KIMIA PEMBANGKIT
TUJUAN PELAJARAN :
DURASI : 8 JP
PENYUSUN :
1. MM
Seperti carbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur triokskia-(SO3), oksigen (O2), dan
lain-lain. Air yang mengandung gas-gas tersebut akan bersifat korosif, yaitu:
asam garam
Gas larut yang lain : N2 dan Cl2. Gas N2 tidak berbahaya, muncul akibat reaksi hydrazine dan
oksigen dan dibuang lewat Deaerator.
Biasanya yang diukur sebagai larutan gas adalah oksigen terlarut. Oksigen terlarut diukur
menggunakan oksigen Analyzer dalam satuan ppm (part per millon= 1/1.000.000). Karena
kandungan gas (O2, CO2) dapat menimbulkan korosi pada material, sehingga konsentrasi
Oksigen dan Karbon dioksida yang terlarut dalam air pengisi juga dibatasi. Di unit, gas O2, CO2
tersebut dibuang lewat Deaerator, sedang O2 diikat oleh injeksi Hydrazine (N2H4), diubah
menjadi air (H2O).
b. Kandungan Chlorine
Chlorine (Cl-) merupakan unsur yang berasal dari air alut (NaCl). Chlorine yang larut dalam
air/uap dapat menimbulkan korosi pada pipa-piap ketel dan superheater. Kandungan chlorine
dapat diukur dengan alat spektrophotometer dalam satuan ppm.
Kandungan chlorine akan menambah jumlah padatan teriarut dalam air serta akan memacu laju
korosi.
Cara mengatasinya: Pengolahan air dengan nienggunakan Demineralizer Plant (Resin Anion),
Dilakukan Blow Down Pada sikius PLTU.
d. Silika (SiO2)
Silika (SiO2) merupakan unsur utama dari pasir dan tanah liat. Silika dapat larut dalam air dan
dalam uap pada suhu dan tekanan tinggi. Kandungan silika terlarut dapat ditentukan dengan
alat Spectrophotometer oleh petugas laboratorium, dan besarnya silika terlarut dalam air ketel
dibatasi tergantung dari tekanan kerja ketel.
Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa makin besar tekanan kerja ketel, makin rendah kadar
silika yang diizinkan.
Silika tidak mudah dihilangkan dari air, sehingga bila air pengisi PLTU/HRSG tidak diolah
terlebih dahulu, maka akan membahayakan unit, seperti deposit pada pipa-pipa PLTU/HRSG
dan dapat berdeposit ke turbin.
Dalam pengolahan air melalui Demineralizer Plant, Silika dapat ditangkap oleh resin anion,
sehingga kandungan silika dalam air hasil pengolahan akan mencapai lebih kecil dari 0,02 ppm.
Kandungan silika akan membentuk kerak dalam ketel, Sistem air pengisi dan dapat menempel
pada sudu turbin sebagai kerak keras (deposit).
Cara mengatasi : Pengolahan air dengan menggunakan Demineralizer Plant (Resin Anion),
dilakukan Blowdown pada sistem PLTU,
Gas terlarut dapat menyebabkan korosi pada pipa air, pipa penukar panas dan ketel.
Kandungan zat cair dalam air dapat berupa asam, seperti asam khiorida (HCl), asam sulfat
(H2SO4), atau basa amoniak cair (NH4OH), juga minyak, yang umumnya berasal dari limbah
industri.
Asam-asam dalam air mengakibatkan air bersifat korosif terhadap peralatan dari
logam, sedangkan amoniak cair korosif terhadap peralatan yang terbuat dari tembaga (Cu),
kuningan (Cu-Zn), aluminium brass ( Cu-Al) dan lain-lain.
Air yang tidak murni selalu mengandung padatan yang dapat dibedakan menjadi 3 kelompok
berdasarkan besarnya partikel.
- Padatan terlarut
- Padatan sedimen
Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa organik yang larut dalam air, seperti kalsium khlorida
(CaCI2), magnesium sulfat (MgSO4), magnesium khlorida (MgCl2), natrium khlorida (NaCI),
natrium silikat (Na2SiO3).
Garam-garam kalsium dan magnesium menjadikan air bersifat sadah dapat menimbulkan
gangguan teriadinya kerak (CaC3, CaSO4) dan lumpur MgCO3, Mg(OH)2).
Kerak
Lumpur
Garam magnesium umumnya tidak stabil, mudah terhidrolisa dan membentuk asam, sehinggga
air akan bersifat korosif.
Garam natrium silikat ( Na2SiO3) dalam air panas juga akan terhidrolisa, menghasilkan kerak
silika yang sangat keras seperti porselin, kristalnya sangat kecil, padat dan rapat.
H2SiO3 dapat terurai menjadi H2O dan SiO2. Garam-garam khlorida seperti natrium khlorida
(NaCI) dalam air dapat menjadikan air korosif.
Padatan jenis ini menyebabkan air menjadi keruh, tidak larut, tidak dapat mengendap langsung,
seperti tanah liat, koloid, termasuk koloid silikat. Tanah liat ini dalam bentuk suspensi dapat
berbulan-bulan, kecuali bila keseimbangannya terganggu oleh zat-zat lain, seperti tawas (alum),
sehingga terjadi penggumpalan dan mengendap. Koloid silikat sering lolos dalam proses
pengolahan air, sehingga terjadi kerak keras di daerah panas. Contoh-contoh padatan
tersuspensi: lumpur, pasir, microorganisme dan koloidal dimana kandungan ini dapat
menyebabkan adany warna dalam air.
Sedimen adalah padatan yang dapat langsung mengendap jika air didiamkan. Padatan yang
mengendap tersebut terdiri dari partikel-partikel padai yang berukuran lebih besar dari padatan
tersuspensi, relatif besar dan berat, seperti pasir (SiO2), lumpur. Padatan ini sering
menimbulkan erosi pada material dan penyumbatan aliran air.
Micro organisme seperti ganggang dan bakteri akan dapat tumbuh dengan baik pada sistem
air terbuka.
Tabel di bawah ini menunjukkan Total Dissolved Solid yang diizinkan menurut ABMA (American
Boiler Manufacturer Association):
Tabel 1 Tabel Total Dissolved Solid
Zat padat terlanit akan menyebabkan bertambahnya laju pengerakan dan korosi.
Cara mengatasi: Pengolahan air dengan Demineralizer Plant (Resin Anion dan Kation).
Dilakukan Blow Down.
2. pH
pH (exponen Hydrogen) adalah derajat kesamanan atau kebasaan suatu larutan yang
dinyatakan sebagai logaritma dari kebalikan konsentrasi ion Hidrogen (H+).
(H+)
pH juga didefinisikan sebagai konsentrasi ion (H+) atau pH adlah aktivitas ion (H+) dalam
grek/liter. pH digunakan untuk mengukur keasaman atau kebasaan suatu larutan. Batasan pH
diukur pada temperatur 25 OC.
Sifat asam dan basa suatu larutan tergantung pada nilai relatif (H+) dan (OH-), bila (H+) > (OH-
), maka larutan bersifat asam, sedangkan bila (H+) = (OH-) seperti pada air murni, larutan
bersifat netral (pada kenyatannya air murni sedikit bersifat asam karena adanya CO2 yang
larut). Bila (OH-) > (H+), maka larutan bersifat basa,
Kosentrasi ion biasanya dinyatakan dalam satuan mole dm-3 (1 dm3 = 1 liter). Jadi sebagai
contoh konsentrasi H+ dalam 0,1 M NaOH adalah 0,000 000 000 0001 mole dm atau 10-3 M.
Penulisan dengan cara itu kurang praktis, karena itu untuk memudahkan penulisan konsentrasi
H+ dan OH-, Sorensen mendefinisikan potensial konsentrasi ion hidrogen atau pH seperti yang
telah disebutkan diatas.
Jadi suatu larutan yang mengandung H+ sebesar 10-3 M akan mempunyai pH sebesar 3.
Demikian pula dengan pOH. Didefinisikan sebagai:
pOH = - log(OH-)
Karena dalam larutan encer Kw (hasil kali ion air) pada 25 OC adalah 1014, maka dapat ditulis:
pH + pOH = 14
Dengan demikian keasaman dan kebasaan suatu larutan dapat dinyatakan dalam bentuk
eksponen ion hidrogen yaitu berkisar antara 0 -14.
c. Suhu larutan
pH bernilail sesuai dengan kelarutan asam atau basa dalam air. pH air pengisi ketel harus
sesuai dengan batas yang dipersyaratkan pada PLTU. Jika terjadi perubahan pH yang
menyebabkan pH terlalu asam atau terlalu basa, maka akan menyebabkan korosi atau deposit.
Cara mengatasi: pH dapat dinaikan dengan penambahan basa dan diturunkan dengan
penurunan asam. pH turun bersama dengan kenaikan temperatur. Injeksi ammonia dapat
menaikn pH. Pengaruh temperatur terhadap pH dinyatakan dalam diagram berikut:
- dapat menaik pH
Air sadah (air keras) adalah air yang mengandung garam Ca dan Mg. Misalnya : MgCl2,
MgCO3, MgSO4, Mg(HCO3)2, CaCl2, CaCO3, CaSO4, Ca(HCO3)2. Air sadah, jika dipanaskan
dalam ketel akan membentuk kerak. Contoh reaksi penguraian air sadah :
Kesadahan atau (hardness) juga dibagi dua yaitu: kesadahan sementara (carbonate hardness)
dan kesadahan tetap (non-carbonate hardness, permanent hardness). sekema air secara
umum bisa dilihat dibawah ini :
Gambar 3 Kesadahan
Adalah kcsadahan yang disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg dalam bentuk senyawa
bikarbonat (HCO3) dan Carbonat (CO3). Air yang mengandung Ca(HCO3) atau Mg
(HCO3) bersifat sadah sementara, karena bila dipanaskan hilang kesadahannya.
dipanaskan
Carbonat Removal
Prinsip kerja:
- Karena ada zat-zat yang tidak mengendap dengan kapur, maka diendapkan dengan
Natrium Carbonat (Na2CO3).
- Penghilangan sisa-sisa di unsur yang masih ada dengan Tri Natrium Phosphate (Na3
PO4)
Penghilangan carbonat dengan Trinatrium phosphat akan memberikan reaksi sebagai berikut.
Untuk menghilangkan sisa dari carbonat dimasukkanlah Trinatrium phosphat sehingga akan
memberikan reaksi sebagai berikut.
Suatu produksi berbentuk bola, elastis dan tidak larut dalam air yang mempunyai sifat dapat
mengadakan pertukaran ion.
Kesadahan permanen disebabkan oleh adanya larutan kalsium atau magnesium sulphate dan
kloride didalam air dan tidak dapat dihilangkan dengan cara pemanasan air tersebut. Ia berupa
garam-garam sulfat, chloride, nitrat dari Ca dan Mg.
Konsentrasi suatu larutan garam adalah jumlah garam itu dalam suatu volume dimana
konsentrasi masing-masing unsurnya dinyatakan dalam mg/liter atau ppm.
- Normalitet = N
- Equivalent = Eq
- Derajat (Perancis) = OF
Normalitet = gram equvalent zat per liter pelarut atau grek zat/liter.
Berat Molecul
Grek = -----------------------
Valensi
Larutan yang berisi 1 grek X/liter disebut larutan normal yang mempunyai Normalitet = 1 N.
Larutan Normal adalah.gram equivalent suatu zat tertentu. Semua zat kimia yang gram
equivalent sama akan sebanding. Jika M = Berat Molekul dan e = equivalent Rumus kimianya
dalam 1 liter air (grek/liter).
M 36,5
e 1
M 40
e 1
1 OF = 1/5 m. eq atau
1 OF = -------- equvalent
5.000
1N
5.000
Disamping derajat Perancis (OF), juga dikenal derajat Jerman (OD), derajat Inggris (OE) dan
ppm Calciumcarbonate (CaCO3) sebagai pengukur kesadahan air. Dimana
1 OD = 10 mg CaCO3/liter
1 OF = 10 mg CaCO3/liter
Total hardness (TH) adalah jumlah kesadahan sementara ditambah kesadahan tetap.
Garam-garam ini jenuh didaerah panas dan larut didaerah dingin. Garam-garam ini mengerak
pada daerah panas, misalnya drum ketel.
Garam-garam ini jenuh didaerah dingin dan larut didaerah panas. Larutan ini disebut lumpur
garam. Lumpur garam banyak terdapat dalam drum ketel.
2.4. Alkalinity
Alkalinity menunjukan jumlah alkali tanah (Ca++, Mg++ dari senyawa-senyawa carbonat,
bicarbonat, hydroksida dan fosfat) di dalam air. Alkalinity ditentukan dengan larutan asam.
Tujuan dari alkalinity adalah untuk mengetahui konstituent-konstituent tertentu dalam air. P &
m alkalinity didapt dengan men-titrasi air sampai mencapai pH tertentu dengan suatu larutan
asam keras yang diketahui ke-normal-annya (umumnya 0,1 N HCl atau 0,1 N H2SO4).
Untuk penentuan dengan T.A (p-alkinity) perubahan warna terjadi pada pH 8,3 (merah jadi tak
berwarna). Untuk penentuan dengan T.A.C (m-alkalinity) dipakai indikator methyl orange
dimana perubahan warna terjadi pada pH 4,3 (kuning jadi orange ke merahan).
2.5 Conductivity
Conductivity adalah daya hantar listrik atau kesanggupan air/larutan dalam menghantarkan
arus listrik. Arus listrik dapat mengalir melalui zat cair sebagai akibat dari gerakan ion-ion yang
bermuatan listrik; makin banyak ion-ion dalam air, berarti makin tidak murni air tersebut
(banyak mengandung garam), makin tinggi harga conductivitynya, dan makin mudah
menghantarkan listrik. Air murni tidak menghantarkan arus listrik tetapi larutan elektrolit seperti
asam HCl. Caustic (NaOH) dan garam-garam mempunyai conductivity yang besar. Pegukuran
kesanggupan air atau larutan untuk menghantar listrik diukur dalam Siemen/cm dari 1 cm3
larutan pada suhu tertentu. Air dengan zat-zat terlarut sebesar 0,5 mg/l (ppm) akan
memberikan daya hantar 1 S / cm. Catatan : 1 mg/l = 1 ppm.
Makin tinggi conductivity air, berarti pula air itu cenderung mempercepat terjadinya korosi
eletrokimia didalam sistem unit. Oleh sebab itu dengan adanya Demineralizer Plant, diharapkan
didapat air dengan conductivity mencapai < 0,2 S/cm.
. -1/cm = . -1.cm-1
- Goncangan atau gelombang yang besar dalam ketel, sehingga air mencapai uap.
- Terjadinya busa pada permukaan air ketel, sehingga busa mencapai uap.
Karena superheater panas, uap kering, garam-garampun kering dan menempel di Superheter,
tentu saja korosi jelas ada.
EndapanTurbin
Apabila garam( akibat carry over ) sampai ke Turbine akan mengendap atau justru mengikis
sudu-sudu Turbin, yang jelas akan menurunkan efisiensi Turbin.
Mencegah Carry-over
2.7 Korosi
Korosi akibat adanya pengiriman ion-ion Metal yang tentu saja mudah mempengaruhi unsur-
unsur lainnya. Reaksi ionisasinya:
M M+ + e-
Besi bila dicelupkan dala air akan mengalami korosi karena ion-ion metal besi mempengaruhi
ion-ion air.
Ternyata didalam air besi dirubah menjadi karat {Fe(OH)2} Perubahan besi oleh air
dipengaruhi oleh pH
Korosi besi oleh air dapat dicegah dengan membuat jenuh air terhadap Ferro hidroxide dan
ternyata dapat diatur dengan mengatur pH air. pH = 9,6 adalah air jenuh terhadap Ferro
hydroxide.
Air limbah dan proses regenerasi demineralizer plant, sebelum dibuang harus dinetralisasi lebih
dahulu, agar tidak mencemari lingkungan. Air limbah dikontrol dengan besarnya pH yaitu
dengan menginjeksikan asam HCl bila pH limbah tinggi atau injeksi Caustic NaOH bila pH
rendah,sampai pH mencapai yang diljinkan antara 7 - 9.