Anda di halaman 1dari 2

Tentang Kuttab Alfatih adalah:

1. Kurikulum di Kuttab menjadikan Iman adalah pondasi utama pendidikan, baru


setelah itu Al Quran, sehingga untuk target hafalan Al-Quran hanya 7 juz dalam
7 tahun. Walaupun pada kenyataannya ada saja santri yang bisa selesai 30 juz
dalam 7 tahun tsb, namun bagi Kuttab itu bukanlah hasil dari sistem dan
kurikulum di Kuttab, melainkan keberhasilan orang tuanya. Di Kuttab pun akan
banyak sekali hafalan, karena prinsip ilmu adalah dihafal, seperti apa yang
ditulis Ibnu Jauzi rahimahullah dalam kitabnya Anjuran untuk Menghafal
Ilmu.

2. Tak ada kebangkitan peradaban kecuali kita mendudukan ahli ilmu pada
posisinya. Prinsip ini adalah prinsip penting yang dipegang oleh Kuttab Alfatih.
Ini nampaknya bertolak belakang dengan realita saat ini. Di mana terkadang
guru (ahli ilmu) sudah kehilangan izzahnya dihadapan murid dan wali murid.
Ada saja berita guru yang dilaporkan polisi karena mencubit muridnya,
mencukur muridnya, dll. Di Kuttab, guru harus berada pada posisinya, maka di
Kuttab santri tidak akan duduk di bangku seperti sekolah kebanyakan, tapi
mereka akan duduk di bawah sedangkan ustadz atau ustadzahnya lah yang
duduk di atas. Wali santri pun dilarang untuk protes atau memberi masukan
tentang sekolah melalui para guru. Betapa lelahnya para guru, pagi hingga siang
mereka mendidik santri, siang hingga sore mereka yang mengikuti pendidikan,
ditambah pula harus menerima komplain dari wali santri. Maka di Kuttab,
segala komplain, masukan, dst hanya boleh disampaikan kepada kepala sekolah
dan pengurus yayasan. Selain itu, selama 5 bulan awal wali santri dilarang
menyampaikan protes apapun.Jika ada yang tidak sreg, tidak suka, dll, tahanlah
di 5 bulan awal ini.

3. Tak ada konsep bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Bermain
adalah bermain, belajar ya belajar. Semua ada waktunya. Maka dari itu jangan
berharap di Kuttab ada jungkat jungkit, perosotan, dll. Tak akan ada pula tepuk-
tepuk atau musik. Tentu pada awalnya anak mungkin akan sangat jenuh, di
sinilah peran orang tua untuk terus memberi semangat.
4. Pendidikan di Kuttab adalah kerjasama anatara semua pihak yang berhubungan
dengan santri. Bukan hanya sekolah, tapi juga orang tua, bahkan orang-orang
yang terlibat dalam kehidupan santri seperti khadimat dan supir. Maka di
Kuttab ada pengajian bulanan untuk orang tua yang sifatnya wajib, bukan
sunnah muakkad atau fardu kifayah, bahkan ada juga pengajian untuk khadimat
dan supir.

5. Pelajaran-pelajaran seperti matematika, ipa, ips di Kuttab dikenal sebagai


tempelan. Jika di sekolah umum biasanya akan belajar ilmu-ilmu tsb terlebih
dahulu lalu jika ada ayat dan hadits yang sesuai, baru ditempelkan, sedangkan
di Kuttab adalah kebalikannya. Apa yang AL-Quran atau hadits sebutkan dulu
itulah yang dipelajari, jika ada penelitian yang sesuai, maka penelitian itulah
yang ditempel.

6. Di Kuttab tidak ada ijazah resmi, yang ada adalah ijazah paket A, yang mungkin
kesannya untuk kaum dhuafa, untuk yang putus sekolah, dll. Maka jika ingin
ijazah formal, bukan di Kuttab tempatnya.

7. Jangan membayangkan anak kita keluar Kuttab akan ndeso, gaptek, atau kudet.
InsyaAllah anak-anak akan cemerlang. Kuttab tidak berdiri sendiri, karena
Kuttab memiliki jaringan yang akan memfasilitasi anak-anak untuk memiliki
skill yang dibutuhkan, apakah di bidang perniagaan, pertaniaan, IT, dll.

8. Di Kuttab Alfatih, jika memamng diperlukan, anak-anak akan mendapat


hukuman yang barangkali saat ini dunia pendidikan sangat alergi
menerapkannya. Bahkan di Kuttab Pusat di Depok sebuah cambuk tergantung
di dinding kelas, tapi Alhamdulillah hingga kini cambuk itu tak pernah turun,
karena para santri shalih-shalih. Prinsipnya, hukuman adalah obat. Jika tidak
sesuai akibatnya bisa dua, terlalu rendah tidak menyembuhkan, terlalu tinggi
malah over dosis. Oleh karena itu,hukuman yang ada pun harus sesuai dengan
syariah, misal bila harus ada pukulan maka pukulan itu pun disesuaikan dengan
apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.

Anda mungkin juga menyukai