Diabetes Melitus Gestasional (DMG) merupakan suatu keadaan ketika kadar gula dalam darah
tidak normal akibat sel beta pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk mengontrol
gula darah yang aman bagi si ibu dan bayi yang dikandungnya. Diabetes melitus pada kehamilan
biasanya terjadi pada usia kehamilan trimester dua dan tiga.
Pada bayi baru lahir keseimbangan atau mempertahankan kadar glukosa adarah adalah hal yang
utama yaitu kadar glukosa harus dipertahankan antara 75-100 mg/dl sebagai substrar yang adekuat
bagi otak. Kadar glukoasa yang rendah akan menyebabkan eksitoksik asam amino sehingga akan
memperluas infark. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berkurangnya kadar glukosa karena
pelepasan katekolamin atau hiperinsulinisme yang sering dijumpai pada bayi yang menderita
asfiksia.
Umumnya hipoglikemia terjadi pada neonates berumur 1-2 jam. Hal ini disebakan oleh karena bayi
tidak lagi mendapatkan glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan kadar
glukosa darah yang menurun
Hipoglikemia merupakan suatu kelainan metabolik dan endokrin yang sering terjadi pada bayi dan
anak yang berakibat kerusakan otak yang menetap. Hipoglikemia menyebabkan suplai glukosa
yang rendah ke alat-alat organ vital khususnya otak. Hipoglikemia yang berulang dan menetap
menyebabkan kerusakan otak dan kematian. Hipoglikemia adalah kadar gula plasma kurang dari
2,6 mmol/L (< 47 mg/dl). Untuk neonatus aterm berusia kurang dari 72 jam dipakai batas kadar
gula plasma 35 mg/dL. Sedangkan untuk neonatus prematur dan KMK yang berusia kurang dari 1
minggu, disebut hipoglikemia bila kadar gula darah plasma kurang dari 25 mg/dl.
Hiperinsulinemia pada neonatus umumnya menyebabkan hipoglikemia yang berulang dan berat
pada awal kehidupan. Bentuk ini berhubungan dengan riwayat ibu dengan DM, IUGR, asfiksia
perinatal, eritroblastosis fetalis, sindrom Beckwith-Wiedemann, penggunaan obat-obatan
(misalnya sulfonilurea) pada ibu atau setelah infus glukosa pada ibu selama persalinan. Bayi dari
ibu diabetes menunjukkan makrosomia dan organomegali karena hiperinsulinemia fetal. Keadaan
ini merupakan bentuk yang paling sering ditemukan dalam kelompok hipoglikemia karena
hiperinsulinemia sementara. Pada umumnya, bayi-bayi ini cenderung gelisah karena hipoglikemia,
namun dapat pula menunjukkan gejala hipotonia, letargi dan malas minum yang disebabkan oleh
hipokalsemia.
Terdapat berbagai adaptasi terhadap kehidupan diluar uterus dan homeostasis glukosa. Dalam
keadaan normal kadar gula darah bayi lebih rendah daripada anak-anak. Kadar gula darah janin
sebesar 70% kadar gula darah ibu. Pada waktu bayi baru lahir masukan gula dari ibu berhenti secara
mendadak sehingga homeostasis pasca lahir dipertahankan dengan peningkatan glukagon 3-5 kali
lipat, penurunan kadar insulin dan tidak segera meningkat setelah makan, peningkatan katekolamin,
peningkatan GH, peningkatan FFA (Free Fatty Acid) dan badan keton, terjadi maturasi enzim
glukoneogenik, dan pelepasan gula darah dari simpanan glikogen (biasanya cukup untuk bayi
normal bisa bertahan puasa selama 4 jam). Anak-anak yang lebih kecil memiliki ketersediaan
glikogen yang terbatas, yang bertahan kira-kira 12 jam setelah masukan gula yang kurang, dan
selanjutnya akan dipertahankan dengan adanya glukoneogenesis. Selama puasa, tejadi
pembentukkan ketosis dan ketonuri yang cepat, hasil metabolisme lemak.
Menurut Iswanto (2012), terdapat 4 kelompok besar bayi neonatal yang seacra patofisiologik
mempunyai resiko tinggi mengalami hipoglikemia yaitu :
1) Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes melitus atau menderita diabetes selama
kehamilan dan bayi yang menderita penyakit eritroblastosis fetalis berat, bayi demikian
cenderung menderita hyperinsulinemia
2) Bayi dengan badan lahir rendah yang mungkin mengalami malnutrisi intrauterine, yang
mengakibatkan cadangan glikogen hati dan lemak tubuh total menurun.
3) Bayi yang sangat imatur (kecil) atau sedang sakit berat dapat menderita hipoglikemia karena
meningkatnya kebutuhan metabolism yang melebihi cadangan kalori.
4) Pada bayi yang menderita kelainan genetic atau gangguan metabolism primer (jarang terjadi)
seperti galaktosemia, penyakit penyimapnan glikogen, intoleransi fruktosa dll
Pada HMD terjadi difisiensi surfaktan terjadi gangguan penurunan tegangan permukaan
alveolus alveolus kolaps hipoksia (oksigenasi jaringan menurun) terjadi metabolism
anaerobic menghasilkan timbunan asam laktat terjadi asidosi metabolic pada bayi &
penurunan curah jantung
Akibat lain adalah kerusakan endotel kapiler & epitel ductus alveolus terjadinya transudasi ke
dalam alveoli terbentuk fibrin fibrin &jaringan nekrotik membentuk suatu lapisan yang
disebut membrane hialin yang melapisi alveoli menghambat pertukaran gas paru tidak
dapat mengeluarkan karbon dioksida (CO2) terjadi asidosis respiratorik
11. Bagimana Alur diagnosis pada scenario ?
13. Apa saja factor resiko dan etiologi yang menyebabkan terjadinya kasus pada scenario
NEONATUS RISIKO TINGGI
o Pengertian
Bayi yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami kematian atau menjadi
sakit berat dalam masa neonatal
o Kategori Neonatus Risiko Tinggi :
a) Kelahiran < 37 minggu atau > 42 minggu
b) BBL < 2500 gram atau > 4000 gram
c) BBLR d) Riwayat penyakit neonatal yang parah
d) Apgar Score : 0 – 4
System kardiovaskuler
Metabolism
ketika bayi sudah mendapatkan makanan faeces bayi berubah menjadi kuning kecoklatan,
mekonium yang dikeluarkan menandakan anus yang berfungsi sedangkan faeces yang berubah
warna menandakan seluruh saluran gastrointestinal berfungsi.
Kapasitas lambung bayi baru lahir sekitar 15-30 ml dan meningkat dengan cepat pada minggu
pertama kehidupan. Pengosongan lambung pada bayi baru lahir sekitar 2,5 – 3 jam
System saraf
sistem syaraf belum matang secara anatomi dan fisiologi. Hal ini mengakibatkan kontrol yang
minim oleh kortex serebri terhadap sebagian besar batang otak dan aktivitas refleks tulang belakang
pada bulan pertama kehidupan walaupun sudah terjadi interaksi social
Refleks tersebut antara lain :
a. Reflek Morro
Reflek dimana bayi akan mengembangkan tangan lebar-lebar dan melebarkan jari-jari lalu
mengembalikan dengan tarikan yang cepat seakan-akan memeluk seseorang.
b. Reflek Rooting
Reflek ini timbul karena adanya stimulasi taktil pada pipi dan daerah mulut, bayi akan memutar
kepala seakan – akan mencari puting susu. Reflek Rooting ini berkaitan erat dengan reflek
menghisap dan dapat dilihat jika pipi atau sudut mulut dengan pelan disentuh bayi, akan
menengok secara spontan kearah sentuhan, mulutnya akan terbuka dan mulai menghisap.
Reflek ini biasanya menghilang pada usia 7 bulan.
c. Reflek Sucking
Reflek ini timbul bersama dengan reflek rooting untuk menghisap puting susu dan menelan
ASI.
d. Reflek Batuk dan Bersin
Reflek ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernafasan.
e. Reflek Graps
Refleks yang timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi maka bayi akan menutup
telapak tangannya. Respon yang sama dapat diperoleh ketika telapak kaki digores dekat ujung
jari kaki, menyebabkan jari kaki menekuk.
17. Pentingnya kecukupan gizi pada pertumbuhan dan perkembangan neonatus ?
Beri vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir. Lakukan
:
- Bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberikan Vitamin K per oral 1 mg/ hari
selama 3 hari
- Bayi risiko tinggi diberi vitamin K parenteral dosis 0,5 – 1 mg IM
18. Klasifikasi Berat Badan dan Usia Kehamilan ?