Anda di halaman 1dari 14

Kemungkinan besar, masalah terbesar yang anda hadapi adalah berurusan dengan orang lain

(hal. Ix)

Pernyataan tersebut yang melandasi Dale Carnegie untuk menulis sebuah buku berjudul How to
Win Friends and Influence People. Manusia merupakan makhluk social yang harus hidup
berdampingan dengan orang lain. Secara langsung maupun tidak langsung, sekumpulan orang
yang hidup berdampingan pasti harus menjalani suatu interaksi satu sama lain. Banyak orang
yang memiliki banyak ide cemerlang, tetapi karena hubungannya dengan orang lain tidak bagus
sehingga ide cemerlang tersebut hanya berhenti sampai di pikiran saja.

Buku karya Carnegie ini sudah dicetak ulang dalam berbagai Bahasa di seluruh belahan dunia.
Selain itu, isi buku ini juga sudah menyesuaikan dengan perubahan zaman. Kita berada di zaman
dimana ketika kata-kata yang salah atau salah dimengerti bisa menimpulkan bencana (James
Thurber, hal ix) dan informasi bisa menyebar dengan begitu cepat dengan bantuan teknologi.
Karena itulah buku ini mengalami perubahan untuk menyesuaikan di Digital Age tanpa
mengubah makna dan isi yang ingin disampaikan oleh buku aslinya.

Buku yang saya resensi ini merupakan hasil tulisan dari lembaga Dale Carnegie bersama Brent
Cole. Buku ini terdiri dari 4 bagian yang akan menjelaskan kepada kita secara bertahap
bagaimana cara memenangkan teman dan memengaruhi orang lain.

Bagian Pertama : Yang Perlu Dilakukan dalam Keterlibatan.

Jika saya adalah masalah dalam dunia ini, dan begitu juga anda, kita bisa berhenti berpikir siapa
yang benar. Mulailah untuk berpikir bagaimana memperbaiki dunia ini. Kuburkan bumerang
anda, kata-kata anda akan membentuk sebuah jalan yang lebih cepat menuju kemajuan (hal. 15).
Selain itu, dalam berhubungan dengan orang lain kita harus menegaskan hal-hal baik baik.
Segala kemajuan yang hebat dan pemecahan masalah dengan pihak lain terjadi saat setidaknya
salah satu pihak bersedia mengakui kebaikan yang ada (hal. 28). Dan yang tidak kalah penting
dalam berhubungan dengan orang lain, cobalah berikan sentuhan interpersonal yang mengenai
bagian terdalam dari diri seseorang.

Bagian Kedua : Enam Cara untuk Memberikan Kesan yang Bertahan Lama.

Carnegie menguraikan enam cara untuk memberikan kesan kepada orang lain dan kesan tersebut
dapat bertahan lama. Yang pertama adalah menunjukkan minat terhadap minat orang lain.
Sedikit orang yang sadar bahwa orang lain sebenarnya tidak begitu tertarik ketika kita berbicara
mengenai diri kita sendiri. Yang kedua adalah tersenyum. Sebenarnya hal ini merupakan hal
yang paling mudah untuk dilakukan, namun kebanyakan orang lupa untuk melakukannya.
Padahal dengan tersenyum akan meningkatkan nilai wajah anda (hal.67). Yang ketiga adalah
berkuasa dengan nama. Orang lain akan lebih tertarik dan memberikan perhatian kepada kit
ajika kita memanggilnya dengan namanya. Yang keempat adalah menyimak lebih lama.
Dengan menyimak lebih lama, kita akan mendapatkan kekuatan untuk mengubah hati dan
pikiran. Selain itu, menyimak adalah kekuatan untuk memberikan apa yang sangat diinginkan
orang lain untuk didengar dan dimengerti (hal. 83). Selain itu, dengan mendengarkan akan
membuat seseorang mendapatkan rasa hormat yang besar (hal. 87). Yang kelima adalah
membahas apa yang penting bagi mereka. Seringkali disaat kita berbicara dengan orang lain,
kita akan cenderung membicarakan hal yang menarik bagi diri kita sendiri. Padahal, seharusnya
anda membahas hal yang penting bagi mereka terlebih dahulu. Jika anda melakukan sebaliknya,
telinga mereka pun tidak akan mendengarkan anda. Dan yang keenam adalah membuat orang
merasa lebih baik. Selalu coba untuk membuat orang lain merasa sedikit lebih baik, dan anda
mungkin akan mengetahui bagaimana tindakan itu bisa menjadikan anda besar dank e mana anda
dibawanya.

Bagian Ketiga : Cara Mendapatkan dan Menjaga Kepercayaan Orang Lain

Kepercayaan merupakan sesuatu yang sangat mudah orang untuk kehilangannya, namun begitu
sulit untuk mengembalikannya. Carnegie mencoba memberikan saran kepada kita bagaimana
agar kita dapat mendapatkan dan menjaga kepercayaan yang diberikan orang lain kepada kita.
Yang pertama adalah menghindari argumen. Di zaman sekarang ini kita menghabiskan begitu
banyak waktu di internet dengan berdebat atau memberikan argumen. Coba buat diri anda
berbeda dengan menjadi pihak yang menghindari argumentasi (hal 118). Kemudian, yang kedua
adalah jangan pernah berkata kau salah. Walaupun orang lain memang salah, namun sebisa
mungkin kita jangan secara langsung menyalahkan dia atas apa yang dia kerjakan. Hal ini karena
hanya sedikit orang yang menanggapi secara logis saat diberitahu bahwa mereka salah (hal. 129).
Yang ketiga adalah mengakui kesalahan dengan cepat dan sungguh sungguh. Saat kita
melakukan kesalahan, kita harus dengan cepat dan sungguh sungguh mengakui bahwa kita
benar-benar salah. Yang keempat adalah awali dengan sikap ramah. Jika anda ingin suara anda
menjangkau melewati kebisingan dan menembus permukaan agar orang lain bergerak ke arah
anda, awalilah dengan sikap ramah (hal. 147). Dengan begitu, anda akan dapat dengan mudah
membuat orang lain bersimpati dan bersikap ramah kepada anda. Yang kelima adalah
mengakses afinitas. Dalam komunikasi, anda harus menawarkan kepada mereka apa yang
mereka inginkan jika anda ingin memulai dengan kata ya dan terus menjaganya (hal. 153).
Semakin banyak akta ya yang anda dapatkan di awal, semakin besar kemungkinan anda untuk
berhasil mendapatkan kata ya untuk ide, solusi, atau transaksi anda (hal. 155). Yang keenam
adalah membiarkan orang lain mendapatkan pengakuan. Sejatinya setiap orang
membutuhkan pengakuan atas apa yang dia perbuat. Oleh karena itu, cobalah untuk memberikan
pengakuan terhadap apa yang orang lain lakukan dan tahan ego pribadi yang ingin
membanggakan diri sendiri. Kesuksesan bukanlah mengenai perhatian dan pujian. Kesuksesan
adalah mengenai kemitraan dan kemajuan (hal. 163). Yang ketujuh adalah terlibat secara
empatik. Saat anda meluangkan waktu untuk melihat dari perspektif orang lain, anda akan
bersimpati pada perasaan dan gagasannya. Tapi ingat, empati bukanlah sebuah taktik networking
untuk dipelajari, namun empati adalahs ebuah tautan kepada kemakmuran di dalam hubungan
manusia (hal. 169). Yang kedelapan adalah menggugah sifat mulia. Menggugah sifat baik
dalam diri orang-orang yang ingin kita pengaruhi bisa memberikan imbalan yang hebat untuk
diri kita. Untuk itu, cobalah menggugah sifat baik dan anda pun dapat menggerakkan orang
banyak, dan menggerakkan diri anda sendiri bersama dengan mereka. Kesembilan adalah
berbagi perjalan. Setiap orang memiliki kisah perjalanannya masing masing dan alangkah
baiknya jika kisah tersebut dibagikan kepada orang lain. Dan yang terakhir adalah memberikan
tantangan bagi orang lain.
Bagian Keempat : Cara Menuntun Perubahan Tanpa Penolakan atau Kebencian

Untuk membawa suatu perubahan kepada individu atau suatu kelompok tanpa terjadi penolakana
tau bahkan kebencian, Carnegie membagikan beberapa poin penting untuk mencapai hal
tersebut. Pertama-tama, awali dengan sifat positif dan akui kekurangan kita. Dengan begitu
orang lain akan lebih bisa menerima kita. Lalu mulailah untuk menyampaikan kesalahan tapi
tanpa menarik perhatian orang bahwa kita ingin memperbaiki kesalahan tersebut. Lalu
cobalah untuk mengajukan pertanyaan daripada memberikan perintah secara langsung
untuk membuat suatu perubahan. Lalu cobalah untuk memberi peringatan pada kesalahan
yang masih terjadi dan tetap berfokuslah pada kemajuan. Dan yang terakhir adalah memberi
semagat reputasi yang baik kepada orang lain dan teruslah terhubung dengan pihakan
yang sama seperti di awal.

[Review Buku] Dale Carnegie & Associates - How To Win Friends & Influence
People In The Digital Age

Kembali saya akan mencoba review untuk buku yang pernah saya baca. Semoga bisa membantu
anda untuk menentukan apakah mau membelinya atau tidak :)

Buku selanjutnya yang saya review adalah How To Win Friends & Influence People In The
Digital Age. Buku ini saya beli ketika berada di pameran buku tahunan di Istora Senayan dan
saya kalap ketika membelinya :))
Namun ternyata buku ini isinya sangat bagus dan saya tidak menyesal untuk membelinya.

Dari ringkasan singkat 4 bagian dari buku Carnegie tersebut kita dapat mengambil banyak
pelajaran hidup terutama tentang hubungan kita dengan orang lain. Banyak dari poin poin yang
disampaikan ternyata sangat sesuai dengan apa yang kita alami saat ini. Dan mungkin kita akan
sering berkata dalam pikiran Wah, iya ternyata benar juga apa yang dikatakan oleh buku ini,.
Itu karena sebenarnya apa yang disampaikan oleh Carnegie sebagian besar adalah hal yang sudah
kita ketahui sebelumnya, akan tetapi kita hanya tidak sadar bahwa kita tahu. Buku ini juga
telah mengalami penyesuaian terhadap kondisi zaman digital seperti sekarang ini. Contoh yang
diberikan maupun masukan yang diberikan mengenai hubungan antar individu telah
mempertimbangkan kemajuan teknologi informasi dan komunasi. Jarak yang tak lagi menjadi
batasan seseorang untuk berkomunasi dengan orang lain juga telah diperhitungkan.

Namun, jika ditinjau lebih lanjut lagi buku ini sebenarnya merupakan buku yang terlalu baik.
Semua yang dijelaskan di dalam buku ini merupakan kondisi ideal yang sejatinya tidak
sepenuhnya ada di masyarakat. Karena, kadang-kadang ada kondisi dimana kita harus
mengambil keputusan yang buruk. Buruk disini bukan berarti bertentangan dengan nilai dan
norma yang berlaku, namun lebih ke jauh dekatnya hubungan kita dengan orang lain. Selain itu,
contoh-contoh yang diambil dalam buku ini sebenarnya kurang dapat mengena langsung di hati
pembaca khususnya yang tidak berada senegara dengan asal dari buku ini. Hal ini karena contoh-
contoh yang diambil sebagian besar merupakan kisah yang terjadi di negeri Paman Sam, tempat
asal buku ini ditulis. Oleh karena itu, kita sebagai penduduk Indonesia yang mungkin tidak
sepenuhnya familiar dengan contoh yang diberikan akan sulit menyerapi isi yang disampaikan.

Secara keseluruhan, buku ini merupakan buku pengembangan diri yang cukup ringan dan saya
sangat merekomendasikan anda untuk membacanya. Apalagi bagi kalangan muda yang masih
belajar di bangku kuliah, yang belum sepenuhnya menapaki dunia luar. Sebelum tiba waktunya
berinteraksi langsung dalam masyarakat, ada baiknya kita belajar terlebih dahulu bagaimana cara
yang baik untuk berinteraksi. Dan tidak hanya sekedar berinteraksi, namun dapat memenangkan
hati dan memengaruhi orang lain.

arya klasik yang dianggap sebagai buku motivasi paling sukses sepanjang masa dan sudah terjual
sebanyak 30 juta eksemplar di seluruh dunia ini telah membawa jutaan pembaca menadik anak tangga
kesuksesan dalam bisnis serta kehidupan pribadi. Sekarang, buku pertama dan terbaik dalam bidangnya
ini diperbarui untuk membantu Anda menaklukkan kerumitan masa modern serta akan mengajari Anda
cara:
- Berkomunikasi menggunakan diplomasi dan taktik
- Menemukan nuansa dan nilai dalam media online
- Membuat orang menyukai anda
- Membangun dan memanfaatkan jejaring solid
- Menjadi pembicara yang lebih persuasif
- Menyampaikan pesan anda dengan lebih luas dan jelas
- Menjadi pemimpin yang lebih efektif
- Menguasai era internet
- Meningkatkan kemampuan menyelesaikan pekerjaan
- Memaksimalkan kekuatan sarana digital

[Review]
Buku ini saya katakan sangat bagus dan harus dibaca bagi anda yang mengalami masalah dengan orang
lain. Kebanyakan dalam buku ini adalah berisi mengenai saran-saran yang dapat digunakan untuk
memperbaiki hubungan dengan orang lain bahkan membawa ke jenjang yang lebih dalam lagi. Berbagai
saran yang masih relevan hingga sekarang dan juga diperbaharui karena saat ini kita sudah masuk ke
dalam era digital yang dimana sebuah status di media sosial dapat berpengaruh sangat besar karena
orang dapat melihatnya.

Salah satu saran yang bagus adalah : "Akui kesalahan dengan cepat dan sungguh-sungguh". Sebuah
kisah dimana karena kesalahan dalam melihat maka wasit menggagalkan sebuah rekor dalam baseball.
Namun wasit tersebut menyadari dengan cepat dan langsung meminta maaf kepada sang pemain
baseball yang sudah digagalkan rekornya, namun sebuah respon yang baik juga ditunjukkan oleh pemain
baseball tersebut.

Ada saran yang terinspirasi dari kisah nyata yaitu "Menyimak lebih lama". Saran tersebut diberikan
karena mungkin kita sering mengacuhkan orang yang berbicara kepada kita karena kita tidak suka /
sedang sibuk. Hal sama dilakukan oleh United Airlines yang tidak mendengarkan dengan nyata seorang
yang bernama Dave Carroll yang baru saja mengalami kesedihan karena gitarnya rusak akibat kelalalain
pegawainya. United Airlines akhirnya menderita kerugian sebesar $180 juta akibat tidak menyimak lebih
lama tersebut. Dave Carrol membuat sebuah lagu yang akhirnya membuat United Airlines tersebut
merugi banyak.

Intisari Buku: How to Win Friends and Influence People in The Digital
Age Dale Carnegie & Associates

Pada zaman sekarang yang serba digital dan teknologi yang semakin berkembang, pesan sampai
dengan instan. Komunikasi media sudah berlipat ganda. Jaringan sudah meluas melewati batas,
industri dan ideology. Namun pernyataan Dale Carnegie puluhan tahun lalu yang berbunyi:

Kemungkinan besar, masalah terbesar yang Anda hadapi adalah berurusan dengan orang
lain.

masih berlaku sampai saat ini. Pernyataan ini juga yang menjadi fondasi dari buku How to Win
Friends and Influence Pople, namun sesuai dengan perkembangan zaman sehingga muncul
istilah in The Digital Age di belakangnya. Buku ini sendiri bukanlah mengenai mengumpulkan
pertemanan dan mengeksploitasi pengaruh, melainkan mengenai panduan hubungan manusia
yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam.

Ketepatan komunikasi menjadi lebih penting dari sebelumnya, karena saat ini kita hidup pada
era yang rentan, ketika kata-kata yang salah atau salah dimengerti bisa menimbulkan bencana,
sama seperti yang ditimbulkan oleh tindakan mendadak yang tak dipikirkan terlebih dahulu.
Namun demikian, perubahan drasts itu membuat prinsip-prinsip yang ada di dalam buku ini
menjadi lebih relevan. Ada 4 hal utama yang dijelaskan dalam buku ini, yaitu

1. Yang Perlu Dilakukan Dalam Keterlibatan: yaitu bagaimana memulai untuk


berinteraksi dan terlibat dengan orang lain. 3 hal utama yang perlu diperhatikan adalah
untuk mengubur bumerang (hal yang bisa berbalik menyerang diri), menegaskan hal-hal
yang baik dan menyentuh keinginan inti.
2. Memberikan Kesan yang Bertahan Lama: yaitu dengan cara menunjukkan minat
terhadap orang lain, tersenyum, berkuasa dengan nama (mengedepankan nama mereka),
menyimak lebih lama, membahas apa yang penting bagi mereka dan membuat mereka
merasa lebih baik.
3. Mendapatkan dan Menjaga Kepercayaan Orang Lain: yaitu dengan cara
menghindari argumen, jangan pernah berkata kau salah, mengakui kesalahan dengan
cepat dan sungguh-sungguh, mengawali dengan sikap ramah, mengakses afinitas
(ketertarikan untuk saling terikat), membiarkan orang lain mendapat pengakuan, terlibat
secara empatik, menggugah sifat mulia, membagi perjalanan dan memberikan tantangan.
4. Menuntun Perubahan Tanpa Penolakan atau Kebencian: yaitu dengan cara
mengawali dengan positif, mengakui kekurangan sendiri, menyampaikan kesalahan tanpa
menarik perhatian, mengajukan pertanyaan daripada memberi perintah secara langsung,
memperingan kesalahan, fokus pada kemajuan, menyematkan reputasi baik pada orang
lain dan terus terhubung pada pijakan yang sama.

Walaupun terkadang individu dapat menjaga sebuah hubungan yang produktif dan progresif
tanpa kehadiran secara fisik dalam frekuensi yang sewajarnya, tidak ada orang di dunia ini yang
bisa menjaga pengaruh progresif tanpa kedekatan dalam konteks hubungan. Upaya-upaya
terhebat adalah upaya yang saling tergantung dan interaktif. Dan pada akhirnya, seni
mendapatkan teman dan mempengaruhi orang lain dalam era digital ditentukan oleh aktivitas
menjalin hubungan dan terus berhubungan dalam pijakan yang sama.
Dengan sangat mengandalkan komunikasi digital, kita kehilangan aspek penting dalam interaksi
manusia: petunjuk-petunjuk nonverbal. (hal. xxv)

Kemungkinan besar, masalah terbesar yang Anda hadapi adalah berurusan dengan orang lain. (Dale
Carnegie, 1963)

Pernyataan tersebutlah yang menjadi landasan Carnegie memberikan pelatihan dan menulis buku
tentang How to Win Friends and Influence People. Bagi Anda yang tidak punya masalah dalam
berhubungan dengan orang lain, sebaiknya Anda tidak membaca buku ini.

Saya membeli buku ini karena merasa saya lebih mahir berhubungan dengan mesin ketimbang manusia.
Tapi, untuk menjadi seorang insinyur yang sukses, komunikasi dengan orang lain juga sangat diperlukan,
seperti kata Dale Carnegie,

Orang yang memiliki pengetahuan teknis ditambah dengan kemampuan untuk mengekspresikan ide,
untuk mengambil posisi sebagai pemimpin dan membangkitkan antusiasme di antara orang-orang
orang itu berada dalam jalan menuju kekuasaan yang lebih tinggi. (hal. xxviii, sebagaimana dikatakan
Dale Carnegie dalam How to Win Friends and Influence People, terbitan Binarupa Aksara tahin 1995, hal.
6)

Sebenarnya saya punya buku ini versi asli, terjemahan bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Binarupa
Aksara. Buku ini adalah warisan dari kakak saya, dan saya belum membacanya. Tapi, saya malah
membeli lagi yang versi in the digital age. Mengapa? Karena saya pikir tips-tips dari Carnegie akan
lebih relevan jika disesuaikan dengan dunia digital zaman sekarang. (Mengingat bahwa buku versi
aslinya diterbitkan pertama kali pada tahun 1937, di zaman yang bisa dibilang belum terdigitalisasi.)

Buku yang saya resensi ini tidak ditulis oleh Carnegie, tapi oleh lembaga Dale Carnegie bersama Brent
Cole. Meski begitu, mereka tetap menulis berdasarkan ide-ide orisinil Carnegie dan tidak jarang
mengutip pernyataan Carnegie dari buku aslinya. Terdiri dari empat bagian, buku ini mencoba
menjabarkan secara bertahap cara-cara mendapatkan teman dan memengaruhi orang lain.
How to Win Friends and Influence People in the Digital Age

Bagian pertama:

Yang Perlu Dilakukan dalam Keterlibatan

1. Kubur Bumerang Anda

Menghindari tindakan ceroboh yang mempercepat rusaknya sebuah hubungan dan tidak peduli
seberapa benar orang yang melakukannya. Tindakan menjelek-jelekkan orang lain memberi
dampak jangka panjang yang lebih membahayakan diri sendiri. Walaupun tren global saat ini
cenderung kearah pelanggaran dalam berbicara, sangat tidak bijaksana untuk mengkritik orang
lain atau membuat pesan kita menjadi lebih penting untuk diketahui publik. Tindakan
menenangkan diri saat akan berkomunikasi dengan orang lain bisa menjadi solusi yang tepat
untuk membuang ego dan memperbaiki komunikasi.

Bagaimana kita seharusnya berpikir panjang sebelum melontarkan kritik (terlebih lewat media sosial
dunia maya). Penulis memberi contoh-contoh nyata akibat buruk dari mengekspresikan kekesalan ke
seluruh dunia (hal. 5). Orang-orang tersebut didenda, dan bahkan dipecat dari pekerjaannya. Lewat
berita nasional, kita juga sering mendengar orang dituntut atas pencemaran nama baik setelah
mengkritik seseorang atau sebuah organisasi lewat media sosial.

2. Mengapa menegaskan kebaikan dalam diri setiap orang itu penting

Menegaskan kebaikan dalam diri orang lain berarti mengingatkan diri kita bahwa kebaikan itu
ada di dalam diri orang lain. Pada dasarnya segala kemajuan yang hebat dan pemecahan
masalah dengan pihak lain terjadi saat setidaknya salah satu pihak bersedia mengakui kebaikan
yang ada.

Bagaimana memengaruhi orang lain dengan menyentuh keinginan inti mereka. Ini penting karena kita
hanya bergerak ke arah sesuatu yang menggerakkan kita (hal. 49)

3. Sentuh keinginan Inti


Pengaruh membutuhkan lebih banyak intuisi dibandingkan intelektualitas. Lembut dalam sikap
dan kuat dalam tindakan atau perbuatan, karena pengaruh juga membutuhkan tangan yang
lembut untuk bertindak. Perubahan sejati lahir dari sentuhan interpersonal yang mengenai
bagian terdalam dari diri seseorang.
Bagian kedua:

Enam Cara untuk Memberikan Kesan yang Tahan Lama

1. Menaruh minat terhadap minat orang lain -- yang terpenting bukanlah berapa banyak follower
Twitter kita, berapa pengikut blog kita, tapi bagaimana kita memerhatikan minat orang lain.

Para individu yang tidak tertarik dengan sesama manusia pada dasarnya adalah yang mengalami
kesulitan terbesar di dalam hidup. Tidak ada alas an untuk tidak tertarik dengan minat orang
lain. Mempelajari minat dan passion orang lain memungkinkan kita mengetahui sesuatu yang
sebelumnya tidak kita ketahui dari mereka.

[...] Anda bisa memiliki lebih banyak teman dalam hitungan menit jika Anda dengan tulus
tertarik dengan minat orang lain ketimbang dalam hitungan berbulan-bulan mencoba membuat
orang lain tertarik kepada Anda... perjuangan terbesar kita adalah egoisme kita... (hal. 54)

2. Betapa pentingnya senyuman


Saya setuju dengan bagian ini, bahwa senyuman bisa memberi pengaruh positif bagi diri sendiri
dan orang lain. Namun, ada kalanya saat saya benar-benar tidak bisa berpura-pura tersenyum,
dan karena saya orang yang sulit menyembunyikan emosi, maka jangan kaget jika tak ada
senyum di wajah saya. Itu bukan berarti saya galak, lho.

Senyuman memperkaya mereka yang menerimanya tanpa membuat orang yang


memberikannya menjadi lebih miskin. Senyuman hanya membutuhkan waktu sekejap, tetapi
memori yang ditinggalkannya bertahan selamanya.(hal. 79-80)

3. Pentingnya mengingat nama orang lain, karena dengan memanggil nama, kita bisa
meningkatkan level hubungan dengan orang lain. Penulis memberikan contoh penerapannya di
bidang bisnis. Saya berlangganan sebuah web lewat e-mail, yang mengirimkan newsletter secara
rutin kepada saya. Nah, uniknya, setiap e-mail diawali dengan sapaan yang menyebut nama
saya. Jika melihat secara sekilas, saya langsung mengira bahwa ini e-mail dari seseorang yang
mengenal saya. Eh, ternyata dari web langganan. Dengan memanggil nama saya, saya menjadi
merasa dekat dengan si pengelola web. Jelas sekali, si pengelola web tahu bagaimana caranya
membangun hubungan, karena inti bisnis adalah "hubungan seseorang dengan orang lain (hal.
86). Nah, dengan begitu, sebagai pelanggan, saya pun jadi mengingat mereka.
Nama adalah bunyi paling manis dan penting di dalam bahasa apa pun. (hal. 94)
4. Menyimak orang lain lebih lama -- menyimak berbeda dengan mendengar. Ego kita
menyebabkan kita lebih sering berbicara daripada mendengar. Mendengar saja jarang, apalagi
menyimak?Jika kita mendengar dan belajar, kita akan hidup dengan lebih harmonis lagi.
(hal. 104)
Menyimak adalah kekuatan untuk memberikan apa yang sangat diinginkan oleh orang lain untuk
fidengar dan dimengerti.Dengan menyimak kita mendapat kekuatan untuk mengubah hati dan
pikiran. Menyimak juga merupakan kekuatan untuk memberikan apa yang sangat diinginkan
orang lain, untuk didengar dan dimengerti. Cara kita mendengarkan orang lain akan
menimbulkan kesan yang positif terhadap orang lain yang tidak bisa dilupakan. Mendengarkan
juga membuat seseorang mendapatkan rasa hormat yang besar.

5. Ketahui apa yang penting bagi orang lain

Komunitas akan terbentuk disaat kita memulai interaksi dengan hal-hal yang penting bagi orang
lain .Dengan menaruh rasa penting terhadap sesama akan menutun kita kepada titik yang
berarti bagi kita dan orang lain. Kita tidak harus tau siapa mereka tetapi kita harus selalu tahu
apa yang penting bagi mereka.

6. Membuat orang lain merasa lebih baik

Ada dua cara untuk menjadi signifikan: lakukan sesuatu dengan begitu baik atau lakukan sesuatu
dengan begitu buruk. Sayangnya, keburukan adalah cara termudah untuk menjadi terkenal pada zaman
sekarang. [...] Kunci sebenarnya untuk mendapatkan teman dan memengaruhi orang pada zaman
sekarang adalah mengubah hubungan dari manipulatif menjadi bermakna. (Tony Robbins, hal. 124-5)

Banyak hal dan langkah yang berada diantara apa yang kita tanam dan apa yang akan kita taui.
Kebanyakan adalah benih-benih kecil yang kita tanam dan momen-momen kecil setiap harinya. Di dalam
bermasyarakat atau lingkungan pertemanan yang diinginkan adalah sikap public yang bersahaja , tidak
egois, rendah hati dan sederhana. Membuat orang lain merasa lebih baik akan memberi kesan yang
berkelanjutan.

Bagian ketiga:

Cara Mendapatkan dan Menjaga Kepercayaan Orang Lain

1. Hindari argumen (yang mengarah ke ketegangan dan konflik)

Menjadin pribadi yang menghindari argumentasi akan menghasilakan pribadi dengan


interpersonal yang hebat.

2. Jangan pernah mengatakan, Kau salah Alih-alih, tunjukkan sikap yang ramah, pandang
situasi dari sudut pandang orang lain dan tunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut. (hal.
150)
Nuansa atau perbedaan yang halus adalah sebuah konsep yang penting untuk diingat saat
sedang berargumentasi. Kita harus selalu mencoba bersikap diplomatis, pendekatan yang
rendah hati seperti ini akan menuntun pada hubungan yang tak terduga, kolaborasi yang tak
terduga dan hasil yang tak terduga.

3. Akui kesalahan dengan cepat dan sungguh-sungguh


Kita semua terkadang lupa bahwa ada semacam kepuasan dengan memiliki keberanian
untuk mengakui kesalahan. (hal. 157)Memang hebat kekuatan dua kata yang dapat
mengubah segalanya ini: Lo siento. Maafkan aku." (hal. 162)

Respon memberikan permintaan maaf yang tulus dan cepat dihadapan umum akan membuat
permasalahan tidak akan menjadi besar dan runyam. Namun sering kali kita merasa begitu sulit
untuk mengakui kesalahan kita karena cenderung melupakan pesan yang terkandung dalam
permintaan maaf. Pada zaman sekarang sikap lupa ini menjadi suatu kebiasaan yang akan
menimbulkan efek egois dan membahayakan.

4. Awali dengan sikap ramah

Mendapatkan teman dimulai dengan sikap ramah. (hal. 172)

Pada awal mula semua interaksi, tidak ada pendekatan yang lebih efektif dibandingkan
kelembutan hati dan afabilitas, bahkan saat pihak yang diajak berinteraksi adalah sumber dari
rasa sakit , frustasi atau amarah. Keterlibatan harus dilakukan dengan tulus.

5. Mengakses Afinitas
Banyak kesempatan yang tersedia bagi kita untuk berhubungan dengan orang-orang yang
tertarik dengan siapa diri kita dan apa yang kita katakan tinggal bagaimana kita
memulainya.Semakin banyak kata YA yang kita dapatkan diawal semakin besar kemungkinan
kita untuk berhasil mendapatkan kata YA untuk ide, solusi ataupun transaksi kita.
Akses afinitasMenurut KBBI, afinitas adalah "ketertarikan atau simpati yg ditandai oleh
persamaan kepentingan".

6. Biarkan orang lain mendapatkan pengakuan

Kesuksesan Anda selalu sepadan dengan jumlah orang yang ingin menyaksikan Anda sukses.
Jika Anda menginginkan kesuksesan untuk orang-orang yang sudah berteman dengan Anda
(bukan malah berusaha menjalin pertemanan dengan mereka yang sudah sukses), Anda bisa
menjamin bahwa orang-orang ini juga menginginkan Anda sukses. (hal. 187)

7. Terlibat secara empatikEmpati adalah kekuatan yang tidak terelakkan dari pendekatan
berdasarkan kemurahan hati dan pengertian. (hal. 198)
8. Gugah sifat mulia/baik di dalam diri orang-orang yang ingin Anda pengaruhiPendekatan
semacam ini menuntun kita pada hubungan sejati dengan orang lain, bukan hubungan yang
sekadar alat untuk transaksi.
9. Berbagi perjalananDalam hal bisnis, pendekatan ini bisa digambarkan dengan bisnis one-on-
one, di mana kehidupan personal dan profesional bertemu. Bagaimana perusahaan melakukan
pendekatan personal dengan konsumennya. Bagikan kisah dengan orang lain, maka orang lain
pun akan membagikan kisahnya dengan Anda, sehingga terciptalah dunia milik bersama.
10. Berikan tantangan pada orang lain untuk membantu menuju perubahan positif, sebaiknya
tantangan itu juga melibatkan Anda, sehingga kita tidak hanya berkhotbah, tapi juga melakukan.

Koneksi diperlukan agar kita terus berusaha sementara kompetisi diperlukan agar kita terus
berjuang .

Bagian keempat:

Cara Menuntun Perubahan Tanpa Penolakan atau Kebencian

1. Awali dengan positif

Menuntun dengan positif dan menolak dorongan untuk menimbulkan drama adalah alat yang
bisa membatu memperkuat tekad kita, teknik untuk membantu kita melangkah dengan
percaya diri ke dalam masalah. Mengawali dengan pujian dan apresiasi akan membantu
seseorang menjadi lebih produktif dan berkomitmen.

2. Akui kekurangan Anda

Mengakui kesalahan diri bahkan saat orang itu belum memperbaikinya bisa membantu
meyakinkan lawan bicara untuk mengubah perilakunya sendiri.

Agar dapat meninggalkan jalan kegagalan yang berkesinambungan, pertama-tama yang


harus dilakukan adalah menuturkan dua kata yang paling sulit untuk dituturkan: Saya salah.
(hal. 239)

3. Tunjukkan kesalahan tanpa menarik perhatian

Menarik perhatian secara tidak langsung kepada kesalahan seseorang sangatlah berguna
dalam menghadapi orang-orang yang mungkin membenci kritik secara langsung.

4. Lebih baik mengajukan pertanyaan daripada memberi perintah secara langsung


Dengan bertanya, kita membuat orang-orang yang ingin kita pengaruhi menjadi semakin terlibat.

5. Ringankan kesalahan

Memaafkan dan mengingat sebuah jalan yang penting untuk diambil agar dapat belajar dari kesalahan
dan mengubah perilaku.Perbedaan utama antara orang biasa dan luar biasa adalah bagaimana mereka
melihat dan menanggapi kegagalan.

Membantu seseorang menyelamatkan muka -- saran yang paling sulit saya lakukan (hal. 268-270)

6. Berfokus pada kemajuan

Pujian dan semangat adalah elemen penting dalam memotivasi sesorang mewujudkan potensi mereka
untuk memperbaiki atau mengatsi tantangan.

7. Sematkan reputasi yang baik kepada orang lain

Agar dapat mengubah perilaku seseorang maka kita harus merubah level kehormatan yang diterimanya
dengan memberikan reputasi bagus yang bisa diembannya.

8. Terus terhubung pada pijakan yang sama

-------------------------------------------------

Ide-ide Carnegie memang memberikan pencerahan bagaimana cara-cara bergaul dengan baik. Namun,
ada beberapa hal yang tidak begitu cocok dengan prinsip saya. Menurut saya, jika saya menuruti dan
melakukan semua saran Carnegie yang ada di buku ini, maka saya akan menjadi such a nobleman.
Seorang yang terlalu baik. Pasalnya, pemikiran saya sudah berubah. Dulu, saya memang menganggap
bahwa semua orang pada dasarnya adalah baik, sehingga saya berusaha bersikap baik pada semua
orang. Tapi, setelah banyak makan garam sampai keasinan hingga saraf pengecap lidah tidak terlalu
peka lagi, pemikiran saya berubah. Sikap baik saya ada batasnya.

Salah satu ide khas Carnegie adalah prinsip komunikasi berdasarkan empati dan menaruh perhatian pada
lawan bicara. Dalam konteks tertentu prinsip ini menjadi tidak relevan, dalam artian kita juga harus
bersikap egois kadang-kadang. Saya pribadi, tidak bisa terus-terusan bersikap baik dan rendah hati
dengan mengorbankan diri sendiri untuk mendengarkan ocehan lawan bicara tentang hal-hal yg
sebenarnya saya sudah tahu, atau tidak ingin saya dengar *jangan ditiru*.

Penulis memang memberikan cukup banyak contoh di dalam buku ini, tapi bagi saya contoh itu kurang
mengena. Mungkin karena kecenderungannya untuk memberi contoh pengalaman orang-
orang/lembaga/organisasi yang mungkin terkenal di negara penulisnya, tapi saya tidak terlalu tahu,
sehingga saya merasa kurang "dekat" dan "akrab" dengan contoh-contoh tersebut. Lain halnya dengan
buku ini versi asli tulisan Dale Carnegie, yang banyak menggunakan pengalaman beliau pribadi (ia
menggunakan kata ganti saya dan Anda). Atau buku Personality Plus karya Florence Littauer, yang
diselipi pengalaman-pengalaman pribadi penulis atau orang-orang terdekatnya (keluarga, teman, dll).

Buku ini akan jauh lebih komunikatif jika menggunakan gambar-gambar, seperti pada buku
Eneagram karya Baron dan Wagele. Terlepas dari itu semua, buku ini memberikan pencerahan
bagaimana mencari teman dan memengaruhi orang lain dengan cara empatik dan rendah hati, di zaman
digital.

Anda mungkin juga menyukai