Anda di halaman 1dari 80

Skripsi

DERIVATISASI ETIL p-METOKSISINAMAT ISOLAT DARI KENCUR


Kaempferia galanga L. MENJADI N-o-TOLIL-p -METOKSISINAMAMIDA
DAN BIOAKTIVITASNYA TERHADAP SEL MURIN LEUKEMIA P-388

MURTINA

H311 13 509

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

i
DERIVATISASI ETIL p-METOKSISINAMAT ISOLAT DARI KENCUR
Kaempferia galanga L. MENJADI N-o-TOLIL-p -METOKSISINAMAMIDA
DAN BIOAKTIVITASNYA TERHADAP SEL MURIN LEUKEMIA P-388

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana sains

Oleh :

MURTINA

H 311 13 509

MAKASSAR

2018

ii
SKRIPSI

DERIVATISASI ETIL p-METOKSISINAMAT ISOLAT DARI KENCUR


Kaempferia galanga L. MENJADI N-o-TOLIL-p -METOKSISINAMAMIDA
DAN BIOAKTIVITASNYA TERHADAP SEL MURIN LEUKEMIA P-388

Disusun dan diajukan oleh :

MURTINA

H 311 13 509

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Pertama

Dr. Firdaus, M.S. Prof. Dr. Nunuk Hariani S., M.S.


NIP. 19600909 198810 1 001 NIP. 19601215 198702 2 001

iii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Allah tidak membebani seseorang melainkan


sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat
pahala dari kebajikan yang dikerjakannya dan
dia mendapat siksa dari kejahatan yang
diperbuatnya. Mereka berdoa, “Ya Tuhan kami,
janganlah engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami melakukan kesalahan. Ya tuhan kami,
janganlah engkau bebani kami dengan beban
yang berat sebagaimana engkau bebankan
kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan
kami, janganlah
P Rengkau
A K A pikulkan
TA kepada
kamiapa yang tidak sanggup kami memikulnya.
Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan
rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami,
maka tolonglah kami menghadapi orang-orang
kafir.”

(QS. Al-Baqarah: 286)

Karya ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku


dan adik-adikku

iv
PRAKATA

‫ــــــــــــــــــم اﷲِال َّر ْح َم ِن اا َّر ِحيم‬


ِ ‫س‬ْ ‫ِب‬
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan alam semesta dan seisiNya.

Maha suci Allah yang telah menciptakan segala ilmu pengetahuan yang ada di

muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda

Rasulullah Muhammad SAW yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi

umatnya. Tulisan ini dipersembahkan kepada orang-orang yang sangat berarti

dalam kehidupan sang penulis.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada

Bapak Dr. Firdaus, M.S., dan Ibu Prof. Dr. Nunuk Hariani Soekamto, M.S.

selaku pembimbing riset yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran dalam membimbing dan memberikan petunjuk yang begitu berharga dari

awal pemikiran untuk penyusunan skripsi hingga selesai. Keduanya merupakan

orang-orang terbaik di bidang Kimia Organik. Penulis juga menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku Umar dan Hj.Hasna yang telah mendoakan dan

membesarkan saya hingga seperti sekarang ini.

2. Kepada adik-adikku Ridwan, Mirna dan Aidil yang telah mengajarkan saya

banyak hal.

3. Seluruh Dosen Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin

yang senantiasa membagi ilmunya yang sangat berharga.

4. Kepada pembimbing akademik Dr. Muhammad Zakir, M.Si yang telah

mengarahkan dan membina mulai pertama masuk di departemen kimia sampai

sekarang ini.

v
5. Tim Penguji Ujian Sarjana Kimia, yaitu Dr. Maming M.Si, Drs. Musa

Ramang, M.Si, Dra. Hasnah Natsir, M.Si, Dr. St. Fauziah, M.Si, dan Alm.

Dra. Asmawati, MS terima kasih atas bimbingan dan saran-sarannya.

6. Saudara-saudaraku Chemistry 2013, sandi, adhan, sup, asrul, andika, wawan,

yogi, danang, condang, slamet, aan, anton, afdhal, wahyu, flo, akbar, fatur,

suci, santri, eka, wina, ros, muli, ifah, riska, ayu, ody, nunu, usfah, adji, ani,

dss, harma, shila, rani, nisa, adri, afni, ita, vero, tisa, ulfa, ana, rafsen, samri,

mima, hikmah, fitri, Irma, sarifah, sri, emmi, eda, butet, fira, aul, adel, yuni,

aeni, dalifah, dan yudit.

7. Kepada om Lasier Mallo dan keluarga yang telah mengijinkan saya untuk

tinggal di rumanhnya sampai saya mendapatkan tempat sendiri di Makassar.

8. Kepada Suci Paramita dan Santri M Ningsih sebagai teman partner

penelitian yang selalu temani saya bermalam di Laboratorium.

9. Kepada Sri Widiastuti dan Fauziah Nur Usfa yang selalu membantu apabila

saya butuh bantuan

10. Kepada teman toxic Rosdiana dan Yuni Hafsari

11. Kepada Kak agustan, kak zul, kak tadir, kak ali, kak asmi, kak rahmi dan

seluruh kakak konformasi 2011 yang lainnya

12. Kepada kakak mesomeri, kakak siklik, adek prekursor 2014, polihedra 2015,

kromofor 2016, alifatik 2017, dan seluruh anggota serta alumni KMK FMIPA

UNHAS.

13. Kepada semua pengurus BEM ku waktu maba serta seluruh anggota dan

alumni KM FMIPA UNHAS

14. Kepada teman-teman KKN se Anggeraja terkhusus kepada teman posko ku

Kak bayu, Kak rival, iccang, pebi, rahel, lia, lia kadang.

vi
15. Kepada Pak Yusuf dan Keluarga yang telah mengijinkan kami untuk tinggal

selama kurang lebih satu bulan untuk melaksanakan KKN

16. Kepada Kak Aidah dan kak Ajirah yang telah mengajarkan saya tentang

agama dan cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar

Penulis sadar bahwa Tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

perbaikan selanjutnya.

Makassar, Februari 2018

Penulis

vii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa antikanker


N-o-tolil-p-metoksisinamamida dari etil p-metoksisinamat isolat dari kencur.
Isolasi senyawa etil p-metoksisinamat dilakukan pada kondisi refluks selama 1 jam
pada suhu 50oC. Hasil isolasi dihidrolisis pada suhu 60oC selama 3 jam. Konversi
asam p-metoksisinamat menjadi p-metoksisinamamoil klorida dilakukan melalui
reaksi klorinasi pada suhu 78oC selama 4 jam. Hasil klorinasi dilanjutklan ke tahap
amidasi dengan pengadukan pada suhu ruang selama 4 jam sehingga diperoleh
senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida dengan titik leleh 170-172oC dan
rendemen sebesar 35,58%. Uji bioaktivitas N-o-tolil-p-metoksisinamamida
dilakukan melalui metode MTT. Hasil ini memiliki aktivitas sebagai antikanker
dengan nilai IC50 sebesar 50,44 µg/mL.

Kata Kunci : Antikanker, etil p-metoksisinamat, kencur, N-o-tolil-p-


metoksisinamamida, sel leukemia P-388

viii
ABSTRACT

The purpose of research is synthesis of anticancer compound


N-o-tolil-p-methoxycinamamide from ethyl p-methoxycinamat extract of kencur.
Isolate of ethyl p-methoxycinamat carried out of reflux condition at temperature
50oC for one hour. The product of isolation hydrolyzed at temperature 60oC for
three hours. Conversion of p-methoxycinamat acid be p-methoxycinamamoil
chloride carried out from chlorination reaction at temperature 78oC for four hours.
Product of chlorination nexted to amidation reaction with stirred at room
temperature for four hours until obtained N-o-tolil-p-methoxycinamamide with
melting point 170-172oC dan yield of 35,58%. Bioactivity test of N-o-tolil-p-
methoxycinamamide carried out with MTT methode. The product has anticancer
activity with IC50 value 50,44 µg/mL.

Keywords: Anticancer, ethyl p-methoxycinamat, kencur, N-o-tolil-p-


methoxycinamamide, P-388 leukemia cell

ix
DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA .................................................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................... viii

ABSTRACK ................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN .................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar belakang ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian.............................................. 5

1.3.1 Maksud Penelitian ................................................................. 5

1.3.2 Tujuan Penelitian .................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 7

2.1 Kencur (Kaempferia galangal L.)......................................... 7

2.2 Senyawa Turunan Asam Sinamat ......................................... 10

2.3 Reaksi Amidasi ..................................................................... 15

2.4 Uji Aktivitas Antikanker ....................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 18

x
3.1 Bahan Penelitian ................................................................... 18

3.2 Alat Penelitian ....................................................................... 18

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 18

3.4 Prosedur Penelitian ............................................................... 19

3.4.1 Isolasi Etil p-metoksisinamat ................................................ 19

3.4.2 Sintesis Asam p-metoksisinamat ......................................... 19

3.4.3 Sintesis p-metoksisinamamoil klorida ................................. 20

3.4.4 Sintesis N-o-tolil-p-metoksisinamamida .............................. 20

3.4.5 Uji Bioaktivitas N-o-tolil-p-metoksisinamamida .................. 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 22

4.1 Isolasi Etil p-metoksisinamat dari Rimpang Kencur ............ 22

4.2 Hidrolisis Etil p-metoksisinamat........................................... 25

4.3 Sintesis p-metoksisinamamoil klorida ................................. 28

4.4 Sintesis N-o-tolil-p-metoksisinamamida ............................... 29

4.5 Bioaktivitas Senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida …… 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 37

4.1 Kesimpulan ........................................................................... 37

4.2 Saran ..................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 38

LAMPIRAN ............................................................................................... 43

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Etil p-metoksisinamat .............................................................. 3

2. Reaksi antara fenol dengan asam sinamat ............................................. 3

3. Struktur p-hidroksisinamamida ............................................................. 4

4. Struktur N-o-tolil-p-hidroksisinamamida.............................................. 4

5. Rimpang kencur .................................................................................... 8

6. Struktur Asam sinamat ......................................................................... 11

7. Sintesis Etil sinamat .............................................................................. 12

8. Turunan Asam sinamat ........................................................................ 13

9. Senyawa p-(asetoksi)-N-o-tolil-sinamamida......................................... 13

10. Senyawa n-oktilsinamamida ............................................................... 14

11. Sintesis metil p-hidroksisinamat ......................................................... 14

12. Amonolisis p-hidroksisinamat membentuk p-hidrosisinamamida 15

13. Kristal Etil p-metoksisinamat ............................................................. 23

14. Kromatogram uji kemurnian senyawa etil p-metoksisinamat


menggunakan tiga sistem eluen (a) kloroform : n-heksana (0,5 : 9,5);
(b) kloroform : n-heksana (1 : 9); etil asetat : n-heksana (1 : 9). ......... 23

15. Kromatogram hasil uji kemurnian senyawa asam p-metoksisinamat


menggunakan tiga system eluen (a) etil asetat : kloroform (2:8); (b)
etil asetat : n-heksana (8:2); (c) etil asetat : kloroform (8:2) ............... 25

16. Reaksi hidrolisis etil p-metoksisinamat .............................................. 27

17. Kontrol waktu refluks menggunakan KLT (etil asetat : kloroform


3:7) (a) jam ke-2, (b) jam ke-4 (spot kiri: Asam p-metoksisinamat,
kanan: produk reaksi) ......................................................................... 28

18. Reaksi klorinasi p-metoksisinamat ..................................................... 29

xii
19. Reaksi sintesis N-o-tolil-p-metoksisinamamida.................................. 29

20. Kontrol waktu refluks menggunakan KLT (etil asetat : kloroform


3:7) (spot kiri: hasil klorinasi, kanan: hasil amidasi ........................... 30

21. Kromatogram hasil uji kemurnian senyawa N-o-tolil-p-


metoksisinamamida menggunakan tiga system eluen (a) etil asetat:
n-heksana (2:8); (b) kloroform 100% ; (c) etil asetat : kloroform
(5:5) .................................................................................................... 30

22. Data spektrum C-NMR N-o-tolil-p-metoksisinamamida.................... 33

23. Data spektrum H-NMR N-o-tolil-p-metoksisinamamida ................... 34

24. Reaksi amidasi p-metoksisinamamoil klorida .................................... 35

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan Senyawa dalam rimpang kencur ........................................... 9

2. Data IR Hasil Isolasi Etil p-metoksisinamat ........................................... 24

3. Data IR Produk Hasil Reaksi Asam p-metoksisinamat ............................ 27

4. Data IR Produk Hasil Reaksi N-o-tolil-p-metoksisinamamida ................ 32

5. Nilai IC50 dan Bioaktivitasnya sebagai antikanker ................................... 36

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Bagan Kerja Isolasi Etil p-metoksisinamat dari rimpang kencur ........... 43

2. Bagan Sintesis Asam p-metoksisinamat ................................................ 44

3. Bagan Sintesis p-metoksisinamamoil klorida ........................................ 45

4. Bagan Sintesis N-o-tolil-p-metoksisinamamida..................................... 46

5. Uji Bioaktivitas N-o-tolil-p-metoksisinamamida terhadap Sel Murin

Leukemia P-388 ............................................................................. 47

6. Spektrum IR Etil p-metoksisinamat ........................................................ 48

7. Spektrum IR Asam p-metoksisinamat .................................................... 50

8. Spektrum IR N-o-tolil-p-metoksisinamamida ........................................ 52

9. Spektrum 1H-NMR N-o-tolil-p-metoksisinamamida .............................. 54

10. Spektrum 13C-NMR N-o-tolil-p-metoksisinamamida ............................. 55

11. Perhitungan Reaktan ............................................................................... 56

12. Perhitungan Rendemen ........................................................................... 60

13. Hasil Uji Bioaktivitas Senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida


terhadap Sel Murin Leukemia P-388 ...................................................... 62

14. Dokumentasi Hasil Penelitian ................................................................. 63

xv
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

EPMS : Etil p-metoksisinamat

MTT : Microculture Tetrazolium Technique

IC50 : Inhibition Concentration

o- : orto

m- : meta

p- : para

KLT : Kromatografi Lapis Tipis

NMR : Nuclear Magnetic Resonance

FT-IR : Fourier Transform Infra Red

DMSO : Dimetil sulfoksida

QSAR : Quantitative Structure Activity Relationship

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia

karena dapat mengakibatkan kematian. Menurut Fitrya dan Anwar (2009),

Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat kematian yang tinggi akibat

penyakit kanker dan terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 1972, persentase

penyakit kanker adalah 1,4% dan meningkat menjadi 4,4% pada tahun 1992. Tidak

hanya di Indonesia, di seluruh belahan dunia pun, penyakit ini sering ditemukan.

Menurut Hernawan dan Setyawan (2003), kanker merupakan penyakit yang

timbul karena adanya kerusakan gen dalam sel. Sekumpulan sel kanker ini

mengalami pertumbuhan sehingga tidak terkendali dan tidak terorganisir. Menurut

Dermawan dkk. (2015), salah satu penyebab penyakit kanker adalah adanya

aktivitas radikal bebas yang menyebabkan komponen kimia sel teroksidasi.

Berdasarkan hal tersebut, para peneliti di berbagai bidang mulai mencari dan

mengembangkan alternatif untuk mengatasi hal tersebut (Rocha dkk., 2012). Cara

yang biasa ditempuh oleh berbagai peneliti yaitu dengan menggunakan senyawa

metabolit sekunder sebagai senyawa antioksidan yang dapat meredam reaktivitas

radikal bebas. Apabila sel kanker sudah terlanjur tumbuh di dalam tubuh maka

dibutuhkan senyawa yang bersifat sitotoksik (Dermawan dkk., 2015).

Senyawa metabolit sekunder awalnya diisolasi dari organisme seperti

tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang mengandung metabolit sekunder yang

bersifat sitotoksik adalah tanaman kencur. Kencur (Kaempferia galanga L.)

1
merupakan salah satu tanaman yang sangat bermanfaat. Semua bagian dari kencur

seperti daun, akar, dan rimpang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, pada umumnya yang sering digunakan oleh masyarakat adalah bagian

rimpang. Rimpang kencur dapat digunakan sebagai obat tradisional yakni untuk

menambah nafsu makan dan memperlancar peredaran darah (Wirapati, 2008). Hal

ini disebabkan karena kencur mengandung senyawa asam sinamat dan turunannya

seperti trans-p-metoksisinamat, dan etil sinamat (Chairul, 1996).

Menurut Ernawati dan Fairusi pada tahun 2013, bioaktivitas dari turunan

senyawa asam sinamat bergantung pada struktur dan gugus yang mensubstitusinya.

Asam sinamat dan turunannya memiliki gugus karbonil α,β-tak jenuh sebagai

bagian aktif sehingga dapat digunakan sebagai rujukan dalam mendesain obat

antikanker. Selain gugus karbonil α,β-tak jenuh dan gugus karboksilat, asam

sinamat juga memiliki sisi aktif pada cincin fenil (Mushlihin, 2015).

Senyawa etil p-metoksisinamat (Gambar 1) berhasil diisolasi dari rimpang

kencur oleh Taufikkurohmah (2005). Hasil isolasi tersebut kemudian dikonversi

menjadi p-metoksisinamil-p-metoksisinamat dengan rendemen hasil reaksi sebesar

1,77% dan digunakan sebagai kandidat tabir surya. Penelitian lain yang dilakukan

oleh Fahmi (2015) berhasil mengisolasi senyawa etil p-metoksisinamat dan etil

sinamat dari rimpang kencur yang memiliki bioaktivitas sebagai antiinflamasi.

Namun, pada konsentrasi yang sama, senyawa etil p-metoksisinamat memiliki

persentase inhibisi yang lebih besar dibandingkan etil sinamat. Hal ini

mengindikasikan bahwa keberadaan gugus metoksi pada cincin fenil dapat

meningkatkan bioaktivitas senyawa sebagai antiinflamasi.

2
O

OC2H5

H3CO

Gambar 1. Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat

Senyawa turunan ester asam sinamat yakni fenil sinamat telah disintesis

oleh Ernawati dan Fairusi pada tahun 2013. Awalnya, penelitian dilakukan dengan

mengisolasi metil sinamat dari tumbuhan laja gowah Alpinia malaccensis dan

mengganti gugus metil dengan atom hidrogen melalui reaksi hidrolisis

menggunakan katalis basa sehingga terbentuk asam sinamat. Asam sinamat yang

terbentuk direaksikan dengan fenol menggunakan katalis SOCl2 menghasilkan

fenol ester atau biasa disebut fenil sinamat. Reaksi ini (Gambar 2) menghasilkan

rendemen sebesar 14,71% dan uji aktivitasnya menggunakan BSLT yang

memberikan nilai LC50 sebesar 223,87 ppm. Produk sintesis ini juga diuji

sitotoksisitasnya terhadap sel HeLa dengan menggunakan metode MTT, dan

hasilnya menunjukkan bahwa senyawa fenil sinamat berpotensi sebagai anti kanker

dengan persentase inhibisi di atas 50% .

O
O
SOCl2
OH O
OH

Gambar 2. Reaksi antara fenol dengan asam sinamat

Pada tahun 2016, Waleulu dkk. berhasil mensintesis senyawa

p-asetoksisinamat menggunakan prekursor asam p-hidroksisinamat melalui reaksi

asetilasi menggunakan anhidrida asam. Rendemen reaksi yang dihasilkan sebesar

71,1%. Penelitian yang lain dilakukan dengan mensintesis senyawa N-(4-O-asetil-

p-kumaril)pirolidina oleh Asmi, dkk. (2016) melalui reaksi klorinasi dan amidasi

3
dengan rendemen reaksi sebesar 26,26%. Senyawa ini memiliki bioaktivitas

terhadap sel murin leukemia P-388.

Senyawa p-hidroksisinamamida (Gambar 3) berhasil disintesis oleh

Firdaus dkk. Pada tahun 2009. Produk hasil sintesis diuji bioaktivitasnya terhadap

sel murin leukemia P-388 dan senyawa ini berpotensi sebagai antikanker karena

memiliki nilai IC50 sebesar 44 µg/mL. Selain itu, Rasyid dkk (2014) telah

mensintesis turunan p-hidroksisinamamida yakni metil p-hidroksisinamat dan

memberikan nilai IC50 sebesar 16,51 µg/mL.


O

NH2

HO

Gambar 3. Struktur p-hidroksisinamamida

Pada tahun 2016, Alamsyah telah berhasil mensintesis senyawa N-o-tolil-p-

hidroksisinamamida (Gambar 4) dan mempunyai bioaktivitas yang cukup kuat

sebagai antikanker yakni 16,97 µg/mL.


O

NH
CH3

HO

Gambar 4. Struktur N-o-tolil-p-hidroksisinamamida

Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

tentang turunan asam sinamat lain yang memiliki bioaktivitas lebih tinggi dengan

cara modifikasi struktur. Pada penelitian ini akan dilakukan isolasi senyawa etil

p-metoksisinamat dari kencur (Kamferia galanga L.). Hasil isolasi kemudian

dikonversi menjadi N-o-tolil-p-metoksisinamamida dengan cara konversi tidak

langsung. Konversi ini dilakukan melalui proses reaksi hidrolisis, klorinasi dan

4
amidasi. Senyawa target yang terbentuk dipilih untuk mengetahui aktivitas gugus

–OCH3 dan –NHC6H4CH3 yang terikat pada gugus aromatiknya. Hasil yang

terbentuk kemudian diuji bioaktivitasnya terhadap sel murin leukemia P-388.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. berapa persentase senyawa etil p-metoksisinamat yang dapat diisolasi dari

rimpang kencur?

2. berapakah rendemen senyawa asam p-metoksisinamat yang dihasilkan melalui

reaksi hidrolisis etil p-metoksisinamat?

3. berapakah rendemen senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida yang dihasilkan

dari reaksi klorinasi dan amidasi?

4. bagaimanakah bioaktivitas senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida terhadap

sel murin leukemia P-388?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses amidasi etil

p-metoksisinamat isolat kencur serta mengetahui bioaktivitas

N-o-tolil-p-metoksisinamamida terhadap sel murin leukemia P-388.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. mengisolasi senyawa etil p-metoksisinamat dari rimpang kencur

2. mensintesis senyawa asam p-metoksisinamat melalui reaksi hidrolisis etil

p-metoksisinamat, dan menentukan rendemen reaksinya

5
3. mensintesis senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida melalui reaksi klorinasi

dan amidasi asam p-metoksisinamat, dan menentukan rendemen reaksinya

4. menguji bioaktivitas N-o-tolil-p-metoksisinamamida terhadap sel murin

leukemia P-388.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. memberikan pemahaman tentang cara mensintesis turunan asam sinamat

melalui reaksi konversi tidak langsung

2. memberikan pemahaman tentang potensi senyawa N-o-tolil-p-

metoksisinamamida sebagai antikanker

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kencur (Kaemferia galanga L.)

Kencur merupakan tanaman tropis yang banyak dipelihara masyarakat di

Indonesia seperti terlihat pada gambar 5. Tanaman ini dapat digunakan sebagai

obat tradisional. Berdasarkan penelitian, kencur mengandung minyak atsiri yang

mampu menyembuhkan berbagai penyakit seperti batuk, masuk angin, radang

lambung, nyeri, tetanus dan panas dalam (Astuti dkk., 1996). Selain itu, Menurut

Sukmawati (2013), kencur juga memiliki manfaat yang dapat mengobati penyakit

hipertensi, asma, dan kejang otot.

Penelitian Hasanah dkk. (2011) mengungkapkan bahwa ekstrak kencur

dapat digunakan sebagai obat antiinflamasi. Pada penelitian ini, kencur yang

digunakan diambil dari dua daerah yaitu kabupaten Subang dan Kabupaten

Sukabumi.

Gholib (2009) telah mengekstrak kencur dengan metode ekstraksi

menggunakan etanol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya hambat

rimpang kencur ekstrak etanol terhadap jamur Trichophyton mentagrophytes dan

Cryptococcus neoformans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi

hambat minimal (KHM) pada jamur T. mentagrophytes adalah 0,15% dan 2% pada

jamur C. neoformans. Daya hambat ini disebabkan oleh kandungan senyawa pada

rimpang kencur seperti alkaloid dan minyak atsiri.

Klasifikasi kencur di dalam dunia botani adalah sebagai berikut (Barus,

2009):

7
Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Subfamili : Zingiberoideae

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga

Gambar 5. Rimpang Kencur (Tirta HG, 2015)

Salah satu kandungan kencur yang paling utama adalah etil p-metoksisinamat

(Nugraha dkk., 2012) yang digunakan sebagai bahan baku parfum (Chairul, 1996).

Senyawa ini diperoleh melalui ekstraksi kencur dengan etanol panas menghasilkan

padatan dengan titik leleh 48-49 oC dan rendemen sebesar 1,11% (Surbakti, 1990).

Etil p-metoksisinamat dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam mensintesis

senyawa turunan asam sinamat yang lain karena memiliki beberapa gugus yang

8
reaktif seperti gugus fenil, olefin, dan ester (Surbakti, 1990). Beberapa senyawa

lain yang terkandung dalam kencur dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan senyawa dalam rimpang kencur

No Nama senyawa Kegunaan

1. Etil p-metoksisinamat Bahan baku parfum

2. Asam sinamat Obat cacing dan bahan baku parfum

3. Sinamil alcohol Parfum, deodorant

4. Sinamoil kokain Anestesi, narkotik

5. Sinamoil antranilat Parfum

6. Sinamil sinamat Parfum

Sumber: Chairul, 1996

Umar dkk. (2012) juga telah mengisolasi metabolit sekunder dari kencur

dengan metode ekstraksi menggunakan petroleum eter, kloroform, metanol dan air.

Ekstraksi menggunakan kloroform memberikan penghambatan tertinggi sehingga

dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan pelarut n-heksana : kloroform.

Berdasarkan penelitian ini, etil p-metoksisinamat merupakan komponen utama

yang terdapat dalam kencur. Hasil isolasi kemudian diuji bioaktivitasnya sebagai

antiinflamasi. Penelitian serupa dilakukan oleh Fahmi (2015) yang mengekstraksi

kencur menggunakan n-heksana, etil asetat, dan metanol. Senyawa murni yang

dihasilkan adalah etil sinamat dan etil p-metoksisinamat. Etil p-metoksisinamat

memiliki bioaktivitas yang lebih tinggi sebagai antiinflamasi dibandingkan etil

sinamat. Oktil p-metoksisinamat yang merupakan produk trans esterifikasi dari etil

p-metoksisinamat memiliki potensi sebagai pelindung kulit dari sinar matahari

(Hidajati dan Suyatno, 2008). Tabir surya digunakan agar kulit tidak berwarna

9
coklat apabila terkena sinar matahari. Oktil p-metoksisinamat adalah senyawa aktif

yang dapat ditambahkan pada lotion dan bedak.

Rohma dkk. (2009) telah berhasil mengisolasi etil p-metoksisinamat dari

rimpang kencur dengan cara maserasi menggunakan pelarut n-heksana pada suhu

50oC. Hasil isolasi kemudian dikonversi menjadi isoamil p-metoksisinamat melalui

reaksi transesterifikasi menggunakan isoamil alkohol dan katalis asam sulfat pada

berbagai suhu. Penelitian ini berfungsi untuk mengetahui suhu optimum dari

senyawa hasil sintesis.

Ali (2015) mengisolasi etil p-metoksisinamat dari rimpang kencur dan

menghidrolisisnya membentuk asam p-metoksisinamat. Hasil hidrolisis di

modifikasi dengan menggunakan HNO3 membentuk asam p-metoksisinamat yang

mengandung gugus nitro pada posisi orto. Penambahan gugus nitro pada posisi

orto asam p-metoksisinamat berhasil meningkatkan aktivitas dari asam

p-metoksisinamat sebagai antiinflamasi. Penelitian yang sama dilakukan oleh

Indriyani (2015) yang melakukan modifikasi struktur etil p-metoksisinamat dengan

penambahan gugus nitro menggunakan metode irradiation microwave. Akan

tetapi, penambahan nitro pada posisi orto etil p-metoksisinamat tidak berhasil

meningkatkan aktivitas sebagai antiinflamasi.

2.2 Senyawa Turunan Asam Sinamat

Asam sinamat (Gambar 6) merupakan prekursor yang mengalami

transformasi biogenetik melalui reaksi-reaksi sekunder sehingga menghasilkan

senyawa turunan fenilpropanoid yang lain seperti kumarin, alifenol, dan

propenilfenol (Usman, 2012). Asam sinamat dan turunannya dapat diperoleh

melalui isolasi dan sintesis. Senyawa asam sinamat dan turunannya memiliki

10
bioaktivitas seperti antiinflamasi, antikanker, dan antioksidan (Pontiki dkk., 2014).

Selain itu, asam sinamat dan turunannya juga memiliki aktivitas sebagai

antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba S. aureus, B. subtilis,

E. coli, dan P. aureugenosa (Minarti dkk., 2014).

COOH

Gambar 6. Struktur Asam sinamat

Riyanto dkk. (2012) telah berhasil mengisolasi metil sinamat dari minyak laja

gowa [Alpinia malaccensis (Burm f.)] menggunakan alat spinning band distilation

column. Metode ini merupakan suatu teknik pemisahan komponen dari campuran

dengan menggunakan pita berpilin yang terbuat dari teflon atau logam untuk

menciptakan jumlah plate teoritis yang tinggi. Metode ini juga memiliki tingkat

efisiensi yang tinggi sehingga memberikan derajat kemurnian yang tinggi pula.

Pada penelitian ini distilasi dilakukan secara batch pada kondisi tekanan vakum.

Proses distilasi ini menghasilkan fraksi metil sinamat sebanyak 75% dengan

kemurnian mencapai 98%.

Amalia dkk. (2013) telah mensintesis asam sinamat dari sinamaldehid.

Awalnya, sinamaldehid diisolasi dari batang kayu manis (Cinnamon burmanii)

melalui proses distilasi, kemudian dikonversi menjadi asam sinamat melalui reaksi

oksidasi menggunakan KMnO4 pada kondisi refluks selama 6 jam pada suhu kamar

dengan pelarut dietil eter. Asam sinamat yang terbentuk kemudian disintesis lebih

lanjut menjadi etil sinamat melalui reaksi esterifikasi. Sebelum melakukan reaksi

esterifikasi (Gambar 7), asam sinamat direaksikan terlebih dahulu dengan SOCl2

11
untuk menghasilkan sinamoil klorida. Sinamoil klorida ini berfungsi untuk

meningkatkan reaktivitas karbonil sehingga mudah bereaksi dengan etanol

membentuk etil asetat. Etil sinamat hasil sintesis menunjukkan bioaktivitas sebagai

antidiabetes dengan IC50 sebesar 215,509 ppm.

O O
O
KMnO4 SOCl2 Cl
H OH

C2H5OH

OC2H5

Gambar 7. Sintesis Etil sinamat

Rudyanto dan Hartanti (2008) juga telah berhasil melakukan sintesis asam

sinamat dan turunannya melalui reaksi knoevenagel. Asam sinamat dibuat melalui

reaksi knoevenagel dengan mereaksikan asam malonat dan benzaldehida

menggunakan katalis basa yang diikuti dengan reaksi dekarboksilasi dan dehidrasi

spontan. Senyawa yang dihasilkan adalah asam sinamat (rendemen 85,3%), asam

4-butilsinamat (rendemen 69,3%), asam 4-t-butilsinamat (rendemen 77,7%), asam

4-butoksisinamat (rendemen 64,5%), asam 4-fenilsinamat (rendemen 65,5%), asam

5-bromo-2,4-dimetoksisinamat (rendemen 53,2%), dan asam 5-bromo-2,3-

dimetoksisinamat (rendemen 57,2%). Dalam penelitian ini, senyawa yang

dihasilkan tidak diuji bioaktivitasnya.

12
O O

OH OH

C4H9 (H3C)3C

Asam 4-butilsinamat Asam 4-t-butilsinamat


OCH3 O
O
OH
OH

H3CO

C4H9O Br

Asam 4-butoksisinamat Asam 5-bromo-2,4-dimetoksisinamat

O OCH3 O

H3CO
OH
OH

Br
Asam 4-fenilsinamat Asam 5-bromo-2,3-dimetoksisinamat

Gambar 8. Turunan asam sinamat

Alamsyah dkk. (2016) telah berhasil mensintesis senyawa turunan

p-kumaramida yakni senyawa p-(asetoksi)-N-o-tolil-sinamamida (Gambar 9) dari

asam p-asetoksisinamat dan amina o-toluidin melalui reaksi konversi tidak

langsung. Reaksi berlansung pada kondisi refluks selama 4 jam untuk proses

klorinasi dan 1 jam untuk proses amidasi. Produk hasil reaksi yang diperoleh

memiliki rendemen sebesar 51,28%.

O NH
CH3
H3C O

Gambar 9. Struktur senyawa p-(asetoksi)-N-o-tolil-sinamamida

13
Senyawa turunan asam sinamat yakni N-oktilsinamamida (Gambar 10)

telah berhasil disintesis oleh Nurhalimah (2014) melalui proses amidasi metil

sinamat. Reaksi amidasi dilakukan dengan menggunakan oktilamin sebagai

pereaksi serta 1,3-dicyclohexylcarbodiimide dan 4-dimethylaminopyridine sebagai

katalis. Produk hasil reaksi diuji toksisitasnya terhadap larva udang Artemia salina

dengan metode BSLT dan memberikan nilai LC50=199,53 ppm.

N CH3
H

Gambar 10. Struktur Senyawa n-oktilsinamamida

Rasyid dkk. (2014) telah berhasil mensintesis senyawa metil

p-hidroksisinamat dari asam p-hidroksisinamat melalui reaksi esterifikasi dengan

metanol dan katalis H2SO4. Reaksi ini dijalankan didalam Dean Stark Trap dengan

benzena sebagai pelarut yang berfungsi untuk memindahkan air selama reaksi

berlangsung. Sintesis senyawa (Gambar 11) berlangsung pada kondisi refluks pada

suhu 59oC selama 12 jam. Rendemen reaksi yang dihasilkan adalah 82,5%. Hasil

sintesis yang diperoleh diuji bioaktivitasnya terhadap sel murin leukemia P-388

dan memberikan nilai IC50 sebesar 16,51 µg/mL. Charismawan dkk. 2015 juga

mensintesis senyawa yang sama menggunakan katalis H3PO4, dan memperoleh

rendemen reaksi sebesar 66,21%.

O O

OH OCH3
CH3OH

HO
HO
Asam p- hidroksisinamat Metil p- hidroksisinamat

Gambar 11. Sintesis metil p-hidroksisinamat

14
2.3 Reaksi Amidasi

Reaksi amonolisis merupakann salah satu reaksi amidasi. Reaksi amonolisis

(Gambar 12) adalah reaksi konversi senyawa ester menjadi senyawa amida primer

dengan menggunakan amoniak (Sukarti, 2010). Firdaus dkk. (2009) telah

mensintesis p-hidrosksisinamamida dari p-hidroksisinamat melalui reaksi

esterifikasi dan amonolisis. Reaksi esterifikasi p-hidroksisinamat dilakukan dengan

metode distilasi azeotropik untuk memindahkan air dari campuran. Hal ini

dilakukan karena pada reaksi esterifikasi adalah reaksi kesetimbangan dan

menghasilkan air sehingga perlu dilakukan pemindahan air selama reaksi berjalan.

Rendemen reaksi esterifikasi yang terbentuk adalah 34,6%. Hasil sintesis

dilanjutkan dengan reaksi amonolisis menggunakan amoniak pekat membentuk

p-hidroksisinamamida. Rendemen reaksi yang dihasilkan adalah 40%. Penelitian

yang sama dilakukan oleh Sukarti (2010) yang memperoleh berat rendemen yang

lebih besar yaitu 46,13%. Reaksi amonolisis yang dilakukan menggunakan etil

p-hidroksisinamat dan amoniak 32% dengan perbandingan mol 1:3.

O
O
OC2H5
OC2H5
NH2 H2N H
HO
HO
Intermediet

etil p-hidroksisinamat
-C2H5OH

NH2

HO

p-hidroksisinamamida

Gambar 12. Amonolisis p-hidroksisinamat membentuk p -hidroksisinamamida

15
Penelitian lain juga dilakukan oleh Barus (2009) yang melakukan sintesis

etil p-metoksisinamida dari etil p-metoksisinamat yang diisolasi dari kencur

melalui proses amidasi. Amidasi dilakukan menggunakan etanolamin berdasarkan

prinsip HSBA (Hard Soft Base Acid). Bangun (2011) juga melakukan penelitian

tentang amidasi etil p-metoksisinamat secara perkolasi menggunakan dietanolamin

dan pelarut etanol. Senyawa turunan sinamat yang dihasilkan adalah N-N-bis(2-

hidroksietil)-3-(4-metoksifenil) akrilamida. Penelitian yang sama dilakukan oleh

Hardiyansyah (2014) yang memodifikasi etil p-metoksisinamat menjadi dietil

p-metoksisinamamida melalui reaksi amidasi. Hasil uji bioaktivitas amida yang

diperoleh sebagai antiinflamasi dengan Bovine Serum Albumin memperlihatkan

persentase inhibisi yang lebih tinggi dibandingkan senyawa asalnya.

Pada tahun 2011, Sutar melakukan penelitian tentang modifikasi asam

p-metoksisinamat menjadi p-metoksisinamamida melalui reaksi amidasi. Reaksi

amidasi yang dilakukan menggunakan urea dengan metode microwave unmodified

pada daya 300 W. Rendemen reaksi yang diperoleh adalah 20,925%. Hasil reaksi

diuji bioaktivitasnya sebagai antiinflamasi dan memperlihatkan bioaktivitas yang

lebih tinggi daripada senyawa asamnya.

Senyawa N-(hidroksietil)-p-metoksisinamamida telah berhasil disintesis

oleh Rahmi (2016) melalui reaksi amidasi menggunakan etanolamin. Begitu juga

penelitian yang dilakukan oleh Reza (2015). Berdasarkan penelitian ini,

penggantian gugus ester menjadi amida dapat meningkatkan aktivitas sebagai

antiinflamasi.

2.4 Uji Aktivitas Antikanker

Ada beberapa metode pengujian senyawa sebagai antikanker diantaranya

adalah pengujian terhadap sel HeLa dan sel murin leukemia P-388. Pengujian

16
terhadap sel HeLa dilakukan dengan metode MTT menggunakan pelarut DMSO

dan doksorubisin (IC50=1,551 µg/mL sebagai kontrol positif (Nathanel dkk.,

2015). Sampel dengan berbagai konsentrasi dimasukkan kedalam sel HeLa yang

telah dikultur kemudian diinkubasi selama 24 jam di dalam inkubator CO2 5%.

Aktivitas pertumbuhan sel diukur dengan pemberian larutan MTT (3-(4,5-

dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium bromid) dan diinkubasi kembali selama 4

jam pada suhu 37oC. Pembacaan hasil dilakukan dengan ELISA microplate reader

pada absorbansi 550 nm dan pertumbuhan selnya didasarkan pada nilai IC50

(Rachmawati dkk., 2013).

Uji bioaktivitas senyawa terhadap sel murin leukemia P-388 dapat

dilakukan dengan metode MTT (Microculture Tetrazolium Technique). Sampel

dibuat dengan berbagai variasi konsentrasi dan dimasukkan ke dalam sel murin

leukemia P-388 yang telah dikultur kemudian diinkubasi selama 24 jam. Aktivitas

pertumbuhan sel diukur dengan pemberian larutan MTT (3-(4,5-dimetiltiazol-2-il)-

2,5-difeniltetrazolium bromid) dan diinkubasi kembali selama 4 jam. Morfologi sel

kanker diamati dan dihitung menggunakan alat Microplate Spectrophotometer pada

panjang gelombang 540 nm. Kemampuan menghambat pertumbuhan sel

didasarkan pada nilai IC50 (Sahid dkk., 2013). Di dalam penelitian ini, uji

bioaktivitas senyawa yang diperoleh dilakukan terhadap sel murin leukemia P-388.

Hal ini didasarkan pada pertimbangan kesederhanaan metode dan ekonomis.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan di antaranya adalah Rimpang kencur,

n-heksana teknis, akuades, diklorometana p.a, kloroform p.a, etil asetat teknis,

aseton teknis, etanol p.a, asam klorida p.a, natrium hidroksida p.a, trietilamin p.a,

piridin p.a, ammonium klorida p.a, o-toluidin p.a, kertas saring Whatman No. 42,

kertas Wrap, aluminium foil, tissue roll, sel murin leukemia P-388, silika gel,

kertas pH, dan pipa kapiler.

3.2 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan di antaranya adalah Spektrofotometer FT-IR

Shimadzu IR Prestige-21, Spektrometer NMR JEOL JNM-MY60, Microplate

Spectrophotometer, Electrothermal Melting Point Apparatus, lampu UV, heating

stirrer, seperangkat alat refluks, seperangkat alat penyaring Buchner, Buchi

Rotavapor R-200, dan peralatan gelas lainnya yang umum digunakan di

laboratorium.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret-Desember 2017 di

Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin. Pengujian Spektrofotometri FT-IR

dilakukan di Laboratorim Kimia Terpadu Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan


1
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin. Pengujian H-NMR dan
13
C-NMR dilakukan di Institut Teknologi Bandung. Pengujian bioaktivitas

18
terhadap sel murin leukemia P-388 dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam

Institut Teknologi Bandung.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Isolasi Etil p-Metoksisinamat

Serbuk kencur sebanyak 30 gram dimasukkan ke dalam labu alas bulat,

kemudian ditambahkan dengan n-heksana sebanyak 200 mL. Campuran direfluks

dalam penangas air pada suhu 50oC selama 1 jam. Campuran disaring ke dalam

labu alas bulat dan dievaporasi sampai volume sekitar 10 mL. Didinginkan pada

suhu kamar hingga terbentuk kristal warna putih lalu pelarut didekantasi. Kristal

direkristalisasi hingga diperoleh kristal murni (diuji dengan KLT), dan ditentukan

titik lelehnya. Kristal ditimbang dan dihitung rendemennya. Kristal murni yang

diperoleh dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer FT-IR.

3.4.2 Sintesis Asam p-Metoksisinamat

Etil p-metoksisinamat (2,42 mmol) sebanyak 0,5 gram dilarutkan dalam

etanol. Larutan direaksikan dengan 0,15 gram (4 mmol) natrium hidroksida dalam

kondisi refluks pada suhu 60oC selama tiga jam. Campuran hasil reaksi

ditambahkan dengan akuades sampai endapan larut. Larutan ditambahkan HCl

15% secara tetes-tetes sampai terbentuk kembali endapan berwarna putih,

kemudian disaring. Endapan dicuci dengan akuades, dikeringkan dalam desikator,

kemudian diuji kemurniannya dengan KLT dan ditentukan titik lelehnya. Endapan

ditimbang, dihitung rendemennya, dan dikarakterisasi menggunakan

spektrorofotometer FT-IR.

19
3.4.3 Sintesis p-Metoksisinamamoil klorida

Asam p-metoksisinamat sebanyak 0,25 gram (1,1 mmol) dilarutkan dalam

benzena. Larutan direaksikan dengan tionil klorida 0,4 mL (5,5 mmol) dalam

kondisi refluks pada suhu 70oC selama 4 jam (kontrol KLT setiap 2 jam). Hasil

klorinasi dievaporasi sampai kering untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya

(Alamsyah dkk., 2016).

3.4.4 Sintesis N-o-tolil-p-metoksisinamamida

Hasil klorinasi dilarutkan dalam diklorometana. Larutan ditambahkan

dengan 0,1 mL piridin, 0,2 mL trietilamina, dan 0,1 mL o-toluidin. Campuran

diaduk dalam suhu ruang selama 4 jam (kontrol KLT setiap 2 jam). Hasil reaksi

dicuci dengan larutan HCl 3% dan larutan NH4Cl jenuh, dikeringkan dengan

Na2SO4 anhidrat, dan disaring. Filtrat dievaporasi sampai volume sekitar 10 mL,

lalu didiamkan pada suhu kamar hingga terbentuk kristal. Kristal dicuci dengan

etanol dan direkristalisasi dengan n-heksana-diklorometana hingga diperoleh

kristal murni (diuji dengan KLT), dan ditentukan titik lelehnya. Kristal murni yang

diperoleh dikarakterisasi dengan spektrofotometer FT-IR dan NMR.

3.4.5 Uji Bioaktivitas N-o-tolil-p-metoksisinamamida

Senyawa hasil sintesis dengan berbagai variasi konsentrasi dan standar

artonin E ditambahkan ke dalam sel murin leukemia P-388 yang kemudian

diinkubasi selama 48 jam. Selanjutnya, sampel ditambah reagen MTT ([3-(4,5-

dimetiltiazo-2-il)-2,5-difenilltetrazolium bromida) dan diinkubasi kembali selama 4

jam kemudian ditambahkan pereaksi stop solution. Banyaknya sel tumor P-388

yang terinhibisi oleh sampel diukur serapannya menggunakan microplate reader

pada λ = 540 nm. Nilai IC50 dihitung melalui ekstrapolasi garis 50% serapan

20
kontrol positif pada kurva serapan terhadap berbagai konsentrasi sampel pada

kertas semilogaritma.

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesis N-o-tolil-p-metoksisinamamida dari etil p-metoksisinamat telah

berhasil dilakukan melalui tiga tahap reaksi yaitu hidrolisis, klorinasi, dan amidasi.

Awalnya etil p-metoksisinamat diisolasi dari rimpang kencur kaempferia galanga

L., kemudian hasil isolasi dihidrolisis dengan menggunakan pelarut etanol dan

natrium hidroksida sehingga menghasilkan asam p-metoksisinamat. Asam

p-metoksisinamat selanjutnya diklorinasi menggunakan tionil klorida dan pelarut

benzena dengan kondisi gas nitrogen. Gas nitrogen digunakan agar uap air yang

ada dalam sistem dapat dihilangkan sehingga memaksimalkan reaksi. Senyawa

p-metoksisinamoil klorida yang diperoleh selanjutnya diamidasi menggunakan

amina o-toluidin dan katalis piridin untuk mendapatkan senyawa N-o-tolil-p-

metoksisinamamida.

4.1 Isolasi Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur

Proses ektraksi etil p-metoksisinamat dapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa pelarut seperti etanol, metanol, etil asetat, dan n-heksana. Salah satu

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode refluks menggunakan

n-heksana pada suhu 50oC seperti yang telah dilakukan oleh Putra pada tahun

2014. Fungsi dari refluks adalah mempercepat kelarutan antara n-heksana dengan

etil p-metoksisinamat. Hasil isolasi yang diperoleh berupa kristal putih yang

memiliki massa 0,6671 gram dan rendemen sebesar 2,22 %. Rendemen reaksi yang

diperoleh dari penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan rendemen reaksi yang

diperoleh oleh Putra pada tahun 2014 yang menghasilkan kristal etil

22
p-metoksisinamat dengan massa 0,759 gram dan rendemen sebesar 2,53%. Kristal

etil p-metoksisinamat dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Kristal etil p-metoksisinamat

Kristal murni yang diperoleh memiliki titik leleh sebesar 46-48oC. Hal ini

sesuai dengan Barus (2009) yang telah mengisolasi senyawa yang sama dengan

titik leleh sebesar 46,5oC. Selain uji titik leleh, senyawa ini juga diuji

kemurniannya menggunakan metode KLT (Gambar 14) dengan tiga sistem eluen

yang berbeda dan diperoleh satu spot noda. Hal ini membuktikan bahwa senyawa

tersebut telah murni.

Gambar 14. Kromatogram uji kemurnian senyawa etil p-metoksisinamat


menggunakan tiga sistem eluen (a) kloroform : n-heksana (0,5 : 9,5);
(b) kloroform : n-heksana (1 : 9); etil asetat : n-heksana (1 : 9).

23
Karakterisasi senyawa selanjutnya dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometer FT-IR. Spektrum (Lampiran 6) memperlihatkan adanya serapan

pada bilangan gelombang 2978,09 cm-1 yang berasal dari vibrasi ikatan C-H jenuh.

Hal ini diperkuat dengan adanya serapan pada bilangan gelombang 1367,63 cm-1

dan 1417,68 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus CH3. Pada bilangan gelombang

1705,07 cm-1 menunjukkan adanya gugus karbonil ester (C=O).

Keberadaan gugus aromatik ditunjukkan oleh pita serapan pada bilangan

gelombang 3007,02 cm-1 yang didukung oleh adanya serapan pada bilangan

gelombang 1510,26 cm-1 dan 1600,92 cm-1. Serapan pada bilangan gelombang

1629,85 cm-1 menunjukkan adanya gugus C=C olefin, pita serapan ini didukung

oleh adanya serapan trans 1,2-disubstitusi pada bilangan gelombang 952,84 cm-1.

Serapan C-O fenolik muncul pada bilangan gelombang 1251,80 cm-1 dan

serapan C-O metoksi muncul pada bilangan gelombang 1174,65 cm-1. Adanya pita

serapan pada bilangan gelombang 829,39 cm-1 menunjukkan adanya disubstitusi

para pada cincin fenil. Pita-pita serapan yang ada pada spektrum Lampiran 6

secara singkat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data IR hasil isolasi etil p-metoksisinamat

Posisi pita serapan (cm-1) Gugus fungsi

1705,07 C=O ester

2978,09 C-H sp3

1367,53 dan 1417,68 CH3

3007,02 C-H sp2

1510,26 dan 1600,92 C=C aromatik

1629,85 C=C olefin

952,84 1,2-disubtitusi (gugus olefin)

829,39 Aromatic disubtitusi para

24
Berdasarkan analisis spektrofotometer FT-IR, struktur senyawa yang

diperoleh pada tahap isolasi memiliki gugus yang sesuai dengan gugus yang ada

pada struktur etil p-metoksisinamat.

4.2 Sintesis Asam p-Metoksisinamat

Hasil isolasi senyawa etil p-metoksisinamat selanjutnya dihidrolisis

menjadi asam p-metoksisinamat yang akan digunakan sebagai prekursor pada

sintesis senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida. Reaksi hidrolisis dilakukan

dengan mereaksikan etil p-metoksisinamat dengan natrium hidroksida

menggunakan pelarut etanol pada kondisi refluks (60oC) selama 3 jam. Hasil reaksi

yang diperoleh berupa endapan putih yang merupakan garam metoksisinamat yang

membentuk asam p-metoksisinamat setelah dinetralkan dengan larutan HCl.

Endapan yang terbentuk berupa padatan berwarna putih dengan titik leleh

165-167oC dan rendemen sebesar 72%. Selain uji titik leleh, hasil hidrolisis juga

diuji kemurniannya dengan metode KLT menggunakan tiga sistem eluen yang

berbeda, dan ternyata ketiga KLT memperlihatkan hanya satu noda (Gambar 15).

Hal ini menandakan bahwa senyawa tersebut telah murni.

Gambar 15. Kromatogram hasil uji kemurnian senyawa asam p-metoksisinamat


menggunakan tiga sistem eluen (a) etil asetat : kloroform (2:8); (b)
etil asetat : n-heksana (8:2); (c) etil asetat : kloroform (8:2)

25
Senyawa murni yang diperoleh telah dikarakterisasi dengan

spektrofotometer FT-IR. Spektrum FT-IR senyawa produk (Lampiran 7)

menunjukkan adanya pita serapan pada bilangan gelombang 3450,65 cm-1 yang

berasal dari vibrasi rentangan ikatan O-H, dan pita serapan pada bilangan

gelombang 1683,86 cm-1 yang berasal dari gugus karbonil (C=O). Serapan pita

karbonil ini terlalu rendah untuk karbonil ester sehingga kedua pita serapan

tersebut menyatakan keberadaan gugus asam karboksilat. Spektrum pada bilangan

gelombang 2937,59 cm-1 menunjukkan adanya gugus C-H jenuh, hal ini diperkuat

dengan adanya pita serapan pada bilangan gelombang 1315,45 cm-1 dan

1436,97 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus CH3.

Keberadaan gugus aromatik ditunjukkan oleh pita serapan pada bilangan

gelombang 3061,03 cm-1 yang didukung oleh adanya serapan pada bilangan

gelombang 1510,26 cm-1 dan 1597,06 cm-1; dan pita serapan pada bilangan

gelombang 825,53 cm-1 menunjukkan bahwa gugus aromatik tersebut tersubstitusi

para. Keberadaan gugus C=C olefin ditunjukkan oleh serapan pada bilangan

gelombang 1625,99 cm-1, dan serapan pada bilangan gelombang 943,19 cm-1

menyatakan bahwa olefin tersebut dalam konfigurasi trans 1,2-disubstitusi.

Gugus fungsi senyawa hasil hidrolisis yang ditunjukkan pada spektrum

FT-IR telah sesuai dengan gugus fungsi yang ada pada struktur asam

p-mtoksisinamat. Semua pita serapan yang ada pada spektrum Lampiran 7 secara

singkat dapat dilihat pada Tabel 3.

26
Tabel 3. Data IR produk hasil reaksi asam p-metoksisinamat

Posisi pita serapan (cm-1) Gugus fungsi

3450,65 O-H

1168,86 C-O alkohol

1683,86 C=O karboksilat

2937,59 C-H sp3

1315,45 dan 1436,97 CH3

3061,03 C-H sp2

1510,26 dan 1597,06 C=C aromatik

1625,99 C=C olefin

943,19 1,2-disubtitusi (gugus olefin)

1255,66 C-O fenil

1168,86 C-O metil

825,53 Aromatik disubtitusi para

Adapun mekanisme terjadinya hidrolisis etil p-metoksisinamat menjadi

asam p-metoksisinamat diusulkan seperti pada Gambar 16.

O O
OC2H5
OC2H5 OH
O

H3CO H3CO H

-C2H5OH
O
H O
OH

H3CO O
H3CO

Gambar 16. Reaksi hidrolisis etil p-metoksisinamat

27
4.3 Sintesis p-metoksisinamamoil Klorida

Sintesis p-metoksisinamamoil klorida telah berhasil dilakukan melalui

reaksi klorinasi asam p-metoksisinamat menggunakan tionil klorida. Reaksi

klorinasi bertujuan untuk meningkatkan sifat elektrofilitas gugus karbonil agar

lebih mudah diserang oleh nukleofil (Sultan, 2017). Reaksi klorinasi berlangsung

dalam pelarut benzena dan atmosfir gas nitrogen. Pemilihan pelarut benzena

didasarkan pada kelarutan asam p-metoksisinamat, dan gas nitrogen digunakan

untuk mengusir uap air yang dapat menghidrolisis tionil klorida dan senyawa

klorida asam yang dihasilkan (Waleulu, 2016).

Reaksi klorinasi berlangsung pada suhu 78oC selama 4 jam dan dikontrol

dengan metode KLT setiap 2 jam reaksi. Kromatogram hasil kontrol dipaparkan

pada Gambar 17.

(a) (b)

Gambar 17. Kontrol waktu refluks menggunakan KLT (etil asetat : kloroform 3:7)
(a) jam ke-2, (b) jam ke-4 (spot kiri: asam p-metoksisinamat, kanan:
produk reaksi)
Kontrol KLT dilakukan dengan membandingkan harga Rf antara produk

reaksi dan standar yaitu asam p-metoksisinamat. Munculnya noda dengan nilai Rf

yang lebih tinggi dari pada nilai Rf noda standar mengindikasikan terbentuknya

28
produk yang diinginkan (p-metoksisinamoil klorida). Pada jam ke-2 dan jam ke-4

memiliki kemiripan nilai Rf sehingga proses reaksi dihentikan. Hal ini dapat

dinyatakan bahwa reaksi klorinasi telah sempurna pada jam ke-2. Evaporasi pelarut

dan kelebihan tionil klorida dari campuran hasil reaksi memberikan padatan

berwarna kuning pucat. Produk hasil reaksi ini kemudian dilanjutkan ke proses

reaksi amidasi secara in situ.

Mekanisme pembentukan p-metoksisinamoil klorida dapat diusulkan

seperti pada Gambar 18.

O O
S O S Cl
O Cl Cl

Cl
OH
O H
H3CO
H3CO

O
-HCl
O O S Cl
-SO2
Cl
Cl
O H
H3CO H3CO
Gambar 18. Reaksi klorinasi p-metoksisinamat

4.4 Sintesis N-o-tolil-p-metoksisinamamida

N-o-tolil-p-metoksisinamamida telah berhasil disintesis (Gambar 19) dari

senyawa p-metoksisinamoil klorida dengan o-toluidin dalam pelarut diklorometana

dengan adanya piridin dan trietilamina.


O
O NH2 N
CH3 NH
CH3
Cl
H3CO
H3CO

Gambar 19. Reaksi sintesis N-o-tolil-p-metoksisinamamida

29
Penggunaan piridin dan trietilamina berguna untuk mengikat HCl yang terbentuk

(Islam, 2017). Reaksi ini berlangsung selama 4 jam pada suhu ruang (dikontrol

dengan metode KLT) dan memberikan kromatogram seperti pada Gambar 20.

Gambar 20. Kontrol waktu refluks menggunakan KLT (etil asetat : kloroform 3:7)
(spot kiri: hasil klorinasi, kanan: hasil amidasi)

Pencucian campuran hasil reaksi dengan HCl 3% dan larutan NH4Cl jenuh

dimaksudkan untuk memindahkan piridin dan trietilamina serta garamnya

(Alamsyah, 2016), sehingga setelah pengeringan dan evaporasi maka diperoleh

kristal berbentuk jarum berwarna putih dengan titik leleh 170-172oC dan rendemen

sebesar 35,58%.

Uji kemurnian dilakukan menggunakan KLT dengan tiga sistem eluen yang

berbeda, dan kromatogram hasil uji kemurnian dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21. Kromatogram hasil uji kemurnian senyawa N-o-tolil-p-


metoksisinamamida menggunakan tiga system eluen (a) etil asetat :
heksana (2:8); (b) kloroform 100% ; (c) etil asetat : kloroform (5:5)

30
Spektrum FT-IR pada Lampiran 8 menunjukkan adanya pita serapan

tunggal dan tajam pada bilangan gelombang 3240,41 cm-1 yang menandakan

adanya gugus –NH. Hal ini diperkuat oleh adanya pita serapan pada bilangan

gelombang 1421,54 cm-1 yang berasal dari vibrasi rentangan C-N. Spektrum pada

bilangan gelombang 2916,37 cm-1 menunjukkan adanya gugus C-H sp3 yang

didukung dengan pita serapan pada bilangan gelombang 1338,60 cm-1 dan

1456,26 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus CH3. Pita serapan kuat pada

bilangan gelombang 1654,92 cm-1 bersesuaian dengan gugus karbonil amida

terkonjugasi.

Keberadaan gugus aromatik ditunjukkan oleh pita serapan C-H tak jenuh

pada bilangan gelombang 3032,10 cm-1 yang didukung oleh adanya pita serapan

kuat pada bilangan gelombang 1514,12 cm-1 dan 1600,92 cm-1; dan pita serapan

kuat pada bilangan gelombang 827,46 cm-1 menyatakan aromatik disubstitusi para,

dan pita serapan kuat pada bilangan gelombang 761,88 cm-1 menunjukkan adanya

disubstitusi orto pada cincin fenil toluidin. Serapan pada bilangan gelombang

1620,21 cm-1 menunjukkan adanya gugus C=C olefin yang didukung oleh adanya

serapan trans 1,2-disubstitusi pada bilangan gelombang 979,84 cm-1.

Serapan C-O fenolik ditunjukkan oleh adanya pita serapan pada bilangan

gelombang 1251,80 cm-1 dan gugus C-O metil ditunjukkan oleh adanya pita

serapan pada bilangan gelombang 1176,58 cm-1. Semua pita serapan yang ada

pada Lampiran 8 secara singkat dipaparkan pada Tabel 4, dan semua pita serapan

tersebut bersesuaian dengan struktur senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida.

31
Tabel 4. Data IR produk hasil reaksi N-o-tolil-p-metoksisinamamida

Posisi pita serapan (cm-1) Gugus fungsi

3240,41 N-H

1421,54 C-N

1654,92 C=O amida

2916,37 C-H sp3

1338,60 dan 1456,26 CH3

3032,10 C-H sp2

1514,12 dan 1600,92 C=C aromatik

1620,21 C=C olefin

979,84 1,2-disubtitusi (gugus olefin)

1251,80 C-O fenil

1176,58 C-O metil

827,46 Aromatik disubtitusi para

761,88 Aromatik disubstitusi orto

Spektrum C-NMR produk amidasi (Gambar 22) memperlihatkan 14 sinyal

yang mewakili 17 karbon. Dua sinyal diantaranya mewakili posisi atom karbon

yang identik lingkungan kimianya, yakni masing-masing pada δ 114,54 ppm

(C-6 dan C-8) dan pada δ 129,86 ppm (C-5 dan C-9). Sinyal pada δ 18,18 ppm

berasal dari karbon dengan kerapatan elektron tertinggi yaitu gugus metil (-CH3)

(C-7’), sedangkan karbon gugus metoksi (C-10) memberikan sinyal pada

δ 55,72 ppm. Sinyal pada δ 164,90 ppm dan 161,40 ppm berasal dari atom karbon

yang memiliki kerapatan elektron yang rendah yakni C-1 dan C-7 karena

32
masing-masing terikat pada atom dan gugus penarik elektron. Sinyal pada nilai

δ 130,80 ppm (C-4) berasal dari karbon terminal fenil.

Keberadaan kedua atom karbon olefin ditunjukkan oleh sinyal pada

δ 143,51 ppm (C-3) dan δ 114,58 ppm (C-2), sedangkan sinyal dari atom-atom

karbon aromatik gugus toluidinil muncul pada δ 143,00 ppm (C-1’), δ 114,58 ppm

(C-2’), δ 127,13 ppm (C-3’), δ 127,73 ppm (C-4’), δ 131,16 ppm (C-5’), dan

δ 136,40 ppm (C-6’). Seperti halnya dengan data FT-IR, data C-NMR produk

amidasi bersesuaian dengan struktur senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida.


3'
H O 2' 4'
5
3 2 1 5'
6 N 1'
4 6'

9 H H CH3
H3CO 7 7'
8
10

Gambar 22. Data Spektrum C-NMR N-o-tolil-p-metoksisinamamida

33
Data dari spektrum H-NMR (Gambar 23) juga berkoroborasi dengan data

FT-IR dan karbon C-NMR yang telah dijelaskan. Pada spektrum tersebut terdapat

17 unit proton. Sinyal dari proton-proton gugus trans olefin muncul sebagai

doublet masing-masing pada δ 7,73055 ppm dan δ 6,46245 ppm dengan nilai

J=15,45. Sinyal proton gugus p-metoksi muncul sebagai singlet pada δ 3,8518 ppm

dengan nilai integrasi 3H. Sinyal proton aromatik dari gugus p-metoksisinamamoil

muncul pada daerah δ 6,91375 ppm (2H, d, J = 8,35, H-6 dan H-8) dan

δ 7,4961 ppm (2H, d, J=8,25, H-5 dan H-9). Semua sinyal proton yang telah

dijelaskan bersesuaian dengan gugus p-metoksisinamamoil sebagai bagian dari

struktur senyawa amida target sintesis.

Gambar 23. Data spektrum H-NMR N-o-tolil-p-metoksisinamamida

Keberadaan gugus o-tolil di dalam senyawa target sintesis juga dapat

ditunjukkan dengan data H-NMR. Sinyal singlet pada daerah terlindungi yakni

δ 2,3249 ppm (3H, s, H-7’) berasal dari proton gugus -CH3 yang terikat pada cincin

34
fenil, sedangkan proton cincin o-tolil muncul pada δ 7,1273 sampai 7,2735 ppm.

Munculnya sinyal melebar dari proton N-H pada δ 7,9662 ppm merupakan fakta

yang kuat bahwa gugus o-toluidinil telah menjadi bagian dari struktur senyawa

target sintesis yakni N-o-tolil-p-metoksisinamamida.

Adapun mekanisme reaksi pembentukan N-o-tolil-p-metoksisinamamida

dapat diusulkan seperti pada Gambar 24.

O
O
Cl
Cl
H3CO NH2
H2N CH3
H3CO CH3

-Cl

O
N
NH H
H3CO CH3

N
Cl

NH
CH3
H3CO

Gambar 24. Reaksi amidasi p-metoksisinamamoil klorida

4.5 Bioaktivitas Senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida

Senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida yang diperoleh telah diuji

bioaktivitasnya terhadap sel murin leukemia P-388 dengan metode MTT (3-(4,5-

dimethyltiazo-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide). Metode ini menggunakan

artonin E dengan nilai IC50 0,8 µg/mL sebagai kontrol positif (Alamsyah, 2016).

Melalui metode tersebut, senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida diketahui

35
memiliki nilai IC50 sebesar 50,44 µg/mL. Menurut Rahmawati dkk. (2013), suatu

senyawa dikategorikan aktif sebagai antikanker apabila memiliki nilai IC 50

30-100 µg/mL. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa senyawa N-o-tolil-p-

metoksisinamamida yang telah disintesis bersifat aktif sebagai antikanker. Akan

tetapi, apabila dibandingkan dengan senyawa sebelumnya yang disintesis oleh

Alamsyah (2016) yakni N-o-tolil-p-hidroksisinamamida yang mempunyai nilai

IC50 16,97 µg/mL maka tampak bahwa senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida

memiliki bioaktivitas lebih rendah daripada N-o-tolil-p-hidroksisinamamida

dimana senyawa ini memiliki gugus fenolik. Hal ini mengindikasikan bahwa

perubahan gugus fenolik menjadi gugus anisol pada kerangka p-hidroksisinamoil

menurunkan bioaktivitas sebagai antikanker.


O O

NH NH

CH3 CH3
OH H3CO

N-o-tolil-p-hidroksisinamamida N-o-tolil-p-metoksisinamamida
(IC50=16,97 µg/mL) (IC50 = 50,44 µg/mL)

Tabel 5. Nilai IC50 dan Bioaktivitasnya sebagai antikanker

Nilai IC50 (µg/mL) Bioaktivitas

<30 Sangat aktif

30-100 Aktif

>100 Tidak aktif

Sumber: Rahmawati dkk., 2013

36
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa senyawa etil p-metoksisinamat dapat diisolasi dari rimpang kencur

kaempferia galanga L. menggunakan pelarut n-heksana pada kondisi refluks

dengan rendemen sebesar 2,22%. Hidrolisis etil p-metoksisinamat dengan larutan

basa dalam pelarut etanol menghasilkan asam p-metoksisinamat demgan

rendemen sebesar 72%. Konversi asam p-metoksisinamat menjadi N-o-tolil-p-

metoksisinamamida melalui reaksi klorinasi dan amidasi memberikan rendemen

sebesar 35,58%. Hasil uji bioaktivitas N-o-tolil-p-metoksisinamamida terhadap sel

murin leukemia P-388 memberikan nilai IC50 sebesar 50,44 µg/mL dan dinyatakan

aktif sebagai antikanker.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka untuk penelitian

selanjutnya disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida sebaiknya diuji lebih lanjut dengan

uji bioaktivitas terhadap sel yang lain seperti sel HeLa.

2. Sebaiknya dilakukan sintesis senyawa turunan amida p-metoksisinamat yang

lain untuk dijadikan sebagai data dalam penelusuran bioaktivitas

menggunakan metode komputasi QSAR.

37
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, N., Firdaus, Soekamto, N.H., 2016, Sintesis Senyawa N-o-tolil-p-


hidroksisinamamida dari Asam p-asetoksisinamat Melalui Konversi Tidak
Langsung, Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Kimia Fakultas Maatematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin.

Ali, M.S., 2015, Modifikasi Struktur Senyawa Asam p-Metoksisinamat Melalui


Proses Nitrasi serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi, Skripsi tidak
diterbitkan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi
Farmasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Amalia, D., Ngadiwiyana, dan Fachriyah, E., 2013, Sintesis Etil Sinamat Dari
Sinamaldehid Pada Minyak Kayu Manis (Cinnamomun cassia) dan Uji
Aktivitas Sebagai Antidiabetes, Jurnal Sains dan Matematika, 21(4):
108-113.

Asmi, N., Firdaus, dan Soekamto, N.H., 2016, Sintesis Senyawa N-(4-O-asetil-p-
kumaril)pirolidina dari Asam 4-O-asetil-p-kumarat Melalui Reaksi
Asetilasi dan Amidasi, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Astuti, Y., Sundari, D., dan Winarno, M.W., 1996, Tanaman Kencur (Kaempferia
galanga L.); Informasi Tentang Fitokimia dan Efek Farmakologi, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Jakarta.

Bangun, R., 2011, Semi Sintesis N,N-Bis(2-Hidroksietil)-3-(4-Metoksifenil)


Akrilamida dari Etil p-Metoksisinamat Hasil Isolasi Rimpang Kencur
(Kaempferia galanga, L) Melalui Amidasi dengan Dietanolamin, Skripsi
tidak diterbitkan, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.

Barus, R., 2009, Amidasi Etil p-metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur
(Kampferia galangan Linn), Tesis tidak diterbitkan, Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Chairul, 1996, Analisa Kandungan Kimia Ekstrak Metanol Rimpang Kencur


Dengan GCMS, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI, Bogor.

Charismawan, I., Firdaus dan Soekamto, N.H., 2015, Penggunaan Katalis Asam
pada Reaksi Esterifikasi Asam p-Kumarat, Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Hasanuddin, Makassar.

Ernawati, T., dan Fairuzi, D., 2013, Sintesis Fenil Sinamat dan 4-Fenilkroman-2-on
dan Uji Sitotoksisitas Terhadap Sel Kanker Serviks HeLa, Jurnal Ilmu
Kefarmasian, 11(2): 202-210.

38
Eryanti, Y., Zamri, A., Jasril dan Rahmita, 2010, Sintesis Turunan 2-
Hidroksikalkon Melalui Kondensasi Claisen-Schmidt dan Uji Aktivitasnya
Sebagai Antimikroba, Jurnal Natur Indonesia, 12(2): 223-227.

Fahmi, M., 2015, Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit
Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.), Skripsi tidak
diterbitkan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi
Farmasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Firdaus, Soekamto, N.H., dan Karim, A., 2009, Sintesis 4-hidroksisinamamida dari
Asam 4-hidroksisinamat, Indonesia Chimica Acta, 2(2): 37-43.

Firdaus, Soekamto, N.H., dan Permatasari, N.U., 2012, Sintesis Senyawa Turunan
Sekunder dan Tersier p-Kumaramida dan Uji Aktivitasnya Sebagai
Antitumor Sel Leukemia P-388, Jurnal Chimica Acta, 5(2): 10-16.

Fitriyah dan Anwar, L., 2009, Uji Aktivitas Antikanker Secara In Vitro Dengan Sel
Murin P-388 Senyawa Flavonoid Dari Fraksi Etil Asetat Akar Tumbuhan
Tunjuk Langit (Helmynthostachis Zeylanica (Linn) Hook), 12(1): 1-4.

Gholib, J., 2009, Daya Hambat Ekstrak Kencur (Kaempferia galangan L.)
Terhadap Trichophyton mentagrophytes dan Cryptococcus neoformans
Jamur Penyebab Penyakit Kurap Pada Kulit dan Penyakit Paru, Bul. Littro,
2(1): 59-67.

Hardiansyah, M.M., 2014, Amidasi Senyawa Etil p-Metoksisinamat yang Diisolasi


dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi
secara In vitro, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Hasanah, A.N., Nazaruddin, F., Febrina, E., dan Zuhrotun, A., 2011, Analisis
Kandungan Minyak Atsiri dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak
Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.), Jurnal Matematika dan Sains,
16(3): 147-152.

Hernawan, U.E., dan Setyawan, A.D., 2003, Biosintesis, Isolasi dan Aktivitas
Biologi, Biofarmasi, 1(1): 25-38.

Hidajati, N., dan Suyatno, 2008, Sintesis Senyawa Tabir Matahari n-Oktil-p-
Metoksisinamat Menggunakan Material Awal Etil p-Metoksisinamat Hasil
Isolasi dari Rimpang Kencur (Kaempferia galangan L.), Jurnal Ilmu Dasar,
9(1): 22-27.

Indriyani, N.P, 2015, Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-Metoksisinamat (EPMS)


Melalui Proses Nitrasi serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi, Skripsi
tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi
Farmasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

39
Islam, M.F., 2017, Sintesis N-Fenetil Ferulamida dan N-o-Tolil Ferulamida Serta
Uji Bioaktivitasnya terhadap Sel Murin Leukemia P-388, Tesis tidak
diterbitkan, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.

Minarti, Budiana, A., dan Ernawati, T., 2014, Bioaktivitas Turunan Metil Sinamat
terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli, Bacillus aureus, Bacillus
subtilis, Pseudomonas aureugnosa dan Jamur Candida albicans, Jurnal
Kimia Valensi, 1(1): 60-64.

Mushlihin, A.A., 2015, Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas (HKSA) Turunan


Asam Sinamat Terhadap Sel P-388, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi, Jakarta.

Nugraha, S.A., Siadi, K., dan Sudarmin, 2012, Uji Antimikroba Etil p-
Metoksisinamat dari Rimpang Kencur Terhadap Bacillus Subtilis,
Indonesian Journal of Chemical Science, 1(2): 147-151.

Nurhalimah, N., 2014, Modifikasi Struktur Metil Sinamat Melalui Reaksi Amidasi
serta Uji Toksisitas BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) terhadap Senyawa
Hasil Modifikasi, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Program Studi Farmasi, Jakarta.

Nurlelasari, Muflihah, L.F., Wardoyo, M.M., Harneti, D., Puspa, H., dan Awang,
K., 2014, Senyawa 7-Hidroksi-6-Metoksikumarin yang Bersifat Sitotoksik
dari Kulit Batang Chisochetonmacrophyllus (Meliaceae), Jurnal Ilmu-ilmu
Hayati dan Fisik, 16(1): 59-61.

Pontiki, E., Litina, D.H., Litinas, K., and Geromichalos, G., 2014, Novel Cinnamic
Acid Derivates as Antioxidant and Anticancer Agents: Design, Synthesis
and Modeling Studies, Molecules, 19: 9655-9674.

Putra, A.D., 2014, Isolasi Etil p-Metoksisinamat dari Kencur (Kaempferia galanga
L. dan Sintesis Asam p-Metoksisinamat: Sintesis Turunannya dan
Penetapan Struktur, Institute Teknologi Bandung.

Rahmawati, E., Sukardiman, dan Muti, A.F., 2013, Aktivitas Antikanker Ekstrak
n-Heksana dan Ekstrak Metanol Herba Pacar Air (Impatiens balsamina
Linn) terhadap Sel Kanker Payudara T47D, Media Farmasi, 10(2): 47-55.

Rahmi, E., 2016, Validasi Metode Analisis N-(hidroksietil)-p-metoksisinamamida


dalam Plasma Secara In Vitro Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (KCKT), Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Rasyid, H., Firdaus dan Soekamto, N.H., 2014, Sintesis Senyawa Metil β-(p-
hidroksifenil)akrilat Dari Asam Asam β-(p-hidroksifenil)akrilat dan
Metanol Menggunakan Metode Dean Stark Trap, Skripsi tidak diterbitkan,

40
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin, Makassar.

Reza, M., 2015, Amidasi Senyawa Etil p-Metoksisinamat Melalui Reaksi Langsung
dengan Iradiasi Microwave serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi,
Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program
Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Riyanto, A., Yunilawati, R., dan Nuraeni, C., 2012, Isolasi Metil Sinamat dari
Minyak Atsiri Laja Gowah (Alpinia malaccensis (Burm f.)), Jurnal Kimia
dan Kemasan, 34(2): 237-242.

Rocha, L.D., Monteiro, M.C., dan Teodoro, A.J., 2012, Anticancer Properties of
Hydroxycinnamic Acids, Cancer and Clinical Oncology, 1(2): 109-121.

Rohmah, J., Taufikurohmah, T., dan Poerwono, H., 2009, Optimasi Suhu Sintesis
Isoamil p-Metoksisinamat Melalui Reaksi Transesterifikasi dari Etil p-
Metoksisinamat Hasil Isolasi Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa, Jurusan Kimia FMIPA UNESA
dan Jurusan Farmasi UNAIR, Surabaya.

Rudyanto, M., dan Hartanti, L., 2008, Synthesis Of Some Cinnamic Acid
Derivatives: Effect of Groups Attached On Aromatic Ring To The
Reactivity Of Benzaldehyde, Indo. J. Chem, 8(2): 226-230.

Sahid, A., Pandiangan, D., dan Siahaan, P., 2013, Uji Sitotoksisitas Ekstrak
Metanol Daun Sisik Naga (Drymoglossum piloselloides Presl.) Terhadap
Sel Leukemia P-388, Jurnal MIPA Unsrat Online, 2(2): 94-99.

Sukarti, 2014, Mempelajari Kondisi Reaksi Trans-p-Kumarilpirolidin dan 6N-


(Trans-p-Kumaril)Adenin dari Asam p-Kumarat, Tesis tidak diterbitkan,
Jurusan Kimia Program Pascasarjana Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sukarti, 2010, Sintesis Senyawa p-Hidroksisinamamida dari Asam p-


Hiroksisinamat Melalui Reaksi Esterifikasi dan Amonolisis, Skripsi tidak
diterbitkan, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sukmawati, H., 2013, Biotransformasi Metabolit Sekunder Utama (Senyawa X)


dari Ekstrak n-Heksana Kencur (Kaempferia galangal L.) oleh Jamur
Aspergillus niger ATCC 6275, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi, Jakarta.

Sultan, 2017, Sintesis Ester Fenetil Ferulat dari Asam Ferulat dan 2-Feniletanol
Serta Aktivitasnya Sebagai Antioksidan terhadap DPPH, Skripsi tidak
diterbitkan, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.

41
Surbakti, D., 1990, Isolasi dan Transformasi Etil p-Meetoksisinamat dari
Kaempferia galanga Linn, Tesis tidak diterbitkan, Fakultas Pascasarjana
Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Sutar, 2015, Modifikasi Struktur Senyawa Asam p-Metoksisinamat Melalui Proses


Amidasi Urea serta Aktivitas Sebagai Antiinflamasi, Skripsi tidak
diterbitkan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi
Farmasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Taufikkurohmah, T., 2005, Synthesis Of p-Methoxy-Cynnamil-p-Metoxycinamate


From Ethyl p-Methoxycinamat Was Isolated From Dried Rhizome
Kaempferia galanga L. As Sunscreen Compound, Indo. J. Chem, 5(3):
193-197.

Tirta HG, 2015, Budidaya Kencur, (online) http://hamapenyakit


tanaman.blogspot.co.id/2015/05/budidaya-kencur.html, diakses pada hari
kamis tanggal 2 Februari 2017.

Umar, M.I., Asmawi, M.Z., Sadikun, A., Atangwho, I.J., Yam, M.F., Altaf, R., dan
Ahmed, A., 2012, Bioactivity-Guided Isolation of Ethyl p-
Methoxycinnamate, and Anti-inflammatory Constituent from Kaempferia
galangal L. Extract, Molecules, 17: 8720-8734.

Usman, H., 2012, Dasar-Dasar Kimia Organik Bahan Alam, Dua Satu Press,
Makasssar.

Waleulu, M., Firdaus, dan Soekamto, N.H., 2016, Sintesis Senyawa p-


Asetoksisinamat Dari Asam p-kumarat Melalui Reaksi Asetilasi, Universitas
Hasanuddin, Makassar.

Wirapati, R.D., 2008, Efektivitas Pemberian Tepung Kencur (Kaempferia galanga


Linn) Pada Ransum Ayam Broiler Rendah Energi dan Protein Terhadap
Performan Ayam Broiler, Kadar Kolestrol, Persentase Hati dan Bursa
Fabrisius, Skripsi tidak diterbitkan, Program Studi Ilmu Nutrisi dan
Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

42
Lampiran 1. Isolasi Etil p-Metoksisinamat dari isolat Kencur

30 gram serbuk kencur

- Dimasukkan kedalam labu alas bulat

- Ditambahkan 200 mL n-heksana

- Direfluks dalam penangas air pada suhu 50oC selama 1 jam

- Disaring kedalam alas bulat yang lain

Residu Filtrat

- Didistilasi dalam penangas air sampai


tersisa sekitar 10 mL dalam larutan

- Didinginkan pada suhu kamar

- Disaring menggunakan kertas saring

Kristal kotor

- Diuj kemurniannya dengan menggunakan KLT

- Direkristalisasi
Kristal murni

- Ditimbang

- Dihitung rendemennya

- Dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer


FT-IR

Data

43
Lampiran 2. Sintesis Asam p-metoksisinamat

0,5 gram Etil p-Metoksisinamat (2,42 mmol)

- Dilarutkan dalam 50 mL etanol

- Di tambahkan 0,15 gram NaOH (4 mmol)

Direfluks pada suhu 60oC selama 3 jam

- Ditambahkan dengan akuades

- Ditambahkan dengan HCl 15%

- Disaring

Filtrat Endapan

- Dicuci dengan akuades


- Diuji kemurniannya dengan menggunakan KLT

Endapan murni

- Ditimbang

- Dihitung rendemennya

- Dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer


FT-IR

Hasil

44
Lampiran 3. Sintesis p-metoksisinamamoil klorida

0,25 gram sam p-metoksisinamat (1,1 mmol)

- Dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga

- Dilarutkan dalam 40 mL benzena

- Ditambahkan dengan 1 mL tionil klorida (5,5 mmol)

- Direfluks pada suhu 78oC selama 4 jam (kontrol KLT

setiap 2 jam)

- Dievaporasi

p-metoksisinamamoil klorida

45
Lampiran 4. Sintesis N-o-tolil-p-metoksisinamamida

p-metoksisinamamoil klorida

- Dimasukkan ke dalam labu alas bulat

- Dilarutkan dalam diklorometana

- Ditambahkan dengan piridin

- Ditambahkan dengan trietilamin

- Ditambahkan dengan o-toluidin

Diaduk pada suhu ruang selama 4 jam (kontrol KLT setiap

2 jam)

- Dicuci dengan HCl 3%

- Dicuci dengan NH4Cl jenuh

- Dikeringkan dengan menggunakan Na2SO4 anhidrat

- Disaring

Endapan Filtrat

- Dievaporasi
- Didiamkan pada suhu kamar
Kristal kotor

- Diuji kemurniannya dengan menggunakan KLT

- Direkritalisasi
Kristal murni

- Ditimbang

- Dihitung rendemennya

- Dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer


FT-IR dan NMR

- Diuji bioaktivitasnya

Hasil
46
Lampiran 5. Uji Bioaktivitas Senyawa terhadap Sel Murin Leukemia P-388

Senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida Artonin E

(100; 30; 3; 1; 0,1; 0,3 ppm) (pembanding/ control positif

- Ditambahkan ke dalam sel leukemia P-388 - Ditambahkan ke dalam sel


- Diinkubasi selama 48 jam murin leukemia P-388
- Ditambahkan reagen ([3-(4,5-dimetiltiazo-2-il) - Diinkubasi selama 48 jam
-2,5-difenilltetrazolium bromida)
- diinkubasi kembali selama 4 jam

- Ditambahkan pereaksi stop solution


- Diukur inhibisi sel murinj leukemia P-388
menggunakan microplate reader pada λ =
540 nm
- Dihitung nilai IC50

Data

47
Lampiran 6. Spektrum IR Etil p-metoksisinamat

48
49
Lampiran 7. Spektrum IR Asam p-metoksisinamat

50
51
Lampiran 8. Spektrum IR N-o-tolil-p-metoksisinamamida

52
53
Lampiran 9. Spektrum 13C-NMR Senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida

54
Lampiran 10. Spektrum 1H-NMR Senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida

55
Lampiran 11. Perhitungan Reaktan

1. Sintesis Senyawa Asam p-metoksisinamat

a. Etil p-metoksisinamat

massa etil p-metoksisinamat


Mol =
r etil p-metoksisinamat

Massa = mol x Mr

= 2,42 mmol x 206 g/mol

= 500 mg

= 0,5 gram

b. Natrium hidroksida

massa natrium hidroksida


Mol =
r natrium hidroksida
Massa = mol x Mr

= 4 mmol x 40 g/mol

= 150 mg

= 0,15 gram

2. Sintesis Senyawa p-metoksisinamamoil klorida

a. Asam p-metoksisinamat

massa etil p-metoksisinamat


Mol =
r etil p-metoksisinamat

Massa = mol x Mr

= 1,1 mmol x 178 g/mol

= 250 mg

= 0,25 gram

b. Tionil klorida

Mol tionil klorida = 5 x mol asam p-metoksisinamat

56
= 5 x 0,0011 mol

= 0,0055 mol = 5,5 mmol

Massa tionil klorida = mol tionil klorida x Mr tionil klorida

= 0,0055 mol x 119 g/mol

= 0,6545 gram

massa tionil klorida


ρ tionil klorida =
tionil klorida

massa tionil klorida


V tionil klorida =
ρ tionil klorida

,6545 gram
=
1,64 g mol

= 0,399 mL = 0,4 mL

3. Sintesis Senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida

a. o-toluidina

Massa o-toluidina = mol o-toluidina x Mr o-toluidina

= 0,0011 mol x 107 g/mol

= 0,1177 gram

massa o-toluidina
ρ o-toluidina =
o-toluidina

massa o-toluidina
V o-toluidina =
ρ o-toluidina

57
,1177 gram
=
1 g mol

= 0,1177 mL = 0,1 mL

b. Trietilamina

Massa trietilamina = mol trietilamina x Mr trietilamina

= 0,0011 mol x 101,19 g/mol

= 0,111309 gram

massa trietilamina
ρ trietilamina =
trietilamina

massa trietilamina
V trietilamina =
ρ trietilamina

,1113 9 gram
=
,7255 g mol

= 0,1534 mL = 0,2 mL

c. Piridin

Massa piridin = mol piridin x Mr piridin

= 0,0011 mol x 79,101 g/mol

= 0,08701 gram

massa piridin
ρ piridin =
piridin

massa piridin
V piridin =
ρ piridin

, 87 1 gram
=
,9819 g mol

58
= 0,0886 mL = 0,1 mL

59
Lampiran 12. Perhitungan Rendemen

1. Isolasi Etil p-metoksisinamat

berat hasil isolasi


% rendemen = x 100%
berat sampel

= x 100%

= 2,22%

2. Sintesis Asam p-metoksisinamat

Persamaan reaksi:
O O

OC2H5 NaOH OH NaOC2H5

H3CO H3CO

2,42 mmol 4 mmol 2,42 mol

Berat teoritis = mol asam p-metoksisinamat x Mr asam p-metoksisinamat

= 0,00242 mol x 178 g/mol

= 0,43076 gram

berat praktek
% rendemen = x 100%
berat t oritis

= x 100%

= 72%

60
3. Sintesis Senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida

Persamaan reaksi:
O NH2 O
CH3
OH NH H2O

H3CO H3CO CH3

1,1 mmol 1,1 mmol 1,1 mmol

Berat teoritis = mol asam p-metoksisinamat x Mr asam p-metoksisinamat

= 0,0011 mol x 267 g/mol

= 0,2937 gram

berat praktek
% rendemen = x 100%
berat t oritis

= x 100%

= 35,58%

61
Lampiran 13. Hasil Uji Bioaktivitas Senyawa N-o-tolil-p-metoksisinamamida
terhadap Sel Murin Leukemia P-388

ppm MT-Noek
100 0.076667 0.051667 0.070667 0.066333
30 0.187878 0.177667 0.190667 0.185404
10 0.157868 0.151667 0.154765 0.154766
3 0.154365 0.166667 0.132435 0.151156
1 0.197667 0.121667 0.229667 0.183
0.3 0.213667 0.116667 0.181667 0.170667
0.1 0.226667 0.217667 0.253667 0.232667

Blanko positif rata2 50%


0.15266 0.11466 0.23566 0.25366 0.31266 0.22966 0.26533 0.13266
7 7 7 7 7 7 3 7

Nilai IC 50 MT-Noek : 50,44 mikrogram/mL

62
Lampiran 14. Dokumentasi Hasil Penelitian

Gambar 1. Proses refluks sampel kencur Gambar 2. Proses penyaringan sampel

Gambar 3. Filtrat dari hasil penyaringan Gambar 4. Kristal kotor

Gambar 5. Kristal murni hasil isolasi Gambar 6. Proses hidrolisis

63
Gambar 7. Endapan APMS Gambar 8. Proses klorinasi

Gambar 9. Kristal p-metoksisinamamoil klorida Gambar 10. Proses Amidasi

Gambar 11. Proses rekristalisasi Gambar 12. Kristal N-o-tolil-p-


metoksisinamamida

64

Anda mungkin juga menyukai