Anda di halaman 1dari 25

DIARE

KRONIS
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
DIARE KRONIK
Dr. Komang Adi S, Sp.PD
Buang air besar (defekasi)
dengan Cnja berbentuk cairan

DIARE atau setengah cair (setengah


padat), kandungan air Cnja
lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 grm atau 200
ml/24 jam.
Defenisi lain tetap menunjuk
pada frekuensi diarenya, > 3
kali sehari

DIARE
Diare yang berlangsung lebih dari 15
hari.

KRONIS
Epidemiologi

Prevalensi diare kronik 15% dari seluruh


pemeriksaan kolonoskopi selama 2 tahun
( 1 9 9 5 - 1 9 9 6 ) . D a t a d a r i d i v i s i
Gastroenterologi FKUI/RSUPNCM Jakarta
Patosiologi
1. Diare osmoCk
2. Diare sekretorik
3. Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak
4. Defek sistem pertukaran anion/transport
elektrolit akCf di enterosit
5. MoClitas dan waktu transit usus abnormal
6. Gangguan permeabilitas usus
7. Eksudasi cairan, elektrolit dan mukus yang
berlebihan
ETIOLOGI

BERDASARKAN PATOFISIOLOGI

BERDASARKAN LOKASI ATAU KELAINAN


ORGAN

BERDASARKAN KARAKTERISTIK
TINJA
PEMBAGIAN LAIN ETIOLOGI DIARE
KRONIK
1.E-ologi Berdasarkan patosiologi :
1. Diare osmoCk
A. Eksogen
a. Makan cairan yang akCf osmoCk
b. Obat-obat lain
B. Endogen
a. Kongenital
b. Didapat
2. Diare sekretorik
A. Infeksi
a. Toksigenik (Enterotoksin)
b. Invasif ke mukosa
B. Neoplasma
C. Hormon dan Neurotransmiaer
D.KatarCk
E. KoliCs mikroskopik
F. dll

Cont...
3. Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak
A. MaldigesC intraluminal
B. Malabsorbsi mukosa
C. Obstruksi pasca mukosa
D. Campuran
4. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit akCf di enterosit
A. Infeksi usus
B. Kongenital
5. MoClitas dan waktu transit usus abnormal (sindrom kolon iritable,
hiperCroid, diabetes mellitus dengan polineuropaC otonom, skleroderma,
amiloidosis, dll
6. Gangguan permeabilitas usus
A. Penyakit seliak
B. Penyakit usus inamatorik
C. Infeksi usus (bakteri Shigella dan Salmonella)
7. Eksudasi cairan, elektrolit, dan mukus berlebihan (koliCs ulseraCf, penyakit
crohn, amubiasis, shigellosis, kampilobakteriasis, Yersiniasis, dll
2.E-ologi berdasarkan lokasi atau kelainan organ
1. Kelainan Pankreas : brosis kisCk, pankreaCCs kronik
2. Kelainan haC : atresia bilier, ikterus obstrukCf, hepaCCs kronis,
sirosis haC.
3. Kelainan usus :
A. Usus halus : stagnant loop syndromes, anomali
kongenital, usus pendek, inamasi, infeksi (bakteri,
parasit, jamur), intoleransi protein susu, defek
metabolik, dll
B. Usus besar : infeksi (bakteri, parasit, jamur), koliCs ulseraCf,
crohn disease, dll
C. Sirkulasi : limfangiektasia, neoplasma
D. Neurogen : Hirschprung disease, disautonomia familial
E. Humoral-endokrin : insusiensi adrenal, hiperCroidisme,
sindrom Zollinger-Ellison, dll
3.E-ologi berdasarkan karakteris-k -nja
A. Tinja berlemak/ steatorea : penyakit
pankreas, penyakit mukosa usus halus,
desiensi garam empedu kualitaCf dan
kuanCtaCf (penyakit haC kolestaCk dan
bacterial overgrowth di usus halus), sindrom
pasca gastrektomi, PEM, infeksi
B. Tinja berdarah : penyakit usus inamatorik,
kanker kolon dan polip kolon, lesi anal,
infeksi (bakteri, parasit, jamur), koliCs/
prokCCs radiasi, koliCs iskemik kronik, efek
samping obat anCbioCk (koliCs
pseudomembran)
Cont....
C. Tinja Cdak berdarah dan Cdak berlemak
1. Cnja cair atau seperC air (watery stool) : koliCs
mikroskopik, intoleransi laktosa, diare karena obat,
diare pasca reseksi usus, infeksi, alergi makanan,
PEM, dll
2. Cnja encer/lembek (semisolid) : obat eksogen
(laksans), infeksi usus, infeksi HIV, gangguan
moClitas, intoleransi makanan, IBS, sindrom
karsinoid, malabsorbsi karbohidrat, obat-obat dan
pencampur makanan, pemanis makanan, insusiensi
adrenal, inkonCnensia fekal, alergi makanan.
4. Pembagian lain e-ologi diare kronik
1. Steatorea (malabsorbsi lemak)
a. MaldigesC intraluminal
b. Malabsorbsi mukosa
c. Malabsorbsi pasca mukosa
d. Steatorea pada penyebab campuran
2. Diare cair/air yang respon terhadap puasa
a. Masukan cairan yang Cdak dapat diabsorbsi
b. Malabsorbsi karbohidrat
c. Diare asam empedu
d. Diare pasca vagotomi
Cont...
3. Diare cair/air yang dapat respon atau Cdak terhadap puasa
a. IBS
b. Alergi makanan
c. KoliCs mikroskopik
4. Diare cair/air yang Cdak respn terhadap puasa
a. Sindrom karsinoid
b. Gasrinoma
c. vipoma, dll
5. Diare inamatorik :
a. Penyakit usus inamatorik
b. GastroenteriCs eosinolik
c. Alergi susu dan protein kacang kedelai
d. EnteropaC kehilangan protein
e. EnterokoliCs radiasi kronik,
f. dll
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan awal
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan sik
c. Pemeriksaan darah sederhana
d. Tinja serta urin
2. Pemeriksaan lanjutan
Anamnesis
1. Waktu dan frekuensi diare : onset dan durasi
2. Bentuk Cnja : steatorea, mengambang, campur
dengan darah
3. Keluhan lain yang menyertai diare : nyeri abdomen,
demam, mual dan muntah, penurunan berat badan,
mengedan waktu defekasi.
4. Obat : laksan, anCbioCka, anC kanker, anC depresan,
anC hipertensi, anC konvulsan, penurun kolesterol,
antasida, dll
5. Makanan/minuman
6. Lain-lain
Pemeriksaan sik/manifestasi klinis
Tanda-tanda steatorea : Cnja berwarna muda,
berbau busuk, cenderung mengambang dan
sulit dibersihkan dengan siraman air
Tinja mengambang bisa juga disebabkan oleh
karena adanya produksi gas oleh bakteri
Gejala klinik karena desiensi nutrien,
vitamin, dan elektrolit
Gejala klinik desiensi
Berat badan menurun Lemak/ protein/ kalori
Edema/berkurangnya otot Protein
Kulit kering bersisik Asam lemak esensial
anemia Besi, asam folat, vit.B.12
GlosiCs, dermaCCs Asam nikoCnat
Parestesia, neuropaC perifer Vitamin B1 dan B12
Cenderung memar dan berdarah Vit K
Buta malam Vit A
kelemahan K, Na, Mg
Tetani, nyeri tulang Kalsium
Kehilangan rambut Zinc, protein
Pemeriksaan Tinja
Makroskopik : konsistensi cair, lembek atau padat.
Berlemak atau bercampur darah
Mikroskopik : eritrosit, leukosit, parasit
Pemeriksaan pH , pewarnaan gram, pemeriksaan darah
samar, kultur Cnja, pemeriksaan osmolalitas Cnja,
pengukuran kadar lemak dalam Cnja, HOMTT

Analisis (nja merupakan pemeriksaan yang rela(f
murah dan mudah tetapi sering terdapat posi(f
maupun nega(f palsu. Oleh karena itu sebaiknya
diperiksakan 2 contoh sekaligus atau 2 kali pada hari
berlainan secara berturut-turut.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah : darah ruCn, darah lengkap, hitung
jenis, LED, albumin serum, pemeriksaan
serologis IgG terhadap campylobacter jejuni,
elektrolit, BUN, kreaCnin, kadar TSH, T3 dan
T4 serum, kadar gastrin dalam darah, dll.
2. Urin : untuk menunjang diagnosis sindrom/
t u m o r k a r s i n o i d , d a p a t d i l a k u k a n
pemeriksaan kadar 5- HIAA urin 24 jam,
metanefrin urin
Pemeriksaan lain
BNO (foto polos abdomen), barium enema
atau follow trough dan sigmoidskopi (dengan
biopsi)
Pemeriksaan lanjutan
1. Pemeriksaan anatomi usus
a. Barium enema kontras ganda (colon in loop) dan BNO
b. Kolonoskopi dan ileoskopi
c. Barium follow through dan atau Enteroclysis
d. Gastroduodeno-jejunoskopi
e. Endoscopic Retrograde Cholangi Pancreatography (ERCP)
f. Sidik indium 111 leukosit
g. Pemeriksaan Ultrasonogra abdomen
h. Sidik perut (CT-Scan abdomen)
i. Arteriogra/angiogra mesenterika superior dan inferior
J. Enteroskopi
k. MagneCc resonance cholangio pancreatography (MRCP)
l. Endosonogra atau endoscopic ultrasound (EUS)
2. Fungsi usus dan pankreas :
a. Tes fungsi ileum dan jejunum
b. Tes fungsi pankreas
c. Tes schilling
d. Tes napas (breath test)
e. Tes kehilangan protein
f. Tes malabsorbsi asam empedu (bile acid
malabsorpCon)
g. Tes small and large bowel transite Cme
h. Tes permeabilitas usus
Pemeriksaan lain
Petanda tumor ( Carcino embryonic anCgen)
meningkat pada Ca kolon dan pankreas dan Ca
19-9
Pemeriksaan thin layer chromatography urine
Pemeriksaan ELIZA Cnja
Tes untuk alergi makanan gastrointesCnal
Algoritme tahap awal diare kronik
Evaluasi tahap lanjut diare kronik

Anda mungkin juga menyukai