Anda di halaman 1dari 28

Refleksi Kasus

Nama : Mohamad Fahri R galendo


Stambuk : N 111 16 018
Pembimbing Klinik : dr. Isnaniah Sp.S
IDENTITAS

Nama : TN.S
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : jln. Tobari lenje
ANAMNESIS
Keluhan utama : pusing berputar
Anamnesis terpimpin : pasien Laki-laki umur 46 tahun
masuk RS dengan keluhan pusing berputar sejak 4 hari
SMRS, pusing diraskan berputar, timbul mendadak saat
pasien bangun tidur. Pusing bertambah berat saat
pasien memalingkan kepala dan merubah posisi tubuh.
Sebelumynya pasien sering merasakan telinga
berdenging pada telinga kanannya., mual (+), muntah
(+). Riwayat trauma kepala(-), DM(-), HT(+)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan umum :
kesan : sakit sedang
Kesadaran : composmentis
Gizi : cukup
Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 85x /m
Suhu : 36,5 C
Pernapasan : 20x/m
Anemis : -
Ikterus : -
Sianosis : -
Thoraks : DBN
Abdomen : DBN
Pemeriksaan psikiatri : baik
Status Neurologis
GCS : E4V5M6
Kepala : - posisi : sentral
- penonjolan : tidak ada
- bentuk/ukuran : normochepal
Nervus cranialis :
-N I (olfaktorius) : normosmia
-N II (optikus) : ketajaman penglihatan : 6/6(D=S)
lapangan penglihatan : N/N
-N III,IV,VI :
celah kelopak mata :Ptosis : (-)
exoftalmus : (-)
posisi bola mata : s/s
pupil : bulat isokor
Rcl/Rctl : +/+
refleks akomodasi : +/+
gerakan bola mata :
parese kearah : -
nistagmus : -/-
-N V(Trigeminus) :
sensibilitas : N
motorik : N
refleks cornea : TDP
-N VII (facialis) : motorik : N
sensorik : N
-N VIII (auskultasi) :
pendengaran : normal
tes rinne/weber : TDP
fungsi vestibularis : TDP
-N IX/X(Glossopharingeus/vagus) : N
-N XI (Accessorius) : N
-N XII (hypoglossus) : N
Leher :
o tanda-tanda R.meningeal : KK (-), KS(-)
o Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
o A.karotis : N
o Kelenjar tiroid : N
Abdomen :
o refleks kulit dinding perut : N
Kolumna vertebralis : DBN
Motorik :
-Kekuatan : 5/5/5/5
-tonus otot : N
-pergerakan : B
Refleks fisiologis :
-biceps : ++
-triceps : ++
-radius : ++
-ulna : ++
-KPR : ++
-APR : ++
Klonus :
-lutut : -
-kaki : -
Refleks patologis :
-hoffman : -
-tromner : -
-babinski : -
-chaddock : -
-gordon : -
-schaefer : -
-oppenheim : -
Sensibilitas :
Ekstroseptif : N
Proprioseptif : N
Fungsi kortikal : N
Pergerakan abnormal yang spontan : tidak ada
Gangguan koordinasi :
- tes jari hidung : normal
-tes pronasi-supinasi : normal
Gangguan keseimbangan :
-tes romberg : + saat menutup mata
Gait : normal
Pemeriksaan fungsi luhur : baik
Pemeriksaan laboratorium
Darah : -
Urine : -
LCS : -

Pemeriksaan radiologi dan


pemeriksaan lain
-
RESUME
Pasien laki-laki berusia 46 thun MRS dengan
keluhan vertigo sejak 4 hari yang lalu. Pusing
dirasakan mendadak saat bangun tidur,, dan
bertambah saat berubah posisi, tinutus (+/-),
nausea(+), Vomitus (+), HT(-), DM(-), Trauam
kepala (-) Tes romberg (+) saat menutup mata,
disimetria (-), Disdiadokinesisa (-).
DIAGNOSA
Diagnosa klinis : vertigo perifer
Diagnosa topis : sistem vestibular
Diagnosa etiologi : BPPV

Diagnosa banding : Meniere disease


TERAPI
Histaminik : betahistine (vestigo) 3x6
mg/hari
Kalsium entri bloker: flunarizine 5-10 mg
3x/hari
PROGNOSA
Qua ad vitam : bonam
Qua ad sanationam : bonam

Anjuran : Brandt-daroff manuever


Definisi
Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar
serasa berputar mengelilingi pasien atau pasien serasa
berputar mengelilingi lingkungan sekitar
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya
memutar merujuk pada sensasi berputar sehingga
mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya
disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan didalam telinga,
didalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak
dan didalam otak itu sendiri
S=ETIOLOGI
Penyebab umum dari vertigo:
Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut
Obat-obatan : alkohol, streptomisin, gentamisin, penggunaan obat HT
Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis
di dalam telinga bagian dalam
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit maniere
Peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.
Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis,
sklerosismultipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin,
persyarafannya atau keduanya.
Kelainan sirkularis : Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak (transient ischemic attack ) pada
arteri vertebral dan arteri basiler.
Klasifikasi

Vestibulogenik
Primer : BPPV, Meniere disease, neuritis
vestibuler, drug induced
Sekunder : migren vertebrobasiler,
insufisiensi vertebrobasiler, neuroma akustik
Nonvestibuler
Gangguan serebellar, hiperventilasi,
psikogenik
KRITERIA DIAGNOSIS

Symptoms
Signs
-pusing,rasa kepala ringan
-rasa terapung, terayun Pucat
-mual keringat dingin
muntah
sempoyongan waktu berdiri
atau berjalan
nistagmus

Diperberat oleh perubahan posisi kepala


PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada
1. Fungsi vestibuler/serebeler
a. Uji Romberg : Pada kelainan vestibuler hanya pada mata
tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis
tengah Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita
akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata
tertutup.
b. Tandem gait : Pada kelainan vestibuler, perjalanannya akan
menyimpang dan pada kelainan serebeler penderita akan
cenderung jatuh.
c. Uji Unterberger : Berdiri dengan kedua lengan lurus horizontal
ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi
mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi
penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi
d. Uji Babinsky-Weil : Pasien dengan mata tertutup berulang kali
berjalan lima langkah ke depan dan lima langkah ke belakang
selama setengan menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral,
pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.
PEMERIKSAAN KHUSUS OTO-NEUROLOGI
Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak
lesinya di sentral atau perifer.
1. Fungsi Vestibuler
a. Uji Dix Hallpike Perhatikan adanya nistagmus,
lakukan uji ini ke kanan dan kiri.
Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita
dibaringkan ke belakang dengan cepat, sehingga kepalanya
menggantung 45 di bawah garis horizontal, kemudian
kepalanya dimiringkan 45 ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan
saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji
ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral
Perifer, vertigo dan nistagmus timbul setelah
periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1
menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-
ulang beberapa kali (fatigue). Sentral, tidak ada periode
laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit,
bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).
b. Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30, sehingga kanalis
semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi
bergantian dengan air dingin (30C) dan air hangat (44C) masing-
masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus
yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya
nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau
directional preponderance ke kiri atau ke kanan. Canal paresis adalah
jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang air
hangat maupun air dingin, sedangkan directional preponderance ialah
jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus yang sama di
masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi perifer di
labarin atau n.VIII, sedangkan directional preponderance menunjukkan
lesi sentral.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan


pemeriksaan lain sesuai indikasi.

2.Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada


neurinoma akustik).

3.Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG)

4.Pencitraan CT-scan, arteriografi, magnetic resonance


imaging (MRI).
TATALAKSANA
Farmakoterapi
Ca-entry blocker : Flunarisin 3x5-10 mg/hari
Antihistamin : cinnarizine 3x25 mg/hari, dimenhidrinat : 3x50 mg/hari
Histaminik : betahistine 3x8 mg
Fenotiazine : Chlorpromazine 3x25 mg/hari
Benzodiazepine : 3x2-5 mg/hari
Terapi simptomatik(muntah) : metoclopramide 3x10 mg/hari

Terapi rehabilitasi
Latihan visual vestibular, metode brandt-daroff, gait exercise
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai