IKATAN ION
1. Pengertian
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga
membentuk ion positif dan ion negatif yang konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.
Ion positif dan ion negatif diikat oleh suatu gaya elektrostatik. Senyawa yang dihasilkan
Salah satu contoh ikatan ion yang sering kita jumpai sehari-hari adalah garam dapur.
Ya, garam dapur rumus kimianya NaCl (Natrium klorida). Dalam NaCl padat terdapat ikatan
antara ion Na+ dan ion Cl dengan gaya elektrostatik sehingga disebut ikatan ion. Bentuk
kristal NaCl merupakan rangkaian antara ion Na+ dan ion Cl. Satu ion Na+ dikelilingi oleh
enam ion Cl dan satu ion Cl dikelilingi oleh enam ion Na+ seperti yang diilustrasikan oleh
gambar di bawah.
Ionic sederhana terbentuk hanya antara unsur-unsur metalik dan non metalik yang
keduanya sangat aktif. Dua persyaratan penting, yaitu energi ionisasi untuk membentuk
kation dan afinitas elektron untuk membentuk anion, harus lebih menguntungkan
(favourable) ditinjau dari pertimbangan energi. Ini bukan berarti kedua reaksi pembentukan
ion-ion tersebut harus eksotermik, tetapi lebih berarti bahwa reaksi tidak membutuhkan
energi yang terlalu besar. Jadi, persyaratan untuk membentuk ikatan ionik adalalah salah satu
atom unsur harus mampu melepas satu atau dua elektron (jarang tiga elektron) tanpa
memerlukan banyak energi, dan atom unsure lain harus mampu menerima satu atau dua
elektron (hampir tidak pernah tiga elektron) tanpa memerlukan banyak energi. Oleh karena
itu ikatan ionik banyak dijumpai pada senyawa pada logam golongan 1, 2 sebagian 3 dan
beberapa logam transisi dengan bilangan oksidasi rendah, dan non logam golongan
halogen,oksigen dan nitrogen. Semua energi ionisasi adalah endotermik, dan afinitas elektron
untuk halogen adalah eksotermik, tetapi untuk oksigen dan nitrogen sedikit endotermik.
Pada temperatur kamar, senyawa kovalen dapat berwujud padat,cair, dan gas, tetapi
bentuk padatan, tetapi penghantar listrik sangat baik pada keadaan leburnya.
Senyawa ionik cenderung mempunyai titik leleh tinggi, ikatan ionik biasanya sangat
Senyawa ionik biasanya sangat keras tetapi rapuh. Kekerasan senyawa ionik sesuai
Senyawa ionik biasanya larut dalam pelarut polar dengan permitivitas (tetapan
rumus E= , dalam hal ini q+ dan q adalah muatan listrik partikel, r adalah jarak pisah
kedua partikel dan = permitivitas atau tetapan dielektrikum medium; untuk mediu
Jari-jari kation semakin kecil untuk sederet spesies isoelektronik dalam satu
periode dengan kenaikan muatan ion. Sebagai contoh 11Na +,12Mg2+ dan 13Al3+, secara
berurutan mempunyai jari-jari ionik 116, 86, dan 68 pm; ketiga-tiganya isoelektronik,
perbedaan adalah jumlah proton didalam intinya; makin besar jumlah proton atau muatan
inti makin besar muatan inti efektifnya, Zef! dan oleh karena itu makin kuat gaya tariknya
terhadap elektron sehingga makin kecil ukuran atau jari-jari ionnya. Jari-jari anion
semakin kecil untuk sederet spesies isoelektronik dalam satu periode dengan penurunan
muatan ion. Sebagai contoh, anion 7N 3-,8O2-,dan 9F, secara berurutan mempunyai jari-
jari ionic 132,124 , dan 117 pm. Model Ionik dan Ukuran Ion
akan mengakibatkan kenaikan sifat ionik secara perlahan dan kontinu. Perbedaan
elektronegativitas nol merupakan titi ekstrem sifat kovalen murni. Jadi, sesungguhnya
tidak ada garis pembatas yang tegas antara karakter kkovalen dan ionik , ddan
dan nonlogam bersifat elektronegativitas tinggi, senyawa yang dibentuk dari keduanya
sering termasuk kategori ionik. Menurut model ionik murni, satu atau dua elektron
berelektronegativitas tinggi.
mengizinkan ion-ion dapat bergerak bebas dalam fase cairnya. Aturan yang dikemukakan
Kation dengan ukuran semakin kecil dan muatan positif semakin besar mempuyai
Anion dengan ukuran semakin besar dan muatan negatif semakin besar akan semakin
mudah terpolarisasi.
Kation yang mempunyai konfigurasi elektronik bukan konfigurasi elektronik gas
c. Polarisasi
Rapatan muatan adalah muatan ion (jumlah unit muatan dikalikan dengan muatan proton
= (dengan n = muatan ion , = muatan proton dalam satuan coulomb, dan r = jari-
jari ion). Sebagai contoh, ion natrium mempunyai muatan +1 dan jari-jari ion 116 pm
Zat padat dapat diklasifikasi atas dasar tipe ikatan, yaitu ionik, kovalen, metalik
dan van der waals, dan atas dasar simetri kristal dalam hal hubungan antar panjang dan
monoklinik, dan triklinik. Klasifikasi kristal atas dasar tipe ikatan berdasarkan pada sifat-
sifat hantaran listrik, kekrasan, titik leleh, dan sebagainya sesuai dengan sifat-sifat
kimiawi atom-atom yang terlibat. Sedangkan, klasifikasi kristal terhadap sinar-X untuk
menentukan sudut-sudut antar muka atau oleh difraksi sinar-X untuk menemukan
keteraturan internal.
unit sel
Kubus a = b = c ; _=__=__=
90
Ortorombik a b c ; _=__=__=
90
Tetragonal a = b c ; _=__=__=
90
Monoklinik a b c ; _=__= 90
Triklinik a b c ; ___
90
=120
Rombohedral (Trigonal) a = b = c ; _=__=_ _
90
Senyawa ionik berupa padatan, dan tataan ion-ion dalam kisi kristalnya dapat
diperlakuan seperti kemasan pada logam sebagaimana diuraikan pada bab 1 (ikatan
metalik). Pada umumnya anion mempunyai ukuran lebih besar daripada kation, sehingga
anion-anion membentuk suatu kemasan, dan kation terselip di dalam rongga-rongga antar
anion yang disebut intertisi. Sebelum pembicaraan kemasan lebih lanjut, prinsip umum
takterpolarisasi. .
- Ion-ion mengatur dirinya sedemikian sehingga dikelilingi oleh ion lawan muatan
yang bersangkutan. Misalnya, struktur kristal CaCl2 harus tersusun oleh tataan
ion-ion klorida dan kation kalsium yang banyak nya hanya setengah jumlah ion
Struktur kristal ion dipengaruhi oleh muatan relatif dan ukuran relatif ion0ion yang
bersangkutan. Suatu kristal ion bersifat stabil apabila setiap kation tepat menyinggung anion-
anion disekelilingnya demikian pula sebaliknya. Kation yang lebih kecil membuat
singgungan terbaik apabila dengan empat anion tetangga terdekat membentuk bilangan
koordinasi empat, dan menempati ronggangga terahedron yang lebih kecil dari pada
rooktahedron. Ada dua rongga tetrahedron tiap anion dalam satu larikan kemas rapat anion.
Untuk mempermudah visualisasi, bangun kisi kristal sering dilukiskan menurut model
kemas-rapatan stick and ball, sehingga baik bangun geometri, jumlah atom atau ion maupun
bilangan koordinasi dapat ditentukan dengan mudah. Senyawa sederhana dengan rasio
formula kation/anion 1:1, 1:2, 2:1, dan 2:2 akan dijelaskan secara ringkas berkut ini:
Natrium klorida mengkristal dalam bentuk kubus pusat muka (face centered cube,
fcc). Untuk membayangkan bentuk ini prhatikan posisi salah satu ion-ion yang sama,
ion-ion Na+ saja atau ion-ion Cl saja pada sistem satu unit sel kristal sebagaimana
kedelapan sudut suatu kubus, enam ion Cl yang lain (lingkaran berbintik besar)
menempati keneam pusat muka kubus ini. Jika kubus tersebut diperluas atau
diperpanjang dengan tambahan masing-masing satu muka lagi kearah horizontal (kiri-
kanan, muka belakang) dan vertikal (atas-bawah), maka akan terlihat bahwa tiap ion
Na+ menempati pusat setiap bangun oktahedron ion Cl . Dengan demikian kristal
NaCl dapat dikatakan mempunyai bangun kemas-rapat kubus pusat muka ion Cl
dengan ion Na+ yang lebih kecil menempati rongga oktahedral. Selain itu, perluasa
bangun ini juga akan memperlihatkan adaya betuk kubus pusta muka yang dibangun
oleh ion-ion Na+ seperti halnya yang dibangun oleh ion-ion Cl. Oleh karena itu, kisi
kristal natrium klorida merupakan dua kisi kubus pusat muka yag saling tertanam
didalamnya (interpentrasi).
dalam bentuk kubus sederhana atau kubus primitif, jadi tidak termasuk kemas rapat.
Hal ini berkaitan dengan ukuran Cs+ yang relatif lebih besar sehingga memerlukan
gambar 1.22, didalam kisi ristalnya ion-ion Cl menempati kedelapan titik sudut
kubus dan ion pasangannya, Cs+, menempati pusat badan kubus ini. Dengan
demikian, bilangan koordinasi Cs+ dapat ditentukan dengan mudah, yaitu delapan,
menempati posisi yang ekivalen dengan nilai yang sama dengan satu uniit selnya
dalam dua macam bentuk kisi yang sangat berebda yaitu zink blende dan wurtzit
(Gambar 1.23) dalam kedua macam bentuk ini kedua ion Zn dan ion S masing-masing
mempunyai bilangan koordinasi empat. Zink blende mempunyai struktur kemas rapat
kubus pusat muka anion dengan kation mengisi setengah rongga tetrahedron (Gambar
1.23 A). Dalam satu unit sel, masing-masing ion dapat dihitung dengan mudah yaitu
empat untuk kubus pusat muka ion S2- dengan ion Zn2+ mengisi setengah rongga
tetrahedron sebagaimana terlihat pada gambar 1.20B yang menunjukan lapis A-B-A
untuk atom S. Dalam satu unit sel, terdapat enam atom Zn yang terdiri atas empat
atom interior, dan x 6 atom sudut heksagonal tengah ; dan enam atom S yang terdiri
atas tiga atom interior 2 x x 6 atom muka, dan pusat muka. Dengan demikian,
bangun ini memenuhi rasio stoikiometri 1:1. Pada kedua bentuk ini, masing-masing
1.24). struktur ini merupakan kemas apat kubus pusat muka ion (Ca2+), dan ion (F)
menempati delapan rongga tetrahedral, dengan demikian, dalam satu unit sel terdapat
empat ion Ca dan delapan ion F sehingga dipenuhi rasio stoikiometri 1:2. Bilangan
koordinasi ion F dengan mudah dapat diketahui yaitu empat, sesuai dengan posisi nya
sebagai atom interior yang menempat rngga tetrahedral dengan empat stick
penghubung. Bola kation menempati dua macam posisi yaitu posisi sudut kubus dan
pusat muka kubus. Posisi sudut kubus dihubungkan oleh satu stick penghubung dan
ini ekivalen dengan posisi pusat muka kubus yang dihubungkan dengan empat stick
penghubung.
bentuk, yaitu rutil dan anatase. Rutil merupakan bangun kemas-rapat heksagonal ion
O2-, dan ion Ti4+ menempati hanya setengah rongga oktahedral. Susunan seperti ini
menghasilkan struktur tetragonal dengan ion Ti4+ menempati pusat badan dan
kedelapan sudutnya, sehingga memberikan nilai dua ion dalam satu unit selnya
oktahedral-isi, dua menempati posisi interior dan empat menempati posisi dua bidang
muka tetragon.
Struktur kristobalit
kristobalit yang mirip dengan struktur zink blende; atom-atom silikion menempati
semua posisi atom Zn dan S didalam struktur zink blende, dan atom-atom oksigen
menempati posisi diantara atom-atom silikon. Bentuk lain adalah tridimit yang mirip
dengan struktur wurtzit. Dalam kedua macam struktur ini bilangan koordinasinya
Energi kisi
yan dibebaskan apabila ion-ion dalam keadaan gas bergabung untuk menghasilkan
satu mol senyawa ionik kristalin.energi kisi secara esensial merupakan entalpi
pembentukan senyawa ionik dari ion-ion dalam fase gas. Energi kisi bervariasi
terhadap jarak antar ion dalam kristal dan terhadap muatan ion. Semakin dekat
bergabungnya ion-ion dan semakin besar muatan ion yang bersangkutan semakin
Siklus Born-Haber
Salah satu uji manfaat deskripsi model ionik tersebut adalah kemampuannya
menghasilkan perhitungan harga entalpi pembentukan yang akurat, misalnya bagi NaCl.
Perlu dicatat bahwa pada proses reaksi pembentukan NaCl(s) dari ion-ionnya, Na+ (g)
secara langsung meskipun secara eksperimen hal ini tidak mungkin layak dapat
dilaksanakan. Tetapi, untuk proses sebaliknya jelas tidak mungkin dilaksanakan karena
NaCl(s) tidak menguap menjadi ion-ionnya, melainkan menjadi NaCl(g) baru emudian
mengalami disosiasi menjadi atom-atomnya. Untuk mengatasi problem ini pada tahun
1919, M. Born, K. Fajans dan F. Haber menjelaskan siklus termodinamik yang dikenal
sebagai siklus Born-Haber. Hal ini disasarkan pada peran hukum hess yang menyatakan
bahwa entalpi reaksi adalah sama meskipun reaksi yang bersangkutan terjadi dalam satu
Jari jari ion yang digunakan sekarang diperoleh dengan cara semi-empiris,
yaitu dengan mempergunakan jarak antarion dari kristal senyawa alkil halida yang
diperoleh dari eksperimen.Ukuran jari jari ion ditentukan olehgaya tarik muatan inti
yang efektif terhadap elektron pada orbital terluar ion tersebut. Besar muatan inti
efektif adalah selisih muatan inti dan pengaruh elektron penyaring atau elektron
spektra yang diperoleh pada eksperimen. Muatan inti ion efektif dapat diperoleh
melalui rumus :
Zef = Z S
Zef = muatan ion efektif
Z = Muatan inti
S = Tetapan saringan
Dengan difraksi sinar- X, jarak ion positif dan ion negatif pada alkil halida
ion
()
NaF = 2,31 NaCl = 2,81 NaBr = 2,98 NaI= 3,23
0,35 0,33 0,31 0,30
Dari harga jari jari ion pada tabel dapat disimpulkan bahwa :
- Untuk ion yang isoelektrik, jari jari ion akan berkurang bila muatan inti
- Untuk ion ion pada golongan yang sama jari jari ion bertambah bila masa
- Untuk unsur yang dapat membentuk dua macam atau lebih ion positif, makin
besar muatan positif, makin kecil jari jarinya. Misalnya : rFe3+< rF2+
- Untuk unsur transisi, ion ion yang bermuatan sama Ti2+ Ni2+, bertambahnya
mengimbangi. Jari jari ion harus sedemikian rupa sehingga jari jari kristal
dari sepasang ion positif dan ion negatif yang bersinggungan di dalam kristalnya
tergantung pada konfigurasi elektron dalam ion, susunan kristal dan angka
ditentukan melalui suatu kation yang menempati tepat sebesar oktahedral, bagian
aksialnya akan membentuk bujur sangkar dengan panjang diagonal sebesar 2r+ + 2r.
Dengan demikian, dalam segiriga siku siku sama kaki ABC ( Gambar ) berlaku
r = 0,707 r+ 0,7070 r+
Rasio ini ( ~ 0,414 ) akan membatasi sifat kestabilan kation dalam ringga
oktahedral untuk menjaga agar anion anion dan anion kation tetap tepat
bersinggungan. Kation dengan ukuran lebih kecil tentu akan memilih rongga
tetrahedral yang lebih kecil daripada rongga oktahedral, dan kation yang lebuh besar
Dalam senyawa yang mempunyai jumlah anion tidak sama dengan jumlah
kation, misalnya SrF2, TiO2, Li2O, Rb2S, penerapan rasio jari jari terhadap dugaan
bilangan koordinasi tidak begitu mudah. Dalam hal ini caraterbaik dengan
memepertimbangkan dua macam perhitungan rasio jari jari seperti contoh SrF 2
berikut :
Oleh karena jumlah anion F harus dua kali jumlah kation Sr2+, maka
sebaliknya bilangan koordinasi kation Sr2+ harus dua kali bilangan koordinasi anion F.
Penerapan hubungan rasio jari jari terhadap bangun geometri pada berbagai
contoh di atas memang cukup instruksif. Namun rasio jari jari hanalah merupakan
sebuah petunjuk saja yang sesungguhnya sangat terbatas pemakaiannya dan perlu hati
hati khususnya jika ikatan kovalen menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Walaupun
banyak senyawa ionik benar benar mengadopsi bangunan geometri sesuai dengan
6) 4)
LiI 0,35 ZnS ( koordinasi NaCl ( koordinasi
4) 6)
RbCl 0,99 CsCl ( koordinasi NaCl ( koordinasi
8) 6)
NaCl yaitu kubus pusat muka, dan bukan struktur-CsCl yaitu kubus sederhana sebagaimana
CsCl. Jadi perbedaan energi pengemasan antara kedua bangun geometri tentulah sangat
penting. Akhirnya, perlu diingat bahwa nilai jari jari ionik tidaklah tetap dari lingkungan-
tetangganya yang satu ke yang lain. Sebagai contoh, ion Cs + mempunyai jari jari ionik
sebesar 181 pm hanya ketika ion ini dikelilingi oleh enam anion tetangga , dan dengan
delapan anion tetangga seperti dalam CsCl, Cs+ mempunyai jari jari ionik seedikit lebih
besar, 188 pm. Untuk ion ion berukuran besar, perrbedaan ini bukanlah merupakan faktor
utama, tetapi untuk ion ion berukaran kecil perbedaanya sangat signifikan. Litium, dalam
lingkungan koordinasi empat, mempunyai jari jari 73 pm, tetapi dalam lingkungan
B. IKATAN KOVALEN
ikatan kovalen
.
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur
nonlogam yang lain dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron. Adakalanya dua
atom dapat menggunakan lebih dari satu pasang elektron. Pasangan elektron yang dipakai
bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak
terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB). Apabila
yang digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang maka akan terbentuk ikatan kovalen
rangkap dua atau rangkap tiga. Jumlah elektron valensi yang digunakan untuk berikatan
tergantung pada kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia
Seperti yang dijelaskan di atas, ikatan kovalen terjadi akibat pemakaian pasangan
elektron secara bersama-sama oleh dua atom (non logam). Misalkan saja ikatan antara H
(hidrogen) yang atom luarnya 1 dan Cl (klorida) yang atom luarnya 7. Kedua unsur tersebut
merupakan unsur non logam. Untuk mencapai ikatan yang stabil baik H dan Cl memerlukan
elektron gas mulia yaitu pada kulitnya terdapat 8 elektron (oktet) dan khusus untuk atom
Untuk membentuk ikatan kovalen langkah langkah yang harus diperhatikan adalah:
hitung elektron valensi atom. Jika zat ini adalah ion, tambahkan elektron ke setiap
lengkapi bentuk oktet dari ikatan atom ke atom pusat (kecuali H hanya dua elektron)
bila atom pusat masih belum dalam benuk oktet, tambahkan ikatannya dalam bentuk
ikatan rangkap
C. IKATAN LOGAM
1. Fakta Eksperimen
menjelaskan ikatan yang terjadi pada atom-atom logam yaitu sebagai berikut:
Teori ini dikemukakan oleh Drude dan Lorentz pada awal abad ke-20. Menurut
teori ini, di dalam kristal logam terdiri dari ion-ion logam bermuatan positif (kation) yang
tersusun rapat dalam awan elektron. Awan elekton ini merupakan elektron valensi yang
dilepaskan oleh setiap atom. Elektron valensi ini tidak terikat salah satu ion logam atau
pasangan ion logam, tetapi terdelokalisasi terhadap semua ion logam. Hal ini disebabkan
oleh tumpang tindih (overlap) orbital valensi dari atom-atom logam. Akibatnya elektron-
elektron yang ada pada orbitalnya dapat berpindah ke orbital valensi atom tetangganya.
Karena hal inilah elektron-elektron valensi akan terdelokaslisasi pada semua atom yang
terdapat pada logam membentuk awan atau lautan elektron, sehingga elektron valensi
tersebut bebas bergerak keseluruh bagian dari kristal logam. Elektron-elektron bebas
inilah yang menyebabkan adanya ikatan dalam kristal logam. Misalnya logam magnesium
Teori lautan atau awan elektron ini dapat menjelaskan berbagai sifat fisika dari logam.
ketika diberi tekanan atom-atom tersebut dapat tergelincir di atas lapisan atom yang lain
Gambar 2. perpindahan atom pada suatu logam ketika diberi tekanan atau ditempa
dibengkokkan, karena pada logam tersebut semua atom sejenis sehingga atom-atom yang
bergeser saat diberi tekanan seolah-olah tetap pada kedudukan yang sama. Dengan kata lain
apabila sebuah ikatan logam putus maka akan segera terbentuk ikatan logam baru.
Sifat Mengkilap
jatuh pada permukaan logam, maka elektron-elektron bebas akan menyerap energi
bentuk radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi cahaya
awal. Oleh karena frekuensinya sama, maka kita melihatnyta sebagai pantulan cahaya
mengkilap.
Di dalam ikatan logam, terdapat elektron valensi yang bebas (mudah bergerak)
yang dapat membawa muatan listrik. Jika diberi suatu beda tegangan, maka elektron-
elektron ini akan bergerak dari kutub negatif menjadi kutub positif.
Daya hantar panas
menyebabkan terjadinya transfer energi dari bagian bersuhu tinggi ke bagian bersuhu
rendah.
Pada logam, Ikatan logam tidak sepenuhnya putus sampai logam mendidih ini
menunjukkan bahwa ikatan logam memiliki titik didih yang tinggi. Hal ini
dikarenakan atom-atom logam terikat oleh ikatan logam yang kuat. Untuk mengatasi
konsep resonansi. Menurut teori ini ikatan logam merupakan ikatan kovalen dan
sesuai dengan struktur kristal logam yang dapat diamati pada eksperimen maka dapat
kristal logam Li. Dari tafsiran analisis terhadap pola difraksi sinar-X oleh kristal
logam Li dapat diketahui bahwa setiap atom Li dikelilingi oleh 8 atom Li yang lain.
Karena elekton valensi Li adalah 1, maka tidak mungkin 1 atom Li nmengikat 8 atom
Li lainnya.
c. Teori Pita
molekul. Ikatan logam mudah dipahami dengan memberi teori orbital molekul ini.
Misalnya pada logam Li memiliki susunan elektron 1s2 2s1. Elektron 1s2 terdapat
dalam orbital yang terarah (localized) sedangkan elektron dalam 2s1 terdapat pada
orbital tidak terarah (delocalized). Elektron 2s inilah yang akan membentuk ikatan.
Dari teori diatas maka dapat disimpulkan beberapa definisi dari ikatan logam yaitu:
1. Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang
terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-
elektron yang bebas bergerak yang dihasilkan oleh elektron valensi masing-masing
logam.
2. Ikatan logam adalah ikatan yang terjadi antara atom logam dengan 8 atau 12 atom
logam yang lainnya. Misalnya ikatan antara logam Na dengan 8 logam Na yang
lainnya.
3. Ikatan logam adalah ikatan yang disebabkan oleh adanya elektron valensi suatu logam
yang tidak terarah (delocalized). Misalnya pada logam Li memiliki struktur 1s 2 2s1.
Elektron 1s2 terdapat dalam orbital yang terarah (localized) sedangkan elektron dalam
2s1 terdapat pada orbital tidak terarah (delocalized). Elektron 2s inilah yang akan
membentuk ikatan
4. Ikatan logam adalah ikatan yang disebabkan oleh tumpang tindih (overlap) orbital
valensi dari atom-atom logam. Akibatnya elektron-elektron yang ada pada orbitalnya
Logam memiliki sedikit elektron valensi dan memiliki elektronegativitas yang rendah.
Semua jenis logam cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion-ion
positif /kation logam. Kulit terluar unsur logam relatif longgar (terdapat banyak tempat
kosong) sehingga elektron terdelokalisasi, yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tidak
tetap posisinya pada suatu atom, tetapi senantiasa berpindah pindah dari satu atom ke atom
lainnya.
Elektron valensi logam bergerak dengan sangat cepat mengitari intinya dan berbaur
dengan elektron valensi yang lain dalam ikatan logam tersebut sehingga menyerupai awan
atau lautan yang membungkus ion-ion positif di dalamnya. Elektron bebas dalam orbit ini
Natrium memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s1. Tiap atom Natrium
tersentuh oleh delapan atom natrium yang lainnya dan terjadi pembagian (sharing)
antara atom tengah dan orbital 3s di semua delapan atom yang lain. Dan tiap atom yang
delapan ini disentuh oleh delapan atom natrium lainya secara terus menerus hingga
diperoleh seluruh atom dalam bongkahan natrium. Semua orbital 3s dalam semua atom
saling tumpang tindih untuk memberikan orbital molekul dalam jumlah yang sangat
Ikatan logam magnesium lebih kuat dan titik leleh juga lebih tinggi dibanding
dengan ikatan logam pada natrium. Magnesium memiliki struktur elektronik terluar 3s 2.
Diantara elektro-elektronnya terjadi delokalisasi, karena itu lautan yang ada memiliki
kerapatan dua kali lipat daripada yang terdapat pada natrium. Sisa ion juga memiliki
muatan dua kali lipat dan tentunya akan terjadi dayatarik yang lebih banyak antara
ion dan lautan. Atom-atom magnesium memiliki jari-jari yang sedikit lebih kecil
dibandingkan atom-atom natrium dan karena itu elektron yang terdelokalisasi lebih
dekat ke inti.
Klasifikasi
Klasifikasi ikatan logam menurut golongannya adalah:
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam. Contohnya pada logam alkali semakin kebawah titik didih semakin
2. Jari-jari atom
Dalam sistem periodik unsur, pada satu golongan dari atas kebawah, ukuran kation
logam dan jari-jari atom logam makin besar. Hal ini menyebabkan jarak antara pusat kation-
kation logam dengan awan elektronnya semakin jauh, sehingga gaya tarik elektrostatik antara
Logam Jari-jari atom logam (pm) Kation logam Jari-jari kation logam (pm)
Li 157 Li+ 106
Na 191 Na+ 132
K 235 K+ 165
Rb 250 Rb+ 175
Cs 272 Cs+ 188
yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk
memiliki dua elektron untuk dikontribusikan pada ikatan sehingga logam golongan II
4. Bilangan koordinasi
Logam natrium dikelilingi oleh delapan logam natrium yang lainnya, sedangkan
logam magnesium dikelilingi oleh dua belas logam magnesium lainnya. Hal ini
menyebabkan ikatan logam pada magnesium lebih besar dibandingkan dengan ikatan
a. Spektrum atom
Bila warna ini dipisahkan dengan prisma, beberapa garis spectra akan muncul, dan
panjang gelombang setiap garis khas untuk logam yang digunakan. Misalnya, garis
kuning natrium berkaitan dengan dua garis kuning dalam spektrumnya dalam daerah sinar
tampak, dan panjang gelombang kedua garis ini adalah 5,890 x 10-7 m dan 5,896 x 10-7
m. Bila gas ada dalam tabung vakum, dan diberi beda potensial tinggi, gas akan terlucuti
dan memancarkan cahaya. Pemisahan cahaya yang dihasilkan dengan prisma akan
diemisikan oleh hidrogen bertekanan rendah. Fisikawan Swedia Johannes Robert Rydberg
2 ) -(1/nj
2 ) }cm-1 (2.1)
ni dan nj bilangan positif bulat(ni < nj) dan R adalah tetapan khas untuk gas
yang digunakan. Untuk hidrogen R bernilai 1,09678 x 107 m-1. Umumnya bilangan
gelombang garis spektra atom hodrogen dapat diungkapkan sebagai perbedaan dua
suku R/n2. Spektra atom gas lain jauh lebih rumit, tetapi sekali lagi bilangan
b. Teori Bohr
antara panjang gelombang radiasi dari benda yang dipanaskan dan intesitasnya. Terdapat
perbedaan yang besar antara prediksi berdasarkan teori elektromagnetisme dan hasil
mengenalkan hipotesis baru yang kemudian disebut dengan hipotesis kuantum (1900). Ide
baru bahwa energi adalah kuantitas yang diskontinyu tidak dengan mudah diterima
komunitas ilmiah waktu itu. Planck sendiri menganggap ide yang ia usulkan hanyalah
hipotesis yang hanya diperlukan untuk menyelesaikan masalah radiasi dari padatan. Ia
Teori Bohr
- Elektron dalam atom diizinkan pada keadaan stasioner tertentu. Setiap keadaan
Bila elektron berpindah dari keadaan stasioner berenergi tinggi ke keadaan stasioner
berenergi lebih rendah, akan terjadi pemancaran energi. Jumlah energinya, h , sama
- Dalam keadaan stasioner manapun, elektron bergerak dalam orbit sirkular sekitar inti.
menggunakan hipotesis ini. Di mekanika klasik, gaya elektrostatik yang bekerja pada
electron dan gaya sentrifugal yang dihasilkan akan saling menyetimbangkan. Jadi,
Dalam persamaan 2.3 dan 2.4, e, m dan v adalah muatan, massa dan kecepatan
elektron, r adalah jarak antara elektron dan inti, dan 0 adalah tetapan dielektrik
vakum, 8,8542 x 10-2 C2 N-1 m2. Jari-jari r dapat diungkapan dalam persamaan
Alasan mengapa nilai E negatif adalah sebagai berikut. Energi elektron dalam
atom lebih rendah daripada elektron yang tidak terikat pada inti. Elektron yang tidak
terikat inti disebut electron bebas. Keadaan stasioner paling stabil elektron akan
E = h = Ej Ej= (22me4/0
2h2 )(1/ni
2 ) -(1/nj
2 ) nj > ni (2.9)
= me4/80
2n2h3)(1/ni
2 ) -(1/nj
2 ) (2.10)
dengan nilai yang didapatkan sebelumnya oelh Rydberg untuk atom hidrogen (lihat
persamaan 2.1). Nilai yang secara teoritik didapatkan oleh Bohr (1,0973 x 10-7 m -1)
disebut dengan konstanta Rydberg R. Deretan nilai frekuensi uang dihitung dengan
dipancarkan elektron yang kembali dari keadaan tereksitasi ke tiga keadaan stasioner,
telah didapatkan dari spektra atom hidrogen. Ketiga deret tersebut berturut-turut
dinamakan deret Lyman, Balmer dan Paschen. Ini mengindikasikan bahwa teori Bohr
d. Hukum Moseley
dengan menembakkan elektron berkecepatan tinggi pada anoda logam, bahwa frekuensi
sinar-X yang dipancarkan khas bahan anodanya. Spektranya disebut dengan sinar-X
karakteristik. Ia menginterpretasikan hasilnya dengan menggunakan teori Bohr, dan
mendapatkan bahwa panjang gelombang sinar- X berkaitan dengan muatan listrik Z inti.
c dan s adalah tetapan yang berlaku untuk semua unsur, dan Z adalah bilangan
bulat. Moseley dengan benar menginterpretasikan nilai Z berkaitan dengan muatan yang
Keberhasilan teori Bohr begitu menakjubkan. Teori Bohr dengan sangat baik
menggambarkan struktur atom hidrogen, dengan elektron berotasi mengelilingi inti dalam
orbit melingkar. Kemudian menjadi jelas bahwa ada keterbatasan dalam teori ini. Seetelah
hidrogen dengan satu elektron seperti ion helium He+. Namun, spektra atom atom poli-
elektronik tidak dapat dijelaskan. Selain itu, tidak ada penjelasan persuasif tentang ikatan
kimia dapat diperoleh. Dengan kata lain, teori Bohr adalah satu langkah ke arah teori
struktur atom yang dapat berlaku bagi semua atom dan ikatan kimia. Pentingnya teori
Bohr tidak dapat diremehkan karena teori ini dengan jelas menunjukkan pentingnya teori
kuantum untuk memahami struktur atom, dan secara lebih umum struktur materi.
E. SENYAWA AROMATIS
rangkap dua akan tetapi tidak dapat bereaksi dengan KMnO4 (dioksidasi) dan mengalami
Benzene:
Bukti bahwa karakter ikatan rangkap hilang adalah dari panjang ikatan dari masing-masing
ikatan dalam benzen. Jika ikatan rangkap masih ada panjang ikatan C=C seharusnya adalah
1.34 dan ikatan tunggal 1.54 . Kenyataannya panjang ikatan C-C dari benzen adalah
untuk panas hidrogenasi sikloheksena adalah 28.6 kcal per mole. Untuk tiga ikatan rangkap
dari 1,3,5 sikloheksatriena seharusnya panas hidrogenasi adalah 85.8 kcal per mole. Akan
tetapi kenyataannya benzen memiliki panas hidrogenasi lebih rendah sebesar 36 kcal/mole.
Dan selisih energi ini disebut energi resonansi dari benzen yang merupakan karakteristik dari
senyawa aromatik
Penggambaran orbital molekul dapat lebih menjelaskan sifat kearomatisan dari
benzen. Benzen memiliki bentuk segi enam planar yang seluruh atom Cnya berupa sp2
dengan panjang ikatan C-C semuanya sama. Seperti terlihat pada gambar dibawah, enam
orbital p untuk masing-masing karbon overlaping satu sama lain membentuk enam orbital
molekul yang terbagi tiga orbital ikatan dan tiga orbital antiikatan. Pada orbital ikatan yang
energi paling rendah dimana 12 elektron valensi cincin benzen mengalami overlaping
1. Atom-atom sp2 dalam cincin terorientasi dalam bentuk molekul planar (mendekati
planar), yang orbital p paralel satu sama lain dengan arah yang sama
2. Memenuhi kaidah Huckel yaitu = 4n+2 untuk senyawa aromatik harga n harus
bilangan bulat.
RANGKUMAN MATERI
(Ikatan Ion, Ikatan Kovalen, Ikatan Logam, Dasar-dasar kimia Kuantum
dan Seanyawa Aromatis)
Oleh:
ROSDAYANTI (A1C4 14 034)
KELAS B
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Hilda Junanda Br. 2012. Makalah Ikatan Logam. Universitas Negeri Medan.
http://www.matadunia.id/2016/01/ikatan-kovalen.html
http://www.slideshare.net/citraanestasha/ikatan-pada-logam-26883025
https://willi4nd.files.wordpress.com/2008/11/aromatisasi2.doc
Sugiyarto, Kristian H., dan Retno D. Suyanti. 2010. Kimia Anorganik Logam. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Maulanai, Ahmad., Carlos T., Widia A., dan Indraniyanti. 2015. Makalah Ikatan Kimia,