Anda di halaman 1dari 3

Suryadi Kusniawan

+628563043784/757DC1D5
suryadikusniawan@gmail.com

KALIMAT EFEKTIF

Bagaimana syarat suatu kalimat yang produktif dan informatif dalam karya ilmiah?
Bagaimana sesungguhnya pola suatu kalimat?
Mengapa suatu kalimat menjadi penting dalam suatu pernyataan baik lisan maupun tulis?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kalimat diartikan sebagai 1)
kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran atau perasaan, 2) perkataan, 3)
satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara
aktual ataupun potensial terdiri dari klausa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam
wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sejalan dengan pemahaman tersebut, Sneddon
(1996: 318) menyatakan:
A sentence is a construction which is grammatically complete; it can stand alone as a
complete utterance (although it may be closely linked to what has gone before). A
sentence expresses a statement, question, command or exclamation. In writing a
sentence begins with a capital letter and ends with a full stop, question mark or
exclamation mark.

Pola Dasar Kalimat


Kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan
predikat (P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah
kalimat. Dengan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang
membedakan kalimat dengan frasa. Kalimat dapat berbentuk sederhana atau kompleks.

Dalam bahasa Indonesia, kalimat dasar memiliki pola sebagai berikut.


1. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.
2. KB + KS : Dosen itu ramah.
3. KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang.
5. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film.
6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan.
7. KB1 + KB2 : Rustam peneliti.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula
pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.

Kalimat Keilmuan
Kalimat keilmuan adalah kalimat yang digunakan dalam karya-karya keilmuan.
Kalimat keilmuan berbentuk kalimat efektif. Menurut Nazar (2004: 13) kalimat yang efektif
dan benar adalah kalimat dengan penggunaan jumlah kata yang sedikit dapat diungkapkan
gagasan yang padat dan tepat tanpa terjadinya pelanggaran terhadap kaidah setiap unsur dan
aspek bahasa.
Suryadi Kusniawan
+628563043784/757DC1D5
suryadikusniawan@gmail.com

Keefektifan kalimat keilmuan, menurut Suwignyo (2008: 35), dapat diukur dari sisi
penulis dan dari sisi pembaca. Dari sisi penulis, kalimat dikatakan efektif apabila kalimat
yang digunakan dapat mengakomodasi gagasan keilmuan penulis secara tepat dan akurat.
Dari sisi pembaca,kalimat dikatakan efektif apabila pesan kalimat ditafsikan sama persis
dengan yang dimaksudkan penulisnya (Suwignyo, 2008: 35).

D. Ciri Kalimat Efektif

Suwignyo (2008: 35) berpendapat bahwa kalimat dikatakan efektif apabila memiliki ciri
sebagai berikut.

1. Gramatikal
Sebuah kalimat dapat disebut memiliki ciri gramatikal apabila kalimat tersebut
disusun mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang berlaku (Suwignyo, 2008: 35). Contoh:
Mereka pada ngambil bagiannya. (S)
Mereka semua mengambil bagiannya. (B)
2. Logis
Kalimat dikatakan logis apabila jalan pikiran, atau gagasan keilmuan yang dinyatakan
dalam kalimat dapat diterima kebenarannya (Suwignyo, 2008: 36). Contoh:
Masalah perencanaan makalah ini mau saya jelaskan. (S)
Masalah perencanaan makalah ini akan saya jelaskan pada pertemuan yang akan
datang. (B)
3. Lengkap
Dalam kalimat keilmuan diperlukan penggunaan unsur-unsur wajib, yakni
penggunaan subjek, predikat, objek dan keterangan secara jelas dan fungsional (Suwignyo,
2008: 37). Contoh:
Bank-bank di Indonesia sudah mulai berani meminjami para pengusaha kecil. (S,
sebab tidak berobjek).
Bank-bank di Indonesia sudah mulai berani meminjami para pengusaha kecil uang.
(B, sebab memiliki objek uang)
4. Sejajar
Kesejajaran kalimat artinya kesamaan atau keserasian unsur kebahasaan, misalnya
bentukan kata, atau pola struktur yang digunakan dalam suatu kalimat. Gagasan atau
informasi keilmuan yang sama hendaknya dinyatakan dalam bentukan kata atau pola struktur
unsur kalimat yang sama, sepadan atau sejajar (Suwignyo, 2008: 38). Contoh:
Sangat disayangkan bahwa sampai saat ini pimpinan lembaga penelitian belum
merekomendasi usulan penelitian ini. (S)
Sangat disayangkan bahwa sampai saat ini usulan penelitian ini belum direkomendasi
oleh pimpinan lembaga penelitian. (B)
5. Hemat
Kalimat dikatakan hemat apabila seluruh unsur yang digunakan dalam kalimat
misalnya, kata, istilah atau frasa benar-benar mendukung gagasan keilmuan penulisnya. Oleh
Suryadi Kusniawan
+628563043784/757DC1D5
suryadikusniawan@gmail.com

sebab itu penggunaan kata, istilah, dan frasa secara mubazir, boros, atau berlebihan dihindari
(Suwignyo, 2008: 39).
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan ketika seseorang hendak menulis
kalimat efektif.
a. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek. Contoh:
a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
b. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata. Contoh:
a. Ia memakai baju warna merah.
b. Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah. (kata warna dapat dihilangkan karena mubazir)
b. Di mana engkau menangkap pipit itu? (kata burung dapat dihilangkan karena
mubazir)
c. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu
kalimat. Contoh:
a. Dia hanya membawa badannya saja.
b. Sejak dari pagi dia bermenung.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.
d. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk
jamak. Misalnya:
Bentuk Tidak Baku Baku
para tamu-tamu para tamu
beberapa orang-orang beberapa orang

6. Ada penekanan
Gagasan/informasi keilmuan yang dipentingkan penulis perlu diberi penekanan. Hal
itu dilakukan oleh penulis agar informasi yang dinyatakan memperoleh perhatian pembaca
(Suwignyo, 2008: 40).
Cara penekanan kalimat:
a. Meletakkan unsur yang ditekankan di awal pernyataan.
b. Membubuhi partikel pementing, yakni lah, kah, dan pun.

Anda mungkin juga menyukai