempuan yang kejam juga mendapatkan kekayaan lebih. Novel ini juga
terlihat pada kutipan di atas. Dalam kutipan menceritakan bentuk penindasan Belanda yang
tersebut digambarkan bahwa perempuan Jawa memandang derajat pribumi lebih rendah agar
juga dijadikan sebagai tumbal dalam kekuasannya untuk menduduki tanah bumiputra
pembangunan bangunan. Pemerintah Belanda tetap bertahan.
tega mengorbankan perempuan Jawa yang
dijadikan sebagai tumbal untuk makhluk- DAFTAR PUSTAKA
makhluk halus. Hal ini menjadikan perlakuan
diskriminasi yang dilakukan oleh para penjajah Abdullah, M. (2013). Konvergensi Santri-
kepada perempuan. Mereka yang tidak Abangan. Surakarta: IAIN Publisher.
bersalah dan tidak tahu apapun harus
menanggung beban. Amin, S. M. (2010). Sejarah Peradaban
Islam. Jakarta: Amzah.

26
Ferdian Achsani: Masyarakat Pribumi pada Masa Penjajahan Belanda dalam Novel Kisah Tanah Tawa
Karya Mada Zidan dan Bonaventura De Genta

Audriana, S. (2018). Representasi Realitas Mahayana, M. S. (2014). Kitab Kritik Sastra.


Sosial dalam Novel Tan Karya Hendri Jakarta: Pustaka Pelajar.
Teja/ : Perspektif Realisme Sosialis Georg Mouton, & Co, S. (2017). Sejarah
Lukacs Septian Audriana. Bapala, 5(1), Perempuan Inondesia.
1–10. Terjemahan:Elvira Rosa, Pramita
Ayuningtyas, dan Dwi Istianti. Depok:
Basid, A., Nur, I. J., & Zuhdy, H. (2018). Pola Komunitas Bambu.
Kehidupan Masyarakat Pontianak dalam
Novel Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Purwandono, A. (2019). Tim Kisah Tanah
Merah Karya Tere Liye Berdasarkan Jawa Berkisah/ : Mahluk Tak Kasat Mata
Perspektif Strukturalisme Genetik. Juga Narsis. Retrieved September 19,
Lingua, 14 (21), 97–111.
2019, from https://krjogja.com/web/
Daliman, A. (2012). Sejarah Indonesia Abad news/read/93509/Tim Kisah Tanah Jawa
XIX-Awal Abad XX. Yogyakarta: Penerbit Berkisah Mahluk Tak Kasat Mata Juga
Ombak. Narsis

Djakariyah. (2014). Sejarah Indonesia II. Ratna, N. K. (2013). Stilistika. Yogyakarta:


Yogyakarta: Penerbit Ombak. Pustaka Pelajar.

Endawarsana, S. (2012). Teori Pengkajian Ricklefs, M. C. (2012). MengIslamkan Jawa.


Sosiologi Sastra. Yogyakarta: UNY Terjemahan oleh FX Dono Sunardi &
Press. Satrio Wahono. 2013. Jakarta: Anggota
Ikapi.
Faiz, F. (2019). Ngaji Filsafat 151/ : R. A Kartini
- Feminisme. Retrieved May 19, 2019, Ridwan, I., Aries, W., & Yulianeta. (2016).
from https://www.youtube.com/ Pandangan Pramoedya Terhadap
watch?v=MdPk28cHxG4 Resistansi Perempuan dalam Novel Era
Revolusi dan Reformasi. Adabiyyat,
Hafid, A. (2017). Diskriminasi Bangsa Belanda 15(1), 63–84.
Dalam Novel Salah Asuhan Karya
Abdoel Moeis (Kajian Postkolonial). Saputra, J. I., & Etmi, H. (2018). Jugun Ianfu
Kembara, 3(3), 123–134. dalam Dua Karya Novel Zaman
Pendudukan Jepang (1942—1945).
Kartodirjo, S. (2014). Pengantar Sejarah Jurnal Diakronika, Edisi Khus, 45–57.
Indonesia Baru: 1500-1900. Yogyakarta:
Penerbit Ombak. Suaka, I. N. (2013). Analisis Sastra: Teori
dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit
Krismawati, Y. (2013). Falsafah “Nrimo ” Ombak.
dalam Budaya Jawa Ditinjau dari Tugas
Pendidikan Kristen Berdasarkan Wicaksono, A. (2016). Kearifan pada
Perspektif Psikologis. Jurnal Teologi dan Lingkungan Hidup dalam Novel-Novel
Pendidikan Agama Kristen, 1(1), 22– Karya Andrea Hirata (Tinjauan
34. Strukturalisme Genetik ). Jentera, 5(1),
7–21.

27
, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 17 Nomor 1 Edisi Juni 2020 (—)

Yurnal (2016). Pembangunan Negara Hukum Zidan, M., & Bonaventura, D. G. (2019).
Berbasis Human Developlemt Index: Kisah Tanah Jawa. Jakarta:
Sebuah Renungan Philosophy. AL- GagasMedia.
MURSHALAH, 2(2), 1–7.

Zidan, M. (2019). Pengalaman Membaca Buku


Kisah Tanah Jawa - YouTube. Retrieved
May 26, 2019, from https://
w w w . y o u t u b e . c o m /
watch?v=6QPtQUsZkSk

28

Anda mungkin juga menyukai