Anda di halaman 1dari 20

MATA PELAJARAN 07 :

KIMIA PEMBANGKIT

TUJUAN PELAJARAN :

Setelah mengikuti pelajaran ini peserta mampu memahami senyawa kimia


yang digunakan untuk pembangkitan PLTU sesuai dengan standar yang
berlaku di perusahaan.

DURASI : 8 JP

PENYUSUN :
1. MM

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal i


DAFTAR ISI

TUJUAN PELAJARAN : ................................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................................ iii
KIMIA AIR ..................................................................................................................................................... 1
1. Zat-zat Terkandung Dalam Air ................................................................................................................ 1

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Transmittion Gear Single ............................................ Error! Bookmark not defined.


Gambar 2 Double Helical ............................................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 3 Spiral Bevel................................................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4 Spur Gearing .............................................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 5 Layout Power Transmittion Gear ................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 6 Gear Loading .............................................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 7 Pair Spur Gear dan Spur Gear .................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 8 Pairs of single helical and double ................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 9 Single-enveloping and non-enveloping wormgearing .. Error! Bookmark not defined.
Gambar 10 Drawing illustrating straight and skew bevel gear sets ............ Error! Bookmark not
defined.
Gambar 11 Spiral and Zerol bevel gears and pinions. ................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 12 Transmission Gear Assembly for camshaft ............... Error! Bookmark not defined.
Gambar 13 Jenis-jenis Crankshaft Gear ...................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 14 Camshaft drive gears, GM ........................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 15 a cross section of a pair of gears in mesh ................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 16 Spur gear and rack terminology ................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 17 Helical gear and rack terminology ............................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 18 Bevel gear nomenclature (axlal plane) ...................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 19 Gear tooth nomenclature (transverse plane) ............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 20 Pitch Circle................................................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 21 Involute operation modelled on unwrapping string .... Error! Bookmark not defined.
Gambar 22 Transmission error excitation between gears ............ Error! Bookmark not defined.
Gambar 23 Gear shaft ................................................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 24 Vibration excitation and transmission path ................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 25 Handover of contact betweeen successive teeth....... Error! Bookmark not defined.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal iii


Gambar 26 (a) tip relief showing deviation from an involute (b) and typical tooth shape ..... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 27 Tip and root relief applied on a gear .......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 28 Unwrapping string model .......................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 29 Effect of equal steps of roll on involute ...................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 30 Effects of mating two spur gear profiles, each with tip relief .... Error! Bookmark not
defined.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal iv


KIMIA AIR

1. Zat-zat Terkandung Dalam Air


Karena sifat air mudah melarutkan zat-zat, maka di alam kita sangat sukar mendapatkan air
murni, hanya terdapat dalam lapisan tanah yang sangat dalam, karena itulah air di alam kita
banyak mengandung zat-zat terlarut.

1.1 Kandungan air dapat berupa


a. Kandungan gas-gas

Seperti carbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur triokskia-(SO3), oksigen (O2), dan
lain-lain. Air yang mengandung gas-gas tersebut akan bersifat korosif, yaitu:

CO2 + H2O -> H2CO3 Fe FeCO3

SO2 + H2O > H2SO3 --

SO3 + H2O --> H2SO4 FeSO4

asam garam

sedangkan gas oksigen tersebut bersifat oksidator.

Fe + 2 H2O + O2 -> Fe(OH)2

4Fe(OH)2 + 2H2O + 02 -> 4 Fe(OH)3

Gas larut yang lain : N2 dan Cl2. Gas N2 tidak berbahaya, muncul akibat reaksi hydrazine dan
oksigen dan dibuang lewat Deaerator.

Biasanya yang diukur sebagai larutan gas adalah oksigen terlarut. Oksigen terlarut diukur
menggunakan oksigen Analyzer dalam satuan ppm (part per millon= 1/1.000.000). Karena
kandungan gas (O2, CO2) dapat menimbulkan korosi pada material, sehingga konsentrasi
Oksigen dan Karbon dioksida yang terlarut dalam air pengisi juga dibatasi. Di unit, gas O2, CO2
tersebut dibuang lewat Deaerator, sedang O2 diikat oleh injeksi Hydrazine (N2H4), diubah
menjadi air (H2O).

b. Kandungan Chlorine

Chlorine (Cl-) merupakan unsur yang berasal dari air alut (NaCl). Chlorine yang larut dalam
air/uap dapat menimbulkan korosi pada pipa-piap ketel dan superheater. Kandungan chlorine
dapat diukur dengan alat spektrophotometer dalam satuan ppm.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 1


c. Problem Akibat Bertambahnya Kandungan Chlorine

Kandungan chlorine akan menambah jumlah padatan teriarut dalam air serta akan memacu laju
korosi.

Cara mengatasinya: Pengolahan air dengan nienggunakan Demineralizer Plant (Resin Anion),
Dilakukan Blow Down Pada sikius PLTU.

d. Silika (SiO2)

Silika (SiO2) merupakan unsur utama dari pasir dan tanah liat. Silika dapat larut dalam air dan
dalam uap pada suhu dan tekanan tinggi. Kandungan silika terlarut dapat ditentukan dengan
alat Spectrophotometer oleh petugas laboratorium, dan besarnya silika terlarut dalam air ketel
dibatasi tergantung dari tekanan kerja ketel.

Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa makin besar tekanan kerja ketel, makin rendah kadar
silika yang diizinkan.

Gambar 1 Perbandingan Silika dengan tekanan boiler

Silika tidak mudah dihilangkan dari air, sehingga bila air pengisi PLTU/HRSG tidak diolah
terlebih dahulu, maka akan membahayakan unit, seperti deposit pada pipa-pipa PLTU/HRSG
dan dapat berdeposit ke turbin.

Dalam pengolahan air melalui Demineralizer Plant, Silika dapat ditangkap oleh resin anion,
sehingga kandungan silika dalam air hasil pengolahan akan mencapai lebih kecil dari 0,02 ppm.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 2


e. Problem akibat bertambahnya kandungan Silika

Kandungan silika akan membentuk kerak dalam ketel, Sistem air pengisi dan dapat menempel
pada sudu turbin sebagai kerak keras (deposit).

Cara mengatasi : Pengolahan air dengan menggunakan Demineralizer Plant (Resin Anion),
dilakukan Blowdown pada sistem PLTU,

f. Problem Akibat Bertambahnya Gas Terlarut

Gas terlarut dapat menyebabkan korosi pada pipa air, pipa penukar panas dan ketel.

Cara mengatasi : Deaerasi, penambahan hydrazine, amonia dan Sodium Sulfite.

g. Kandungan asam atau basa

Kandungan zat cair dalam air dapat berupa asam, seperti asam khiorida (HCl), asam sulfat
(H2SO4), atau basa amoniak cair (NH4OH), juga minyak, yang umumnya berasal dari limbah
industri.

Asam-asam dalam air mengakibatkan air bersifat korosif terhadap peralatan dari

logam, sedangkan amoniak cair korosif terhadap peralatan yang terbuat dari tembaga (Cu),
kuningan (Cu-Zn), aluminium brass ( Cu-Al) dan lain-lain.

Cu +O2 + 8NH4OH --> 2 Cu (NH3)4 (OH)2 + 6 H20

h. Kandungan zat padat

Air yang tidak murni selalu mengandung padatan yang dapat dibedakan menjadi 3 kelompok
berdasarkan besarnya partikel.

- Padatan terlarut

- Padatan tersuspensi dan koloid

- Padatan sedimen

(1) Padatan terlarut

Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa organik yang larut dalam air, seperti kalsium khlorida
(CaCI2), magnesium sulfat (MgSO4), magnesium khlorida (MgCl2), natrium khlorida (NaCI),
natrium silikat (Na2SiO3).

Garam-garam kalsium dan magnesium menjadikan air bersifat sadah dapat menimbulkan
gangguan teriadinya kerak (CaC3, CaSO4) dan lumpur MgCO3, Mg(OH)2).

Ca(HCO3) > CaCO3 + H2O + CO2

CaCl2 +SO42- > CaSO4 + 2 Cl-

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 3


CaCl2 + CO32- > CaCO3 + 2 Cl-

Kerak

Mg(HCO3) > MgCO3 + H2O+CO2

Mg SO4 + CO32- -> MgCO3 +SO42-

Mg Cl2 + CO32- > MgCO3 + 2 Cl-

Lumpur

Garam magnesium umumnya tidak stabil, mudah terhidrolisa dan membentuk asam, sehinggga
air akan bersifat korosif.

Mg Cl2 + 2H20 > Mg(OH)2 + 2 HCL

Garam natrium silikat ( Na2SiO3) dalam air panas juga akan terhidrolisa, menghasilkan kerak
silika yang sangat keras seperti porselin, kristalnya sangat kecil, padat dan rapat.

Na2Si 03 + H2O > NaOH + H2SiO3

H2SiO3 dapat terurai menjadi H2O dan SiO2. Garam-garam khlorida seperti natrium khlorida
(NaCI) dalam air dapat menjadikan air korosif.

(2) Padatan tersuspensi dan koloid.

Padatan jenis ini menyebabkan air menjadi keruh, tidak larut, tidak dapat mengendap langsung,
seperti tanah liat, koloid, termasuk koloid silikat. Tanah liat ini dalam bentuk suspensi dapat
berbulan-bulan, kecuali bila keseimbangannya terganggu oleh zat-zat lain, seperti tawas (alum),
sehingga terjadi penggumpalan dan mengendap. Koloid silikat sering lolos dalam proses
pengolahan air, sehingga terjadi kerak keras di daerah panas. Contoh-contoh padatan
tersuspensi: lumpur, pasir, microorganisme dan koloidal dimana kandungan ini dapat
menyebabkan adany warna dalam air.

(3). Padatan ter-endap (Sedimen)

Sedimen adalah padatan yang dapat langsung mengendap jika air didiamkan. Padatan yang
mengendap tersebut terdiri dari partikel-partikel padai yang berukuran lebih besar dari padatan
tersuspensi, relatif besar dan berat, seperti pasir (SiO2), lumpur. Padatan ini sering
menimbulkan erosi pada material dan penyumbatan aliran air.

(4) Kandungan micro organisme

Micro organisme seperti ganggang dan bakteri akan dapat tumbuh dengan baik pada sistem
air terbuka.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 4


Zat padat terlarut atau disebut juga Total Dissolved Solid (TDS) merupakan jumlah konsentrasi
zat padat seperti silika dan garam-garam yang terlarut didalam air. Seperti halnya silika
konsentrasi zat padat dalam air ketel juga dibatasi supaya tidak menimbulkan carry over, yaitu
terbawanya zat-zat padat bersama uap air kedalam superheater dan turbin.

Tabel di bawah ini menunjukkan Total Dissolved Solid yang diizinkan menurut ABMA (American
Boiler Manufacturer Association):
Tabel 1 Tabel Total Dissolved Solid

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 5


Problem Akibat Bertambahnya Zat Padat Terlarut

Zat padat terlanit akan menyebabkan bertambahnya laju pengerakan dan korosi.

Cara mengatasi: Pengolahan air dengan Demineralizer Plant (Resin Anion dan Kation).
Dilakukan Blow Down.

2. pH
pH (exponen Hydrogen) adalah derajat kesamanan atau kebasaan suatu larutan yang
dinyatakan sebagai logaritma dari kebalikan konsentrasi ion Hidrogen (H+).

pH = -log (H+) = log ---------

(H+)

H+ adalah konsentrasi ion hidrogen dalam mol/liter.

pH juga didefinisikan sebagai konsentrasi ion (H+) atau pH adlah aktivitas ion (H+) dalam
grek/liter. pH digunakan untuk mengukur keasaman atau kebasaan suatu larutan. Batasan pH
diukur pada temperatur 25 OC.

Sifat asam dan basa suatu larutan tergantung pada nilai relatif (H+) dan (OH-), bila (H+) > (OH-
), maka larutan bersifat asam, sedangkan bila (H+) = (OH-) seperti pada air murni, larutan
bersifat netral (pada kenyatannya air murni sedikit bersifat asam karena adanya CO2 yang
larut). Bila (OH-) > (H+), maka larutan bersifat basa,

Kosentrasi ion biasanya dinyatakan dalam satuan mole dm-3 (1 dm3 = 1 liter). Jadi sebagai
contoh konsentrasi H+ dalam 0,1 M NaOH adalah 0,000 000 000 0001 mole dm atau 10-3 M.

Penulisan dengan cara itu kurang praktis, karena itu untuk memudahkan penulisan konsentrasi
H+ dan OH-, Sorensen mendefinisikan potensial konsentrasi ion hidrogen atau pH seperti yang
telah disebutkan diatas.

Jadi suatu larutan yang mengandung H+ sebesar 10-3 M akan mempunyai pH sebesar 3.
Demikian pula dengan pOH. Didefinisikan sebagai:

pOH = - log(OH-)

Karena dalam larutan encer Kw (hasil kali ion air) pada 25 OC adalah 1014, maka dapat ditulis:

(H+) (OH-) =1014

log(H+)(OH-) = - log 1014

log (H+) log (OH-) = 14

pH + pOH = 14

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 6


Secara umum dapat dikatakan bahwa bila:

Dengan demikian keasaman dan kebasaan suatu larutan dapat dinyatakan dalam bentuk
eksponen ion hidrogen yaitu berkisar antara 0 -14.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengukuran pH suatu larutan adalah:

a. Derajat desosiasi (penguraian)

b. Konsentrasi ion hidrogen

c. Suhu larutan

Problem Akibat Perubahan pH

pH bernilail sesuai dengan kelarutan asam atau basa dalam air. pH air pengisi ketel harus
sesuai dengan batas yang dipersyaratkan pada PLTU. Jika terjadi perubahan pH yang
menyebabkan pH terlalu asam atau terlalu basa, maka akan menyebabkan korosi atau deposit.
Cara mengatasi: pH dapat dinaikan dengan penambahan basa dan diturunkan dengan
penurunan asam. pH turun bersama dengan kenaikan temperatur. Injeksi ammonia dapat
menaikn pH. Pengaruh temperatur terhadap pH dinyatakan dalam diagram berikut:

Gambar 2 Untuk menaikkan pH dengan injeksi amonia

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 7


pH air penambah harus mempunyai harga 8,8 9,2. Untuk mencapai ini, injeksikan ammoniak
(NH4OH). Air pengisi harus mempuny pH = 8,8 9,2 dengan kadar oksigen < 0,01 ppm. Untuk
mengatur pH ini, injeksikan Ammoniak atau morpholine. Sedang Oxygen-nya dihilangkan
dengan hydrazine (N2H4) atau Na2SO3.

Injeksi Na3PO4 kedalam drum ketel memberikan manfaat sbb:

- melunakan garam-garam dan kerak

- dapat menaik pH

- dapat mempertahankan silika dalam bentuk ionized-nya (Na2 Si O3).

2.1. Kesadahan (Hardness)


Air secara umum dibagi dua, yaitu : air sadah (hard) dan air lunak (soft). Air lunak adalah air
yang banyak mengandung : KCl, KNO3, K2SO4, NaCl, NaNO3, HCO3, Na2SO4. Air lunak jika
dipanaskan dalam ketel tidak membentuk kerak. Contoh reaksi penguraian air lunak:

Air sadah (air keras) adalah air yang mengandung garam Ca dan Mg. Misalnya : MgCl2,
MgCO3, MgSO4, Mg(HCO3)2, CaCl2, CaCO3, CaSO4, Ca(HCO3)2. Air sadah, jika dipanaskan
dalam ketel akan membentuk kerak. Contoh reaksi penguraian air sadah :

Kesadahan atau (hardness) juga dibagi dua yaitu: kesadahan sementara (carbonate hardness)
dan kesadahan tetap (non-carbonate hardness, permanent hardness). sekema air secara
umum bisa dilihat dibawah ini :

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 8


Air sadah
sementara
(berbetuk
bicarbonat)
Air sadah
(mengandung garam2 Ca
Air sadah tetap
dan Mg)
(berbentuk
selain
bicarbonat)
Air tidak sadah
(tidak mengandung
garam2 Ca dan Mg)

Gambar 3 Kesadahan

a. Kesadahan sementara (temporary hardness)

Adalah kcsadahan yang disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg dalam bentuk senyawa
bikarbonat (HCO3) dan Carbonat (CO3). Air yang mengandung Ca(HCO3) atau Mg
(HCO3) bersifat sadah sementara, karena bila dipanaskan hilang kesadahannya.

Reaksinya : Ca (HCO3)2 : Ca CO3, + CO2 + H20

dipanaskan

Carbonat Removal

Menghilangkan unsur-unsur yang mempengaruhi air dengan reaksi pengendapan.

Prinsip kerja:

- Penghilangan carbonat dengan Kapur {Ca(OH)2}

- Karena ada zat-zat yang tidak mengendap dengan kapur, maka diendapkan dengan
Natrium Carbonat (Na2CO3).

- Penghilangan sisa-sisa di unsur yang masih ada dengan Tri Natrium Phosphate (Na3
PO4)

Penghilangan carbonat dengan Trinatrium phosphat akan memberikan reaksi sebagai berikut.

Untuk menghilangkan sisa dari carbonat dimasukkanlah Trinatrium phosphat sehingga akan
memberikan reaksi sebagai berikut.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 9


Ion Exchanger atau Resine atau penukar ion

Suatu produksi berbentuk bola, elastis dan tidak larut dalam air yang mempunyai sifat dapat
mengadakan pertukaran ion.

b. Kesadahan permanen (permanent hardness)

Kesadahan permanen disebabkan oleh adanya larutan kalsium atau magnesium sulphate dan
kloride didalam air dan tidak dapat dihilangkan dengan cara pemanasan air tersebut. Ia berupa
garam-garam sulfat, chloride, nitrat dari Ca dan Mg.

Kesadahan dapat diklasifikasi sebagaimana tabel dibawah ini:


Tabel 2 Kesadahan

Konsentrasi suatu larutan garam adalah jumlah garam itu dalam suatu volume dimana
konsentrasi masing-masing unsurnya dinyatakan dalam mg/liter atau ppm.

Beberapa istilah yang digunakan untuk mempermudah menentukan konsentrasi larutan :

- Normalitet = N

- Equivalent = Eq

- Derajat (Perancis) = OF

Normalitet = gram equvalent zat per liter pelarut atau grek zat/liter.

Berat Molecul

Grek = -----------------------

Valensi

Larutan yang berisi 1 grek X/liter disebut larutan normal yang mempunyai Normalitet = 1 N.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 10


Equvalent adalah sinonim dengan Normalitet.

Larutan Normal adalah.gram equivalent suatu zat tertentu. Semua zat kimia yang gram
equivalent sama akan sebanding. Jika M = Berat Molekul dan e = equivalent Rumus kimianya
dalam 1 liter air (grek/liter).

M 36,5

Contoh : HCl 1 N = ----- = --------- = 36,5 gr/l.

e 1

M 40

NaOH 1 N = ------- = -------- = 40 gr/l

e 1

Derajat Perancis besarnya sbb. :

1 OF = 1/5 m. eq atau

1 OF = -------- equvalent

5.000

1N

1 OF = -------- (larutan normal)

5.000

Disamping derajat Perancis (OF), juga dikenal derajat Jerman (OD), derajat Inggris (OE) dan
ppm Calciumcarbonate (CaCO3) sebagai pengukur kesadahan air. Dimana

1 OD = 10 mg CaCO3/liter

1 OF = 10 mg CaCO3/liter

1 OE = 1 grain CaCO3 /imp.Gln.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 11


Tabel 3 Tabel konversi

Untuk air ketel PLTU kesadahan harus = 0.

Total hardness (TH) adalah jumlah kesadahan sementara ditambah kesadahan tetap.

Kerak (Scale) disebabkan oleh garam Cold Soluble Salt

Garam-garam ini jenuh didaerah panas dan larut didaerah dingin. Garam-garam ini mengerak
pada daerah panas, misalnya drum ketel.

Mencegahnya: Injeksi trinatrium phophate dan water treatment

Lumpur disebabkan oleh garam Hot Soluble Salt.

Garam-garam ini jenuh didaerah dingin dan larut didaerah panas. Larutan ini disebut lumpur
garam. Lumpur garam banyak terdapat dalam drum ketel.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 12


Jenis garam ini antara lain: Garam-garam Natrium dan Kalium. Sedang yang jenuh adalah
Mg(OH)2 Magnesium Hydroxide

Mencegahnya: Lumpur di Blow Down

2.4. Alkalinity

Alkalinity menunjukan jumlah alkali tanah (Ca++, Mg++ dari senyawa-senyawa carbonat,
bicarbonat, hydroksida dan fosfat) di dalam air. Alkalinity ditentukan dengan larutan asam.

Tujuan dari alkalinity adalah untuk mengetahui konstituent-konstituent tertentu dalam air. P &
m alkalinity didapt dengan men-titrasi air sampai mencapai pH tertentu dengan suatu larutan
asam keras yang diketahui ke-normal-annya (umumnya 0,1 N HCl atau 0,1 N H2SO4).

Untuk penentuan dengan T.A (p-alkinity) perubahan warna terjadi pada pH 8,3 (merah jadi tak
berwarna). Untuk penentuan dengan T.A.C (m-alkalinity) dipakai indikator methyl orange
dimana perubahan warna terjadi pada pH 4,3 (kuning jadi orange ke merahan).

2.5 Conductivity

Conductivity adalah daya hantar listrik atau kesanggupan air/larutan dalam menghantarkan
arus listrik. Arus listrik dapat mengalir melalui zat cair sebagai akibat dari gerakan ion-ion yang
bermuatan listrik; makin banyak ion-ion dalam air, berarti makin tidak murni air tersebut
(banyak mengandung garam), makin tinggi harga conductivitynya, dan makin mudah
menghantarkan listrik. Air murni tidak menghantarkan arus listrik tetapi larutan elektrolit seperti
asam HCl. Caustic (NaOH) dan garam-garam mempunyai conductivity yang besar. Pegukuran
kesanggupan air atau larutan untuk menghantar listrik diukur dalam Siemen/cm dari 1 cm3
larutan pada suhu tertentu. Air dengan zat-zat terlarut sebesar 0,5 mg/l (ppm) akan
memberikan daya hantar 1 S / cm. Catatan : 1 mg/l = 1 ppm.

Makin tinggi conductivity air, berarti pula air itu cenderung mempercepat terjadinya korosi
eletrokimia didalam sistem unit. Oleh sebab itu dengan adanya Demineralizer Plant, diharapkan
didapat air dengan conductivity mencapai < 0,2 S/cm.

Satuan conductivity adalah : S / cm = S. cm-1

. mhos /cm = . Mhos.cm-1

. -1/cm = . -1.cm-1

Alat ukurnya disebut Conductivity Meter.

2.6 Carry Over

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 13


Butir-butir air mengandung garam yang larut dalam uap. Carry over dapat diketahui dari
conductivity uap

- Goncangan atau gelombang yang besar dalam ketel, sehingga air mencapai uap.

- Terjadinya busa pada permukaan air ketel, sehingga busa mencapai uap.

Busa terjadi karena :

- Total solid tinggi dalam air ketel.

- Total akalinity tinggi dalam air ketel.

Busa dapat dicegah dengan :

- Sering dilakukan blow down.

- periksa total alkalinity dengan baik.

Akibat Carry over:

Karena superheater panas, uap kering, garam-garampun kering dan menempel di Superheter,
tentu saja korosi jelas ada.

Bahayanya justru garam-garam yg mengendap tersebut bersifat low thermal conductivity


(penghantar panas rendah) akibatnya efisiensi superheater turun dan adanya pembengkakan
pipa-pipa superheater, yang suatu ketika dapat pecah.

EndapanTurbin

Apabila garam( akibat carry over ) sampai ke Turbine akan mengendap atau justru mengikis
sudu-sudu Turbin, yang jelas akan menurunkan efisiensi Turbin.

Mencegah Carry-over

Ketel diperlengkapi dengan Separator atau Steam Scrubber.

2.7 Korosi

Korosi akibat adanya pengiriman ion-ion Metal yang tentu saja mudah mempengaruhi unsur-
unsur lainnya. Reaksi ionisasinya:

M M+ + e-

metal ion metal electron

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 14


Korosi besi oleh air

Besi bila dicelupkan dala air akan mengalami korosi karena ion-ion metal besi mempengaruhi
ion-ion air.

Ternyata didalam air besi dirubah menjadi karat {Fe(OH)2} Perubahan besi oleh air
dipengaruhi oleh pH

Pencegahan korosi besi oleh air

Korosi besi oleh air dapat dicegah dengan membuat jenuh air terhadap Ferro hidroxide dan
ternyata dapat diatur dengan mengatur pH air. pH = 9,6 adalah air jenuh terhadap Ferro
hydroxide.

Pengontroian Kualitas Air Limbah

Air limbah dan proses regenerasi demineralizer plant, sebelum dibuang harus dinetralisasi lebih
dahulu, agar tidak mencemari lingkungan. Air limbah dikontrol dengan besarnya pH yaitu
dengan menginjeksikan asam HCl bila pH limbah tinggi atau injeksi Caustic NaOH bila pH
rendah,sampai pH mencapai yang diljinkan antara 7 - 9.

1. Unsur-unsur yang dianalisa dalam air

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 15


Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 16

Anda mungkin juga menyukai