Anda di halaman 1dari 2

1.

Mekanisme Pecahnya Batuan


Pekerjaan peledakan pada massa batuan mempunyai tujuan tertentu, yaitu :
a. Membongkar atau melepas
b. Memecah dan memindahkan
c. Membuat rekahan
d. Dan sebagainya

Teknik peledakan yang di pakai tergantung tujuan peledakan dan pekerjaan atau proses lanjutan
setelah peledakan. Supaya pekerjaan peledakaan berhasil dengan baik sesuai dengan rencana
perlu diperhatikan factor-faktor sebagai berikut :

a. Karakteristik atau sifat batuan yang diledakan, termasuk data geoteknik.


b. Sifat-sifat bahan peledak.
c. Teknik/metoda peledakan yang dipakai.

Suatu peledakan biasanya dilakukan dengan cara membuat lubang tembak yang diisi sejumlah
bahan peledak. Dengan pengetahuan teknik/metoda peledakan dapat dibuat rencana geometri
peledakan dan jumlah bahan peledak yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

2. Proses pecahnya batuan akibat peledakan

Konsep yang di pakai disini adalah proses pemecahan dan reaksi-reaksi mekanik dalam batuan
homogen. Perlu ditekankan bahwa sifat mekanis dalam batuan yng homogen akan berbeda dari sifat
mekanis batuan yang mempunyai rekahan dan heterogen seperti yang sering di jumpai dalam
perkerjaan peledakan.

Proses pemecahan batuan dibagi menjadi tiga tahap :

a. Proses pemecahan tahap I


Pada saat bahan peledak meledak, tekanan tinggi yang ditimbulkan akan menghancurkan
batuan di daerah sekitar lubang tembak. Gelombang kejut (Shock wave) yang meninggalkan
lubang tembak merambat dengan kecepatan 9.000 17.000 ft/det akan mengakibatkan
tegangan tangensial (tangensial stress) yang menimbulkan rekahan radial (radial cracks) yang
menjalar dari daerah lubang tembak. Rekahan radial pertama terjadi dalam waktu 1-2 ms.
b. Proses Pemecahan tahap II
Tekanan akibat gelombang kejut yang meninggalkan lubang tembak pada proses pemecahan
tahap I adalah positif. Apabila gelombang kejut mencapai bidang bebas (free face), gelombang
tersebut akan dipantulkan. Bersamaaan dengan itu tekanannya akan turun dengan cepat dan
kemudian berubah menjadi negatif serta menimbulkan gelombang tarik (tension wave)
gelombang tarik ini merambat kembali ke dalam batuan. Oleh karena batuan lebih kecil
tahananya terhadap tarikan (tension) daripada tekanan (compression), maka akan terjadi
rekahan-rekahan (primary failure cracks) karena tegangan tarik (tensile stress) yang cukup kuat
sehingga menyebabkan terjadinya scabbing atau spalling pada bidang bebas.
Dalam proses pemecahan tahap I dan II fungsi energy yang ditimbulkan oleh gelombang kejut
adalah membuat sejumlah rekahan-rekahan kecil pada batuan. Secara teoritis jumlah energy
gelombang kejut hanya berkisar antara 5-15 % dari energy total bahan peledak. Jadi gelombang
kejut tidak secara langsung memecahkan batuan, tetepi mempersiapkan kondisi batuan untuk
proses pemecahan tahap akhir.
c. Proses pemecahan tahap III
Dibawah pengaruh tekanan yang sangat tinggi dari gas-gas hasil peledakan maka rekahan radial
utama (tahap II) akan diperlebar/diperbesar secara cepat oleh efek kombinasi dari tegangan
tarik yang disebabkan kompresi radial dan pembajian. Apabila massa di depan lubang tembak
gagal mempertahankan posisinya dan bergerak ke depan maka tegangan tekan tinggi yang
berada dalam batuan akan dilepaskan, seperti spiral kawat yang di tekan kemudian dilepkan.
Akibat pelepasan tegangan ini akan menimbulkan tegangan tarik yang begitu besar di massa
batuan. Tegangan inilah yang menyebabkan pecahnya batuan.

3. Peledakan jenjang
Factor-faktor yang mempengarui rencan peledakan adalah : material yang akan
diledakan, struktur geologi, muatan bahan peledak, geometri peledakan, selang waktu tunda
yang dipergunakan dan ukuran ledakan yang direncanakan.
Suatu lubang ledak yang telah diisi bahan peledak dengan memakai bottom primer diledakan
(lihat gambar 2). Selama gelombang detonasi merambat dari primer ke atas dalam kolom
bahan peledak, suatu gelombang tekan (stress wave) dengan tekannan tinggi merambat ke
dalam batuan. Pada gambar 2 terlihat posisi detonation front dan Stress wave pada selang
waktu yang berbeda untuk muatan dengan Bottom primer bentuk Stress wave envelopenya
seperti buah pear.
Proses pemecahan batuan selanjutnya adalah sama seperi yang telh diterangkan
sebelumnya.
Untuk jenis batuan dan muatan bahan peledak per feet lubang ledak tertentu, terdapat
ukuran maksimum burden yang dapat dipergunaan dan masih menghasilkan full crater.
Gambar 3 memperlihatkan secara skematis, efek dari bermacam-macam burden pada
muatan yang tetap dan dalam formasi yang sama. Hasil yang diinginkan dari peledakan adalah
burden yang menghasilkan full crater.
Suatu peledakan jenjang yang terdiri dari beberapa lubang dalam satu atau lebih
deretan apabila diledakan, baik serentak (instantaneous blasting) ataupun tunda ( delay
blasting) dapat menghasilkan fragmentasi sesuai dengan yang direncanakan.
Untuk mendapatkan fragmentasi batuan yang di inginkan maka perlu diatur suatu pola
peledakan yang tepat, sehingga energy bahan peledak dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
Gambar 4 adalah contoh skema proses peledakan pada jenjang.
Dalam menentukan arah jenjang dan pola peledakan supaya mendapatkan hasil yang
baik perlu diperhatikan struktur geologi batuannya. Gambar 5 menunjukan pengaruh struktur
geologi terhadap peledakan jenjang.
4. Merencanakan peledakan
Dalam rangkaian pekerjaan peledakan setiap unit operasi saling berhubungan satu terhadap

Anda mungkin juga menyukai