Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI KASUS APRIL 2015

HIPOGLIKEMIA PADA BAYI SESUAI MASA


KEHAMILAN

NAMA : ANNI
STAMBUK : N 111 14 019
PEMBIMBING : dr. SULDIAH, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA

PALU

2015
I. PENDAHULUAN
Hipoglikemia adalah kadar glukosa plasma yang kurang dari 45 mg/dL
pada bayi atau anak-anak, dengan atau tanpa gejala. Bayi Sesuai Masa
Kehamilan (SMK) merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat lahir pada 10
persentil menurut grafik Lubchenco.[2]
Secara klinis diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan gabungan
dari adanya gejala hipoglikemia, kadar glukosa plasma rendah, dan respon klinik
yang positif terhadap pemberian gula.[3]

a. Anamnesis :
Bayi laki-laki lahir di RS bhayangkara pada tanggal 14 juni 2017
dengan persalinan sc atas indikasi HDK + bayi besar. Bayi lahir tidak
langsung menangis. Air ketuban putih keruh. Sianosis (-) retraksi(-) merintih
(-) menangis kuat. Anus ada, berat badan lahir 4500 gram dan panjang badan
lahir 50 cm. Apgar skor 6/8. Riwayat maternal G2P2A0, usia ibu 36 tahun,.
Riwayat diabetes melitus dan hipertensi (+).

b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum sakit sedang, kesadaran kompos mentis, berat badan 4500
gram, panjang badan 50 cm, denyut jantung 160 kali/menit, respirasi 84
kali/menit, temperature 36 C.
Pernapasan: sianosis (-), merintih (+), apnea (-), retraksi dinding dada (-),
stridor (-), bunyi nafas bronkovesikular bilateral, bunyi tambahan (-).
Skor downe 3 (gangguan napas ringan), kriteria who gagguan napas
sedang.
Kardiovaskular: bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-)
Hematologi: pucat (-), ikterus (-)

1
Gastrointestinal: kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-),
residu lambung (-), organomegali (-), bising usus (+) kesan normal,
umbilikus normal.
Sistem saraf: aktifitas aktif, fontanela datar, sutura tepat, kejang (-), tonus
otot lemah.
Genitalia: Anus imperforata (-), hipospadia (-), hidrokel (-), hernia (-)
Lainnya: ektremitas lengkap, turgor < 2 detik, kelainan kongenital (-),
trauma lahir (-)
Skor BALLARD: 35
Estimasi umur kehamilan 38-40 minggu.

c. Pemeriksaan penunjang

- Darah rutin: RBC 6,14 x 106/mm3, Hb 21,9 g/dL, Plt 175 x 103/mm3,
WBC 18,4 x 103/mm3
- Gula Darah Sewaktu: 36 mg/dL

2
II. RESUME
Bayi laki-laki lahir di RS bhayangkara pada tanggal 14 juni 2017 dengan persalinan
sc atas indikasi HDK + bayi besar. Bayi lahir tidak langsung menangis. Air ketuban
putih keruh. Sianosis (-) retraksi(-) merintih (-) menangis kuat. Anus ada, berat badan
lahir 4500 gram dan panjang badan lahir 50 cm. Apgar skor 6/8. Riwayat maternal
G2P2A0, usia ibu 36 tahun,. Riwayat diabetes melitus dan hipertensi (+).

III. DIAGNOSIS KERJA


Bayi Aterm (BMK) + hipoglikemia

IV. PENATALAKSANAAN
- Berikan kehangatan
- Posisikan kepala dengan leher ekstensi
- Bolus glukosa 10% 9 cc
- IVFD Dextrose 10% 17 tpm

Rumus perhitungan GIR:


(/) (%)
= 6 ()

12 10
= = 4,4 mg/kg/menit
6 4,5

3
V. DISKUSI
Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa dalam darah
rendah. Glukosa berperan dalam pengaturan sumber energi pada manusia
dan juga sebagai sumber penyimpanan energi dalam bentuk glikogen, lemak
dan protein. Glukosa merupakan sumber energi yang cepat karena glukosa
memberikan 38 molekul ATP/mol glukosa yang dioksidasi. Defisiensi
pengangkutan glukosa ke otak dapat mengakibatkan gemetar bahkan
kejang-kejang yang dikarenakan kadar glukosa cairan cerebrospinal rendah
sedang glukosa dalam darah normal[1]
Pengendalian homeostatis glukosa pada orang dewasa dan anak
kemungkinan besar serupa, bila tidak identik. Namun beberapa aspek
homeostasis glukosa bersifat khas untuk bayi baru lahir dan anak-anak.
Yang pertama adalah pada saat transisi kehidupan intrauterus ke
ekstrauterus; yang kedua, adalah laju pemakaian glukosa pada bayi dan
anak-anak relatif lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Bayi dan
anak memiliki fluks glukosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang
dewasa. Hal ini sesuai dengan proporsi massa otak bayi terhadap ukuran
tubuhnya yang lebih tinggi menyebabkan bayi dan anak lebih beresiko
mengalami hipoglikemia. [1]
Saat dalam kandungan homeostasis glukosa janin dipertahankan oleh
ibu melalui plasenta untuk mempertahankan kebutuhan energi, dan janin
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen pada usia trimester terakhir
(terutama bulan terakhir trimester ketiga). Sehingga Saat lahir, bayi normal
memiliki simpanan lemak dan glikogen yang memadai untuk menghadapi
kekurangan kalori dalam jangka pendek dan mampu memobilisasi substrat-
substrat sebagai sumber energi. Sesaat setelah pemotongan plasenta, enzim
mengaktifkan pemecahan glikogen kembali menjadi molekul glukosa.
Selanjutnya glukosa dilepaskan ke aliran darah untuk mempertahankan

4
kadar gula darah. Namun, simpanan glikogen pada bayi baru lahir terbatas
dan dalam waktu singkat neonatus kemungkinan besar akan bergantung
pada glukoneogenesis. [1]

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang


dapat disimpulkan bahwa pasien pada kasus ini mengalami hipoglikemia.
Hipoglikemia adalah keadaan hasil pengukuran kadar glukosa darah kurang
dari 45 mg/dL. BBL yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya
hipoglikemia adalah bayi kecil untuk masa kehamilan, bayi besar untuk masa
kehamilan, dan bayi dari ibu dengan diabetes melitus, penundaan pemberian
asupan, hipotermia, dan asfiksia perinatal.[1,2]
Walaupun hipoglikemia sering diklasifikasikan dalam asimptomatis dan
simptomatis, penggolongan tersebut sebenarnya merefleksikan ada atau tidaknya
tanda-tanda fisik yang menyertai kadar glukosa darah yang rendah. Tanda-tanda
klinis yang ditemukan merupakan tanda nonspesifik dan merupakan akibat dari
gangguan pada lebih dari satu aspek fungsi sistem saraf. Meliputi pola
pernapasan abnormal, seperti takipnea, apnea, atau distress napas; tanda-tanda
kardiovaskuler, seperti takikardia atau bradikardia, dan manifestasi neurologis
seperti jitterness, letargis, kemampuan mengisap yang lemah, instabilitas suhu
tubuh, dan kejang.[4]

Penyebab hipoglikemia pada neonatus, meliputi:[4]


Penyebab Hipoglikemi pada Neonatus :

a. Menurunnya pembentukan glukosa pada bayi kecil masa

kehamilan (KKMK),

b. Hiperinsulinemia,

c. Defisiensi Glukagon,

5
d. Peningkatan kecepatan pemakaian glukosa,

e. Pemantauan dan terapi hipoglikemia pada neonatus.

Pada kasus ini pasien mengalami Hipoglikemia dapat terjadi pada bayi
dalam kondisi ini ketika glikogen yang tersedia telah digunakan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik postnatal inisial, terutama jika telah ada periode hipoksemia
dengan disertai konsumsi glukosa cepat melalui metabolisme anaerob.[4]
Tatalaksana hipoglikemia asimptomatik diterapi dengan memberikan
ASI/susu formula dan lakukan pemantauan glukosa darah tiap 30-60 menit
sampai stabil normoglikemia, bila kadar glukosa tetap rendah diberikan glukosa
intravena. Pada hipoglikemia simptomatik berikan glukosa 10% secara intravena
sebanyak 2 ml/kg dengan perlahan selama 1 menit. Lanjutkan pemberian infus
glukosa 10% 6-8 mg/kgBB/menit. Segera setelah keadaan stabil, pemberian susu
per oral dimulai dan glukosa intravena dikurangi secara bertahap lalu dihentikan
bila pemberian oral sudah dapat mencukupi kebutuhan.[3]

Pencegahan hipoglikemia pada neonatus dapat dilakukan dengan: [5]


Menghindari pemberian cairan intravena berupa dextrose pada ibu sebelum
persalinan karena dapat meningkatakan kadar glukosa ibu. Kadar glukosa
ibu yang tinggi dapat memicu hiperinsulinisme pada bayi.
Menjaga suhu di sekitar bayi tetap hangat
Managemen breastfeeding yang tepat
Prognosis Hipoglikemia

Prognosis hipoglikemia Jika tidak segera diatasi, hipoglikemia yang berat


dan berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan susunan saraf pusat
bahkan kematian dalam setiap golongan umur. Pada neonatus bahkan
hipoglikemia ringan dapat mengalami sekuele akibat mengalami
hipoglikemia, tetapi lebih banyak akibat kelainan patologik yang menyertai

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pelayanan Obstretri


Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta: Departemen kesehatan Republik
Indonesia
2. Kosim, MS, dkk. 2009. Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Ikatan Dokter
Anak Indonesia
3. Batubara JR, dkk. 2010. Buku Ajar Endokrinologi Anak Edisi 1. Jakarta;
Ikatan Dokter Anak Indonesia
4. McGowan, J. 2003. Neonatal Hypoglikemia. Pediatrics in Review. American
Association of Pediatrics Publication
5. Sallie, PG. 2007. Hypoglikemia in the Breastfeeding Newborn. International
Lactation Consultant Association

Anda mungkin juga menyukai