Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Program Dan Pelayanan Puskesmas
Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Program Dan Pelayanan Puskesmas
Langkah - langkah
1. Kepala Puskesmas melakukan monitoring dilakukan setiap bulan sekali
2. Petugas melalui bagian Tata usaha membuat undangan
3. Bagian Tata Usaha mendistribusikan undangan kepada penanggungjawab program dan
petugas terkait yang terlibat , minimal 2 hari sebelum hari pelaksanaan
4. Petugas menyiapkan tempat dan perlengkapan lainnya ( daftar hadir, notulen konsumsi,
proyektor, laptop dll )
5. Peserta mengisi daftar hadir
6. Masing-masing Penanggungjawab program melaporkan kinerja berupa capaian program
dibandingkan dengan target capaian kepada Kepala Puskesmas.
7. Penanggungjawab Program yang capaiannya sudah mencapai target meneruskan rencana
kegiatan program yang sudah ditetapkan di RPK
8. Penanggungjawab Program yang capaiannya belum mencapai target mencari pokok
permasalahan yang menyebabkan target capaian belum tercapai.
9. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggungjawab program berdiskusi dan melakukan
penelaahan masalah dan mencari pemecahan untuk mencapai target capaian
10. Kepala Puskesmas dan penanggungjawab program menyusun kegiatan baru yang bisa
menaikkan capaian dan mengatasi masalah yang ada.
11. Petugas mencatatat dalam notulen
Dokumen terkait
Undangan
Daftar hadir
Notulen
Laporan bulanan masing-masing program
Berikut ini adalah contoh kerangka isi dari SOP Evaluasi pelaksanaan kegiatan program, jika
anda belum membuat maka anda bisa mencontoh dan silahkan dimodifikasi sesuai dengan
kondisi di tempat anda karena setiap orang pasti memiliki pemikiran sendiri mengenai sebuah
SOP.
Pengertian
Evaluasi Pelaksanaan Program adalah prosedur penilaian pelaksanaan kegiatan program dan
hasil kegiatan secara menyeluruh dengan cara sistematik dengan membandingkan kriteria atau
tujuan yang telah ditetapkan guna pengambilan keputusan.
Program Puskesmas adalah Upaya Kesehatan di puskesmas berupa program wajib dan program
pengembangan
Tujuan
Sebagai penduan didalam melakukan evaluasi pelaksanaan program Puskesmas
Kebijakan
Evaluasi Program Puskesmas dalam kegiatannya langkah-langkah yang diterapkan harus sesuai
dengan SOP ini.
Referensi
Pedoman Manajemen Puskesmas Jilid I,Depkes RI,1997.
Langkah-langkah :
Petugas / pengelola program menyusun rencana kegiatan
Petugas berkonsultasi atau koordinasi dengan Kepala Puskesmas
Dokumen Terkait :
Undangan
Daftar hadir
Notulen
Laporan bulanan masing-masing program
Distribusi :
Tim admen/ Ka. TU
Koordinator program
Pemegang program
Karyawan puskesmas
6. SKM- (Kinerja-MDGS)
Bab VI. Sasaran Kinerja dan MDGs (SKM)
Standar : 6.1. Perbaikan kinerja program konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan
Puskesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh Kepala Puskesmas, Penanggungjawab
Program/Upaya Puskesmas dan pelaksana program yang ditunjukan dalam sikap kepemimpinan.
Elemen Penilaian :
Elemen Penilaian
Elemen Penilaian
1. Keterlibatan lintas program dan lintas sektor terkait dalam pertemuan monitoring dan
evaluasi kinerja program
2. Lintas program dan lintas sektor terkait memberikan saran-saran inovatif untuk perbaikan
kinerja program
3. Lintas program dan lintas sektor terkait berperan aktif dalam penyusunan rencana
perbaikan kinerja program
4. Lintas program dan lintas sektor terikait berperan aktif dalam pelaksanaan perbaikan
kinerja program.
Kriteria : 6.1.4. Ada upaya memberdayakan sasaran program untuk berperan serta dalam
memperbaiki kinerja program.
Maksud dan Tujuan :
Sesuai dengan prinsip perbaikan mutu dan kinerja yang berfokus pada pelanggan, maka sasaran
program dan masyarakat diharapkan berperan serta dalam upaya perbaikan mutu dan kinerja
Program. Kegiatan pemberdayaan pengguna dan masyarakat tidak hanya terbatas pada program-
program kegiatan, tetapi juga terhadap upaya perbaikan mutu. Masyarakat dapat dilibatkan
dalam memberikan masukan yang diperoleh dari survei, maupun keterlibatan langsung dalam
pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh Program dalam upaya perbaikan mutu dan kinerja
Elemen Penilaian
1. Dilakukan survey untuk memperoleh masukan dari tokoh masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat dan/atau sasaran program dalam upaya untuk perbaikan kinerja program.
2. Dilakukan pertemuan bersama dengan tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat
dan/atau sasaran program untuk memberikan masukan perbaikan kinerja program.
3. Ada keterlibatan tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan/atau sasaran
program dalam perencanaan perbaikan kinerja program.
4. Ada keterlibatan tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan/atau sasaran
program dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan kinerja program
Kriteria : 6.1.5. Kegiatan perbaikan kinerja program didokumentasikan
Maksud dan Tujuan :
Seluruh rangkaian kegiatan perbaikan kinerja mulai dari monitoring dan penilaian kinerja,
analisis kinerja, penyusunan rencana perbaikan, pelaksanaan perbaikan dan evaluasi terhadap
kegiatan perbaikan kinerja perlu didokumentasikan untuk menunjukkan kesinambungan proses
perbaikan kinerja dan merupakan sarana pembelajaran bagi Penanggungjawab program,
pelaksana program, lintas program dan lintas sector terkait.
Elemen Penilaian
Elemen Penilaian
Kriteria : 6.1.7. Puskesmas menjalankan program kesehatan ibu dan anak sesuai dengan
kebijakan dari Dinas Kesehatan dan kebutuhan masyarakat.
Maksud dan Tujuan :
Program kesehatan ibu dan anak di Puskesmas merupakan upaya preventif, promotif dan deteksi
dini untuk kasus-kasus risiko tinggi kehamilan dan persalinan. Program KIA perlu direncanakan
dan dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman dan sesuai dengan kondisi spesifik daerah
Elemen Penilaian
1. Ada program KIA yang mengacu pada Pedoman dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2. Terdapat indikator-indikator kinerja program KIA dan pencapaiannya
3. Program KIA disusun berdasar pencapaian kinerja program KIA di Puskesmas
4. Terdapat kerangka acuan pelaksanaan program KIA
5. Program KIA dilaksanakan sesuai dengan kerangka acuan
6. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan program KIA
Kriteria : 6.1.8. Puskesmas melaksanakan program PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Dasar)
untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.
Maksud dan Tujuan :
Dalam upaya penuruan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu, maka diharapkan
pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang didukung dengan mekanisme
rujukan dan kemampuan fasilitas rujukan yang memadai. Puskesmas PONED merupakan
fasilitas rujukan dasar dari bidan di desa dan masyarakat untuk menangani awal kasus-kasus
yang memerlukan rujukan sesuai dengan kemampuan Puskesmas PONED. Puskesmas PONED
wajib melakukan rujukan ke rumah sakit PONEK untuk kasus-kasus emergensi yang tidak dapat
ditangani di Puskesmas dengan prosedur rujukan yang aman.
Elemen Penilaian
1. Kepala Puskesmas berpartisipasi dan menyusun program PONED sesuai acuan dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2. Kepala Puskesmas berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan mekanisme pelaksanaan
program PONED
3. Ada dukungan Pelaksanaan PONED dalam bentuk Kebijakan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
4. Terbentuk dan berfungsinya tim PONED Puskesmas
5. Terdapat upaya peningkatan kompetensi tim PONED
6. Terlaksananya fungsi rujukan PONED
7. Tersedia prosedur penanganan kasus-kasus emergensi obstetric dan neonatal yang dapat
ditangani di Puskesmas PONED
8. Ada ketentuan dan prosedur untuk melakukan rujukan ke rumahsakit PONEK
9. Terlaksananya fungsi rujukan dari Puskesmas PONED ke RS PONEK untuk kasus-kasus
yang ditak dapat ditangani di Puskesmas PONED
Elemen Penilaian
Elemen Penilaian
PROGRAM: KIA
BAB 6 :
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pelaksanaan program Klinik Sanitasi Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir
Selatan, belum secara utuh menggambarkan terlaksananya inpu , proses dan output berdasarkan analisis
yang dilakukan peneliti. Dari hasil ini dapatlah dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
6.1. 1 Komponen Input
6.1.1.1 Kebijakan
Kebijakan Dinas Kesehatan tentang program klinik sanitasi di Puskesmas telah sesuai dengan
standarnamun tidak semua Kepala Puskesmas yang menindaklanjuti kebijakan tersebut di tingkat
Puskesmas.
6.1.1.2 Sumber Daya Manusia
Distribusi SDM profesi kesehatan lingkungan dalam pelaksanaan program klinik sanitasi puskesmas tidak
merata dan masih jauh dari harapan baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
6.1.1.3 Dana
Dana kegiatan klinik sanitasi puskesmas memiliki sumber dana dari JKN, BOK dan DAU namun
jumlahnya belum sesuai kebutuhan kegiatan.
6.1.1.4 Petunjuk dan Pedoman Pelaksanaan
Petunjuk dan pedoman pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi puskesmas telah sesuai dengan standar
prosedur operasional program klinik sanitasi puskesmas, namun pelaksanaannya masih menemui
beberapa kendala antara lain; jumlah tenaga, skill, sarana dan prasaran.
6.1.1.5 Sarana Dan Prasarana
Kelengkapan sarana belum semua puskesmas memilikinya
.
6.1.2 Komponen Proses
6.1.2 1 Perencanaan
Perencanaan Kegiatan klinik sanitasi dalam gedung dan luar gedung belum terjalin koordinasi lintas
program dan hanya berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas.
6.1.2.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian program klinik sanitasi puskesmas masih menempel pada alur pelayanan, strukturnya
belum terbentuk.
6.1.2.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi puskesmas, belum terlaksana sesuai standar yang di atur dalam
Permenkes No. 13 tahun 2015.
6.1.2.4 Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi kinerja pengelola kegiatanklinik sanitasi puskesmas telah dilakukan oleh kepala
puskesmas beserta penaggungjawab program sanitasiDinas Kesehatan Kabupaten namun belum tertuang
dalam bentuk tertulis.
6.1.3Komponen Output
Cakupan pasien yang dirujuk pada klinik sanitasi puskesmas masih rendah dibandingkan dengan jumlah
pasien penyakit berbasis lingkungan yang berobat.
6.2 Saran
6.2.1 Dinas Kesehatan
a. Distribusi tenaga sanitarian puskesmas perlu pemerataan .
b.Perlu sosialisasi program klinik sanitas kepada seluruh kepala puskesmas dan lintas program baik
pemegang program Dinas Kesehatan maupun Puskesmas.
c. perlu diusulkan penambahan tenaga kesehatan di puskesmas ke Badan Kepegawaian Daerah melalui
Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten.
c.Sumbet daya petugas kesehatan tentang klinik sanitasi ditingkatkan melalui pengusulan pelatihan khusus
tentang program klinik sanitasi bagi petugas kesehatan puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten.
d.saat pembahasan anggaran di Bappeda, perlu data pendukung berupa data penyakit yang berbasis
lingkungan serta temuan permasalahan kesehatan lingkungan sebagai penyebab penyakit berbasis
lingkungan, sehingga adanya dukungan penuh dari stakeholder (Pemerintah Daerah, DPRD, Bappeda).
e. Mengusulkan pengadaan sarana pendukung (maket rumah sehat, water tes kitt, peralatan sanitasi ke
dinas kesehatan kabupaten.
f. Selain instruksi tertulis dan penyampaian secara lisan, sangat perlu sangsi administrasi bagi puskesmas
yang tidak menyelanggarakan klinik sanitasi sebagaimana yang tertuang dalam Permenkes No. 13 tahun
2015, yang mewajibkan setiap puskesmas untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan lingkungan yang
berintegrasi dengan pelayanan lain dan sebagai bahan pertimbangan akreditasi puskesmas.
6.2.2 Puskesmas
a. Selain mengusulkan penambahan tenaga kesehatan di puskesmas, dapat membentukan klinik sehat di
dengan menggabungkan beberapa klinik yang ada ( klinik sanitasi, klinik promkes, klinik perkesmas) di
puskesmas, sehingga permasalahan pengorganisasian klinik sanitasi di puskesmas dapat diatasi.
b. Mengusulkan pelatihan khusus kegiatan klinik sanitasi bagi petugas kesehatan yang terintegrasi
pelayanan klinik sanitasi puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten.
c. Kepala puskesmas perlu mengevaluasi kinerja petugas klinik sanitasi yang terkait dengan pelaksanaan
klinik sanitasi, minimal 2 x 1 tahuan.
BUKTI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL MONITORING INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS