Asam oksalat adalah salh satu turunan asam karboksilat yang banyak digunakan
dalam industri. Oleh karena itu, diperlukan metode sintesis yang murah dan
praktis. Metode tersebut menggunakan gula pasir melalui reaksi oksidasi.
Berdasarkan hasil sintesis didapatkan kristal asam oksalat berbentuk jarum,
berwarna putih, dan hidroskopis dengan titik leleh dan rendamen hasil sebesar
Kata kunci: asam nitrat, asam oksalat, gula pasir, oksidasi, sintesis.
ABSTRACT
Oxalic acid is one carboxylic acid derivative that is widely used in industry.
Therefore, cheap and practical methods of synthesis are needed. The method uses
granulated sugar through an oxidation reaction. Based on the synthesis results
obtained oxalic acid crystals in the form of needles, white, and hydroscopic with
melting points and yield yields of
Halaman
ABSTRACT ……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iv
1.2...................................................................................................
1.3...................................................................................................
LAMPIRAN ............................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
Lampiran halaman
1. Bagan Kerja…….................................................................................. 15
2. Perhitungan..…………....................................................................... 17
3. Dokumentasi.......................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
Asam oksalat adalah turunan asam karboksilat yang memiliki dua gugus
memilki rumus molekul H2C2O4 atau (COOH)2. Asam oksalat memilki bentuk
anhidrat dan dihidrat. Asam okslat memilki banyak manfaat khususnya dalam
bidang industri dan biasa digunakan sebagai metal treatment, ozalate coatings,
bahan baku pembuatan zat warna, anodizing, lilin, tinta, obat-obatan, tekstil,
pembersih logam, dan lain-lain (Septi dkk, 2011; Iriany dkk, 2015).
karbohidrat seperti gula, glukosa, fruktosa, selulosa, pati, dan lainnya. Bahan-
bahan berselulosa yang biasa digunakan dalam sintesis asam oksalat adalah sekam
padi, alang-alang, sabut siwalan, dan lainnya (Dewati, 2010; Septi dkk, 2011;
Metode yang digunakan dalam sintesis asam oksalat pada umumnya dilakukan
katalisator NaOH dan Ca(OH)2. Metode yang paling mudah digunakan adalah
metode hidrolisis dan oksidasi menggunakan asam nitrat pekat (Septi dkk, 2011;
Mardina dkk, 2013; Iriany dkk, 2015). Oleh karena itu, pada percobaan ini akan
dilakukan sintesis asam oksalat dari bahan dasar gula pasir melalui reaksi oksidasi
Prinsip dari percobaan ini adalah mensisntesis asam oksalat dari gula pasir
PEMBAHASAN
2.1 Gula
monosakarida glukosa (C6H12O6) dan fruktosa. Glukosa ini mempunyai sifat fisik
yaitu dapat larut dalam air yang dingin dan pada semua temperature (Ram Brian,
LAL Mathur,“ Text Book of Sugar Cane Technology,” Univ. New Delhi, 1975),
Cp 0.275 gcal/g pada suhu 20ºC dan memilki sifat kimia yaitu dapat dioksidasi
oleh silver atau ion Cupper dengan produk silver mirror dengan mudah kemudian
terbentuk diammonical silver nitrit. Terjadinya lapisan endapan dari asam caprous
merupakan hasil dari reaksi dengan fehling atau larutan benedict, larutan alkali
dari glukosa sangat mudah dioksidasi dalam oksigen atmosfer atau oksidasi yang
kuat lagi sehingga larutan benedict tidak hanya mengenai atom aldehyde carbon
tetapi juga atom karbon lain. Selain dioksidasi glukosa dapat pula direduksi,
reaksi elektrolit dari glukosa menghasilkan sorbitol dan mannitol. Pada suhu 20ºC
heat capacitynya 0.3 cal/gºC, berat molekul 180,16 gram/mol, titik didihnya
146ºC dan spesific gravity 1.05840 (Septi dkk, 2011; Aryadi dan Anggraeni,
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2C2O4 dengan
mempunyai sifat asam yang lebih kuat dibandingkan asam asetat. Asam oksalat
(H2C2O4) ada 2 macam yaitu asam oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat.
Asam oksalat digunakan untuk metal treatment, oxalate coatings, anodizing, metal
cleaning, textile dan dyieng. Penggunaan asam oksalat (H 2C2O4) yang sangat
macam cara yaitu di antaranya sintesis dari natrium formiat, fermentasi glukosa,
peleburan alkali dan oksidasi karbohidrat dengan HNO3. Pada percobaan ini,
sintesis asam oksalat (H2C2O4) yang dilakukan melalui reaksi oksidasi sukrosa
atau gula pasir dengan asam nitrat (HNO 3). Sukrosa atau gula pasir yang
menimbulkan gas NO2 (nitro) yang berwarna coklat. Oleh sebab itu, pembuatan
sintesis asam oksalat ini dilakukan di lemari asam, karena pada reaksi ini
terbentuk gas NO= (nitro) yang bersifat karsinogenik apabila uapnya terhirup.
Asam oksalat terdistribusi secara luas dalam bentuk garam pottasium dan
kalsium yang terdapat pada daun, akar dan rhizoma dari berbagai macam
tanaman. Asam oksalat juga terdapat pada air kencing manusia dan hewan dalam
bentuk garam kalsium yang merupakan senyawa terbesar dalam ginjal. Kelarutan
asam oksalat dalam etanol pada suhu 15,6ºC dan etil eter pada suhu 25ºC adalah
23,7 g / 100 g solvent dan 1,5 g / 100 g solvent. Makanan yang banyak
mengandung asam oksalat adalah coklat, kopi, strawberry, kacang dan bayam.
keadaan setimbang antara fasa padat dan fasa cair pada tekanan satu atmosfer.
Untuk mengukur titik leleh suatu senyawa dapat digunakan alat melthing point.
Prinsipnya yaitu suatu zat bisa meleleh karena ikatan antarmolekul terputus
pada kekuatan ikatan tersebut. Semakin kuat ikatannya maka semakin tinggi suhu
yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan tersebut. Dengan adanya zat pengotor,
ikatan yang terputus akan lebih banyak atau intinya tergantung pada zat
pengotornya. Titik leleh juga bisa untuk mengukur gaya intermolekul antar
senyawa dimana makin tinggi titik leleh maka makin besar gaya
yang lebih polar dan struktur molekul yang lebih simetris akan lebih tinggi.
keakuratan pada thermometer yang digunakan dan sifat padatan senyawa yang
terdapat pada suatu padatan yang telah diisolasi, rentang lelehannya harus
dilakukan proses penentuan titik leleh dengan tujuan menentukan titik leleh dan
2.4. Karakterisasi
seperti uji titik leleh, uji titik didih, uji indeks bias, dan menggunakan instrumen
seperti FTIR, GC-MS, dan lain-lain. Uji kemurnian kristal yang paling mudah
dilakukan melalui penentuan titik leleh. Titik leleh suatu senyawa zat padat adalah
suhu pada saat terjadi keseimbangan pada tekanan 1 atm antara fasa padat dan
fasa cairnya. Titik leleh suatu zat padat dapat diukut menggunakan alat Melting
BAB III
METODE PERCOBAAN
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah gula pasir, asam
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat-alat gelas
yang biasa digunakan dilaboratorium, bulb, neraca anlitik, hot plate, corong
Buchner, batang pengaduk, sendok tandukm alat Melting point Apparatus, dan
lemari asam.
250 mL, ditambakan 50 mL HNO3 pekat, lalu dipanaskan diatas penangas air
reaksi dilanjutkan tanpa pemanasan dan dibiarkan selama 15 menit. Setelah itu,
hasil reaksi dituang ke dalam gelas kimia 100 mL, kemudian erlenmeyer dicuci
dengan 10 mL akuades dan larutan hasil cucian dimasukkan lagi kedalam gelas
didinginkan dalam air es sambil diaduk hingga terbentuk kristal asam oksalat.
Kristal asam oksalat yang terbentuk direkristalisasi dengan melarutkan dalam air
dalam desikator. Setelah itu, diuji kemurnian kristal melalui penentuan titil leleh
dari gula pasir atau sukrosa dengan asam nitrat pekat. Sukrosa dihidrolisis
sehingga terpecah menjadi monosakarida yang terdiri dari fruktosa dan glukosa.
hasil akhir berupa asam oksalat. Reaksi antara sukrosa dan HNO3 membentuk
asam oksalat dapat dilihat pada gambar 1. Mekanisme reaksi pembentukan asam
oksalat dari gula pasir melalui reaksi oksidasi menggunakan HNO3 pekat dapat
Campuran antara gula pasir dengan asam nitrat pekat akan menyebabkan
Kristal asam oksalat langsung terbntuk pada saat filtrat yang diperoleh
dingin dan kristal yang terbentuk jarum dan bersifat higroskopis atau mudah
melelh. Kristal yang terbentuk berwarna puth dengan titik leleh 75°C setelah
H H + N O 3-
o
H C H
C H 2 O H H
H O H O
H + + H O H
O H H C H 2 O H
O H
O H
O O H H
H O H H H
- H +, H N O 3
C H 2
H
O
H O H
O C H 2O H
H
O H H
FR U K TO S A
H C H C H 2
H
O
H O H
H O H
H
O C H 2O H
O H H
O H
H
O H O H H
O H FR U K TO SA
H
G LU K O SA
H
O H
c o
H c H
O H
H
c o
HO H
H O H H O H
H O H H O H
H C H H O H
O H H C H
O H
Gambar 2. Pembentukan rantai lurus fruktosa dan glukosa
Gambar 3. Pembentukan asam oksalat dari fruktosa
Gambar 4. Pembentukan asam oksalat dari glukosa
praktikum sangat jauh berbeda. Massa kristal secara teoritis 16,118 gram,
sedabgkan secara praktikum diperoleh 9,1845 gram. Rendamen hasil sintesis asam
oksalat yang diperoleh sebesar 0,012%. Perbedaan massa kristal yang diperoleh
secara teori dan secara praktek kemungkinan disebabkan karena pada saat proses
penguapan air dan gas NO2 sudah terdapat asam oksalat yang ikut menguap
karena alat yang digunakan untuk menguapkan tidak dapat diatur suhunya secara
tepat. Selain itu, kemungkinan disebabkan pada saat penyaringan, banyak endapan
yang tidak tersaring dengan baikmatau kristal bercampur dengan filtrat dan lolos
dari kertas saring. Keakuratan alat timbangan yang digunakan juga dapat
5.1 Kesimpulan
1. Sintesis asam oksalat dari gula pasir dapat dilakukan dengan metode
5.2 Saran
yang digunakan untuk sintesis asam oksalat lebih banyak. Selain itu, kondisi pada
saat mensintesis asam oksalat betul-betul dijaga pada suhu dingin karena kristal
asam oksalat hanya terbentuk pada suhu dingin agar hasil lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arieanie, L., dan Idiawati, N., 2011, Penentuan Lignin dan Kadar Glukosa dalam
Hidrolisis Organosolv dan Hidrolisis Asam, Sains dan Terapan Kimia,
5(2); 140-150.
Dewati, R., 2010, Kinetika Reaksi Pembuatan Asam Oksalat dari Kinetics of
Oxalic Acid Adsorption from Aqueous Waste Over Alkali Activated
Power Plant Fly Ash, International Journal of Chemical Studies, 1(4);
114-120.
Effenfi, R., Damayanthi, E., Kustiyah, L., dan Kusumorini, N., 2010,
Pengendalian Kadar Glikosa Darah Oleh Teh Hijau dan atau Teh Daun
Murbei pada Tikus Diabetes, Jurnal Gizi dan Pangan, 5(2); 87-94.
Mardina, P., Norhayani, dan Triutami, D., 2013, Pembuatan Asam Oksalat dari
sekam Padi dengan Hidrolisis Berkatalisator NAOH dan Ca(OH) 2, Jurnal
Bahan Alam Terbarukan,2(2); 7-13.
Septo, D.F., Susilowati, E., dan Arza, I., 2011, Sintesis Asam Oksalat.
Lampiran 1. Bagan Kerja
Prosedur Kerja
Terbentuk kristal
- Diuapkan sampai volume tersisa 10 mL.
- Didinginkan sampai terbentuk Kristal.
- Diuji kemurnian Kristal melalui penentuan
titik leleh.
kristal
Lampiran 2. Perhitungan
A. Mol C12H22O11
m = 10 gram
Mr = 342 gram/mol
massa
n = Mr
10,003 gram
= 342 gram/mol
= 0,0292 mol
HNO3
C12H22O11 6 H2C2O4
Mula-mula 0,0292
Sisa - 0,1752
Mr = 92 gram/mol
Mol = massa / Mr
= 16,1184 gram
= 9,1845 gr
D. Rendamen (%)
Bobot Praktek
% Rendamen = x 100 %
Bobot Teori
9,1845 gram
= 16,1184 gram
x 100 %
= 0,569815 x 100%
= 56,9816
Lampiran 3. Dokumentasi
Asam Oksalat