Anda di halaman 1dari 5

MEMO INTERN

No. 718/MI/Dirut/IV/2017

Kepada : Ka.Div. Keuangan


Dari : Direktur Utama
Tembusan : Segenap Direksi
Ka.Div. Pelayanan Keperawatan
Ka.Bag. Keuangan
Ka. Sie Jasa Medis dan Insentif
Ka.Bag.TI
Segenap Dokter melalui Ka. KSM
Perihal : Tarif Jasa Medis Pasien BPJS

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan menjaga kualitas pelayanan dan kendali biaya
pelayanan BPJS Rawat Inap, dengan ini Direksi memutuskan sbb :
(hanya berlaku untuk pasien BPJS kelas 3,2,1,VIP dan rawat jalan)

K01 KLS 1
K02 KLS 2
K03 KLS 3
K08 VIP

K99 NON KELAS

1. Non Bedah
( tidak ada tindakan bedah / layanan kode IBD01 - KAMAR BEDAH/OK)

Jasa medis 10% dari total INACBGs (klaim utama)

1.1. Bila tidak konsul atau rawat bersama ke bagian lain DPJP mendapat 10% dari
INACBGs.
DPJP = Dokter Primer di reg.masuk inap
Tidak konsul, artinya dokter primer merawat sendiri (tindakan visite atas nama
DPJP sendiri, tidak ada visite dokter lain)

1.2. Bila konsul ke bagian lain DPJP mendapat 9% dan konsulen mendapat 1%.
(artinya jika ada visite dokter lain (1 dokter lain) sebanyak 1 kali visite)

1.3. Bila konsul ke 2 (dua) bagian lain DPJP mendapat 8% dan konsulen lain masing
masing mendapat 1%.
(artinya jika ada visite dokter lain (lebih dari 1 dokter lain) sebanyak 1 kali visite)
1.4. Bila dirawat bersama dengan satu bagian lain DPJP mendapat 6% dan dokter
spesialis bagian lain mendapat 4%.
(artinya jika ada visite dokter lain (1 dokter lain ) sebanyak lebih dari 1 kali visite)

1.5. Bila dirawat bersama dengan beberapa bagian lain DPJP mendapat 6% dan
dokter spesialis lain berbagi dari 4%.
(artinya jika ada visite dokter lain (lebih dari 1 dokter lain ) sebanyak lebih dari 1
kali visite)

1.6. Bila pasien dirawat di ICU/ICCU dengan menggunakan ventilator lebih dari 96
jam, maka presentase yang berlaku adalah presentase dari INACBGs
tanpa menggunakan ventilator.
(aturan point ini abaikan, karena tidak masuk system)

2. Bedah
(ada tindakan bedah / layanan kode IBD01 - KAMAR BEDAH/OK)

Jasa medis dokter bedah (operator /dokter bedah/DPJP nya) 20% dari total INACBGs dan
dokter anestesi di kamar operasi 7,5% dari total INACBGs.

2.1. Bila tidak konsul atau rawat bersama ke bagian lain DPJP mendapat 20% dari
INACBGs.
DPJP = Dokter Primer di reg.masuk inap
Tidak konsul, artinya dokter primer merawat sendiri (tindakan visite atas nama DPJP
sendiri, tidak ada visite dokter lain)

2.2. Bila konsul ke bagian lain DPJP mendapat 19% dan konsulen mendapat 1%.
(artinya jika ada visite dokter lain (1 dokter lain) sebanyak 1 kali visite)

2.3. Bila konsul ke beberapa bagian lain DPJP mendapat 18% dan konsulen lain masing
masing mendapatkan 1%.
(artinya jika ada visite dokter lain (lebih dari 1 dokter lain) sebanyak 1 kali visite)

2.4. Bila dirawat bersama dengan satu bagian lain DPJP mendapat 16% dan dokter
spesialis bagian lain mendapat 4%.
(artinya jika ada visite dokter lain (1 dokter lain ) sebanyak lebih dari 1 kali visite)

2.5. Bila dirawat bersama dengan beberapa bagian lain DPJP mendapat 16% dan dokter
spesialis lain berbagi dari 4%.
(artinya jika ada visite dokter lain (lebih dari 1 dokter lain ) sebanyak lebih dari 1
kali visite)

2.6. Bila dilakukan konsul durante operasi maka honor operator 1 adalah 50% dan
operator 2 adalah 50% dari perhitungan jasa medis dokter berdasarkan INACBGs
(artinya jika ada 1 operator bedah, maka pembagiannya 50% dari jasa medis dokter
(20 % dari INACBGs )

2.7. Bila pasien dirawat di ICU/ICCU dengan menggunakan ventilator lebih dari 96 jam,
maka presentase yang berlaku adalah presentase dari INACBGs tanpa menggunakan
ventilator.
(aturan point ini abaikan, karena tidak masuk system)

3. Intervensi
(ada tindakan intervensi / layanan kode LAB02 - LAB. KATETERISASI)

Jasa medis dokter intervensi 8% dari total INACBGs dan dokter anestesi 2% dari total
INACBGs.

3.1. Bila tidak konsul atau rawat bersama ke bagian lain DPJP mendapat 8% dari
INACBGs.
DPJP = Dokter Primer di reg.masuk inap
Tidak konsul, artinya dokter primer merawat sendiri (tindakan visite atas nama DPJP
sendiri, tidak ada visite dokter lain)

3.2. Bila konsul ke bagian lain DPJP mendapat 7% dan konsulen mendapat 1%.
(artinya jika ada visite dokter lain (1 dokter lain) sebanyak 1 kali visite)

3.3. Bila konsul ke beberapa bagian lain DPJP mendapat 6% dan konsulen lain masing
masing mendapatkan 1%.
(artinya jika ada visite dokter lain (lebih dari 1 dokter lain) sebanyak 1 kali visite)

3.4. Bila dirawat bersama dengan satu bagian lain DPJP mendapat 4% dan dokter
spesialis bagian lain 4%.
(artinya jika ada visite dokter lain (1 dokter lain ) sebanyak lebih dari 1 kali visite)

3.5. Bila dirawat bersama dengan beberapa bagian lain DPJP mendapat 4% dan dokter
spesialis lain berbagi dari 4%.
(artinya jika ada visite dokter lain (lebih dari 1 dokter lain ) sebanyak lebih dari 1
kali visite)

3.6. Bila pasien dirawat di ICU/ICCU dengan menggunakan ventilator lebih dari 96 jam,
maka presentase yang berlaku adalah presentase dari INACBGs tanpa menggunakan
ventilator.
(aturan point ini abaikan, karena tidak masuk system)

4. Jasa pemasangan venous chateter pada pasien Hemodialisa dari perawatan kelas 3 s.d
VIP dikenakan tarif Rp 400.000,- (empat ratus ribu rupiah).
5. Bila pasien dirawat di atas kelas VIP maka berlaku tarif rumah sakit.

6. Radiologi
Jasa Medis Dokter Radiologi sebesar :

6.1 MRI mendapat 10% INACBGs rawat jalan


6.2 CT Scan mendapat 10% INACBGs rawat jalan
6.3 USG mendapat 20% INACBGs rawat jalan
6.4 Konvensional mendapat 15% flat tarif kelas 3

7. Patologi Anatomi
Honor Dokter 70% Dari Honor Dokter Tarif di RS Husada.

8. Tidak ada tarif CITO untuk pasien BPJS.

9. IGD
Jasa dokter IGD untuk pasien BPJS adalah Rp 35.000,-
(tiga puluh lima ribu rupiah) dengan atau tanpa tindakan, Rp 27.500,- untuk dokter
IGD, Rp 7.500,- untuk kepala IGD
(honor jasmed IGD 27.500, kepala IGD 7.500)

10. Honor dokter spesialis untuk Unit Rawat Jalan Rp 60.000,- (enam puluh ribu rupiah),
bila ada tindakan, maka jasa dokter adalah jasa medis dari paket rawat jalan + presentase
dari INACBGs tindakan paket rawat jalan.

11. Dengan dikeluarkannya Memo Intern ini, maka Memo Intern No


041/Int/MI/Dirut/XII/2016 dinyatakan tidak berlaku lagi.

12. Memo Intern ini berlaku mulai tanggal 01 Mei 2017.

Demikian pengumuman ini disampaikan untuk dilaksanakan.

Jakarta, 28 April 2017


Direksi RS HUSADA
Dr Erniody, SpAn, KIC, M.Kes
Direktur Utama
E/ncp

Anda mungkin juga menyukai