Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

HIPOGLIKEMIA DI RUANG PERAWATAN PERINATOLOGI

Di RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Disusun oleh :

ISTIFA AMALIA (14.401.18.029)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PROGRAN STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

JUNI 2021
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Hipoglikemia merupakan suatu kondisi dimana kadar gula dalam darah
mengalami penurunan, kadar gula drah tersebut bisa di periksa melalui tes darah yang
disebut GDS (Gula Darah Sewaktu). Pada bayi baru lahir bila mengalami
hipoglikemia akibatnya bisa berakibat fatal. Penurunan gula darah yang serius dapat
menyebabkan kejang, kerusakan otak, bahkan bisa menyebabkan kematian, tetapi
tidak semua bayi akan mengalami kejadian hipoglikemia.
Populasi yang memiliki resiko tinggi mengalami hipoglikemia yaitu:
a. Diabetes melitus
b. Parenteral nutritions
c. Sepsis
d. Enteral feeding
e. Corticosteroid therapi
f. Bayi dengan ibu diabetik
g. Bayi dengan kecil massa kehamilan
h. Bayi dengan ibu yang ketergantungan pada narkotika
i. Luka bakar
j. Kanker pankreas
k. Penyakit addisons
l. Hiperfungsi kelenjar adrenal
m. Penyakit hati
2. Etiologi
a. Hipoglikemia biasanya terjadi jika seorang bayi pada saat dilahirkan memiliki
cadangan glukosa yang rendah yang disimpan dalam bentuk glikogen
b. Prematuritas
c. Post-maturitas
d. Kelainan fungsi plasenta (ari-ari) selama bayi masih dalam kandungan
e. Peningkatan kadar insulin juga ditemukan pada bayi yang menderita penyakit
hematolotik berat
3. Manifestasi Klinik
Hipoglikemia sebenarnya normal ditemui pada bayi baru lahir, namun biasanya hanya
berlangsung semenara dan kadar gula akan meningkat dengan sendirinya dalan 2-3
jam yang menjadi masalah dan butuh pengawasan adalah ketika hipoglikemia menetap
hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi medis tertentu. namun ada beberapa gejala
umum yang bisa dikenali antara lain bayi terlihat lemas dan tidak mau menyusu,
namun pada kondisi yang parah bayi bisa juga sampai kejang, berhenti bernapas
(apnea) dan bibir serta kukunya menjadi kebiruan atau sianosis.
4. Klasifikasi
a. Transisi dini neonatus, ukuran bayi yang besar ataupun normal yang mengalami
kerusakan sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin
b. Hipoglikemi kalsik sementara, terjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehiingga
mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen
c. Sekunder, sebagai suatu respon stress dari neonatus sehiingga terjadi peningkatan
metabolisme yang memerlukan cadangan glikogen
d. Berulang, disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolisme insulin
terganggu
5. Patofisiologi
Selama dalam kandungannrgi pokok yang digunakan oleh janin adalah glukosa,
asam amino, laktat dan glukosa merupakan 50% dari nergi yang dibutuhkan. Glukosa
ibu masuk melalui plasenta ke janin dngan difusi karena adanya perbedaan konsentrasi
pada ibu dan plasma janin, kadar glukosa plasma janin 70-80% kadar dalam vena ibu.
Untuk mempertahankan euglikemia pada saat lahir tidak ada produksi glukosa oleh
janin manusia, namun produksi glukosa hpar dan glukogenosis sangat enting. Enzim
yang dibutuhkan untuk glikogenesis dan intesis glukogen sudah ada pada hepar jann
seak lama sebelum terjadi akumulasi glikogen.
Pada saat lahir kadar glukosa lasma umbilical 60-80% dari kadar glukosa vena ibu.
Pada bayi aterm yang sehat dan sudah lepas dari ibunya dua jam pertama setelah lahir,
kadar gluosa darahnya tdak ernah dibawah 49mg/dL, pada usia 4-6 jam berkisar antara
45-80mg/dL kadar glukosa dipertahankan segera setelah lahir dengan pemecahana
glikogen hepar karena pengaruh epinefrin dan glukagon, difasilitasi oleh turunnya
kadar insulin.
6. Pathway

Sepsis Hipermetabolism
e
Diabetes mellitus pada orang tua/keluargas Intra uterin
malnutrisi

Pemakaian parental nutrition


Kadar
HIPOGLIKEM
glukosa
IA
Enteral feeding darah
kurang
Pemakaian corticosteroid therapi

Ibu yg memakai/ketergantungan narkoba Disfungsi


pankreas

Kanker pada keluarga

Gangguan Gangguan Potensial komplikasi Daya tahan


metabolism saraf s.e kadar glukosa turun
muskuler otonom plasma yg rendah
seperti, gangguan
Banyak perkembangan otak,
Keterbatasan keringat gangguan fungsi saraf
gerak dan Resiko
otonom, koma
aktivitas infeksi
hipoglikemi
Potensi Ggn
keseimbangan
cairan dan
Potensial
elektrolit
terjadi
hipotermi
7. Komplikasi
Otak berkembang pesat di tahun pertama kehidupan dan karena sebagian besar
glukosa digunakan untuk metabolisme otak, hipoglikemia yang berulang dan terus-
menerus pada bayi dan anak dapat menngganggu perkembangan dan fungsi otak. Pada
fungsi otak yang sedang berkembang glukosa dapat berasal dari membran lipid dan
protein yang sangan penting untuk maturasi otak.
Komplikasi jangka panjang pada hipoglikemia yang berat dan berkepanjangan adalah
retradasi mental, kejang berulang, ataupun keduanya. Komplikasi neorologis yang
permanen didapatkan pada 25-50% pada pasien dengan hipoglikemia berat dan
berulang pada anak usia dibawah 6 bulan.
8. Penatalaksanaan Medis
a. Monitoring
Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM) perlu dimonitor
selama 3 hari pertama :
1) Periksa kadar glukosa saat bayi baru datang yaitu berusia 3 jam
2) Ulangi setiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan glukosa normal
dalam 2 kali pemeriksaan
3) Kadar glukosa <45mg/dl atau gejala positif tangani hipoglikemia
4) Apabila hasil pemeriksaan kadar glukosa sudah baik setelah 3 hari penanganan
maka bayi bisa dipulangkan
b. Penanganan hipoglikemia dengan gejala
1) Konsentrasi glukosa tertinggi untuk infus perifer adalah 12,5% bila lebih dari
12,5% gunakan vena sental
2) Menggunakan GIR yaitu dengan rumus GIR(mg/kg/menit)= kecepatan cairan
(cc/jam) X konsentrasi Dextrose (%)= 6x berat (kg)
c. Kadar glukosa darah <45mg/dl tanpa gejala
1) Teruskan pemberian ASI
2) Pantau kembali apabila terjadi tanda tanda hipoglikemia
3) Periksa kadar glukosa setelah 3 jam atau sebelum minum, apabila
 Kadar <25mg/dl dengan atau tanpa gejala maka tangani dengan
hipoglikemia
 Kadar 25-45mg/dl maka naikkan frekuensi minumnya
 Kadar 45mg/dl mnajemen kadar glukosa normal
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Umumnya hipoglikemia terjadi pada neonatus umur 1-2 jam. Hal ini disebabkan oleh
karena bayi tidak mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih
tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun sedangkan hipoglikemia simtomatik
pada neonatus cenderung terjadi selama 6-12 jam kehidupan.
2. Keluhan Utama
a. Pada neonates tidak spesifik antara lain
Hipoglikemia neonatus simtomatik gejalanya tidak khas yaitu, apati, anoreksia, apnea,
sianosis, pernapasan tidak teratur, kesadaran menurun, tremor, kejang, menangis.
Kebanyakan gejala pertama timbul sesudah 24-48 jam kehidupan
b. Pada bayi/anak
Gejala-gejalanya dapat berupa, sakit kepala, nausea, cemas, lapar, gerakan motorik tidak
terkoordinasi, pucat, penglihatan berkunang-kunang, ataksia, kejang, malas/lemah.
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwaya kesehatan sekarang
Hal-hal yang perlu ditanyakan apakah bayi memiliki riwayat asfiksia, apakah bayi
mengalami hipotermi hipertermi dan gangguan pernapasan, apakah bayi lahir
premature, dan apakah ibu pasien memiliki riwayat DM
b. Riwayat ksehatan yang lalu
Apakah pasien ada riwayat penyakit sepsis, cold injury, asfiksia, leukimia, perdarahan
kelenjar adrenalin, kelainan bawaan multiple, tetanus neanotorum dn penyakit lain
sebagainya
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Identifikasi apakah pada bayi yang lahir dari ibu diabetes 8-25% mengalami hipoglikemia
dan ibu menderita penyakit lain seperti tius abdominalis, malaria, TBC, jantung, hipertensi
dan ginjal
5. Pola Fungsonal Kesehatan
a. Pola nutrisi
Kesulitan ntuk meminum ASI, muntah, terjadi penurunan refleks hisap pada bayi
sehingga bayi kesulitan untuk minum ASI
b. Pola eliminasi
Pola eliminasi di kaji apakah lancar atau tidak, BAK, BAB dikaji
c. Pola itirahat tidur
Apakah anak ada gangguan atau tidak pada pola tidurnya, ata mengalami insomnia
karena bayi akan sering menangis
d. Pola personal hygiene
Pola personal hygyene diperhatikan usahakan personal hygiennya di pertahankan
kebersihannya
e. Pola aktivitas
Pada pola aktivitas biasanya akan menurun karena anak dengan hipoglikemai akan
lemas dan kesadarannya menurun, hal ini akan mempengaruhi aktivitas bayi yng
biasanya aktif mnjadi tidak aktif
6. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : apakah apatis atu koma
TTV : dikaji tanda-tanda vitalnya mulai dari nadi, suhu, pernpasan
Dirimbang mulai dari berat badannya, panjang kepala, lingkar dada dan lingkar lengan
LILA : apabila kurang dari 11 cm menandakan bahwa bayi mengalami malnutrisi,
komplikasi malnutrisi ialah hipoglikeminya.
a. Kepala : tampak simetris atau tidak, ubun-ubun datar atau cekung, tidak tampak cophal
hematoma ataupun caput seccedeneum, tdak tampak mlding, tidak hidrochepalus
b. Wajah : tampak lemas, pucat, gelisah, dan tidak oedem
c. Mata : tampak mata nistagmus, knjungtiva pucat, sklera tidak tampak kuning, pupil
tidak normal
d. Telinga : simetris, tidak terdapat sekret, tidak tampak kelainan
e. Hidung : tampak apnea, nafas cepat irregular, terdapat pernapasan cuping hidung
f. Mulut : tampak parestisia pada bibir, sianosis, mukosa bibir kering, tidak ttampak labio
maupun labiapalato
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, kelenjar tiroid, vena jugularis, tidak
tampak peradangan pada faring
h. Dada : tampak pergerakan dada yang cepat, terdapat tarikan/retraksi dada
i. Abdomen : tampak simetris, tidak membususng, pusat infeksi, tidak tampak perdarahan
pusat, terdapat 2 arteri 1 vena pada tali pusat dan tidak ada kelainan
j. Genetalia : pada perempuan tampak labia mayora yang belum menutupi labia minora
dan pada laki-laki testis belum turun pada skrotum
k. Kulit : warna kulit tampak pucat, tampak lanugo didaerah punggung, tampak verniks
didaerah lipatan
l. Ekstermitas : tampak sianosis, tremor, paristisia pada jari
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar glukosa serum
Diperiksa dengan dextrostix pada saat persalinan dan pada usia ½, 1,2,4,8,12,24,36 dan
48 jam. Pengukuran <45 mg/dL dengan dextristix harus di verifikasi oleh pengukuran
serum glukosa
b. Kadar serum kalsium
Pada saat usia 6, 24 dan 48 jam jika kadar serum kalsium rendah kadar serum
magnesium haru diukur
c. Hematokrit
Pada saat lahir pada pada usia 24 jam
d. Tes lain
Kadar gas darah arteri dan hitungan sel darah lengkap (CBC) kultur dan pewarnaan
gram dilakukan sesuai indikasi klinis.
8. Pemeriksaan neurologis/refleks
a. Refleks morro : positif, terkejut saat ada suara
b. Refleks rooting : postif, membuka mulut jika ada yang menyentuh bibir
c. Refleks sucking : berkurang, kadang negatif pada bayi normal maka akan positif dapat
menghisap puting susu
d. Refleks swallowing : negatif, pada bayi normal maka hasilnya akan positif dapat
menelan
e. Refleks babynsky: positif jari kaki menekuk ke bawah
f. Refleks graft : negatif, pada bayi normal akan menghasilkan positif dapat
menggenggam dengan baik

B. Diagnosa
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Resiko gangguan sirkulasi spontan
3. Resiko defisit nutrisi
4. Resiko ketidakseimbangan cairan
5. Resiko perfusi perifer tidak efektif
6. Pola napas tidak efektif
7. Nyeri akut
C. Intervensi

DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI


HASIL
Ketdidakstabilan Setelah dilakukan asuhan Observasi
kadar glukosa darah keperawatan selama 1x24 jam 1. Identifikasi tanda dan gejala
diharapkan kadar glukosa hipoglikemia
darah berada pada rentang 2. Identifikasi kemungkinan
normal >50mg/dL penyebab hipoglikemia
Dengan kriteria hasil : Terapeutik
1. Mengantuk menurun 1. Berikankar bohidrat
2. Pusing menurun sederhana jika perlu
3. Lelah/lesu menurun 2. Berikan glukagon
4. Keluhan lapar menurun 3. Berikan karbohidrat
5. Kadar glukosa dalam komplek dan protein sesuai
darah membaik diet
4. Pertahankan kepatenan jalan
napas
5. Pertahankan akses IV, jika
perlu
Edukasi
1. Anjurkan membawa
karbohidrat sederhana setiap
hari
2. Anjurkan monitoring kadar
glukosa
3. Anjurkan berdiskusi denan
tim perawatan diabetes
tentang penyesuaian
program pengobatan
4. Jelaskan interaksi antara
diet, insulin/agen oral
5. Ajarkan pengelolaan
hipoglikemia (tanda gejala)
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
dekstrosa, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian
glukagon, jika perlu
Setelah dilakukan tindakan Observasi
1. Monitor aritmia
keperawatan 1x24 jam
2. Monitor elektrolit yang
diharapkan kemampuan dapat meningkatkan risiko
aritmia
untuk mempertahankan
3. Monitoring saturasi oksigen
sirkulasi yang adekuat untuk Terapeutik
1. Pertahankan tirah baring
menunjang kehiduppan
minimal 12 jam
dengan kriteria hasil : 2. Pasang akses intravena
3. Sediakan lingkungan yang
1. Frekuensi nadi menurun
kondusif untuk beristirahat
2. Frekuensi napas dari pemulihan
Edukasi
menurun
1. Jelaskan tindakan yang
dijalani pasien
2. Ajarkan tekhnik
menurunkan kecemasan dan
ketakutan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pencegahan
trombus dengan
antikoagulan
Resiko Setelah dilakukan tindakan Observasi
1. Monitoring status hidrasi
ketidakseimbangan keperawatan 1x24 jam
2. Monitoring berat badan
cairan diharapkan 3. Monitoring berat badan
sebelum dan setelah dialisis
4. Monitoring hasil
pemeriksaan laboratorik
Terapeutik
1. Catat intake-outputdan
hitung balance cairan 24 jam
2. Berikan asupan cairan
3. Berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
dieuretik, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai