BENGKULU
ASUHAN KEBIDANAN
KEGAWATDARURATAN PADA KASUS:
D. HIPOGLIKEMIA 01
E. ASFIKSIA
F. HIPERBILLIRUBIN Dosen Pengampu :
Bd.Damayati,STR.Keb.,M.Keb
Anggota
UNIVERSITAS
BENGKULU
1. Maya lestari(F0G022001)
2. Refta Afrelia(F0G022003)
3. Rosah Widiya Natasya(F0G022006) Kelompok
2
4. Izzah Halimah(F0G022007)
5. Serly Wahyuningsih(F0G022014)
6. Dela Citra(F0G022015)
7. Nurul Janah Andriani(F0G022017)
8. Melani Nurhalisa(F0G022019)
9. Dewi Intan Fitriani(F0G022021)
10. Lydia Fitriani(F0G022023)
11. Gite Saputri(F0G022024)
12. Defria Putri Septiani(F0G022029)
UNIVERSITAS
BENGKULU
D.HIPOLIKEMIA
Hipoglikemi adalah kadar glukosa yg
rendah (pada bayi prematur krg dr
20mg\dl,bayi matur berumur 1-3 hari
krg dr30mg\dl,bayi krg dr
40mg\dl,dan anak-anak krg
dr50mg\dl)
UNIVERSITAS
BENGKULU Berdasarkan patofisiologi,dpt dikelompokan neonatus
yang berisiko tinggi untuk menderita hipoglikemi adalah :
Hipoglikemi dpt ditegakan bila dlm 3 hari pertama sesudah lahir dua
kali berturut-turut pemeriksaan gula darah kurang dari 30mg/dl.
Pada umur lebih dari 3 hari kadar gula darah kurang 40mg/dl.
UNIVERSITAS
BENGKULU
PATOFISIOLOGIS
Hipoglikemi dapat terjadi
pada bayi dari ibu penderita
DM. pada BBLR dan bayi pada
penyakit umum yg berat
seperti sepsis meningitis dsb.
KOMPLIKASI
UNIVERSITAS
BENGKULU
• Jika anak sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan
saring/cair 2-3 jam sekali.
• Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air gula
dengan sendok. Jika anak mengalami gangguan kesadaran, berikan infus cairan
glukosa dan segera rujuk
• Untuk itu perlu ditingkatkan terus usaha promosi ASI
dan program rawat gabung.
E.ASFIKSIA
UNIVERSITAS
BENGKULU
1) Asfiksia neonatorum ialah keadaan di mana bayi tidak dapat segera bernapas secara spontan dan
teratur setelah lahir.( Sarwono)
2) Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis. (Pelayanan kesehatan
Martenal dan Neonatal. Sarwono)
3) Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami kegagalan bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
PENYEBAB
UNIVERSITAS
BENGKULU
1. Hipoksia
2. RR60 x/mnt atau < 30 x/mnt.
3.Napas megap-megap/gasping sampai
dapat terjadi henti napas
4. Bradikardia
5. tonus otot berkurang
6. Warna kulit sianotik/pucat
KLASIFIKASI
UNIVERSITAS
BENGKULU
1. "Vigorous Baby"Skor APGAR 7-10, bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa.
2. "Mild Moderate asphyksia" /asphyksia sedang Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari
100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
a) Asfiksia ringan-sedang(nilai apgar 4-6)
b) Di sini dapat dicoba melakukan rangsangan untuk menimbulkan reflek pernapasan. Hai ini dapat dikerjakan selama 30-60 detik
setelah penilaian menurut apgar I menit. Bila dalam waktu tersebut pernapasan tidak timbul, pernapasan buatan harus segera dimulai.
3. Asphyksia berat
Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100 x permenit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan
kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada. Pada asphyksia dengan henti jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak
lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang post partum, pemeriksaan fisik sama pada asphyksia berat.
a) Aspiksia berat (nilai apgar 0-3)
b) Resusitasi aktif dalam keadaan ini harus segera dilakukan. Langkah utama ialah memperbaiki ventilasi paru-paru dengan
memberikan O2 secara tekanan langsung dan berulang-ulang.
PERIODE ASFIKSIA
UNIVERSITAS
BENGKULU
PERDIPOSISI
Hipoksia janin yang menyebabkan asfksia neonatorum terjadi karena gangguan pertukaran gas serta transpor 02 dari ibu ke janin
sehingga terdapat gangguan dalam persediaan 02 dan dalam menghilangkan CO2. Faktor-faktor yang mendadak ini terdiri atas:
a. Faktor-faktor dari pihak janin, seperti:
1) Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat:
2) Depresi pernapasan karena obat-obat anestesia/anelgetika yang diberikan kepada ibu, perdarahan intrakranial dan kelainan
bawaan (hernia diafragmatika, atresia saluran pernapasan, hipoplasia pari-paru dan lain-lain).
b. Faktor-faktor dari pihak ibu, seperti:
1) Gangguan his, misalnya hipertoni dan tetani;
2) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan misalnya pada plasenta previa;
3) Hipertensi pada eklamsi;
4) Gangguan mendadak pada plasenta seperti solusio plasenta.
DIAGNOSA
UNIVERSITAS
BENGKULU
1. Faktor produksi
2. Gangguan dalam up take dan konjugasi
hepar disebabkan imaturitas hepar
3. Ganggua. n transportasi bilirubin dalam
darah terikat olch albumin kemudian
diangkut ke hepar
4. Gangguan dalam ekskresi akibat
sumbatan dalam hepar atau di luar
hepar.
UNIVERSITAS
BENGKULU
TERIMA KASIH
& SEHAT SELALU
KELOMPOK 2