Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUANAN

A. Latar Belakang
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah. Terdapat
teknik baru untuk menguji keadaan hipoglikemi, seperti menggunakan
penganalisa oksidase glukosa atau optical bedside glucose analyzer (mis
One Touch). Teknik ini lebih bermakna untuk tujuan skrining diruang rawat
karena interpretasi warna terkadang tidak subjektif. Pada praktik klinik, bayi
dengankadar glukosa kurang dari 40 mg/dL memerlukan intervensi. Juga untuk
menilai glukosa plasma< 20 hinggas 25 mg/dL harus diterapi dengan pemberian
glukosa per parenteral tanpa mempertimbangkan usia atau masa gestasi.
Munculnya gejala dan kadar glukosa sangat bervariasi pada setiap bayi. Gejala
biasanya muncul bila kadar glukosa < 40 mg/dL dan tampak antara 24 dan 72 jam
setelah kelahiran dan dalam 6 jam setelah suatu kelahiran bayi mengalami stres
berat. Saat bayi berusia 72 jam, pencapaian kadar glukosa sebanyak 45mg/dl atau
lebih adalah hasil yang diharapkan tanpa mempetimbangkan berat badan, usia
gestasi atau faktor perdisposisi lainnya. Manifestasi klinis sangat beragam yaitu
mencakup gemetar atau kejang, iritabilitas, letargi atau hipotonia, pernapasan
tidak teratur, apnea, sianosis, pucat, menolak untuk mengisap atau kurang minum
ASI, menangis dengan suara melengking atau melemah, hipertemia, diaporesis
atau aktivitas kejang neonatus. Jika bayi hipoglikemia dibiarkan tidak mendapat
terapi dapat menyebabkan kerusakan otak retardasi mental.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari hipoglikemia!
2. Apa etiologi dari hipoglikemia?
3. Bagaimana patofisiologi dari hipoglikemia!
4. Bagaimana diagnosa dari hipoglikemia?
5. Bagaimana diagnosa banding dari hipoglikemia?
6. Bagaimana gejala dari hipoglikemia?
7. Bagaimana Penatalaksanaan bagi bayi jika terkena hipoglikemia?
8. Apa penyebab hipogikemia pada bayi ?
9. Bagaimana pencegahan hipoglikemia ?
10. Bagaimana penanganan terkini hipoglikemia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hipoglikemia.
2. SUntuk mengetahui etiologi hipoglikemia.
3. Untuk mengetahui patofisiologi hipoglikrmia.
4. Untuk mengetahui diagnosa hipoglikemia.
5. Untuk mengetahui diagnosa banding hipoglikemia.
6. Untuk mengetahui gejala hipoglikemia.

1
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada bayi yang hipoglikemia.
8. Untuk mengetahui penyebab hipoglikemia pada bayi.
9. Untuk mengetahui pencegahan hipoglikemia.
10. Untuk mengetahui penanganan terkini hipoglikemia.

D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu agar pembaca dapat
mengetahui tentang hipoglikemiayang terjadi pada neonatus, bayi, dan anak,
khususnya mengenai pengertian, frekuensi penderita,etiologi, manifestasi klinik,
pengobatan, dan pragnosis dari hipoglikemia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau
kondisi ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Keadaan ini dapat
didefinisikan sebagai kadar glukosa di bawah 40 mg/dL setelah kelahiran berlaku
untuk seluruh bayi baru lahir atau pembacaan stripreagen oxidasi glukosa di
bawah 45 mg/dL yang dikonfirmasi dengan uji glukose darah.Kondisi
Hipoglikemi ini lebih berbahaya daripada Hiperglikemi (kebalikan dari Hipo,
kadar guladarahnya diatas normal). Saat Hipoglikemi oksigen yang sampai ke
otak bisa sangat kurang. Kekurangan oksigen di otak, fatalnya bisa menyebabkan
“ Koma”. Selain itu keadaan minim oksigen ini kalau sering terjadi bisa
meninbulkan menurunnya daya ingat bahkan menjadi “Idiot’.
  Hipoglikemia bisa disebabkan oleh: Pelepasan insulin yang berlebihan oleh
pankreas; Dosisinsulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan
kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya; kelainan pada
kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal.Hipoglikemia adalah masalah serius pada bayi baru
slahir, karena dapat menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksia otak.
Bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan
saraf pusat bahkan sampai kematian. Dalam keadaan normal, tubuh mempertaankan
kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Pada diabetes, kadar gula darah terlalu tinggi; pada
hipoglikemia, kadar gula darah terlalu rendah.Kadar gula darah yang terlalu rendah
menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi. Otak merupakan organ
yang sangat peka terhadap kadar gula darah yang rendah karena glukosa merupakan sumber
energi otak yang utama. Otak memberikan respon terhadap kadar gula darah yang rendah dan
melalui sistem saraf, merangsang kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin ( adrenalin ). Hal ini
akan merangsang hati untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah tetap terjaga. Jika
kadarnya menurun, maka akan menjadi gangguan fungsi otak.
B. Etiologi
Hipoglikemia biasa terjadi jika seorang bayi pada saat dilahirkan memiliki
cadangan glukosa yang rendah (yang disimpan dalam bentuk glikogen).Penyebab
lainnya adalah Prematuritas, Post-maturitas, dan Kelainan fungsi plasenta (ari-
ari)selama berada didalam kandungan.Hipoglikemia juga bisa terjadi pada bayi
yang memiliki kadar insulin yang tinggi. Bayi yang ibunya menderita diabetes
seringkali memiliki kadar insulin yang tinggi karena ibunya memilikikadar gula
darah yang tinggi, sejumlah besar darah gula ini melewati plasenta dan sampai
ke janin selama masa kehamilan. Akibatnya, janin menghasilkan sejumlah besar
insulin.Peningkatan kadar insulin juga ditemukan pada bayi yang menderita
penyakit hemolitik berat.Kadar Insulin yan tinggi menyebabkan kadar gula darah
menurun dengan cepat pada jam-jam pertama kehidupan bayi setelah dilahirkan ,
dimana aliran gula dari plasenta secara tiba-tiba terhenti. Hipoglikemia dapat
disebabkan oleh berbagai kelainan mekanisme kontrol pada metabolism glukose,

3
antara lain : inborn erors of metabolism, perubahan keseimbangan endokrin
dan pengaruh obat-obatan maupun toksin.
Berikut ini adalah penyebab hipoglikemia pada anak:
a. Hiperinsulinisme :
1. Tumor sel beta
2. Adenomatosis sel beta
3. Nesidioblastosis
4. Hiperplasia sel beta
b. Defisiensi enzim hati : 
1. Glukose 6 fosfatase
2. Amilo 1 - 6 glukosidase
3. Sistem fosforilase
4. Sintetase untuk glikogen
5. Fruktose 1 fosfat aldolase
6. Fruktose 1 - 6 difosfatase
7. Piruvat karboksilase
8. Defisiensi fosfoenolpiruvat karboksikinase
9. zGalaktose 1 fosfat uridil transferase
10. Branched chain amino acid abnormalities
c. Defisiensi endokrin:
1. Kelenjar hipofisea.
a. Defisiensi hormon pertumbuhan (GH) 
b. Defisiensi ACTH
c. Panhipopituitarisme hipoinsulinisme hiperinsulinisme
2. Kelenjar adrenalina.
a. Penyakit Addison
b. Hipoplasia adrenal bawaan
c. Hiperplasia adrenal bawaand.
d. Defisiensi familial glukokortikoide.
e. Adrenal medullary unresponsiveness
3. Defisiensi glukagonD. Hipoglikemia ketosisE. Obat dan toksin1. Etil
alcohol
d. Hipoglikemia kitosis
e. Obat dan toksin
1. Etil alcohol
2. Salisilat
3. Sulfonilurea
4. Propanolol
5. Jamaican vomiting sickness
f. Lain-lain
1. Kerusakan hatia.
a. Reye syndrome
b. Leukemia
2. Malabsorpsi
3. Renal glucosuria

4
4. Malnutrisi, kwashiorkor, diet rendah fenilalanin
5. Neoplasma di luar pancreas
Hipoglikemia pada neonatus bisa disebabkan oleh penyebab-penyebab di
atas, namun bila shipoglikemia neonatus tadi berulang/menetap, dapat dipikirkan
penyebab sebagai berikut:
a. Hormon Excess-hyperinsulinsm1. 
1. Exomphalos, macroglossia, gigantism syndrome of Beckwith Wiedemann
2. "Infant giants"
3. Kelainan patologik sel beta :
a) Adenoma
b) Nesidioblastosisc.
c) Hiperplasiad.
d) Leucine or other amino acid sensitivity
b. Defisiensi hormonal Aplasia atau hipoplasia kelenjar hipofise dengan
defisiensi hormon multiple
c. Defek metabolisme karbohidrat heriditer
1. Glycogen storage disease, Type I
2. Intolerans fructose
3. Galaktosemia
4. Defisiensi sintetase glikogen
5. Defisiensi fruktose 1 - 6 difosfatase
d. Defek metabolisme asam amino herediter
1. syrup urine disease
2. Asidemia metilmalonik
3. Asidemia propionic
4. Tirosinosi
Hipoglikemia neonatus dapat disebabkan oleh penyakit/kelainan penyerta,
seperti:
1. Patologik susunan saraf pusat (defek bawaan, infeksi intra uterin
2. atau perinatal, perdarahan atau kernikterus)
3. Sepsis
4. Hydrops fetalis
5. Kelainan jantung bawaan
6. Asfiksia
7. Anoksia
8. Perdarahan kelenjar adrenalin
9. Hipotiroidismc
10. Kelainan bawaan multiple
11. Tetanus neonatorum
12. Cold injury
13. Pasca transfusi tukar
14. Obat-obat yang diberikan kepada ibu
15. Penghentian tiba-tiba pemberian glukose hipertonik parenteral

5
C. Patofisiologi
a. Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa
rendah.
b. Pada ibu DM terjadi tranfer glukosa yang berlebihan pada janin
sehingga respon insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir di mana
jalur plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan
respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism) sehingga terjadi
hipoglikemi.
c. Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dpat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf
pusat bahkan sampai kematian.
d. Kejadian hipoglikemi lenbih sering didapat pada bayi dari ibu dengan
diabetes melitus.
e. Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup
selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir
f. Setiap stres yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada
karena meningkatakan penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada
asfiksia, hiportermi, hipertermi, gangguan pernapasan.

D. Diagnosa
Anamnesis :
a. Riwayat bayi menderita asfiksia, hipotermi, hipertermi, ganggaun
pernapasan.
b. Riwayat bayi premature
c. Riwayat bayi Besar untuk Masa Kehamilan (BMK)
d. Riwayat bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
e. Riwayat bayi dengan ibu Diabetes Mellitus
f. Riwayat bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan
g. Bayi yang beresiko terkena hipoglikemia
 Bayi dari ibu diabetes (IDM)
 Bayi yang besar untuk masa kehamilan (LGA)
 Bayi yang kecil untuk masa kehamilan (SGA)
 Bayi prematur dan lewat bulan
 Bayi sakit atau stress (RDS, hipotermia)
 Bayi puasa
 Bayi dengan polisitemia
 Bayi dengan eritroblastosis
 Obat-obat yang dikonsumsi ibu, misalnya sterorid, beta-
simpatomimetik dan beta blocker.

6
E. Diagnosa Banding
Insufisiensi adrenal, kelainan jantung, gagal ginjal, penyakit SSP, sepsis,
asfiksia, abnormalitas metabolik (hipokalsemia, hiponatremia, hipernatremia,
hipomagnesemia, defisiensi piridoksin).
F. Gejala Klinis
Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai
50mg/dL.Gejala nya antara lain:
a. Jitteriness
b. Sianosis
c. Kejang atau tremor
d. Letargi dan menyusui yang buruk
e. Apnea
f. Tangisan yang lemah atau bernada tinggi
g. Hipotermia
h. RDS

G. Penatalaksanaan bagi Bayi.


a. Monitor
Pada bayi yang beresiko (BBLR,BMK, bayi dengan ibu DM) perlu
dimonitor dalam 3 hari pertama:
 Periksa kadar glukosa saat bayi datang/umur 3 jam
 Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan glukosa
normal dalam 2 kali pemeriksaan
 Kadar glukosa ≤45 mg/dl atau gejala positif tangani hipoglikemia
 Pemeriksaan kadar glukosa baik, pulangkan setelah 3 hari
penanganan hipoglikemia selesai
b. Penanganan hipoglikemia dengan gejala :
 Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan kecepatan 1 ml/menit
 Pasang jalur iv D10 sesuai kebutuhan (kebutuhan infus glukosa 6-8
mg/kg/menit).Contoh : BB 3 kg, kebutuhan glukosa 3 kg x 6
mg/kg/mnt = 18 mg/mnt = 25920 mg/hari.Bila dipakai D 10% artinya
10 g/100cc, bila perlu 25920 mg/hari atau 25,9 g/hari berarti perlu
25,9 g/ 10 g x 100 cc= 259 cc D 10% /hari
c. Kadar glukosa darah < 45 mg/dl tanpa gejala :
 ASI teruskan
 Pantau, bila ada gejala manajemen seperti diatas
 Periksa kadar glukosa tiap 3 jam atau sebelum minum, bila :
o Kadar < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala tangani hipoglikemi
o Kadar 25-45 mg/dl naikkan frekwensi minum
o Kadar ≥ 45 mg/dl manajemen sebagai kadar glukosa normal
d. Kadar glukosa normal
 IV teruskan
 Periksa kadar glukosa tiap 12 jam

7
 Bila kadar glukosa turun, atasi seperti diatas
 Bila bayi sudah tidak mendapat IV, periksa kadar glukosa tiap 12
jam, bila 2 kali pemeriksaan dalam batas normal, pengukuran
dihentikan.
e. Persisten hipoglikemia (hipoglikemia lebih dari 7 hari)
 konsultasi endokrin
 terapi : kortikosteroid hidrokortison 5 mg/kg/hari 2 x/hari iv atau
prednison 2 mg/kg/hari per oral, mencari kausa hipoglikemia lebih
dalam.
 bila masih hipoglikemia dapat ditambahkan obat lain : somatostatin,
glukagon,diazoxide, human growth hormon, pembedahan. (jarang
dilakukan)

H. Penyebab hipoglikemia pada bayi


Hipoglikemia neonatal dapat disebabkan oleh kondisi:
 Menurunya kadar glukosa dalam aliran darah.
 Tubuh mencegah atau mengurangi penyimpanan glukosa.
 Tubuh menggunakan glikogen (glukosa yang tersimpan di hati).
 Penggunaan glukosa oleh tubuh terhambat.
Beberapa kondisi berbeda mungkin yang diduga terkait dengan
neonatal hipoglikemia, termasuk yang berikut ini:
o Kekurangan asupan nutrisi pada ibu hamil
o Kelebihan insulin yang diproduksi pada bayi dari ibu dengan
diabetes.
o Penyakit hemolitik berat pada bayi baru lahir (ketidakcocokan tipe
darah ibu dan bayi).
o Cacat lahir dan penyakit metabolisme bawaan.
o Asfiksia lahir.
o Penyakit hati.
o Kondisi yang terlalu dingin.
o Infeksi.

I. Pencegahan hipoglikemia pada bayi


Bergantung pada penyebabnya, maka jenis pencegahan pun akan berbeda.
Pada bayi prematur atau belum bisa minum dalam jumlah cukup, pencegahan
dilakukan dengan pemberian cairan infus yang mengandung dextrosa di rumah
sakit. Pada kasus infeksi, penanganan infeksi yang tepat akan mencegah
terjadinya hipoglikemia. Pada kelainan metabolik atau hormonal, penanganan
yang cepat dan tepat akan mencegah terjadinya hipoglikemia. Jadi, untuk setiap
jenis penyebab, pencegahan dan penanganannya bervariasi.
Cara terbaik untuk mencegah kadar gula darah rendah adalah dengan
memberi susu kepada bayi. Bagaimanapun,antara susu formula dan ASI
( khususnya kolostrum pada hari-hari awal) tidaklah sebanding, dan kolostrum

8
jauh lebih baik untuk mencegah dan mengetasi kadar gula darah rendah dari pada
formula. Sedikit kolostrum mampu menjaga kadar gula darah lebih baik daripada
formula dalam jumlah banyak. 1, 2, 3 membiarkan bayi kontak kulit dengan
ibunya segera setelah lahir dapat menjaga kadar gula darah bayi lebih tinggi
daripada bila ia dipisahakan dari ibunya.
 Pencegahan pada ibu
 Ibu diabetes, khususnya tpe 1 (ketergantungan insulin, usia muda), adalah
resiko tinggi bagi bayi. Hali ini disebabkan karena saat persalinan kadar
insulin yang tinggi pada bayi (sebagai akibat dari tereksposnya bayi
dengan kadar gula tinggi selama kehamilan) tidak hanya menurunkan
kadar gula darahnya, namun juga menghalangi tubuhnya membentuk
badan keton, asam laktat, dan asaam lemak bebas. Untuk itu bayi perlu
dipantau dan mungkin memerlukan infus untuk mempertahankan kadar
gula darahnya.
 Kontrol yang baik terhadap diabetes selama kehamilan dapat membantu 
mencegah kadar gula darah rendah.
 Kontrol yang baik terhadap diabetes selama proses persalinan dan
kelahiran juga penting.
 Infus intravena cairan mengandung glukosa (biasanya) diberikan kepada
ibu secara cepat, harus dihindari. Bila toleransi glukosa ibu (kemampuan
ibu untuk menerima glukosa) terganggu, banyak glukosa yang diberikan
padanya dapat meningkatkan gula darahnya dan memicu respon serupa
pada bayinya, yang juga meningkatkan sekresi insulin bayinya.
 Yang terbaik adalah meletakkan bayi dengan kontak kulit kepada ibunya
segera setelah kelahiran. Seperti yang telah disebutkan diatas dan paa
lampiran informasi “Pentingnya kontk kulit/The Importance of skin to
skin Contact”, bayi mempertahankan gula darahnya lebih baik saat kontak
kulit dengan ibunya. Bayi dikeringkan tapi tidak di mandikan, sebelum
dilakukan kontak kulit dengan ibunya. Bahkan jika ibu menjalani opersi
caesar, meletakkan bayi kontak kulit pada ibunya adalaah memungkinkan
dan diperlukan.
 Bayi harus didorong untuk menyusu segera setelah kelahirannya. Kontak 
kulit antara ibu dan bayi sangat membantu karena bayi dapat melakukan
pelekatan sendiri. Pelekatan yang baik juga membantu, agar bayi
mendapatkan kolostrum. Tekanan pada payudara saat menyusui membuat
bayi mendapatkan kolostrum.

J. Penanganan terkini

Bila ada kekhawatiran gula darah bayi merosot terlalu cepat, atau terlalu
rendah dan menyusui yang benar sepertinya tidak menyelesaikan masalah, bayi
seharusnya mendapatakan infus intravena yang berisi glukosa daripada di berikan
susu formula. Bayi serng kali memuntahkan susu formula pada hari-hari pertama
karena minum terlalu banyak susu formula. Bila benar-benar ada kekhawatiran,
mengonsumsi susu formula melalui mulut tidak menjamin gula darah meningkat.

9
Setiap unit postpartum harusnya memiliki persediaan ASI. Persediaan ASI
sebagai suplemen lebih baik daripada susu formula, jika suplementasi benar-benar
dibutuhkan. Bahkan jika bayi membutuhkan penanganan karena gula darah
rendah, sangat jarang ada alasan untuk tidak terus menyusu. Bayi tetap dapat
disusui secara langsung walaupun ia sedang diinfus. Bayi bisa mendapatkan
suplemen ( lebih baik kolostrum yang telah diperah sebelumnya atau ASI perah )
walaupun ia sedang disusui.

10
BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau
kondisi ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Frekuensi
hipoglikemia pada bayi/anak belum diketahui pasti. Di Amerika dilaporkan
sekitar14000 bayi menderita hipoglikemia. Gutberlet dan Cornblath melaporkan
frekuensi hipoglikemia4,4 per 1000 kelahiran hidup dan 15,5 per 1000 BBI:R.
Hanya 200-240 penderita hipoglikemia persisten maupun intermitten setiap
tahunnya yang masuk rumah sakit. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berbagai
kelainan mekanisme kontrol pada metabolismeglukose, antara lain : inborn erors
of metabolism, perubahan keseimbangan endokrin dan pengaruh obat-
obatan maupun toksin. Hipoglikemia simtomatik pada neonatus cenderung terjadi
selama 6-12 jam kehidupan. Sering menyertai penyakit-penyakit seperti : distress
perinatal, terlambat pemberian minum dan bayi dari ibu DM.
Pada bayi/anak, gejala-gejala hipoglikemia dapat berupa: sakit kepala,
nausea, cemas, lapar,gerakan motorik tidak terkoordinasi, pucat, penglihatan
b'erkunang-kunang, ketidakpedulian,cengeng, ataksia, strabismus,
kejang,malas/lemah, tidak ada perhatian dan gangguan tingkah laku.Hipoglikemia
bisa disertai atau tidak dengan banyak keringat dan takhikardi.Hipoglikemia
asimptomatik yang terjadi pada neonatus, jika pemeriksaan uji dextrostix
menunjukkan kadar gula darah rendah, harus dikuatkan oleh pemeriksaan
laboratorik.Hipoglikemia simptomatik yang terjadi pada neonatus, bila klinik dan
uji dextrostix menunjukkan hipoglikemia, keadaan ini harus dikuatkan oleh
pemeriksaan laboratorik. Infus glukose harussegera dimulai (glukose peroral
bukan merupakan pengan adekuat untuk hipoglikemia simptomatik). Glukagon
bisa diberikan selama terpasang infus glukose.Sejumlah kasus (1-12%) yang
gejala kliniknya menetap/berulang meskipun sudah diberikanglukose IV 12-16
mg/kgBB/menit, maka harus dipikirkan penyebab primemya. Diambil darah 5-10
cc sebelum dan sesudah pemberian glukagon (30 mikrogram/kgBB IV/IM/IC
tidak lebih dari.1 mg).
Makan makanan hidrat arang yang sering telang digunakan dengan hasil
bervariasi. Sekarangtelang digunakan pengobatan dengan pemberian makanan
melalui naso gastric drips.
Hipoglikemi Akietosis :Pengobatan dasar dan penyakit ini terdiri atas
tindakan sederhanamenghindari puasa lebih dari 1 jam dan hindari penyebab-
penyebab muntah.Dalam keadaan serangan hipoglikemia diberikan segera 1-2 ml
glukose 50%/kgBB IV, dilanjtkandengan infuse glukose 10%. Diet tinggi protein
tinggi hidrat arang dengan pemberian 4-5kali/hari.

11
Jika tidak diobati, Hipoglikemia yang berat dan berkepanjangan dapat
menyebabkan kematian pada setiap golongan umur. Pada neonatus prognosis
tergantung dari berat, lama, adanya gejala-gejala klinik dan
kelainan patologik yang menyertainya, demikian pula etiologi, diagnosis dini dan
pengobatan yanga dekuat.
B. Saran
Diperlukan suatu pemahaman yang baik agar tidak salah dalam memahami
tentang pengertian,frekuensi penderita, etiologi, manifestasi klinik, pengobatan
dan pragnosis dari hipoglikemia

12
DAFTAR PUSTAKA

http://chantiqueen-home.blogspot.com/2011/10/hipoglikemia.html. 20 Juni 2019


 http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/07/hipoglikemia-pada-bayi- baru-
lahir.html. 20 Juni 2019

13

Anda mungkin juga menyukai