TINJAUAN PUSTAKA
berulang yang juga disertai perubahan aktivitas pada pasien. Pasien dengan
gangguan afektif bipolar bisa mengalami peningkatan afek pada waktu tertentu dan
penurunan afek pada waktu lainnya. Pada gangguan ini terdapat penyembuhan
F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
1. Gangguan bipolar I
2. Gangguan bipolar II
3. Gangguan Siklotimik
terdapat pada usia 14-30 tahun dengan onset terbanyak terdapat pada usia 20 tahun5.
Ras dan geografis diperkirakan adalah faktor risiko GAB. Hal ini diperkuat
oleh sebuah penelitian yang menemukan perbedaan prevalensi seumur hidup antara
di Taiwan (0,3%) dan Selandian Baru (1,5%). Genetik juga merupakan faktor risiko
yang sangat berperan dalam kejadian GAB. Apabila terdapat riwayat keluarga yang
memiliki gangguan GAB, maka risiko meningkat menjadi lebih dari dua kali lipat.
kejadian dalam hidup yang sangat menimbulkan stres, cedera otak, multipel
1. Episode manik
a. Adanya periode mood yang abnormal dan meningkat, meluas, atau mudah
secara menetap selama paling kurang satu minggu dan muncul sepanjang hari
b. Selama periode gangguan mood dan peningkatan energi atau aktivitas harus
disertai dengan tiga atau lebih gejala berikut dengan derajat yang signifikan dan
terus berbicara
4. Flight of ideas
c. Gangguan mood cukup berat sehingga menyebabkan rusaknya fungsi kerja atau
sosial atau kebutuhan akan rawatan untuk mencegah kekerasan pada orang lain.
d. Episode tersebut tidak diakibatkan oleh efek fisiologi senyawa tertentu ataupun
2. Episode hipomanik
Episode hipomanik harus memenuhi kriteria4:
a. Adanya periode mood yang abnormal dan meningkat, meluas, atau mudah
secara menetap selama paling kurang empat hari berturut-turut dan muncul
b. Selama periode gangguan mood dan peningkatan energi atau aktivitas harus
disertai dengan tiga atau lebih gejala berikut dengan derajat yang signifikan dan
terus berbicara
4. Flight of ideas
c. Episode tersebut berhubungan dengan perubahan yang jelas dalam fungsi yang
d. Gangguan mood dan perubahan dalam fungsi yang bisa diobservasi oleh orang
lain.
e. Episode tersebut tidak cukup parah untuk menyebabkan kerusakan dalam fungsi
a. Adanya lima atau lebih gejala berikut yang telah muncul selama dua minggu dan
menggambarkan perubahan fungsi, paling sedikit satu dari gejala ini harus ada: (1)
1. Mood depresi yang terjadi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari,
sebagai indikasi pelaporan subjektif atau observasi yang dibuat oleh orang
lain.
2. Berkurangnya minat atau rasa senang secara jelas pada semua, atau
hampir semua aktivitas hampir sepanjang hari selama hampir setiap hari.
3. Berkurangnya berat badan secara signifikan ketika tidak sedang diit atau
7. Merasa tidak berharga atau rasa bersalah yang tidak perlu dan
rencana yang spesifik, atau percobaan bunuh diri atau rencana yang
b. Gejala tersebut menyebabkan distres yang signifikan secara klinis atau kerusakan
c. Episode tersebut tidak diakibatkan oleh efek fisiologi senyawa tertentu ataupun
berdasarkan DSM-54.
1. Gangguan bipolar I
b. Episode manik ataupun depresi mayor tersebut tidak lebih baik dijelaskan
waham, atau spektrum skizofrenia lainnya yang spesifik ataupun atau tidak dan
dengan ciri melankolis, dengan ciri atipikal, dengan ciri psikotik yang kongruen
dengan mood, yang ciri psikotik yang tidak kongruen dengan mood, dengan
a. Memenuhi paling sedikit satu episode hipomanik dan paling sedikit satu episode
depresi.
c. Terjadinya episode hipomanik dan depresi mayor tidak bisa dijelaskan lebih baik
waham, atau spektrum skizofrenia lainnya yang spesifik ataupun atau tidak dan
d. Gejala depresi atau ketidaktetapan yang disebabkan oleh perubahan yang berkali-
kali antar periode depresi dan hipomania menyebabkan distres yang secara klinis
signifikan atau kerusakan dalam fungsi sosial, kerja atau hal penting lainnya.
Spesifik jika: dengan ciri psikotik yaang kongruen dengan mood, dengan ciri
psikotik yang tidak kongruen dengan mood, dengan katatonia, dengan onset saat
Spesifikasi jika kriteria untuk episode mood saat ini tidak terpenuhi: dalam remisi
3. Gangguan Siklotimik
a. Paling kurang dua tahun ( satu tahun untuk anak dan remaja) telah mengalami
beberapa periode dengan gejala hipomanik yang tidak memenuhi kriteria episode
hipomanik dan beberapa periode dengan gejala depresi yang tidak memenuhi
dan depresi tersebut muncul paling kurang setengah dari total waktu terjadinya dan
individu tidak pernah bebas dari gejala selama lebih dari dua bulan pada suatu
waktu.
d. gejala yang ada pada poin a tidak bisa dijelaskan lebih baik sebagai gangguan
spektrum skizofrenia lainnya yang spesifik ataupun atau tidak dan gangguan
psikotik lainnya.
e. Gejala tersebut tidak diakibatkan oleh efek fisiologi senyawa tertentu ataupun
a. Gangguan mood yang menetap dan jelas yang mempredominasi gambaran klinis
dan ditandai dengan mood yang meningkat, meluas, dan mudah tersinggung,
dengan atau tanpa mood depresi, atau penurunan yang nyata dari minat atau rasa
1. Gejala yang ada pada poin a berkembang selama atau segera setelah intoksikasi
pada kriteria a.
c. Gangguan tersebut tidak lebih baik dijelaskan sebagai gangguan bipolar atau
yang terkait yang tidak diinduksi oleh pengobatan ataupun suatu senyawa. Bukti
pada bipolar yang independen atau gangguan terkait bisa mencakup hal-hal berikut:
senyawa.
d. Gangguan tersebut tidak semata-mata terjadi selama bagian dari sebuah delirium.
Spesifikasi: dengan onset selama intoksikasi, dengan onset selama putus obat.
apabila3:
F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
a. episode yang sekrang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik; dan
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-
1. Sklerosis multipel
korda spinalis. Mood yang menurun hingga mencapai depresi bisa saja terjadi,
hipomanik dan manik lebih jarang terjadi. Gejala terjadi secara episodik dan
mengalami relaps-remisi.
2. Sindrom Cushing
Sindrom Cushing terjadi sebagai akibat dari kontak yang terlalu lama dengan
kecemasan terjadi pada 24% sampai 57% pasien. Gejala juga termasuk kelelahan,
malaise, sakit kepala, mata kering dan mulut, nyeri dada pleuritik, dan arthralgia.
Presentasi klinis yang bisa menjadi pembeda adalah ruam fotosensitif kulit
4. Hipertiroidisme
penyebab paling umum dari hipertiroid. Gejala yang berhubungan dengan penyakit
hati dan gangguan kecemasan dan disfungsi kognitif, dapat terjadi melalui induksi
5. Sifilis tersier
Sifilis tersier berkembang pada 8% sampai 40% pasien sifilis yang tidak
6. HIV
Pasien HIV berada pada risiko tinggi untuk mengalami gangguan mood dan
sindrom terkait, termasuk depresi dan mania. Karena perubahan mood dapat
mood sangat penting. Sebuah studi epidemiologi baru-baru ini dilakukan pada
2.864 pasien HIV dan menemukan bahwa hampir setengahnya positif untuk
tantangan yang unik (yaitu, dapat dianggap primer atau sekunder untuk penyakit
dalam keadaan akut dapat terlihat seperti seseorang yang depresi atau manik,
ketidakstabilan yang bermakna dan reaktivitas mood, kemarahan yang tidak pantas,
dan sementara, pikiran paranoid yang berhubungan dengan stres. Diagnosis BPD
pada anak usia dini, dapat menyertai dan sulit untuk dibedakan dari gangguan
bipolar (terutama tipe II). Hal-hal yang membedakan adalah adanya suatu peristiwa
kejadian yang sangat traumatis. Pasien PTSD terus-menerus akan mencoba untuk
menghindar (atau secara emosional mati rasa) terhadap ingatan akan trauma.
Tujuan dari terapi pada gangguan afektif bipolar adalah remisi pada episode
1. Terapi farmakologi
Tatalaksana akut7
Mood stabiliser dan antipsikosis adalah terapi utama dalam tatalaksana akut
antidepresan untuk mengatasi depresi masih tidak jelas, dan obat-obat ini sebaiknya
therapy (ECT) sangat efektif untuk episode mood akut yang resisten terhadap
obat yang paling poten. Namun penelitian lain melaporkan sebaliknya yaitu tidak
episode depresi dan efek samping ekstrapiramidal. Selain daripada itu, kombinasi
terapi antara agen atipikal dengan mood stabiliser menghasilkan respon yang lebih
dan quetiapine adalah dua terapi farmakologikal yang paling poten, sedangkan hasil
Litium adalah salah satu tatalaksana yang paling efektif untuk mencegah baik
episode manik ataupun depresi. Quetiapine juga disarankan sebagai pilihan dalam
manik memiliki respon yang lebih baik terhadap antipsikosis atipikal, sedangkan
pasien dengan polaritas predominan depresi lebih respon terhadap lamotrigine dan
2. Terapi non-farmakologi6
maladaptif dan mencapai perubahan perilaku. Terapi ini dilakukan sebagai terapi
adjuvan untuk meningkatkan respon dan membantu mencegah relaps pada pasien
b. Terapi keluarga
c. Terapi kelompok
kelompok.
d. Terapi psikososial
Terapi yang bertujuan untuk mendidik pasien dan keluarga tentang gangguan
untuk mengatasi perubahan yang disebabkan oleh penyakit. Dapat berupa karir dan
untuk efek terapi. Rata-rata diberikan 8-10 terapi, 2 kali dalam 1 minggu.
Indikasinya adalah pertolongan pertama dalam keadaan mania akut atau depresi
Episode kini yang banyak terjadi, atau lebih banyaknya hari yang sakit pada
digunakan sebagai prediksi kekambuhan yang lebih awal. Onset yang lebih awal
dari gejala mood dikaitkan dengan lebih beratnya gangguan, dengan kronisitas yang
lebih besar, dan dengan kecenderungan rekurensi. Sebuah studi juga menunjukkan
bahwa individu dengan episode pertama depresi berada pada risiko yang lebih
besar untuk gangguan depresi dan berlangsung kronis daripada episode manik5.
pengobatan yang lebih agresif dari gejala mood residual dengan tujuan untuk
resmi diteliti5.
DAFTAR PUSTAKA
1. Young JL, Rund DA. Mood Disorder. Dalam: Marx JA, Hockberger RS, Walls
2. Ferri FF. Bipolar Disorder. Dalam: Alvero RA, Ferri FF, Fort GG, Goldberg RJ,
Hall HA, Kapoor S, et al, editor (penyunting). Ferris Clinical Advisor. USA:
5. Perlis RH, Ostacher MJ. Bipolar Disorder. Dalam: Stern TA, Fava M, Wilens
6. Sudak D. Bipolar Disorder. First Consult. 2013 Feb (diunduh 24 April 2016).
s2.0-1014421
7. Grande I, Berk M. Birmaher B, Vieta E. Bipolar Disorder. 2016 April (diunduh
journal/1-s2.0-S014067361500241X